
Setelah merasa sukses berwisata dengan membawa bayi ke Singapura pada tahun 2016 lalu, maka kami kembali merencanakan acara jalan-jalan lagi di tahun 2017. Dari beberapa kandidat tujuan wisata yang ada, kami akhirnya memilih Thailand. Kenapa Thailand? Bebas Visa, biaya wisata relatif ekonomis, waktu penerbangan yang relatif singkat, tempat belanja murah dan objek wisata yang agak berbeda dengan kita miliki di indonesia. Sekilas fisik orang Thailand mirip dengan Indonesia, tapi ternyata mereka memiliki bahasa dan budaya yang agak berbeda dengan Indonesia. Saya pribadi lebih tertarik untuk datang ke Thailand dibandingkan Filipina atau Malaysia, pada saat itu.
Kami kembali memilih untuk tidak menggunakan jasa travel dan mengurus semuanya sendiri. Selain lebih ekonomis, kami dapat memilih tujuan wisata sesuka hati. Memang sih lebih repot, tapi ini pasti lebih memuaskan. Pergi ke Thailand dengan membawa bayi tentunya akan menantang karena Thailand merupakan negara berkembang seperti Indonesia. Selain itu, konon mencari makanan halal di sana bukanlah hal yang mudah karena mayoritas penduduknya beragama Hindu dan Buddha. Dengan demikian, jangan kaget kalau objek wisata di sana kebanyakan memiliki keterkaitan dengan Buddha dan Hindu. Bagi yang keberatan untuk datang ke tempat yang memiliki lambang-lambang Buddha atau Hindu, sebaiknya jangan datang ke Thailand. Mayoritas objek-objek wisata Thailand yang unik memang memiliki banyak simbol Buddha dan Hindu di dalamnya.
Sebenarnya, kota di Thailand yang menarik untuk kami kunjungi adalah Bangkok, Pattaya dan Chiang Rai. Di sana terdapat peninggalan sejarah dan budaya yang unik. Kami memang ingin bertualang melihat hal baru yang unik dan beda di negara lain selagi kami masih memiliki waktu, stamina dan anggaran, meski terbatas ;P. Karena keterbatasan itulah maka kami memutuskan untuk mencoret Chiang Rai yang terletak nun jauh di utara Bangkok. Mungkin lain kali kami akan ke sana untuk melihat Wat Rong Khun mereka yang serba putih.
Berbagai persiapan yang matang perlu dipersiapkan untuk perjalanan Bangkok & Pattaya. Berikut hal-hal yang kami dipersiapkan beserta segala pertimbangannya, ketika kami berangkat ke Thailand pada 2017 lalu.
- Passport dan Visa

Untuk masuk ke Thailand, warga Indonesia hanya perlu membawa passport dan mengisi formulir imigrasi saja di Bandara, tidak perlu pakai visa-visa-an ;). Sama seperti Singapura, negara Thailand membebaskan warga negara ASEAN lain untuk masuk ke negaranya. Tapi tetap saja, sebaiknya masuk dengan menggunakan passport yang masih berlaku di atas 6 bulan. Kalau teman-teman galau masalah pembuatan passport, coba cek di Perpanjang Passport di Kanim Bekasi ;).
- Tiket Pesawat

Kami memperoleh tiket pesawat Jakarta – Bangkok melalui promo kerjasama antara BNI dan Garuda di sebuah Travel Fair. Kami harus antri dan berdesak-desakan untuk promo tersebut, wah perjuangan lah pokoknya. Sepengetahuan saya, dari banyak Travel Fair yang marak diadakan di berbagai tempat, tidak semuanya memberikan promo yang benar-benar promo. Kalaupun ada, pasti ada syaratnya dan persaingannya ketat. Jadi, saran saya kalau teman-teman mau berburu tiket murah di Travel Fair, pelajari dahulu persyaratan promo yang ada. Jangan lupa datang di awal dengan perkiraan tujuan wisata. Kalau asal datang saja tanpa perkiraan tujuan wisata yang jelas, biasanya jadi hanya bisa lihat-lihat saja dan kalaupun beli tiket, dapatnya yang non promo :’D.
