Peter Rabbit (2017)

Peter Rabbit

Pada sebuah akhir pekan, saya dan keluarga berniat untuk menonton film di bioskop. Berhubung saat itu Peter Rabbit (2017) adalah satu-satunya yang dapat ditonton bersama anak-anak, kami akhirnya memutuskan untuk menonton film tersebut. Peter Rabbit (2017) dibuat berdasarkan dongeng klasik karya Beatrix Pott. Film ini bukanlah film kartun, tapi lebih mirip seperti Paddington (2014), Peter Rabbit (2017) menggunakan special effect sehingga karakter-karakter binatang dapat nampak hadir dan berinteraksi langsung dengan para aktor/aktris. Saya akui visual pada Peter Rabbit (2017) nampak bagus dan halus. Tapi bagaimana dengan ceritanya?

Peter Rabbit

Peter Rabbit

Peter Rabbit

Mirip seperti pada versi dongengnya, Peter Rabbit (2017) berkisah seputar bagaimana Peter si kelinci (James Corden) pergi mengambil buah dan sayur dari kebun milik petani. Jauh berbeda dengan Paddington (2014), Peter adalah karakter utama yang pemberani, pantang menyerah tapi keras kepala, nakal dan pemberontak. Jangan harap akan menemukan kelinci-kelinci imut yang lembut pada film ini.

Peter adalah anak sulung di keluarganya. Bersama-sama dengan adik dan sepupunya, Peter pergi ke kebun milik Thomas McGregor (Domhnall Gleeson) untuk mengambil sayuran dan buah-buahan. Siapa yang senang kalau hasil kebunnya terus-menerus diambil kelinci? McGregor memasang berbagai jebakan dan penghalang di kebunnya. Peter dan kawan-kawan pun tidak kehilangan akal untuk terus dapat masuk ke dalam kebun milik McGregor.

Peter Rabbit

Perseteruan antara Peter dan McGregor beberapa kali harus terhenti karena kehadiran Bea (Rose Byrne). McGregor dan Bea saling jatuh cinta namun Bea berpendapat bahwa posisi manusia di area tempat tinggal mereka saat ini adalah sebagai pendatang. Kelinci seperti Peter adalah penduduk asli yang tidak seharusnya diusir dan dibiarkan kelaparan. Peter dan keluarganya sudah menjadi teman Bea jauh sebelum McGregor mengenal Bea.

Peter Rabbit

Perseteruan antara Peter dan McGregor yang diperumit dengan kehadiran Bea, terus mendominasi Peter Rabbit (2017). Banyak lelucon fisik yang dangkal di sana, banyak adegan fisik seperti terjatuh atau terpukul. Walaupun yang terjatuh atau terpukul itu adalah Peter, terkadang saya mengamini yang Peter hadapi karena ia memang pantas untuk menerima hal tersebut :’D. Di sini tidak ada yang antagonis atau protagonis, baik Peter dan McGregor terkadang sama-sama menggunakan cara yang kurang baik dengan alasan yang kurang baik pula. Sebuah contoh yang kurang cocok untuk dilihat oleh anak-anak kecil. Meskipun Peter ada di dalam judul film ini, saya tidak menganggap Peter sebagai karakter protagonis utama. Yang saya rasakan adalah terkadang Peter menjadi protagonis, terkadang antagonis. Alasan kenapa Peter melawan, kurang ditampilkan denga kuat sehingga terkadang Peter dan kawan-kawannya nampak seperti sekelompok kelinci nakal.

Peter Rabbit

Peter Rabbit

Peter Rabbit

Peter Rabbit

Peter Rabbit

Peter Rabbit

Terus terang film ini tidak sesuai ekspektasi saya. Saya sendiri hanya dapat memberikan nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”. Film ini masih bisa dijadikan hiburan dan termasuk kategori film anak-anak, tapi saya sarankan untuk mendampingi anak-anak kecil ketika menonton film ini bersama mereka. Memang sih, dari versi dongengnya, Peter memang melakukan pencurian, tapi alangkah lebih baik bila karakter dibuat lebih “imut” dan “baik”. Apakah yang Peter lakukan itu benar atau salah dari beberapa sudut pandang, seharusnya dapat lebih ditonjolkan. Film ini justru menonjolkan adegan perseteruan di mana-mana, sayang sekali….

Sumber: http://www.peterrabbit-movie.com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s