Whiplash (2014)

Whiplash1

Whiplash adalah lagu yang sering dimainkan oleh sebuah band jazz dari sekolah musik Shaffer Conservatory pada Whiplash (2014). Pada setiap sesi latihan band tersebut, Whiplash selalu dimainkan dengan detail yang sangat teliti sesuai dengan arahan seorang komposer ternama yang galaknya amit-amit jabang baby, Terence Fletcher (J. K. Simmons). Fletcher menekan dan mengasari seluruh anggota band tersebut demi memperoleh hasil yang maksimal dari masing-masing anak didiknya, terlebih lagi mereka akan mengikuti sebuah kompetisi musik jazz.

Whiplash10

Whiplash8

Andrew Neiman (Miles Teller) merupakan murid Shaffer yang ambisius dan sangat berbakat menabuh drum. Fletcher pun merekrut Andrew sebagai drummer baru bandnya. Bukan perlakuan baik yang Andrew terima, melainkan perlakuan tidak mengenakkan yang ia terima ketika Andrew bergabung dengan band tersebut. Fletcher semakin keras memperlakukan Andrew karena ia melihat potensi Andrew yang sangat besar. Tapi masalahnya sejauh mana Andrew tahan akan cara Fletcher mendidiknya? Kesabaran orang ada batasnya lho ;).

Whiplash2

Whiplash5

Whiplash6

Whiplash4

Whiplash7

J. K. Simmons berhasil menghidupkan karakter Fletcher yang garang, keras dan agak sedikit psycho. Walaupun akting Miles Teller tidak semenonjol J.K. Simmons, saya lihat karakter Andrew dan Fletcher tetap mampu tampil dominan pada Whiplash (2014), padahal sebenarnya aktor pada Whiplash (2014) bukan hanya Milles dan Simmons saja. Sepanjang film saya melihat perubahan hubungan Fletcher-Andrew dari guru-murid menjadi kucing-tikus, kemudian menjadi pembimbing-“the next Buddy Rich” :). Walaupun bagian akhirnya seperti dipotong, saya tetap melihat hasil akhir dari seluruh latihan yang Andrew jalani.

Whiplash3

Mungkin Whiplash (2014) bukan berasal dari genre film favorit saya tapi saya tetap dapat menikmati film tersebut. Terdapat daya tarik bagi saya untuk terus mengikuti jalan cerita Whiplash (2014). Film yang berdurasi 106 menit ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Takheran Whiplash (2014) memenangkan 3 penghargaan pada ajang Academy Awards ke-87.

Sumber: www.whiplash-movie.net

Mad Max: Fury Road (2015)

Mad Max 1

Setelah menjadi film Australia paling terkenal di masanya, Mad Max (1979) sampai sekarang telah memiliki 3 sekuel yakni Mad Max 2: The Road Warrior (1981), Mad Max Beyond Thunderdome (1985) dan Mad Max: Fury Road (2015). Pada Mad Max (1979), Mad Max 2: The Road Warrior (1981) dan Mad Max Beyond Thunderdome (1985), karakter Mad Max diperankan oleh Mel Gibson. Sedangkan pada sekuel Mad Max terbaru, Mad Max: Fury Road (2015), karakter Mad Max diperankan Tom Hardy yang tempo lalu memerankan Bane pada The Dark Knight Rises (2012). Walaupun pemeran utamanya berbeda, Mad Max: Fury Road (2015) tetap mengambil latar belakang masa depan yang serba kekurangan dan kesusahan.

Dikisahkan bahwa sumber daya yang Bumi miliki semakin menipis. Keserakahan dan perebutan sumber daya telah mengakibatkan perang yang menghancurkan kehidupan manusia. Minyak, air bersih, makanan dan penunjang kehidupan manusia lainnya menjadi hal yang sulit ditemui. Setelah perang, terjadi kekacauan di mana-mana dan jalanan dikuasai oleh geng-geng motor yang jahat.

Pada Mad Max (1979) diceritakan bahwa  Max Rockatansky adalah seorang polisi yang hidup bersama anak dan istrinya di tengah-tengah kekacauan yang melanda dunia. Akibat perseteruan Max dengan salah satu geng motor, anak dan istri Max terbunuh. Kehilangan anak dan istri membuat Max pergi berkelana tanpa tujuan yang jelas, hanya untuk bertahan hidup hari demi hari. Dalam pengembaraannya, Max bertemu berbagai masalah dan karakter lain yang dikisahkan pada Mad Max 2: The Road Warrior (1981) dan Mad Max Beyond Thunderdome (1985). Bagaimana dengan Mad Max: Fury Road (2015)?

