Setelah pada Hari Keempat Membawa Bayi Ketika Wisata Bangkok & Pattaya kami menemukan deretan toko yang masih buka di Pertokoan Pratunam. Ternyata hal ini masih membuat istri saya penasaran. Akhirnya, ia berangkat sendiri di pagi hari, sebelum saya dan si kecil bangun tidur, untuk melihat daerah yang semalam kami kunjungi. Dan ternyata ia menemukan banyak sekali toko pakaian yang buka di belakang Indra Square, sebuah area di samping area pertokoan Pratunam. Di sana, model-modelnya bagus dan harganya relatif lebih ekonomis. Bahkan sampai saya menulis tulisan ini, baju-baju yang istri saya beli di sana masih nampak bagus dan tidak ada di Indonesia :D.
Setelah puas belanja, istri saya kembali ke dalam penginapan dan bersiap untuk berjalan-jalan di hari terakhir kami ini. Sebelum menuju Bandara Svarnabhumi, tujuan kali hari ini adalah Ananta Samakhom Throne Hall, Vimanmek Mansion dan bertemu dengan teman istri saya yang tinggal di Bangkok.
Setelah sarapan di penginapan dan membeli bekal makanan halal di 7-Eleven, kami kembali berjalan kaki tapi tidak menuju Stasiun Ratchaprarop. Kali ini kami berjalan ke arah jalan raya untuk mencoba naik tuk-tuk. Tuk-tuk pada dasarnya merupakan bajaj yang lebih panjang dan terbuka. Kami naik Tuk-Tuk dari ujung Jalan Ratchaprarop 9 sampai depan Ananta Samakhom Throne Hall dengan harga yang entah terlalu mahal atau tidak, yang pasti memang akan jauh lebih murah menggunakan kereta hehehehe. Yaaaah pengalaman naik tuk-tuk memang unik dan beda. Tapi, sesuai dugaan, Pak Supir mengajak kami jalan-jalan ke tempat lain. Saya tentunya langsung menolak dengan sopan, jangan ada rasa sungkan menolak kalau naik taksi atau tuk-tuk di Bangkok :D.
Meskipun kompleks Grand Palace yang pernah kami kunjingi pada Hari Ketiga Membawa Bayi Ketika Wisata Bangkok & Pattaya adalah kediaman resmi Raja Thailand, tapi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej dan keluarga lebih memilih untuk tinggal di kompleks istana Dusit yang lebih bergaya Eropa. Istana seluas 64749 meter persegi ini selesai dibangun pada tahin 1901 dan telah menjadi kediaman 13 Raja Thailand yang pernah bertahta. Bangunan utama kompleks ini adalah Ananta Samakhom Throne Hall yang dulu dibuka sebagai museum. Bangunan putih ini memang nampak menonjol terlihat dari kejauhan.
Sayang ketika tiba di sana, kompleks Istana Dusit beserta Ananta Samakhom Throne Hall tutup karena hal yang kurang kami fahami. Di sana kami bertemu banyak sekali wartawan yang tidak dapat berbahasa Inggris :’D. Dari penjelasan bahasa tubuh dan isyarat tangan mereka, saya simpulkan bahwa sebentar lagi akan ada deretan anggota kerajaan keluar dari Istana. Kami pun hanya dapat melihat Istana Dusit dari kejauhan karena ada banyak tentara memblokir jalan menuju Istana Dusit. Tak lama kemudian kami melihat deretan mobil-mobil keluar dari Istana. Sumpah ini mobil yang keluar banyak sekali dan seragam semua. Nampak ada 2 atau 3 mobil sedan yang berbeda di tengah barisan. Aaahhh, mungkin ini keluarga kerajaan mau ke warung beli snack :P.
Setelah selesai, wartana dan barisan tentara membubarkan diri. Kami berjalan menuju pagar Istana Dusit dan memperoleh keterangan bahwa Istana Dusit tutup tapi para turis diperbolehkan mengambil gambar dari pagar saja. Beruntung Ananta Samakhom Throne Hall terletak tak jauh dari pagar sehingga ada beberapa spot foto yang lumayan ok di sana. Toh saya memang tidak berniat masuk ke dalam, isinya hanya museum saja sepertinya. Menurut informasi yang saya peroleh, ternyata Istana Dusit masih terus tutup sampai 2018 loh.
Hari itu kami terus berjalan kami menuju Vimanmek Mansion yang konon terletak di kompleks yang sama. Tempat tersebut adalah istana kayu jati terbesar di dunia dan merupakan kediaman raja lainnya yang berfungsi sebagai museum. Bad news, Vimanmek Mansion 100% tidak dapat dilihat karena sedang direnovasi. Semua ditutupi dengan pembatas yang besar-besar.
