Entah apa yang ada di pikiran saya ketika saya memutuskan untuk menonton A Clockwork Orange (1971). Sepertinya saya terhipnotis dengan nilai IMDB, nilai rottentomatoes dan kemilau beberapa penghargaan yang pernah A Clockwork Orange (1971) terima atau hampir terima :P. Karena menggunakan Inggris di masa depan sebagai latar belakangnya, pada awalnya saya pikir film ini akan mirip dengan Star Wars, bercerita mengenai masa depan yang kurang sempurna dengan didukung special effect terbaik pada masanya. Aaahhhh, ternyata saya salah besar. A Clockwork Orange (1971) bercerita mengenai sosiopath, kriminalitas dan politik dengan adegan kekerasan dan kecabulan di mana-mana, baik dalam bentuk lisan maupun perbuatan.
Kekerasan dan kecabulan dihadirkan karena tokoh utama A Clockwork Orange (1971), Alex (Malcolm McDowell), merupakan seorang sosiopath yang tergila-gila pada kekerasan, seks dan musik klasik. Setiap malam, Alex beserta gengnya berjalan-jalan keliling kota untuk melampiaskan hasrat mereka dengan memukuli gelandangan, berkelahi dengan geng lain, memperkosa dan merampok. Tindakan kriminal Alex hanya sampai di situ saja sampai pada suatu malam ia “naik pangkat” menjadi pembunuh. Setelah dihianati oleh rekan-rekan gengnya sendiri, Alex akhirnya tertangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.
Kemudian melalui sebuah program rehabilitasi yang revolusioner, Alex berhasil keluar dari penjara lebih cepat dari waktunya. Namun tetap saja ada harga yang harus Alex bayar, kebebasan. Secara fisik Alex memang bebas, namun jiwa dan pikiran Alex dibatasi dengan paksa. Setelah bebas, Alex bernasib sial karena ia seolah kebetulan harus berhadapan kembali dengan orang-orang yang pada awal film pernah ia lukai. Karma seakan tersenyum lebar kepada Alex, Alex memperoleh balasan akan kejahatan-kejahatan yang pernah ia lakukan, namun apakah Alex akan benar-benar insyaf? Aahhhh A Clockwork Orange (1971) lebih condong ke arah film “nyeni” dibandingkan film bermoral, jadi jangan harap akhirnya akan wajar dan normal.
Gambaran akan kekerasan dan seks pada film ini nampak janggal dan berlebihan. Saya rasa seharusnya masih ada ratusam cara lain yang lebih bijak untuk menggambarkan kesosipath-an Alex. Kalau seperti ini yaa seolah-olah orang Inggris di masa depan maniak seks semua. Lelucon cabul yang hadir nampak biasa saja, mungkin di tahun 70-an itu terbilang spektakuler? :P, belum pernah menonton film-film sejenis American Pie (1999) sih. Gambaran akan kota Inggris di masa depan pun jauh dari kata keren, special effect yang hadir terbilang standard untuk film tahun 70-an :(. Kostum yang muncul pun terbilang norak dan aneh termasuk kostum geng Alex, jiaaahhh saya rasa dua ratus tahun kedepan pun tak ada orang normal yang rela jalan-jalan keliling kota menggunakan kostum bodoh seperti itu :’D.
Awww, sepertinya saya salah pilih film, berbeda sekali dari ekspektasi saya. Maaf kalau jiwa seni saya agak minus tapi film ini rasanya layak untuk memperoleh nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”, saya tidak peduli akan seberapa besar nilai IMDB bagi film ini.