
Berawal dari kesuksesan Insidious (2010), lahirlah Insidious: Chapter 2 (2013), Insidious: Chapter 3 (2015) dan Insidious: The Last Key (2018). Produser mana yang tidak senang dengan film beranggaran rendah dengan profit setinggi langit. Hal itulah yang terus terjadi pada film-film Insidious. Tak heran kalau akan terus bermunculan film-film Insidious berikutnya. Insidious pun menjelma menjadi sebuah franchise yang terdiri dari banyak film. Sampai saat saya menulis tulisan ini, sudah ada 4 film Insidious yang dirilis dan Insidious: The Last Key (2018) adalah yang terbaru. Jadi kali ini saya akan membahas keempat film Insidious yang sudah dirilis.
Kalau dilihat dari urutan perilisan, memang Insidious: The Last Key (2018) adalah yang paling akhir muncul. Namun, kalau dilihat dari urutan waktu pada jalan ceritanya, film tersebut bukanlah yang terakhir. Beginilah urutan film-film Insidious kalau dilihat dari waktu. Semua diawali oleh Insidious: Chapter 3 (2015), kemudian diikuti oleh Insidious: The Last Key (2018), Insidious (2010) dan diakhiri oleh Insidious: Chapter 2 (2013). Wah acak-acakan yah :’D.
Pada dasarnya, keempat film tersebut mengisahkan kasus supranatural yang dihadapi oleh Elise Rainier (Lin Shaye) dan rekan-rekan. Elise merupakan paranormal handal yang menggunakan kemampuannya untuk menolong. Semua kasus yang ia hadapi berhubungan dengan dunia roh yang pada film ini disebut The Furher. Hanya roh orang-orang tertentu saja yang dapat pergi menuju The Futher. Pintu menuju sangat banyak dan tidak mengenal batasan waktu. Hal inilah yang menjadi daya tarik Insidious.

Supaya sesuai dengan urutan waktunya, mari kita mulai dari Insidious: Chapter 3 (2015) :). Pada awal film, dikisahkan bahwa Elise berhenti dari kegiatan supranatural karena ketakutannya akan sosok yang diramalkan akan menjadi lawan terberatnya. Sebuah sosok yang akan Elise hadapi pada Insidious (2010) dan Insidious: Chapter 2 (2013). Kekhawatiran akan kegagalan dan kematian terus menghantui Elise sampai hatinya tergerak untuk menolong seorang gadis yang mengalami gangguan supranatural. Disinilah awal mula Elise bertemu dengan kedua anak muda yang menjadi rekan barunya. Melalui kasus ini pulalah, Elise memperoleh kepercayaan dirinya kembali untuk terus menggunakan kekuatannya untuk kebaikan.

Kemudian pada Insidious: The Last Key (2018), Elise dan kedua rekan barunya, pergi ke kampung halaman Elise untuk menyelesaikan sebuah kasus. Yang menarik di sini adalah, lokasi kejadiannya adalah rumah masa kecil Elise. Di sini, Elise harus berhadapan kembali dengan masa lalunya yang kelam. Mau tak mau, kasus yang kini ia hadapi, berhubungan erat dengan masalah keluarga Elise.


Uniknya, detail kecil pada akhir dari Insidious: The Last Key (2018) menunjukkan asal mula dari segala bencana yang muncul pada Insidious (2010). Hanya saja, saya sendiri harus mengulang bagian akhirnya untuk mengerti hal tersebut. Inilah salah satu kelebihan dari film-film Insidious. Film yang satu bisa berkaitan dengan cara yang tidak terduga dengan film lainnya.


Hal yang sama pun terjadi pada Insidious (2010) dan Insidious: Chapter 2 (2013). Insidious: Chapter 2 (2013) menjelaskan beberapa kejadian misterius pada Insidious (2010). Kedua film ini memang sangat erat hubungannya karena pada kedua film inilah Elise dan kawan-kawan berhadapan dengan kasus yang sangat berat.
Insidious (2010) dan Insidious: Chapter 2 (2013) mengambil latar belakang setelah kejadian pada Insidious: The Last Key (2018). Kali ini dikisahkan bahwa keluarga Lambert mengalami gangguan supranatural sejak mereka pindah rumah. Kalau mengikuti pola film horor pada umumnya, ya sopasti si korban terus saja ada di rumah tersebut dan menghadapi teror-teror yang ada. Nah, keluarga Lambert melakukan hal yang sangat logis. Mereka langsung pindah rumah. Sayang, teror terus mengikuti mereka dimanapun mereka berada.


Elise dan kawan-kawan pun dipanggil untuk menolong. Sumber dari semua masalah tersebut ternyata merupakan sesuatu yang sangat jahat dan kuat. Sekilas, memang semua nampak klise ya. Akhir dari Insidious (2010) pun seolah membuat film ini mengikuti pola film horor pada umumnya. Semua berubah 180 derajat ketika saya menonton Insidious: Chapter 2 (2013). Kedua film tersebut memang merupakan kesatuan yang saling melengkapi.

Insidious (2010) dan Insidious: Chapter 2 (2013) hadir dengan jump scare dan sound effect ala film horor lawas yang bernada tinggi. Namun semuanya tidal nampak murahan sebab penggunaannya memang untuk bagian-bagian yang penting saja. Sentuhan James Wan sebagai sang sutradara memberikan perbedaan yang sangat nyata. Kedua film yang ia sutradarai ini berhasil memberikan kengerian dengan alur cerita yang tidak membosankan. Rasa penasaran terus menghantui saya ketika menonton film-film tersebut.


Bagaimana dengan Insidious: Chapter 3 (2015) dan Insidious: The Last Key (2018)? Walaupun skrip keempat film Insidious ditulis oleh orang yang sama, keduanya tidak disutradarai oleh James Wan. Sebenarnya, jalan cerita kedua film tersebut memiliki potensi yang besar. Sayang kok eksekusinya terasa sedikit hambar. Misterinya memang masih ada, hanya saja alur ceritanya tidak terlalu ngeri dan ada beberapa bagian yang cukup membosankan. Terus terang kualitas Insidious: Chapter 3 (2015) dan Insidious: The Last Key (2018) berada di bawah Insidious (2010) dan Insidious: Chapter 2 (2013). Bisa jadi, semua karena perbedaan siapa sutradaranya.
Hal-hal diataslah yang membuat saya hanya dapat memberikan Insidious: Chapter 3 (2015) dan Insidious: The Last Key (2018), nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Sedangkan untuk Insidious (2010) dan Insidious: Chapter 2 (2013), saya ikhlas untuk memberikan nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Kabarnya, film Insidious kelima akan hadir dengan judul Insidious: Death’s Lair. Melihat trend, semakin menurunnya kualitas film-film Insidious, saya ragu apakah film kelima tersebut dapat mengulang kesuksesan film pertama dan keduanya? Kita lihat saja nanti ;).
Sumber: http://www.sonypictures.com
Menyukai ini:
Suka Memuat...