Pada waktu era tahun 90-an, saya sedang gemar-gemarnya menonton film seri kungfu Condor Heroes di RCTI. Sayangnya, sebelum film seri tersebut ditayangkan, saya “terpaksa” menonton film seri yang bercerita mengenai penanganan berbagai kasus di pengadilan, Law & Order judulnya. Terus terang saya sering mengantuk, tertidur, batal melihat film kungfu gara-gara Law & Order.
Saya terkejut bukan main ketika bertahun-tahun kemudian, ketika saya mulai berlangganan TV kabel, saya masih menemukan serial atau film seri Law & Order diputar di TV. Gila, film seri yang satu ini tidak ada matinya yaaaa. Law & Order bukanlah film seri yang bersambung, jadi 1 episode mengisahkan 1 kisah sampai tuntas pada episode tersebut. Berbeda dengan respon saya ketika masih SD dulu, kali ini saya justru cukup terhibur dengan kisah-kisah persidangan yang dihadirkan Law & Order, mungkin karena sekarang saya sudah dewasa dan dapat mengerti mengenai apa saja yang dikisahkan Law & Order.
Film seri Law & Order termasuk salah satu film seri terlama yang sempat tayang di stasiun TV Amerika. Film karangan Dick Wolf ini sudah mulai tayang sejak 1990. Sayangnya, sejak 2010 lalu, Law & Order dinyatakan tamat dan tidak ada episode barunya. Berbeda dengan film-film detektif yang beredar, Law & Order tidak hanya mengisahkan penyelidikan dan penangkapan tersangka oleh polisi. Film ini juga mengisahkan bagaimana tersangka diadili, karena adakalanya seorang tersangka dinyatakan bebas setelah ditangkap polisi. Sebagian dari suatu episode Law & Order mengisahkan bagaimana detektif pembunuhan kepolisian New York, Lennie Brisco (Jerry Orbach) dan partnernya, menyelidiki dan menangkap tersangka utama dari kejahatan terjadi di New York, bagian ini sudah jamak ada pada berbagai film detektif. Kemudian sebagian lagi dari episode tersebut mengisahkan bagaimana jaksa wilayah New York, Jack McCoy (Sam Waterston), menuntut tersangka utama yang sudah ditangkap di pengadilan, pembuktian tindak kriminal di pengadilan ternyata penuh intrik dan tidak semua tersangka yang ditangani McCoy dinyatakan bersalah. Beberapa kasus yang diangkat pada episode-episode film seri ini, ternyata diilhami dan diambil dari kasus kriminal yang benar-benar terjadi di dunia nyata sehingga kisah-kisahnya lebih realistis.
Karena popularitas dan keberhasilannya memenangkan berbagai penghargaan, film seri Law & Order menghasilkan beberapa film seri spin off seperti Law & Order: Special Victim Unit, Law & Order: Criminal Intent, Law & Order: LA dan Law & Order: Trial by Jury.
Law & Order: Criminal Intent mulai tayang pada sekitar tahun 2001 dan episode terakhirnya tayang pada 2011 lalu. Film seri yang diciptakan pula oleh Dick Wolf ini mengisahkan tentang bagaimana kesatuan kejahatan besar kepolisian New York memecahkan berbagai kasus besar yang menyita perhatian masyarakat. Agak berbeda dengan Law & Order, pada Law & Order: Criminal Intent porsi cerita di pengadilannya kecil sekali. Memang ketika para detektif sedang menyelidiki suatu kasus, jaksa wilayah kerap hadir tapi kisah pada Law & Order: Criminal Intent sering diakhiri dengan pengakuan bersalah dari si tersangka. Ko bisa ngaku salah? Nah disinilah kelebihan film seri ini. Para detektif yang menyelidiki kasus tersebut memiliki kecerdikan dan keahlian yang menonjol dalam menekan tersangka untuk mengaku. Bukan dengan kekerasan tentunya, melainkan dengan penempanan pertanyaan disertai argumen dan bukti-bukti di saat dan tempat yang tepat. Walaupun kasus yang ditangani rasanya sih relatif biasa saja, saya terhibur dengan taktik interogasi yang dihadirkan Law & Order: Criminal Intent terutama oleh detektif Robert Goren (Vincent D’Onofrio).
Kalau kasus-kasus yang ditampilkan pada Law & Order: Criminal Intent relatif beragam, berbeda dengan film seri Law & Order: Special Victim Unit, kasus-kasus yang ditampilkan pada Law & Order: Special Victim Unit umumnya berhubungan dengan kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual, banyak hal-hal yang agak tabu plus memprihatinkan ditampilkan pada film seri ini. Korban memang tidak meninggal, namun korban tentunya mengalami siksaan batin. Jatah munculnya kisah jalannya sidang pada Law & Order: Special Victim Unit lebih besar ketimbang Law & Order: Criminal Intent. Biasanya dikisahkan cerita bagaimana si tersangka ditangkap kemudian diadili dan divonis bersalah atau tidak bersalah. Aroma film seri Law & Order lebih terasa kental pada Law & Order: Special Victim Unit. Cerita-cerita yamg ditampilkan menarik tapi tidak terlalu istimewa, lumayaaan saja.
Sampai sekarang saya masih menonton episode terbaru dari Law & Order: Special Victim Unit karena film seri ini ternyata belum dinyatakan tamat. Sejak 1999 sampai tulisan ini saya buat, film seri ini masih terus menelurkan episode baru. Law & Order: Special Victim Unit total telah hadir selama 16 musim, whoooaa, sepertinya lama kelamaan akan menyusul film seri originalnya, Law & Order, yang mampu bertahan selama 20 musim.
Well, film seri yang bertahan lebih lama belum tentu menjadi favorit saya sebab rasanya film seri Law & Order dan film seri Law & Order: Special Victim Unit layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Sedangkan film seri Law & Order: Criminal Intent rasanya lebih layak mendapat nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”, walaupun film seri ini hanya bertahan selama 10 musim, sayang yaaaa. Sementara itu untuk film seri spin off lainnya seperti Law & Order: LA dan Law & Order: Trial by Juri, saya belum bisa bilang apa-apa sebab belum saya tonton satupun episodenya. Yaaah mungkin kapan-kapan saya tulis ulasannya kalau sudah saya tonton ;).
Ping balik: The Conjuring: The Devil Made Me Do It (2021) | Alief Workshop
Saya menggemari film ini sejak kecil saat masih tayang di RCTI.
Dimana ya mencari film ini dengan subtittle indonesia nya?
SukaSuka