Sudah beberapa kali saya melihat trailer Edge of Tomorrow, sepertinya menarik. Baru minggu lalu saya & istri sempat menonton film ini. Edge of Tomorrow diadaptasi dari novel Jepang karangan Hiroshi Sakurazaka yang berjudul All You Need is Kill. Film yang bergenre science fiction ini mengambil latar usaha invasi alien ke Bumi di masa depan. Alien tersebut dijuluki mimic karena kemampuannya untuk mengantisipasi berbagai taktik perang dari angkatan bersenjata Eropa. Wilayah yang paling pertama diserang dan takluk adalah Uni Eropa. Negara-negara lain bersatu dan berusaha untuk membebaskan Uni Eropa dan mengusir alien dari muka Bumi.
Usaha angkatan bersenjata negara-negara tersebut belum mendatangkan hasil sampai pada suatu ketika, pasukan manusia berhasil memenangkan pertempuran di Verdun. Muncul tokoh heroik dari pertempuran tersebut, Rita Vrataski (Emily Blunt).
Dengan rasa percaya diri yang meningkat dan munculnya seorang tokoh heroik, para pemimpin dunia memutuskan untuk mengerahkan seluruh kemampuan tempurnya di waktu yang bersamaan untuk mengusir alien. Sayang sekali, usaha tersebut ternyata menjadi bumerang karena ternyata para alien sudah siap tempur ketika para tentara manusia mendarat. Di luar dugaaan, pertempuran tersebut justru menjadi ajang pembantaian bagi tentara-tentara dari pihak manusia.
Mayor William Cage (Tom Cruise) adalah salah satu tentara yang dikirim ke medan perang dan tewas beberapa saat setelah ia mendarat di pantai Prancis. Tanpa disadari, Cage telah menghisap kekuatan alien sehingga ia dapat kembali bangkit tapi tidak pada masa waktu yang sama. Cage bangkit di waktu sehari sebelum ia tewas, entah bagaimana Cage secara tidak disengaja melaksanakan perjalanan waktu. Setelah Cage bangkit, ia kembali berperang menghadapi alien di pantai Prancis dan . . . ia tewas lagi kemudian bangun kembali di waktu sehari sebelum ia tewas lagi, hal ini berulang terus menerus. Bangun, perang, tewas, bangun, perang, tewas, seperti sebuah loop waktu yang tidak ada hentinya.
Pada suatu saat Cage mengetahui bahwa Rita Vrataski pernah mengalami hal yang ia alami pada pertempuran di Verdun. Vrataski bersedia melatih dan membantu Cage agar Cage cukup kuat dan dapat memenangkan pertempuran. Setiap perulangan waktu terjadi, Cage terus berlatih bersama Vrataski dan menyelidiki apakah yang sebenarnya terjadi. Cage & Vrataski semakin lama semakin mendekati akan kebenaran dan kenyataan dari fenomena yang mereka berdua alami. Akankah loop perulangan waktu ini dapat berhenti?
Bagian awal dan tengah Edge of Tomorrow cukup memukau dan membuat saya penasaran. Sayang menjelang bagian akhirnya, saya merasa agak bosan, kok begitu-begitu saja yaaa? Special effect yang cukup ok beserta tampiran baju perang Cage & Vrataski yang keren tidak terlalu berhasil mengurangi rasa bosan saya, hehee. Secara garis besar, Edge of Tomorrow cukup menghibur dan layak ditonton di bioskop meskipun agak kurang ok di bagian akhirnya. Film ini layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Not bad laaa 😉
Sumber: eotlive.edgeoftomorrowmovie.com
Keren film nya
SukaSuka
Actionnya keren, ga terlalu rugi kalau lihatnya di bioskop 🙂
SukaSuka