Sejak masih duduk di bangku kuliah dulu, saya tertarik dengan dunia telekomunikasi. Setelah lulus, kebetulan saya bekerja di dunia telekomunikasi, salah 1 operator telekomunikasi di Indonesia. Ketika saya baru saja lulus dari bangku perkuliahan, dunia telekomunikasi seperti ladang emas, pertumbuhannya masih bagus. Sekarang, dunia telekomunikasi mulai menjadi “sunset industry“. Perusahaan-perusahaan di dalam dunia telekomunikasi melakukan berbagai strategi dan inovasi agar dapat bertahan hidup, managed service adalah salah satunya. Saya pernah merasakan menjadi klien dari perusahaan managed service & pernah juga merasakan menjadi pegawai dari perusahaan managed service. Sama-sama ada plus & minusnya, well apapun pekerjaannya, yang penting halal, hehehehe.
Baiklah, sebenarnya apa sih managed service itu? Managed Services merupakan sebuah proses transferring kegiatan operasional setiap harinya yang masih berkaitan dengan tanggung jawab dalam mengatur strategi perusahaan agar bisa lebih mengefektifkan dan mengefisiensikan kegiatan operasional perusahaan tersebut. Orang atau organisasi yang memberikan pelayanan managed service adalah MSP (Managed Service Provider).
Managed service memiliki cakupan yang sangat luas sekali. Setiap fungsi yang sifatnya support dari suatu perusahaan dapat di-managed service-kan. Tidak hanya teknikal, namun marketing, akuntansi, sumber daya manusia sampai costumer service ada perusahaan managed service-nya masing-masing. Untuk dunia teknis di bidang telekomunikasi pun, managed service dapat menjalankan fungsi optimasi, monitoring, troubleshooting, network planning dan lain-lain. Sekarang ini, perusahaan managed service berkecimpung pada hampir semua bidang dalam dunia telekomunikasi. Apa yang operator butuhkan, akan diusahakan untuk disediakan. Hal ini tentunya tidak berlaku bagi pekerjaan dari departemen yang tugasnya “memasak” rahasia perusahaan, pekerjaan seperti ini tentunya tidak akan dibebankan kepada pihak ketiga seperti managed service.
Sebagaimana ditunjukkan oleh gambar 1, berbagai perusahaan di bidang telekomunikasi menghadapi tantangan-tantangan berupa:
- Kompetisi harga yang semakin ketat
- Menurunnya loyalitas konsumen
- Globalisasi
- Naiknya biaya operasional
- Naiknya tingkat kerumitan teknologi
- Konvergensi
- Munculnya jenis layanan-layanan baru
Dengan menggunakan layanan MSP, operator memperoleh berbagai manfaat yang dapat dipergunakan dalam menghadapi tantangan yang saat ini dihadapi. Manfaat-manfaat tersebut adalah:
1. Pelanggan dapat lebih fokus dalam menjalankan core business-nya
Pelanggan dapat memfokuskan resources yang dimiliki dalam melakukan fungsi-fungsi lain karena sudah dibantu oleh perusahaan managed service. Pelanggan dapat memonitor dan menganalisa laporan-laporan dari perusahaan managed service.
2. Penghematan CAPEX dan optimalisasi OPEX
Secara sederhana Capital Expenditure (CAPEX) adalah alokasi yang direncanakan dalam anggaran untuk melakukan pembelian atau perbaikan atau penggantian segala sesuatu yang dikategorikan sebagai aset perusahaan secara akuntansi, contohnya adalah optimalisasi jaringan, pemeliharaan jaringan dan pembangunan infrastruktur. Sedangkan Operating Expenditure (OPEX) adalah alokasi yang direncanakan dalam anggaran untuk melakukan operasional perusahaan secara normal. Dengan kata lain operating expenditure (biaya operasi) digunakan untuk menjaga kelangsungan aset dan menjamin aktivitas perusahaan yang direncanakan berlangsung dengan baik. Karena sifatnya biaya sehari-hari maka biaya operasi tidak meliput pajak pendapatan, depresiasi, dan biaya financing (bunga pinjaman). Dengan adanya managed service, maka CAPEX dapat dikurangi sehingga pelanggan dapat lebih berkonsentrasi untuk mengoptimalkan OPEX. Dengan menggunakan jasa managed service, operator tentunya memperoleh manfaat dari berkurangnya wajib pajak yang perlu dibayarkan karena jika CAPEX berkurang, maka pajak yang harus dibayarkan juga akan berkurang.
3. Menghasilkan tingkat layanan yang lebih baik
Perjanjian managed service dapat memberikan akses terhadap kemampuan teknologi, perawatan dana manajemen termasuk proses, dokumentasi dan laporan yang tidak dapat diperoleh melalui sumber daya internal operator. Ketika hal ini dipergunakan dengan baik dan benar, akan diperoleh tingkat layanan yang lebih baik. Operator dan MSP harus sama-sama cermat dalam membuat perjanjian agar masing-masing pihak dapat memperoleh keuntungan.
4. Mengurangi resiko dari perubahan teknologi
MSP akan membagi tanggung jawab dari perencanaan dan membantu operator dalam pembaharuan teknologi. MSP memastikan agar teknologi yang saat ini dipergunakan adalah teknologi yang paling tepat dan efektif bagi operator.
5. Mengurangi biaya
Pilihan akan beberapa MSP, tentunya akan menyebabkan MSP-MSP menawarkan harga yang kompetitif dengan berbagai pilihan paket harga. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan pengurangan biaya di sisi operator.