Saya sendiri datang ke Travel Fair dengan perkiraan hendak membeli tiket ke Malaysia atau Thailand atau Hongkong. Jadi fokus kami ke sana mencari promo 1 diantara ketiga calon destinasi tersebut. Setelah mempertimbangkan dan menghitung berbagai hal, akhirnya kami mantab membeli tiket Jakarta – Bangkok di bulan April. Berdasarkan pengalaman kami ke Singapura pada Persiapan Wisata Singapura, kali ini kami mencocokkan tanggal dengan ramalam cuaca sehingga kami berangkat disaat Thailand sedang menghadapi musim kemarau. Berwisata ke Thailand di saat musim hujan akan sangat merepotkan karena mayoritas objek wisata di Thailand, terletak di luar ruangan. Tanpa sadari kami ternyata datang disaat Thailand sedang panas-panasnya. Karena tidak menggunakan sunblock selqma di sana, maka ketika pulang, kulit kami sekeluarga semakin dekil x__x.
Ada satu hal lagi yang kami lupa pertimbangkan ketika membeli tiket, yaitu faktor hari raya. Tanpa kami sadari, kami datang tepat di tengah-tengah perayaan Songkran yang biasanya berlangsung selama 3 hari. Di Thailand, Songkran itu seperti Idul Fitri di Indonesia. Mayoritas penduduk lokal mudik ke kampung halaman masing-masing. Bangkok relatif hanya dipadati oleh turis asing saja sehingga antrian kereta api dan kepadatan lalu lintas relatif rendah. Beberapa objek wisata kemungkinan akan ditutup pada jam-jam tertentu selama Songkran. Kemudian, Songkran itu ternyata identik dengan perang air. Jadi, jalanan di Thailand akan penuh dengan orang-orang yang saling siram air. Mereka percaya bahwa menyiramkan air ke pada orang lain adalah sama saja dengan memberikan rizki bagi orang tersebut. Wah, kami datang di saat Thailand sedang heboh-hebohnya nih. Seru juga sih, tapi kan kami datang bersama anak kami yang umurnya belum sampai 2 tahun x__x. Beruntung warga lokal Thailand memiliki aturan untuk tidak menyiram bayi di saat Songkran. Nah bagaimana dengan turis asing lain? Sayang mereka kadang kurang pafam dan tetap berusaha menyiram sampai diingatkan oleh warga lokal yang ada. Yaaah, lain kali kami harus waspada dengan hari besar di daerah yang hendak kami tuju. Datang tepat di saat Songkran benar-benar di luar dugaan saya. Di Indonesia tidak ada Songkran. Songkran sendiri merupakan pergantian tahun dalam agama Buddha di Thailand. Berbeda dengan kalender masehi dan hijriah, pergantian tahun bagi mereka berlangsung selama 3 hari, bukan 1 hari saja. Nah kami kemarin itu tiba di Bangkok tepat sehari sebelum Songkran, dan pulang tepat sehari setelah Songkran :’D.

- Booking Penginapan
Dalam menentukan penginapan, ada beberapa hal yang kami pertimbangkan yaitu:
- Tingkat keamanan.
- Tingkat kebisingan, kami memilih penginapan yang tidak memiliki klub malam atau diskotek.
- Jarak dari stasiun kereta terdekat (saya berencana untuk menggunakan kereta saja selama di Thailand).
- Jarak dari objek wisata yang dituju.
- Jarak dari restoran yang menyediakan makanan halal atau jarak dari 7 Elevan terdekat (7 Eleven banyak cabangnya dan menyediakan makanan halal yang dapat dijadikan bekal).
Tersedianya kolam renang atau TV kabel tidak masuk menjadi bahan pertimbangan karena kami tidak jauh-jauh ke Thailand hanya untuk wisata Hotel. Kami memilih untuk bertualang keliling Bangkok dan Pattaya seefisien mungkin.
