Nobody (2021)

Nobody (2021) memiliki judul yang sangat berkaitan dengan tokoh utamanya. Hutch Mansell (Bob Odenkirk) berusaha menjadi “nobody” atau “bukan siapa-siapa”. Ia berusaha tampil sebagai kepala keluarga biasa yang hidup dengan istri dan kedua anaknya. Ia bahkan rela terlihat lemah demi menutupi rahasinya. Pada bagian awal film, Mansell memang sedikit mendapat cibiran sebagai laki-laki lemah. Tapi tenang, itu tidak berlangsung lama dan cibirannya tidak berlebihan. Semuanya nampak cukup wajar dan secukupnya. Biasanya, pada film-film lain yang sejenis, cibiran kepada si tokoh utama dibuat banyak dan berlebihan supaya penonton kesal dan terbawa emosi. Kali ini penonton tidak dibawa ke arah itu.

Di sini, sejak awal Mansell seperti menyembunyikan sesuatu di dalam dirinya. Beberapa tokoh yang mengetahui rahasia Mansell, terlihat ketakutan ketika melihat Mansell muncul. Siapakah Mansell sebenarnya? Mafia? Gangster? CIA? FBI? KGB? atau BIN? :’D

Apapun organisasinya, yang pasti Mansell mampu menghabisi banyak orang ketika ia sedang serius. Jangan salah, Nobody (2021) tidak tampil seperti mayoritas film aksi di era 90-an. Semua adegan aksinya ditampilkan dengan sangat wajar dan masuk akal. Tokoh Mansell seolah-olah memang benar ada di dunia nyata. Saya dapat melihat dengan jelas ekspresi kaget takut dan kesakitan dari Mansell. Saya acungkan 2 jempol deh bagi akting Bob Odenkirk.

Adegan aksi Nobody (2021) terbilang keren sekali. Dari awal sampai akhir, semuanya sukses menghibur malam minggu saya. Sekilas, Nobody (2021) memiliki beberapa kesamaan dengan film-filmnya John Wick. Hal ini tidak mengherankan sebab penulis dan produser Nobody (2021) adalah bagian dari tim yang terlibat pada film-film John Wick. Saya pribadi sedikit lebih senang dengan Nobody (2021) dibandingkan kedua film John Wick yang sudah dirilis. Mansell berjuang dengan keluarga sebagai taruhannya. Sementara itu John Wick berjuang untuk keselamatan dirinya sendiri, tidak ada keluarga lagi di sisi John. Pertaruhan Mansell terasa lebih besar dan beresiko.

Dibalut dengan jalan cerita yang bagus dan tidak membosankan, film yang satu ini sangat layak untuk ditonton. Nobody (2021) sudah sepantasnya untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Sampai saat saya menulis tulisan ini, Nobody (2021) adalah film terbaik yang saya tonton sepanjang awal tahun 2021.

Sumber: http://www.nobody.movie

Zack Snyder’s Justice League (2021)

Selama ini Zack Snyder telah menjadi tokoh kunci dari terbentuknya DCEU (DC Extended Universe). DCEU sendiri secara singkat dapat dikatakan sebagai kumpulan dari film-film superhero DC Comics yang saling berhubungan. Hubungan-hubungan tersebut tentunya ada kalanya akan dijadikan satu pada sebuah titik. Kalau Marvel Comics memiliki The Avengers, maka DC Comics memiliki Justice League sebagai titik pemersatu DCEU. Justice League adalah sebuah perkumpulan yang terdiri dari berbagai superhero kenamaan yang pernah DC Comics buat. Tentunya versi film layar lebar dari Justice League, seharusnya menjadi perhelatan besar bagi Zack Snyder. Semua hal yang telah ia tanamkan atau sisipkan pada film-film DCEU sebelumnya, akan bertemu kembali pada titik ini. Namun, pada proses akhir dalam pembuatan film Justice League, keluarga Snyder harus menghadapi sebuah musibah. Pada Maret 2017, salah satu anak Snyder dikabarkan melakukan bunuh diri. Hal ini sangat memukul Snyder dan ia memutuskan untuk mundur dari proyek DCEU yang telah lama ia rintis.