Tidak jauh berbeda dengan film-film Mad Max sebelumnya, Max berpapasan dengan sekelompok komunitas sesat di tengah-tengah pengembaraannya. Kali ini Max tertangkap dan ditawan oleh sebuah komunitas yang dipimpin oleh Immortan Joe (Hugh Keays-Byrne). Joe sangat diagung-agungkan oleh para pengikutnya termasuk war boys, kelompok fanatik pemuda-pemuda ababil (abg labil) botak yang bersedia berbuat apapun demi Joe. Joe seolah Tuhan bagi anggota war boys. Menurut kepercayaan war boys, mereka akan dapat mencapai Valhala atau surga apabila mereka mati demi Joe (x__x).

Mad Max 4

Mad Max 18

Nux (Nicholas Hoult) merupakan salah satu war boys yang tetap ingin maju menjalankan misi dari Joe walaupun ia terluka dan kekurangan darah. Kebetulan saat itu istri-istri Joe melarikan diri bersama Imperator Furiosa (Charlize Theron), tangan kanan Joe yang berhianat. Nux ikut berangkat mengejar Furiosa dengan mengikatkan Max di depan kendaraannya selagi darah Max dialirkan ke dalam pembuluh darah Nux. Max diperlakukan sebagai kantong darah portable bagi Nux.

Mad Max 3

Mad Max 14

Aksi kejar-kejaran di jalanan yang tandus ini mendominasi sebagian besar Mad Max: Fury Road (2015). Saya rasa Mad Max: Fury Road (2015) agak mirip dengan Mad Max 2: The Road Warrior (1981) tapi Mad Max 2: The Road Warrior (1981) masih memiliki kejutan di bagian akhir cerita. Kalau dilihat dari segi jalan cerita, Mad Max: Fury Road (2015) cenderung dangkal dan mudah sekali ditebak apalagi bagi para penonton yang pernah menonton film-film Mad Max lainnya.

Mad Max 5

Mad Max 11

Mad Max 10

FRD-25474.TIF

Keunggulan Mad Max: Fury Road (2015) adalah dari segi adegan aksinya yang keren, kreatif dan memukau. Sejak awal para penonton disuguhkan oleh berbagai adegan aksi yang tidak monoton, padahal film ini tidak terlalu banyak menggunakan special affect lhooo, mantabbb. Selain itu kegilaan war boys dan konsep kepercayaan yang komunitas Immortan Joe miliki pun terbilang unik dan kreatif. Pemeran Immortan Joe pun ternyata merupakan pemeran Toecutter, tokoh antagonis utama pada Mad Max (1979). Sayang wajahnya tidak terlalu dapat dikenali karena faktor usia dan Opa Joe lebih sering menggunakan penutup mulut dan hidung sepanjang film.

Mad Max 16

Mad Max 13

Mad Max 9

Mad Max 6

Mad Max 12

Mad Max 20

Mad Max 17

Mad Max 19

Mad Max 2

Walaupun dari segi jalan cerita film ini terbilang sederhana, adegan aksi dan keunikan komunitas Opa Joe berhasil menjadi nilai plus yang sangat menonjol di mata saya. Dengan demikian, Mad Max: Fury Road (2015) layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Mad Max: Fury Road (2015) merupakan film Mad Max terbaik yang pernah dibuat.

Sumber: www.madmaxmovie.com

Hangat Segar Timlo Sastro, Hidangan Khas Solo

Timlo Sastro 1

Setelah menemani istri saya melahirkan di Jebres, Surakarta, saya mampir ke salah satu warung yang menyajikan kuliner khas Solo, Timlo Sastro. Timlo Sastro atau kadang disebut juga Timlo Balong, didirikan oleh Pak Sastro pada tahun 1950-an di belakang Pasar Gede Solo, Kampung Balong. Sampai saat ini Timlo Sastro dapat ditemui di:

  • Pasar Gede Timur No. 1-2, Balong, Solo, Jawa Tengah.
  • Jl. Dr. Wahidin 3 No. 5, Penumping, Solo, Jawa Tengah.

Warung Timlo Sastro tidak berbentuk seperti restoran mewah, melainkan warung sederhana yang cukup bersih. Hal ini tidak masalah bagi banyak orang karena kenikmatan Timlo Sastro cukup terkenal di sekitar Solo.