Akhirnya kami memilih untuk menginap di Shadi Home melalui http://www.hotels2thailand.com. Dengan harga yang ekonomis, kami mendapatkan kamar yang luas walapun tidak ada kolam renang atau TV kabelnya. Lokasi penginapan tersebut sangat dekat dengan pertokoan Pratunam, Stasiun Rachaprarop dan 7-Eleven. 1 lagi yang membuat kami langsung memilih penginapan ini adalah karena bagi yang menginap di sana, otomatis mendapatkan sarapan pagi di restoran halal yang terdapat di bawah penginapan. Mencari makanan halal bukanlah hal yang mudah di Thailand. Di sana, restoran fastfood seperti McD, KFC dan Burger King saja tidak halal loh :(. Oh ya, kalo dari peta, penginapan ini pun nampak tidak terlalu jauh dari Kedubes Indonesia dan Masjid loh ;).
- Transportasi
Pilihan transportasi yang dapat kami gunakan di Thailand adalah bus, taksi, tuktuk, kereta dan perahu. Karena faktor bahasa dan keamanan, kami memilih untuk tidak menggunakan bus. Taksi dan tuktuk sebenarnya relatif aman dan efisien, hanya saja ada oknum-oknum supir yang gemar melakukan penipuan argo dan melakukan penawaran-penawaran sepanjang jalan. Jadi, sepanjang jalan, turis ditawarkan untuk masuk ke toko atau objek wisata tertentu. Kita harus memiliki itenari atau rencana perjalanan yang fix sebelum masuk ke dalam tuktuk atau taksi. Untuk perjalanan ke luar kota, membooking taksi selama sehari merupakan keputusan yang tepat. Tapi kalau di dalam kota dengan tujuan wisata yang berdekatan, taksi bukan pilihan yanv paling efisien. Akhirnya perahu dan kereta menjadi pilihan utama kami ketika berkunjung ke Bangkok.




Thailand dan Indonesia memang sama-sama negara berkembang, tapi sarana transportasi ibukota mereka setingkat di atas ibukota kita. Bangkok memiliki kereta MRT/LRT mirip dengan Singapura dan negara-negara maju lain. Walaupun tingkat kenyamanan dan konektivitasnya tidak sebaik Singapura, tapi sara transportasi ini masih bersahabat untuk digunakan oleh turis-turis asing seperti kami.
Karena kami membawa bayi dan masih kurang yakin bahwa kereta di Bangkok benar-benar nyaman dan aplikatif untuk perjalanan wisata kami, maka kami memilih untuk membeli Single-Trip Ticket yang harus dibeli di vending machine atau loket Stasiun sebagaimana saya bahas pada Bagaimana Cara Naik Kereta di Bangkok?, Semua ini kami lakukan baik ketika kami naik kereta milik BTS maupun SRT. Dengan memilih menggunakan Single-Trip Ticket, maka otomatis kami harus membeli tiket di loket atau vending machine setiap akan naik kereta. Hmmmm, bukankah ini lebih repot? Sebagaimana saya jelaskan pada Bagaimana Cara Naik Kereta di Bangkok?, pemilik kereta di Bangkok ada 3 yaitu SRT, BTS dan MRT. Ketiga memiliki Stasiun yang terpisah dan sistem tiket yang terpisah. Jadi misalkan kami kami membeli tiket Smart Pass Ticket atau One Day Pass Ticket milik BTS, maka tiket tersebut tidak dapat dipergunakan untuk naik kereta SRT atau MRT. Bagi saya pribadi, menggunakan Single-Trip Ticket adalah yang paling efisien. Namun kalau ada teman-teman yang tetap ingin menggunakan sistem pembayaran dengan hitungan deposit atau buffet supaya tidak perlu mencari loket atau vending machine, bisa langsung cusss berangkat, saya sarankan untuk menggunakan One Day Pass Ticket dan Smart Pass Ticket milik BTS. Kenapa BTS? Jalur kereta BTS ada di tengah kota dan melewati berbagai objek wisata belanja dan Dermaga menuju berbagai objek wisata budaya.
Andaikata teman-teman yakin akan menggunakan kereta seharian di tengah kota Bangkok, sebaiknya pilihlah untuk membeli One Day Pass Ticket dimana tiket akan berlaku selama satu hari untuk naik kereta sepuasnya. Tiket ini akan otomatis tidak berlaku pada tengah malam disaat kereta berhenti beroperasi. Tidak perlu membeli tiket di loket atau vending machine setiap akan naik kereta.