Pihak studio terus melanjutkan proyek yang Snyder tinggalkan dan lahirlah Justice League (2017). Film yang satu ini gagal memperoleh sambutan yang meriah dari sebagain besar penonton. Bagi saya sendiri film tersebut yah hanya lumayan saja, tidak terlalu spesial. Agar DCEU dapat terus berjalan, film penting seperti Justice League (2017) diharapkan hadir sebagai film yang spektakuler. Justice League (2017) dapat dikatakan sebagai lambang “kematian” dari DCEU.

Beberapa tahun kemudian, terkuak bahwa hengkangnya Snyder di akhir proses produksi Justice League (2017), membuat film tersebut kurang optimal. Film tersebut dikabarkan agak melenceng dai visi Snyder. Banyak sekali detail yang diubah. Para fans menyuarakan agar pihak studio dan produser berkenan untuk merilis Justice League versi Snyder. Setelah melalui proses yang panjang, hadirlah Zack Snyder’s Justice League (2021).

Tidak tanggung-tanggung, durasi Zack Snyder’s Justice League (2021) adalah 4 jam. Ini jauh berbeda dengan film lepas lain yang rata-rata memiliki durasi rata-rata antara 1,5 jam sampai 2 jam. Dengan durasi sepanjang itu, Snyder’s Justice League (2021) tentunya berhasil memberikan detail yang lebih banyak. Saya lihat porsi The Flash (Ezra Miller) dan Cyborg (Ray Fisher) menjadi jaih lebih banyak. Pentingnya peranan kedua superhero tersebut terlihat menanjak drastis pada Snyder’s Justice League (2021). Padahal secara garis besar, cerita pada Zack Snyder’s Justice League (2021) dan Justice League (2017), tidak jauh berbeda.

Snyder membubuhkan berbagai detail kecil yang membuat Zack Snyder’s Justice League (2021) memiliki keterkaitan yang erat dengan film-film DCEU sebelumnya. Otomatis Snyder mengubah-ubah beberapa bagian cerita. Sebenarnya bagian yang diubah terasa tidak terlalu banyak, tapi memiliki makna yang luas. Kemudian, peranan superhero Justice League lain selain Superman, terasa jauh bermakna pada Zack Snyder’s Justice League (2021). Akhir ceritanya saja lebih memiliki klimaks. Nampak jelas bahwa film ini mampu menunjukkan bahwa semua anggota Justice League memang memiliki peranan masing-masing yang sama pentingnya. Mereka bukan hanya “bantalan” Superman saja. Dari segi cerita, Zack Snyder’s Justice League (2021) jauh lebih berkualitas dibandingkan Justice League (2017).

Apa saja sih yang Snyder ubah? Yang pasti rasio gambar film Zack Snyder’s Justice League (2021) menggunakan rasio 4:3 yang saat ini jarang digunakan film lain. Kemudian warna-warna pada film tersebut dibuat lebih gelap dan kelam. Humor-humor kecil pada Justice League (2017) pun dipangkas habis-habisan. Zack Snyder’s Justice League (2021) lebih banyak menunjukan bagaimana para superhero dan supervillain menggunakan kekuatannya. Tak lupa, peramu musik pada Zack Snyder’s Justice League (2021) dibuat berbeda pula.

Cerita boleh sama, tapi Snyder sukses memberikan rasa yang sangat berbeda pada Zack Snyder’s Justice League (2021). Durasi yang panjang, dipecah ke dalam beberapa Chapter kok. Saya sendiri mengambil istirahat sejenak ketika pertama kali menonton film tersebut. Zack Snyder’s Justice League (2021) sudah selayaknya memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Dengan kehadiran film ini, denyut nadi DCEU kembali berdetak ;).

Sumber: http://www.snydercut.com

Mulan (2020)

Hua Mulan (花木蘭) merupakan legenda dari negeri Tingkok yang sampai saat ini masih diperdebatkan keberadaannya. Apakah Mulan merupakan tokoh karangan atau tokoh nyata? Terlepas dari itu, Mulan telah beberapa kali diangkat ke dalam berbagai media. Kurang lebih ceritanya mirip. Ketika negeri kampung halaman Mulan berperang, ayah Mulan yang sudah tua diharuskan ikut maju ke medan tempur. Mulan kemudian menyamar menjadi pria dan ikut bertempur membela tanah airnya.