Timlo Sastro 7

Timlo Sastro 6

Saya pribadi baru kemarin mencicipi hidangan yang namanya timlo, namanya saja agak asing di kuping saya. Seperti apa Timlo Sastro itu? Sekilas Timlo Sastro mirip sup atau soto bening. Ati ampela, daging ayam, semur telur bebek dan sosis dimasukkan ke dalam semangkuk kuah kaldu ayam yang telah dicampur dengan bawang, pala dan lada. Paduan rasanya mampu memberikan sensasi gurih-gurih segar yang enak, ternyata timlo mantab juga rasanya, cocok dengan lidah saya. Ati ampela yang berenang di dalam kuah timlo tidak terasa amis tapi bagi teman-teman yang kurang suka ati ampela dapat memesan timlo tanpa ati ampela lhoo. Saya kemarin sendiri memilih untuk memesan timlo komplit. Saran saya, jangan pesan timlo tanpa sosis karena sosisnya Timlo Sastro beda, bukan sosis daging pada umumnya. Sosisnya Timlo Sastro berupa suwiran dada ayam yang dibungkus oleh semacam lapisan tepung loempia, layak dicoba ;).

Timlo Sastro 4

Untuk menemani timlo, terdapat hidangan tambahan lain seperti pangsit, tahu, sosis solo dan lain-lain. Saya pribadi lebih senang dengan sosis solo karena rasanya dapat menyatu dengan baik dan membuat timlo semakin nikmat di lidah yummmmm.

Timlo Sastro 2

Timlo Sastro 3

Timlo Sastro 5

Pengalaman saya di Timlo Sastro kemarin membuat saya ketagihan dan memasukkan Timlo Sastro sebagai salah satu makanan favorit saya di Solo. Timlo Sasto memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak” :).

Bubur Ayam Bogasari Syifa

Bogasari Syifa 1

Saya termasuk orang yang kalau pagi sering sarapan bubur ayam :). Nah ketika saya ke daerah Depok, saya pun mencari bubur ayam untuk sarapan. Berdasarkan rekomendasi teman-teman istri saya, ada bubur ayam enak di Jalan Margonda Raya, dulunya ada tepat di pinggir jalan besar, tapi sekarang sudah pindah ke bagian belakang semacam foodcourt berwarna merah yang menjual Soerabi Enhaii, lokasinya tidak jauh dari pom bensin. Meskipun mungil, dari Jalan Margonda Raya kita masih dapat melihat papan nama dari bubur ayam tersebut, Bubur Ayam Bogasari Syifa.

Bogasari Syifa 3

Bogasari Syifa 2

Begitu duduk di area Bubur Ayam Bogasari Syifa, saya langsung memesan bubur ayam spesial istimewa yang terdiri dari bubur, suwiran ayam, seledri, cakwee, ati ampela, cheese stick dan kuning telur yang terkubur di dalam bubur.

Bogasari Syifa 4

Bogasari Syifa 5

Bagaimana rasanya? Yuummmm, bubur ayam spesial istimewa memang benar-benar spesial istimewa seperti namanya. Semua bahan menyatu dengan baik dan menghasilkan rasa bubur ayam yang gurih dan nikmat. Saya rasa bubur ayamnya Bubur Ayam Bogasari Syifa adalah bubur ayam paling enak di sekitar Margonda, saya pasti akan datang lagi di lain kesempatan. Bubur Ayam Bogasari Syifa layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak”.

Self/less (2015)

 

Selfless 1

Pada pertengahan 2015 ini telah hadir sebuah film dengan genre fiksi ilmiah thriller yang berjudul Self/less (2015). Dikisahkan bahwa Damian Hale (Ben Kingsley), seorang kaya raya yang memiliki segalanya, divonis mengidap kanker ganas. Apa gunanya harta, kedudukan dan lainnya kalau nikmat kesehatan mulai sirna. Di tengah-tengah penantian akan kematian, Damian memperoleh informasi mengenai prosedur medis radikal yang Professor Albright (Matthew Goode) mampu lakukan untuk memecahkan permasalahannya. Albright konon mampu memindahkan kesadaran Damien ke dalam tubuh baru yang sehat.

Selfless 4

Selfless 2

Selfless 7

Setelah Albright melakukan prosedur tersebut terhadap Damien, kesadaran Damien benar-benar berpindah ke dalam tubuh baru yang sehat, lahirlah Damien baru dengan nama Edward Kittner (Ryan Reynolds). Tubuh Edward memang sehat tapi ia selalu mengalami halusinasi yang aneh-aneh. Menurut Albright, itu adalah efek samping dari proses medis yang baru saja dilakukan.

Rasa ingin tahu Edward akan halusinasi yang ia alami mengungkap kenyataan dari praktek medis yang Albright lakukan. Selanjutnya terjadi aksi kejar-kejaran yang mengancam nyawa Edward dan orang-orang yang baru Edward kenal di kehidupannya yang baru.