Andaikata temana-teman yakin akan naik kereta di tengah kota Bangkok dengan intensitas yang tidak merata di 1 hari, sebaiknya belilah Smart Pass Ticket. Sistem yang digunakan adalah deposit. Jadi kita menyimpan deposit di dalam tiket tersebut. Deposit akan berkurang setiap tiket digunakan. Kalau depositnya habis, kita dapat isi deposit tiket di loket Stasiun. Sayang kalau ada deposit yang tersisa di dalam tiket, maka sisanya tidak dapat diuangkan. Tiket inipun hanya berlaku selama 1 bulan, weleh-weleh.
- SIM Card

Karena fasilitas transportasi yang kurang terkoneksi, jarang tersedianya Wi-Fi gratisan, mahalnya harga paket roaming dan masalah bahasa, maka kami memutuskan untuk membeli SIM Card di Thailand yang dapat dibeli di Bandara Suvarnabhumi seperti saya kisahkan pada Hari Pertama Membawa Bayi Ketika Wisata Bangkok & Pattaya. Tujuan utama kami adalah untuk melihat peta on-line dan berkomunikasi lewat WhatsApp. Kami membutuhkan paket data yang tidak terlalu banyak karena kami bukan tipe turis yang doyan upload di media sosial seperti Facebook, Path, Instagram atau Tik Tok :P. Kami berusaha menikmati petualangan yang di depan mata, tanpa banyak buka-buka smartphone.
Di Thailand sendiri terdapat 3 operator besar, yaitu DTAC, AIS, TRUE MOVE. Ketiganya memiliki paket turis dan berbagai paket lainnya dengan harga yang beda-beda tipis. Kualitas ketiganya pun cukup bagus kalau di tengah kota. Karena beberapa tujuan wisata kami kali ini ada yang di pelosok dan tidak umum dikunjungi turis Indonesia, maka kami memustuskan untuk menggunakan AIS sebagai operator terbesar di Thailand. Pada akhirnya AIS memang tidak mengecewakan. Saya masih bisa melihat peta, chatting dan browsing dengan baik ketika sedang di atas kereta dan sedang dalam perjalanan di pinggiran kota.
- Peta
Peta yang saya siapkan adalah peta jalur kereta dan perahu yang saya download sejak di Indonesia. Pada akhirnya peta ini sangat terpakai untuk melihat arah jalur mana yang harus saya pilih seperti saya jelaskan pada Bagaimana Cara Naik Kereta di Bangkok? dan Bagaimana Cara Naik Chao Praya Express di Bangkok?. Peta ini dapat diperoleh juga di loket informasi Bandara.


Bagaimana dengan peta Bangkok atau Pattaya? Peta Thailand tidak tersedia untuk di-download pada Google Maps. Sebenarnya ada aplikasi alternatif lain yang menyediakan peta Thailand untuk di-download seperti MAPS.ME dan HERE We Go sih, tapi saya lupa mengunduh salah satunya sampai tak terasa sudah tiba waktunya untuk berangkat ke Bandara. Ah sudahlah toh kami berencana untuk membeli SIM-Card di sana. Lihat petanya on-line saja, lebih responsif.
- Stroller
Kali ini kami kembali membawa troller Chocollate Pockit Recline yang ringan dan kecil ketika dilipat. Tangga menuju Stasiun memang tinggi sekali, tapi kalau kita teliti, biasanya tersedia lift pada sudut Stasiun. Ketika kami akan naik perahu, maka stroller kami lipat. Sisi positif datang ke Bangkok di saat Songkran adalah Stasiun dan Dermaga dalam keadaan sepi. Hal ini mempermudah penggunaan stroller karena konon, kalau dalam kondisi normal, Stasiun dan Dermaga akan penuh sesak. Memang sarana transportasi Thailand tidak terlalu ramah stroller, tapi stroller masih masuk akal untuk digunakan di sana.
- Gendongan Bayi
Gendongan bayi ini wajib dibawa, kalau perlu yang paling nyaman. Walai sekilas semua gendongan bayi itu sama saja, tingkat kenyamanannya beda-bda lho. Kami sendiri menggunakan gendongan bayi yang relatif agak mahal tapi tidak membuat pegal. Ada beberapa kondisi dimana stroller tidak dapat digunakan dan harus dilipat. Kita tidak dapat memgandalkan stroller saja ketika berjalan jauh di negeri asing seperti ini.