Operator harus mempertimbangkan bahwa manfaat-manfaat dari managed service juga mengandung kerugian. Kerugian tersebut berupa hilangnya kontrol dari operasional jaringan termasuk aspek kualitas jaringan dan komitmen jangka panjang kepada MSP. Operator tidak memiliki sumber daya ahli dalam menangani jaringan karena sumber daya tersebut sudah disediakan oleh MSP, operator memiliki ketergantungan terhadap MSP. MSP juga melakukan pengelolaan jaringan operator berdasarkan perjanjian kerjasama antara MSP dengan operator, perjanjian tersebut harus dibuat dengan hati-hati agar kualitas jaringan dapat tetap terjaga sesuai harapan kedua belah pihak.
Skema pembayaran merupakan hal yang paling penting dalam menentukan pengaruh ekonomis dan pembagian resiko antara operator dan MSP. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2, terdapat berbagai skema pembayaran yang biasa dilakukan yaitu:
- Waktu dan Material. Setiap aktifitas dibayarkan dengan biaya sesungguhnya. MSP mengasumsikan bahwa proyek managed service yang akan dilaksanakan tidak mengandung resiko dan MSP tidak harus melakukan tindakan efisiensi.
- Open Book. Skema ini dapat dipergunakan pada kasus dimana biaya masa depan tidak dapat ditentukan, seperti pada layanan-layanan yang masih sangat baru. MSP memperoleh insentif yang kecil untuk meningkatkan efisiensi.
- Flat Fee. Skema ini sangat sederhana dan mudah diprediksi, namun biasanya membutuhkan batasan volum tertentu agar MSP tidak terbebani oleh volum resiko pekerjaan yang terlalu besar dan operator dapat tetap membayar dengan biaya flat yang cukup rendah. MSP memperoleh insentif untuk melakukan optimasi.
- Pay as you Use. Merupakan skema pembayaran yang mampu memberikan efek terbesar dalam mengubah biaya tetap menjadi biaya variabel.
- Send or Pay dan Coridor Pricing. Kedua skema ini merupakan skema Flat Fee dengan batasan volum ditambah biaya tambahan bila terdapat penggunaan di atas batas volum.
- Risk Reward Sharing. Dengan skema ini, operator dan MSP sama-sama membagi hasil efisiensi dan resiko.
Tindakan-tindakan penanganan jaringan suatu operator oleh pihak MSP tentunya dimaksudkan agar jaringan milik operator dapat memuaskan para pelanggan operator tersebut, kekurangan dalam penanganan jaringan tentunya juga akan mengakibatkan ketidakpuasan bagi para pelanggan operator, hal ini menunjukkan bahwa baik atau tidaknya layanan MSP dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan yang dapat memiliki dampak bagi pendapatan operator. Selain itu reputasi operator di hadapan masyarakat juga ditentukan oleh keberhasilan penaganan jaringan oleh MSP. Bila jaringan suatu operator dianggap kurang memuaskan oleh masyarakat, maka yang menjadi buruk adalah nama dan reputasi operator di hadapan masyarakat, bukan nama dan reputasi MSP di hadapan masyarakat. Maka biasanya diberlakukan skema denda pada perjanjian managed service untuk lebih memotivasi MSP dalam menangani jaringan milik operator walaupun skema yang dipergunakan pada perjanjian managed service tersebut adalah skema risk reward sharing dimana pihak operator dan MSP sama-sama membagi keuntungan dan kerugian dari penerapan manage service.
Perjanjian “hitam di atas putih” antara pihak operator dan MSP sangatlah penting demi kelangsungan hidup keduabelah pihak. Perlu ada negosiasi yang mempertimbangkan berbagai aspek agar tidak ada pihak yang dirugikan. Apabila perjanjian kerjasama berat sebelah, kedua belah pihak akan sama-sama merasakan dampak yang negatif, jangan sampai mau untung malah buntung x__x.
Daftar Pustaka
AMDOCS. (2010). Stop Going It Alone: Using Managed Services to Enhance The Customer Experience. Diakses: 15 Oktober 2012. http://www.amdocs.com/Services/Documents/GSS_Customer_Exper_WP.pdf
Anand, Dev. (2009). How to Setup a Managed Services Business. ZOHO Corp. Diakses: 8 November 2012. http://www.snmplink.org/pdf/how-to-setup-managed-services-business.pdf
Cioffi, Robert. (Februari 2009). Managed Services. Progressive Computing Inc. Diakses: 19 November 2012. http://www.pro-comp.com/articles/TPR-FEB09.pdf
Edward Sitorus, Romora. Apa Itu Biaya Operasi (Opex) dan Biaya Modal (Capex). (2009). Diakses: 2 November 2012. http://tiaphari.com/2009/01/24/apa-itu-biaya-operasi-opex-dan-biaya-modal-capex/
Ericsson. (Maret 2007). Managed Services’ Impact on The Telecom Industry. Diakses: 3 Oktober 2012. http://goo.gl/X4aXF
Motorola. (2007). Managed Services Simplify Taking New Technologies to Market. Diakses: 3 Oktober . http://www.motorolasolutions.com/web/Business/Global%20Services%20%28New%29/Global%20Services%20for%20Wireless%20Service%20Providers/_Documents/WiMAX_Managed_Services_White_Paper.pdf
THINKstrategies. (2005). Reduce Cost, Minimize Risk and Improve Network Performance with Managed Services. Diakses: 21September 2012. http://www.netlinkbusiness.com/white_paper/siemens_managed_services_wp.pdf