Selfless 3

Selfless 5

Pada awalnya saya tertarik dengan konsep cerita Self/less (2015) yang mengangkat “produk keabadian”. Orang-orang kaya dapat berpindah tubuh dan terus hidup. Nah masalahnya yang terus hidup itu hanya memorinya saja atau pikirannya saja atau jiwanya saja? Hal ini tidak terlalu terjawab dengan tegas pada Self/less (2015), tapi yang saya lihat adalah sebaik-baiknya manusia mereplikasi kemampuan Allah, pasti ada kurangnya :). Jawaban akan pertanyaan di atas nampaknya tidak menjadi topik utama dari Self/less (2015). Tapi paling tidak film ini memberikan pelajaran yang bermanfaat meskipun tidak mendominasi keseluruhan film.

Adegan kejar-kejaran lebih mendominasi Self/less (2015) pada sekitar setengah film berjalan. Rasanya adegan seperti ini agak klise, sudah biasa. Tingkat misteri dari Self/less (2015) kurang kental sehingga rasa penasaran ketika menonton film ini agak kurang. Bagian akhirnya relatif mudah ditebak, yaaa paling begitulaaaa.

Terlepas dari kekurangan di sana dan di sini, saya rasa Self/less (2015) masih pantas untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Not bad untuk hiburan setelah pulang dari kantor :).

Sumber: www.focusfeatures.com/selfless

Serial Daredevil

Daredevil1

Satu lagi superhero ternama Marvel Comics hadir dalam wujud serial atau film seri. Kali ini giliran Daredevil hadir di stasiun TV online Netflix. Karakter Daredevil sebenarnya sudah hadir sejak tahun 1964, awalnya Daredevil menggunakan kostum hitam-kuning yang amat sangat culun :P. Syukurlah kemudian Daredevil berganti kostum menjadi hitam-merah yang lebih gagah dan sangar :D.

Daredevil4

Tapi jangan harap dapat menyaksikan Daredevil yang berkostum hitam-merah sejak episode perdana serial Daredevil sebab musim perdana serial Daredevil mengisahkan perjalanan hidup Matt Murdock (Charlie Cox) ketika Matt baru menggunakan kekuatannya untuk kebaikan dan belum memiliki julukan Daredevil. Sesekali ada penggalan kisah masa lalu Matt akan almarhum ayahnya, kehidupan kuliahnya, perkenalannya dengan ahli beladiri tunanetra dan lain-lain.

Sebenarnya sehari-hari Matt bekerja sebagai pengacara, di mata orang-orang pun Matt dianggap memiliki kekurangan karena Matt adalah seorang tunanetra. Bagaimana mungkin seorang tunanetra mampu menjelma memjadi Daredevil dan berkelahi melawan para penjahat? Ketika masih kecil, bagian mata Matt terkena siraman sebuah zat misterius yang terjatuh ke jalanan. Zat tersebut memang membuat mata Matt tidak dapat melihat, namun zat tersebut meningkatkan kemampuan mendengar dan merasakan di atas rata-rata manusia biasa. Matt seolah-olah memiliki radar yang membuatnya dapat memiliki bayangan akan objek-objek yang ada di sekitarnya. Melalui detak jantung dan pola bicara pun, Matt mampu membedakan siapa yang jujur dan siapa yang bohong. Ketika Matt menemukan ketidakadilan ia akan menggunakan kostum sederhana berwarna serba hitam yang menutupi sebagian besar tubuhnya dan pergi melawan kejahatan, hanya pada bagian akhir musim pertamalah kita dapat menyaksikan Matt mulai menggunakan kostum Daredevil yang berwarna hitam-merah.

Daredevil7

Daredevil2

Daredevil8

Daredevil5

Daredevil6

Daredevil3

Namun masalah kostum ini tidak mengurangi kualitas serial Daredevil sebab kisahnya tetap menarik untuk diikuti dan relatif realistis walaupun rasanya Daredevil menggunakan pendekatan cerita yang lebih “gelap” dibandingkan serial Marvel lainnya seperti Agent Carter dan Agents of S.H.I.E.L.D. Terus terang saya jauuuuhhh lebih suka dengan Daredevil ketimbang 2 serial agen-agenan ala Marvel yang tadi saya sebutkan. Daredevil memiliki kisah yang lebih berkualitas, adegan pertarungan yang ok dan sisi kemanusiaan masing-masing karakter yang lebih digali dengan dosis yang tepat.

Marvel

Serial Daredevil bukanlah serial TV favorit saya, superhero Daredevil pun bukan superhero favorit saya, tapi serial Daredevil layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Kisah si buta dari goa hantu ala Marvel ternyata bagus juga :).

Sumber: marvel.com/tv/show/216/marvels_daredevil