- Itenari
Kalau saya perhatikan, mayoritas paket wisatanya jasa tour & travel tidak memasukkan Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun, Ananta Samakhom dan Vimanmek Mansion ke dalam 1 paket perjalanan wisata, pasti salah satu atau beberapa tidak ada di dalam intenarinya. Kenapa ya? Padahal kan objek-objek tersebut sangat ikonik. Ketika membuat itenari pada perjalanan wisata ini, ternyata saya baru menyadari bahwa keempat objek wisata tersebut tidak terus menerus buka sepanjang tahun. Tanpa adanya masa berkabung dan Songkran saja, ada waktu-waktu dimana salah satu dari mereka tutup karena restorasi, renovasi, perluasan, hari raya dan berbagai alasan lainnya. Setelah mencari-cari, akhirnya saya menemukan daftar tutupnya Area Grand Palace di http://www.brh.thaigov.net, tepatnya di dalam halaman forum dengan link: http://www.brh.thaigov.net/webboard/index.php?topic=15.msg381#msg381. Semuanya dalam bahasa Thailand kecuali tabel tanggal dan alasan kenapa tutup. Biasanya, setiap tahun, daftarnya diupdate di forum tersebut, link di atas untuk tahun 2017.
Untuk objek lainnya, saya mengumpulkan keterangan dari Group Facebook Backpacker Indonesia dan Tripadvisor. Ada kemungkinan ketika saya datang di sana, Ananta Samakhom & Vimanmek Mansion akan tutup karena sedang berkabung dan direnovasi, maka keduanya sengaja saya jadikan objek wisata opsional yang mungkin akan kami kunjungi di hari terakhir.
Apabila kami ikut dengan rombongan travel, kemungkinan objek-objek ini tidak terlalu diusahakan untuk dapat dilihat. Toh setiap anggota rombongan memiliki kesenangan yang berbeda-beda. Setiap orang atau keluarga memang pasti memiliki kesenangan masing-masing. Saya dan istri saya sendiri senang akan petualangan melihat tempat-tempat di Thailand yang unik dan tidak ada di Indonesia, biasanya berhubungan dengan budaya dan sejarah. Tentunya tetap akan ada slot untuk belanja di pusat perbelanjaan yang unik, murah dan meriah di sana ;). Kemudian akan ada slot dimana kami melihat binatang karena kami membawa anak kami yang senang melihat binatang :). Yang namanya acara melihat pembuatan kerajianan atau melihat kebun anggur akan kami lewatkan karena kami kurang senang dengan acara-acara seperti itu hehehehe. Setelah dimusyawarahkan semua disusun dalam bentuk itenari yang fix, lengkap dengan objek wisata cadangan agar perjalanan kami ini efektif.
Pada prakteknya, itenari atu rencana perjalanan ini memang pasti ada yang meleset sebagaimana saya kisahkan selengkapnya pada Hari Pertama Membawa Bayi Ketika Wisata Bangkok & Pattaya, Hari Kedua Membawa Bayi Ketika Wisata Bangkok & Pattaya, Hari Ketiga Membawa Bayi Ketika Wisata Bangkok & Pattaya, Hari Keempat Membawa Bayi Ketika Wisata Bangkok & Pattaya, Hari Kelima Membawa Bayi Ketika Wisata Bangkok & Pattaya. Tapi paling tidak kami memiliki patokan dan arahan ketika tiba di Thailand. Sayang kan kalau sudah jauh-jauh datang, eeeeh sampai di sana bingung mau ke mana. Berikut contoh itenari yang saya pergunakan pada 2017 lalu:
Hari |
Jam |
Kegiatan |
11-Apr |
9:40 |
Berangkat dari Soekarno Hatta terminal 2 menggunakan GA 866 |
|
13:10 |
Tiba di Suvarnabhumi International Airport Bangkok, urus imigrasi dan pergi ke Shadi Home |
|
15:00 |
Tiba di Shadi Home |