Pemberdayaan wanita selalu menjadi topik utama dari kisah petualangan Mulan. Mulan hidup di jaman kerajaan dimana para wanita diharapkan untuk menjadi istri yang baik. Mampu mengurus rumah tangga beserta anak-anak. Menjadi tentara kerajaan, bukanlah hal yang lazim pada saat itu. Maka Mulan menjadi lambang pemberdayaan wanita di tengah-tengah dominasi pria.

Mulan (1998) versi animasi Disney, merupakan salah satu film putri Disney favorit saya. Pesan moralnya dapat, romansanya dapat, komedinya juga dapat. Apakah Mulan (2020) akan sama bagusnya dengan Mulan (1998)?

Cerita boleh sama, tapi cara penyampaian dan eksekusi dapat merubah segalanya. Mulan (2020) bisa jadi dikatakan sebagai versi live action dari Mulan (1998). Ceritanya bisa dibilang mirip. Hanya saja Mulan (2020) seolah menghilangkan hal baik dari Mulan (1998) dan menggantinya dengan hal yang kurang ok.

Saya mulai dari sisi komedi. Kehadiran naga mungil yang mendampingi petualangan Mulan memang berhasil membuat Mulan (1998) lebih menghibur. Banyak sekali humor-humor jenaka yang dilontarkan sang naga. Bagaimana dengan Mulan (2020)? Karakter naga ini tidak ada, dan tak ada sosok penggantinya. Otomatis Mulan (2020) terasa lebih serius dan kering dari yang namanya komedi.

Unsur romansa yang biasa dihadirkan pada kisah-kisah Mulan pun, relatif hilang pada Mulan (2020). Saya pribadi tidak ada masalah akan hal ini. Hanya saja, saya merasa seperti ada seorang tokoh pria yang “nanggung”. Entah maksudnya dia hendak dijadikan love interest dari Mulan atau apa. Jatuhnya sih jadi agak janggal.

Dari sisi adegan aksinya, Mulan (2020) memang nampak cantik dan bagus. Semuanya nampak realistis dan tepat takarannya. Yah, rasanya inilah satu-satunya poin positif dari Mulan (2020).

Sayang, adegan yang lumayan ok, harus bekerja keras mendukung jalan cerita yang penuh lubang. Terdapat beberapa bagian yang terlihat terlalu dipaksakan. Perubahan sikap dari karakternya, terlalu drastis dan kurang masuk akal x_x.

Bagaimana dari sisi pesan moralnya? Inilah bagian terburuk dari Mulan (2020) :(. Saya mulai dari pesan moral positifnya ya. Mulan tampil sebagai wanita mandiri yang berbakti kepada orang tua dan cinta tanah air. Bayangkan saja, ia berani menyamar menjadi pria demi menggantikan posisi ayahnya di program wajib militer kerajaan. Sayang semuanya seolah-olah Mulan lalukan tanpa melihat apakah kerajaan yang ia dukung, berada di pihak yang benar atau tidak. Pada Mulan (1998), tidak tanggung-tanggung, lawan Mulan adalah kerajaan lain yang ingin menginvasi dan menjajah tanah air Mulan. Jahat? Jelassss, Mulan pada Mulan (1998) terlihat membela pihak yang benar.

Bagaimana posisi Mulan pada Mulan (2020)? Sekilas, dikisahkan bahwa lawan dari kerajaan Mulan merupakan sekumpulan dari suku-suku yang wilayahnya dikuasai oleh sang kaisar, pemimpin kerajaan tempat Mulan tinggal. Tak lupa kaisar pun telah membunuh kepala suku mereka di masa lalu. Yang terjadi adalah benih dari yang sang kaisar tanam dahulu kala. Tidak ada kisah yang menyatakan bahwa sang kaisar melakukan ini demi kebaikan atau hal-hal lain yang menunjukkan bahwa kaisar tidak salah. Kalau kita balik, bisa saja lawan-lawan Mulan hanyalah suku-suku yang menuntut kemerdekaan atas kampung halaman mereka. Tidak semua manusia yang penampilan fisiknya menyeramkan, memiliki hati yang buruk bukan?

