
Menjelang akhir November ini, hadir kembali film layar lebar ketiga yang diangkat dari novel laris karya Suzanne Collins, The Hunger Games: Mockingjay Part 1 (2014). Pada 2 film sebelumnya, The Hunger Games (2012) & The Hunger Games: Catching Fire (2013), dikisahkan bahwa terdapat sebuah negara yang bernama Panem. Panem terdiri dari Capitol sebagai pusat Panem yang kaya raya, dan 12 distrik miskin yang wajib menyokong kekayaan Capitol. Ketimpangan ini menghasilkan pemberontakan di masa lampau, pemberontakan yang berhasil dipadamkan Capitol dan memulai tradisi Hunger Games. Untuk memecah belah dan menghancurkan moral keduabelas distrik, Panem yang dipimpin oleh Presiden Coriolanus Snow (Donald Sutherland), meminta persembahan dari 12 distrik. Persembahan tersebut dalam bentuk 1 orang anak laki-laki dan 1 anak perempuan berumur 12 sampai 18 tahun dari setiap distrik yang dipilih secara acak, untuk mewakili distrik masing-masing dalam pertarungan hidup mati di dalam kubah raksasa Hunger Games. Hunger Games dikemas seperti acara televisi dengan berbaga drama yang terjadi di antara para pesertanya. Sebelum bertempur di dama kubah raksasa Hunger Games pun, mereka mendapatkan berbagai wawancara televisi, peragaan bakat dan busana. Yaaah seperti reality show saja namun yang menentukan apakah peserta Hunger Games tereleminasi atau tidak bukanlah juri atau SMS penonton, melainkan kematian di dalam arena Hunger Games. Siapa yang tewas di dalam kubah raksasa Hunger Games, otomatis akan tereleminasi. Hunger Games dikemas sedemikian rupa sehingga Hunger Games menjadi salah satu acara TV favorit para penghuni Capitol.
Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) adalah salah satu peserta Hunger Games dari distrik 12 yang berhasil menarik simpati para penonton Hunger Games. Kepopuleran Katniss pun semakin hari semakin meroket sampai-sampai ia mendapat julukan Mockingjay, Katniss telah menjelma menjadi sebuah simbol yang dominan di seluruh Panem, simbol yang lama kelamaan dianggap berbahaya oleh para pemimpin Panem di Capitol. Berbagai usaha ditempuh oleh Presiden Snow untuk menyingkirkan Sang Mockingjay tanpa memicu kemarahan dari warga Panem.

Nah pada akhir dari film kedua Hunger Games, The Hunger Games: Catching Fire (2013), dikisahkan bahwa Katniss terkapar setelah berhasil menghancurkan kubah raksasa Hunger Games. Dengan demikian, usaha Presiden Snow untuk menyingkirkan Katniss pun dapat dibilang gagal. Akhir dari The Hunger Games: Catching Fire (2013) agak menggantung karena Presiden Snow berhasil menangkap sekutu-sekutu Katniss seperti Peeta Mellark (Josh Hutcherson) dan Johanna Mason (Jena Malone).
Pertandingan Hunger Games kedua Katniss pada The Hunger Games: Catching Fire (2013) ternyata disusupi misi rahasia dari pemimpin pemberontak, Presiden Alma Coin (Julianne Moore), yang bersembunyi di bawah reruntuhan Distrik 13. Alma dan para pemberontak ingin menyelamatkan Katniss dan menjadikan Katniss sebagai simbol pemberontakan. Katniss, Sang Mockingjay, dianggap mampu mengobarkan semangat perlawanan dari kedua belas distrik yang masih dijajah oleh Capitol. Pada awalnya Katniss menolak karena yang Katniss inginkan hanyalah hidup damai bersama keluarga dan kawan-kawannya di Distrik 12. Sayang, tentara Capitol sudah menghancurkan Distrik 12 setelah Katniss menghancurkan kubah raksasa Hunger Games. Sadar bahwa kehidupan yang tenang tidak akan diperoleh selama Capitol berkuasa atas Distrik-Distrik di sekitarnya, Katniss setuju untuk membintangi tayangan-tayangan propaganda yang akan disiarkan ke seluruh Panem dengan bantuan hacker dan ahli teknologi di Distrik 13. Walaupun siaran gelap tersebut kadang gagal menembus firewall Capitol, semangat para pemberontak semakin meningkat.




Diluar dugaan, setiap siaran yang dibintangi Katniss dibalas oleh pihak Capitol dengan menayangkan tayanga propaganda yang dibintangi oleh Peeta, sekutu terdekat Katniss pada 2 pertandingan Hunger Games yang Katniss ikuti. Apakah yang sebenarnya terjadi? Bukankah Peeta seharusnya mendukung Katniss?

Well, berhubung The Hunger Games: Mockingjay Part 1 (2014) hanyalah bagian pertama dari film ketiga Hunger Games, maka jawaban dari pertanyaan di atas tidak akan terjawab dengan tuntas sampai akhir film. Akan ada pertanyaan-pertanyaan lagi yang akan terjawab pada Part 2. Yaaah itulah resikonya menonton film yang judulnya mengandung kata-kata “Part 1” :P. Walaupun pasti akhirnya agak menggantung, apakah film ini akan mirip dengan 2 film Hunger Games terdahulu? Jangan harap untuk menyaksikan suguhan penuh aksi dan taktik seperti 2 film Hunger Games terdahulu. The Hunger Games: Mockingjay Part 1 (2014) memiliki kadar drama yang sangat kental. Saya hanya senang dengan bagian awal film ini, namun menjelang tengah dan akhir kok ya agak membosankan. Kubah Hunger Games kan sudah hancur, jadi tidak ada lagi adengan pertarungan hidup matu di dalam kubah Hunger Games. Yang ada hanyalah drama balas-balasan propaganda perang beserta pengaruhnya bagi warga Panam.
Saya pribadi lebih suka dengan The Hunger Games (2012) & The Hunger Games: Catching Fire (2013) dibandingkan The Hunger Games: Mockingjay Part 1 (2014). Film ketiga Hunger Games ini hanya dapat memperoleh nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”. Kalau ke Biskop, sebaiknya pilih tonton film yang lain saja deeeh :P.
Sumber: http://www.thehungergamesexplorer.com
Menyukai ini:
Suka Memuat...