|
16:00 |
Keliling Pratunam Market |
|
17:00 |
Menuju Asiatique The Riverfront |
|
17:30 |
Jalan-jalan dan makan malam di Asiatique The Riverfront |
|
20:00 |
Kembali ke Hotel |
12-Apr |
7:00 |
Dijemput dari Hotel ke Sanctuary of Truth di Pattaya oleh taksi bookingan |
|
9:15 |
Tiba dan Jalan-Jalan di Laser Buddha |
|
9:40 |
Pergi menuju Nong Nooch |
|
10:00 |
Wisata dan makan siang di Nong Nooch |
|
13:00 |
Pergi menuju Wat Phra Yai Pattaya |
|
13:30 |
Tiba dan jalan-Jalan di Wat Phra Yai Pattaya |
|
14:00 |
Menuju Sanctuary of Truth |
|
14:30 |
Tiba dan jalan-jalan di Sanctuary of Truth |
|
17:00 |
Acara bebas dan kembali ke Hotel di Bangkok |
13-Apr |
8:00 |
Menuju Grand Palace |
|
9:00 |
Tiba dan wisata di Grand Palace |
|
10:00 |
Menuju Wat Pho |
|
10:30 |
Tiba dan wisata di Wat Pho |
|
11:45 |
Makan siang di Tha Tien Market |
|
13:00 |
Menuju Wat Arun |
|
14:00 |
Wisata di Wat Arun |
|
15:00 |
Menuju Pratunam Market |
|
15:30 |
Keliling Pratunam Market |
|
17:00 |
Menuju Yok Yor untuk dinner cruise |
|
18:00 |
Tiba di Yok Yor |
|
22:00 |
Kembali ke Hotel |
14-Apr |
10:00 |
Menuju Ancient City |
|
11:30 |
Wisata dan makan di Ancient City |
|
15:30 |
Menuju Chatuchak |
|
17:00 |
Keliling Chatuchak dan acara bebas |
15-Apr |
8:00 |
Menuju Vimanmek Mansion |
|
9:00 |
Wisata di Vimanmek Mansion |
|
11:00 |
Acara bebas |
|
15:00 |
Menuju Airport |
|
16:00 |
Tiba di airport |
|
17:15 |
Take off ke Jakarta |
- Contekan & Coretan
Ketika saya sedang mempersiapkan hal-hal di atas, saya membuat coretan untuk setiap objek yang saya print untuk dijadikan contekan dan pertimbangan ketika memilih waktu kunjungan. Isinya kurang lebih mengenai informasi penting dari objek-objek yang masuk ke dalam itenari dan objek-objek cadangan. Yaa mana tau tiba-tiba terjadi suatu hal, kami tetap dapat manfaatkan kunjungan wisata kami dengan optimal. Contoh coretan yang saya pernah buat untuk perjalanan ini dapat dilihat pada ….
- Tiket Atraksi
Untuk objek wisata yang terletak di tengah kota Bangkok, kami memilih untuk membelinya langsung di loket ketika sudah tiba di sana. Dalam kasus ini, membeli on-line tidak memberikan keuntungan apapun. Membeli tiket secara on-line terkadang membuat kita untuk menentukan tanggal kedatangan. Kalau semuanya dibeli melalui on-line, rencana perjalanan kita otomatis tidak terlalu fleksibel. Saya akan membeli lewat on-line bila harganya memang lebih murah saja.
Berbeda dengan Bangkok, semua tiket masuk dari objek wisata yang akan kami kunjungi di luar kota Bangkok, sudah kami beli sejak masih di Indonesia lewat on-line. Ini sudah kami lakukan karena untuk objek-objek tersebut, membeli tiket lewat on-line memang akan lebih murah. Yaaaah, selama harganya lebih murah, sikaaattttt :D.

Sekian sedikit tips dari saya, semoga bermanfaat terutama bagi teman-teman yang berencana mengunjungi Bangkok dan Pattaya tanpa menggunakan paket tour lengkap.
Sumber:
http://www.chaophrayaexpressboat.com
http://www.bts.co.th
http://www.srtet.co.th
http://www.bangkokmetro.co.th
Baca juga:
Hari Pertama Membawa Bayi Ketika Wisata Bangkok & Pattaya
Ringkasan Objek Wisata Bangkok & Pattaya
Bagaimana Cara Naik Kereta di Bangkok?
Bagaimana Cara Naik Chao Praya Express di Bangkok?
Menyukai ini:
Suka Memuat...