Menyambung tulisan saya beberapa waktu yang lalu tentang kiriman pesan-pesan hoax pada aliefworkshop.wordpress.com/2014/08/22/hari-gini-masih-nyebarin-hoax/, berikut tambahan contoh-contoh pesan hoax yang pernah tersebar.
1. Serangan ISIS
Berikut pesan berantai yang pernah saya terima di BBM.
Saya menerima pesan di atas sebelum tanggal 2 Agustus. Apa yang terjadi pada tanggal 2-10 Agustus? Tidak ada apa-apa.Pada waktu itu isu tentang ISIS dan rusuh pilples memang sedang populer jadi lumrahlah kalau ada pecundang-pecundang iseng yang membuat pesan berantai seperti di atas. Pesan tersebut terlalu luar binasa dan lebay jadi sekilas saja saya sudah yakin ini hoax. Katanya sumbernya Divisi Humas Mabes Polria. Apaan tuh Polria? Adanya Polri kali. Bisa jadi kesalahan ejaan ini memang disengaja supaya si pembuat hoax tahu persis bahwa pesan tipu-tipu tersebut adalah pesan yang berasal dari dia ketika ia menerima pesan tersebut dari orang lain. Atau bisa juga hal tersebut dilakukan untuk ngeles kalau hal ini sampai ke ranah hukum? Kan yang bilang akan ada bom bunuh diri itu Divisi Humas Mabes Polria, bukan Divisi Humas Mabes Polri. Ahhh pengecut!
2. Boikot Produk Israel
Berikut pesan yang pernah saya lihat di Whatsapps.
Saya termasuk mahluk yang mendukung pembikotan produk Israel tapi awas hati-hati, produk Israel itu banyak lhoooo. Pada pesan di atas kita diajak untuk memboikot produk McD, KFC, Starbucks & CFC. Setahu saya CFC atau California Fried Chicken itu produk Indonesia lhooo. CFC sudah ada di Jakarta sejak tahun 1983 ketika McD atau franchise luar negeri masuk ke Indonesia. Hal lain yang paling mencurigakan dari pesan ini adalah adanya ajakan untuk menyebarkan pesan tersebut, terkadang ada teman-teman kita yang kurang teliti membaca. Hanya sekilas membaca lalu begitu melihat ajakan untuk menyebarkan, langsung ikut-ikutan menyebarkan, payaahhhh.
3. Call Center ATM Palsu
Ada masanya penipuan dengan menggunakan Call Centet Bank marak terjadi. ATM yang sudah dimodifikasi alan membuat kartu ATM calon korban tersangkut di dalam mesin ATM. Lalu pada mesin ATM tersebut dituliskan nomor telefon call center palsu dengan harapan si calon korban akan menelefon nomor tersebut untuk mengajukan keluhan perihal kartu ATM-nya yang tidak bisa keluar dari mesin ATM. Di balik call center palsu tersebut sudah ada penipu yang akan menggiring si calon korban untuk mengirim sejunlah uang ke rekening si penipu. Menindaklanjuti modus operasi di atas, mulai beredar pesan berantai yang isinya memberi peringatan seperti pesan di bawah ini.
Wow, ada stiker sakti yang dapat merekan pin ATM kita. Adududuh, teknologi abad 25 ya pak? Siapa yang bilang? Mana sumbernya? Nomor telefon call center-nya pun salah. Orang yang percaya dan was-was bisa saja tergiring untuk menelefon . . . Padahal nomor tersebut bukanlah nomor call center Bank Mandiri. 2 nomor telefon call center yang ada pada pesan di atas 100% salah, jangan percaya. Sebaiknya cek langsung ke website resmi bank yang bersangkutan saja ;).
4. Insya Allah Atau In Shaa Allah?
Sehubungan dengan ucapan yang sering diucapkan oleh umat muslim, pernah tersebar pesan seperti di bawah ini.
Pesan di atas sangat meyakinkan sekali karena nara sumbernya jelas, seorang ulama terkenal dari India. Namun apakah benar beliau pernah berkata demikian? Di mana? Kapan? Ada rekamannya tidak? Setahu saya beliau tidak pernah berkata seperti yang tertera pada pesan di atas. Saya bertanya kepada ustad yang saya kenal mengenai hal ini dan menurutnya Insya Allah dan In Shaa Allah sama-sama benar, hanya sedikit beda saja tulisannya, ketika diucapkan bunyinya tidak akan terlalu jauh berbeda. Jangan sampai perbedaan kecil ini menimbulkan perpecahan. Islam adalah agama yang mudah dan memudahkan penganutnya, jangan dibuat rumit deeehhh.
Kalau si pembuat pesan di atas memang sangat detail dalam penulisan dan pengucapan, kenapa kok dia menulis Naudzubillah? Kurang detail tuh, seharusnya “Na’uudzu Billaah” yang artinya “Kami berlindung kepada Allah”. Kurang konsisten neeeh :P.
5. Tips Cara Blokir Nomor HP SMS Penipuan
Berikut pesan berantai yang pernah saya lihat sehubungan dengan maraknya penipuan lewat SMS.
Penipu-penipu yang mengirim SMS-SMS tipuan memang menyebalkan. Saya pribadi pun senang dengan adanya layanan pelaporan SMS penipuan yang diadakan oleh pihak operator. Tapi saya baru tahu lhoo bahwa selain melaporkan kepada pihak operator, kita juga dapat mengirim nomor rekening si penipu beserta kronologis ke emailnya Pak Polisi Cyber. Kalau sudah ada 2 pelapor, maka nomor akan diblokir? Ahh masaa? Siapa tuh yang bilang? Apa benar alamat emailnya adalah alamat email polisi? Cek dulu deh di http://www.polri.go.id. Saya pernah bekerja di operator telekomunikasi dan setahu saya penanganan SMS penipu ini agak kompleks. Kalau mau melaporkan kejahatan, sebaiknya datang langsung ke kantor polisi atau bisa juga dengan mengisi data-data termasuk kronologis di http://www.polri.go.id/laporan-all/lpm/lkas/ atau http://www.polri.go.id/laporan-all/lpm/lkej/, jangan kirim email ke alamat email yang kita sendiri belum tahu pasti bahwa alamat email tersebut valid.
Selain validitas dari cara pelaporan ke polisi yang meragukan, pesan berantai ini juga memuat kesalahan ketik seperti cara melapor lewat SMS XL pada butir nomor 2. Harusnya SMS pelaporan dikirim ke 588, bukan 5883. Sudah ngawur, tidak ada sumbernya, minta disebarkan kepada rekan-rekan yang menerima pula. Dan sayangnya, ada yang menuruti dengan menyebarkan pesan berantai tersebut. Lucunya, saya melihat pesan tersebut pada suatu group chat yang isinya adalah orang-orang yang bekerja di industri telekomunikasi, harusnya mereka sadar dan tahu kejanggalan dari pesan tersebut sebelum mem-forward-nya. Ketika saya konfrontir, si pengirim hanya dapat berkata “oo gw cuma forward aja, belum dibaca”. Yaaa elah, pantas saja pesan-pesan berantai tak bermutu banyak beredar, kebanyakan orang Indonesia hanya asal forward saja sih. Entah memang untuk menolong, membuka topik pembicaraan atau supaya …. eksis? 😛
Semoga informasi yang telah saya jabarkan di atas bermanfaat sehingga rekan-rekan yang membaca blog ini tidak perlu panik tanpa alasan atau tertipu oleh pesan-pesan hoax yang biasanya dikirim secara berantai. Telitilah bila menerima informasi, jangan asal forward saja ;).