Dalam perjalanan pulang, saya selalu melewati warung kaki 5 yang sepertinya lumayan penuh. Nasi Uduk dan Ayam Goreng Kampung Melayu, begitulah tulisan di spanduk kuning yang ada di depan warung. Warung sederhana ini buka di sore dan malam hari, lokasinya ada di Jl. Abdullah Syafe’i, Kampung Melayu, Jakarta Timur (di bawah jembatan penyemberangan, tepat di seberang Seven Eleven dan tak jauh dari Terminal Kampung Melayu).
Di sana, kita dapat memilih hidangan yang ingin kita santap sebelum dimasak ulang oleh pelayannya, semua bisa langsung diambil dari etalase yang terletak di salah satu sudut warung, nampaknya semua sudah dibumbui dan separuh matang. Pilihan yang dapat kita pilih antara lain adalah ayam, tahu, tempe, sate paru, sate usus dan lain-lain.
Ayam gorengnya lumayan empuk dan gurih meskipun agak kecil ukurannya. Sate parunya pun lembut dan lumayan enak. Sate usunya agak garing dan renyah, saya kurang suka. Tahu dan tempenya bagaimana? Belum sempat saya cicipi, hehehehe.
Lauk-lauk di atas dihidangkan dengan ditemani oleh nasi uduk yang berporsi, mungil, gurih dan lumayan terasa aroma pandannya. Jangan lupa tambahkan sambal dan bumbu kacang yang khas. Sambalnya tidak pedas sama sekali, justru agak masam, sedangkan bumbu kacangnya sedikit manis.
Paduan rasa dari nasi uduk, lauk, sambal dan bumbu kacangnya terasa lumayan enak namun tidak terlalu spesial bagi saya pribadi v(^_^)v. Dengan demikian, Nasi Uduk & Ayam Goreng Kampung Melayu hanya dapat memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.