Istri saya ternyata mendapat pesan bahwa temannya menunggu di Ma Boon Krong Center atau populer dengan nama MBK Center. Karena posisi kami jauh dari Stasiun, maka kami mencari taksi yang dapat mengantarkan kami ke MBK Center. Entah kenapa banyak taksi menolak dengan bahasa Thailand yang kami tak pahami. Semua menolak dalam bahasa Thailand walaupun saya sudah menunjukkan tulisan latin MBK Center , tulisan Thai MBK Center, dan posisi MBK Center di googlemaps saya. Aduh kurang apa lagi yaaa, kenapa kok begini. Setelah hampir 45 menit mencari, akhirnya ada supir taksi yang mampu berbahasa Inggris dan mau mengantar kami. Perjalan sepanjang kurang lebih 6 kilometer tersebut dijalani dengan cepat karena jalanan Bangkok saar Songkran tidak semacet biasanya.
MBK Center merupakan mall yang sempat menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Asia pada 1995. Kalau sekarang sih rasanya di Jakarta juga ada yang sebesar ini. Di sana terdapat lebih dari 2000 toko yang menjual aneka souvenir, baju, elektronik, kosmetik, pakaian dan lain-lain. Sama seperti di Pratunam atau Chatucak, ada sedikit tawar menawar di sana. Ruangan dan lorong yang nyaman ber-AC memang menjadi nilai plus tempat ini dibandingkan Pratunam atau Chatucak, tapi belanja di MBK Center rasanya tak jauh berbeda seperti belanja di Mall biasa hehehehe. Kami sendiri membeli buah-buahan kering di sana. Kadang cara menawar di sana adalah dengan membeli lebih banyak. Kami mau beli lebih dari 1 kalau harganya turun, barulah si penjual mau. Tidak hanya belanja, kami pun bersilaturahmi dengan keluarga teman istri saya yang tinggal di dekat Asiatique The Riverfront.
Dari MBK Center, kami kembali ke habitat kami, ….. kembali berjalan ke Stasiun untuk naik kereta :D. Dari Stasiun National Stadium, kami naik kereta jalur hijau muda sampai Stasiun Siam yang ternyata dekaaaaat sekali :P. Dari Stasiun Siam kami naik kereta jalur hijau tua sampai Stasiun Phaya Thai. Dari Stasiun Phaya Thai kami naik kereta jalur merah jambu sampai Stasiun Rachaprarop. Lalu kami berjalan kaki sampai penginapan kemi di Jalan Rachaprarop 9. Hari ini tidak ada tanda-tanda perang air sama sekali, mungkin ini terjadi karena puncak Songkran sudah lewat. Kami benar-benar kering ketika tiba di penginapan.
Kami sampai di penginapan untuk kembali mengatur koper dan barang bawaan. Di sinilah anak kami mulai rewel minta ampun. Perjalanan kami agak tertunda karena hal ini. Sama seperti ketika tiba di Bangkok pada Hari Pertama Membawa Bayi Ketika Wisata Bangkok & Pattaya, kami kembali akan menggunakan kereta untuk mencapai Bandara Suvarnabhumi. Setelah berjalan sampai Stasiun Ratchaprarop, kami naik kereta jalur merah muda menuju Bandara Suvarnabhumi. Di sana, kami langsung check-in dan menunggu waktu boarding. Setelah masuk ke dalam pesawat anak kami kembali rewel. Baru ketika mendarat di Jakarta ia agak tenang.
Perjalanan Bangkok – Jakarta di atas pesawat tersebut terbilang sulit. Kenapa yaaa? Saya rasa ini adalah karena faktor kelelahan dan karena tidak membawa sunblock. Wow, sunblock? Yaaaa, hal yang lupa kami pertimbangkan ketika merencanakan perjalanan ini. Berbeda dengan Singapura, sarana transportasi Thailand belum saling tersambung sehingga kami beberapa kali harus berjalan di bawah teriknya matahari. Mungkin, kulit yang sering terpapar matahari selama beberapa hari tersebut, menimbulkan rasa tidak nyaman yang menumpuk di hari terakhir. Saya akui kami sering sekali berjalan di bawah teriknya matahari untuk pindah Stasiun atau berjalan menuju Dermaga. Tapi ya memang sih, sarana transportasi yang menantang tersebut memberikan petualangan yang tak terlupakan, tapi ternyata ada dampak negatifnya juga. Objek wisata di Thailand pun, banyak yang sifatnya outdoor sehingga kami pun semakin sering terpapar sinar matahari. Parahnya, kami datang bertepatan ketika Songkran tiba. Songkran biasa jatuh pada saat suhu udara Thailand sedang sangat panas sekali. Ketika melihat ke cermin, wajah dan tangan saya nampak seperti terbakar. Pulang dari Thailand kulit kami sekeluarga semakin gosong :’D. Aduhhh, kalau tau begini, dari awal pakai sunblock deh. Yaaah ini pasti akan dijadikan sebagai pembelajaan kami para perjalanan wisata berikutnya. Kami belum kapok dan masih siap untuk kembali berpetualang ke negeri orang. Tapi, nabung dulu yaaaa…. ;).
Baca juga:
Hari Keempat Membawa Bayi Ketika Wisata Bangkok & Pattaya
Persiapan Wisata Thailand 2017
Ringkasan Objek Wisata Bangkok & Pattaya
Bagaimana Cara Naik Kereta di Bangkok?
Bagaimana Cara Naik Chao Praya Express di Bangkok?