Kesan di atas semakin dipertegas ketika pemeran Mulan pada Mulan (2020) menyatakan dukungannya atas tindakan repesif kepolisian Hongkong terhadap para demonstran. Mulan (2020) memang dirilis di tengah-tengah ketengangan antara penduduk Hongkong dengan pemerintah Cina daratan.

Saya sangat suka dengan Mulan (1998), tapi saya kurang suka dengan Mulan (2020). Kedua film tersebut boleh mengambil legenda yang sama, bahkan keduanya sama-sama buatan Disney. Tapi hasilnya ternyata sangat berbeda. Maaf dear Disney, bagi saya, Mulan (2020) hanya memperoleh nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”.

Sumber: movies.disney.com/mulan-2020

Charlie’s Angels (2019)

Charlie’s Angels pada awalnya merupakan film seri yang hadir antara tahun 1976 sampai 1981, jauh sebelum saya lahir hehehehe. Kemudian hadir Charlie’s Angels versi layar lebar pada tahun 2000 dan 2003. Saya sudah pernah menonton kedua versi Charlie’s Angels tersebut dan saya lebih suka dengan versi film seri yang tahun 70-an. Mereka hadir dengan berbagai kasus dan akting yang wajar. Bagaimana dengan versi layar lebarnya? Bagi saya pribadi, film layar lebar Charlie’s Angels tahun 2000 dan 2003, terlalu bombastis dan penuh dengan humor yang garing seperti kanebo kering. Masuk akal kalau saya kurang antusias terhadap Charlie’s Angels (2019). Apalagi sebelum Charlie’s Angels (2019) dirilis, Stasiun TV ABC sempat menayangkan reboot serial Charlie’s Angels di 2011 yang tenyata memperoleh rating rendah dan hanya bertahan 13 episode.

Apapun versinya, semua film-film Charlie’s Angels pada dasarnya sama. Semuanya mengisahkan bagaimana 3 wanita cantik bekerjasama dalam menyelesaikan berbagai kasus kejahatan. Ketiga wanita tersebut memilki keahlian masing-masing dan disebut Charlie’s Angels. Sesuai namanya, mereka dipimpin oleh Charlie, seseorang yang hanya hadir dalam wujud suara saja. Melalui pengeras suara, Charlie memberikan misi baru bagi ketiga anggotanya. Sebagai penghubung antara Charlie dan ketiga malaikatnya, hadir Bosley. Selain sebagai penghubung, Ia berfungsi pula sebagai pendamping & pengawas ketiga Charlie’s Angels pada setiap misinya.

Dari berbagai versi filmnya Charlie’s Angels, semua pemerannya selalu berubah-ubah. Baik anggota Charlie’s Angels maupun siapa yang menjadi Bosley. Semuanya seakan hendak dirangkum pada Charlie’s Angels (2019), dimana kali ini dikisahkan bahwa Charlie’s Angels telah menjadi organisasi internasional dengan banyak anggota. Terdapat beberapa Bosley dan beberapa Charlie’s Angels pula tentunya. Foto kenangan akan Charlie’s Angels pada versi film seri dan layar lebar terdahulu, ikut hadir pula pada Charlie’s Angels (2019).

Pada Charlie’s Angels (2019), dikisahkan bahwa Charlie mengirim Jane Kano (Ella Balinska) & Sabina Wilson (Kristen Stewart) untuk menyelidiki Proyek Calisto. Proyek tersebut mampu menghasilkan sebuah teknologi canggih yang dikhawatirkan dapat dimanfaatkan sebagai senjata. Dalam perjalannya, Elena Houghlin (Naomi Scott) sebagai ketua pengembang Proyek Calisto, ikut bergabung dengan Jane & Sabina. Lengkap sudah, inilah 3 Charlie’s Angels kali ini, ada Jane, Sabina & Elena. Tak lupa hadir Bosley mereka yang diperankan oleh Elizabeth Banks. Wah semuanya kok jadi perempuan? Sepertinya Charlie’s Angels (2019) ingin berbicara lantang mengenai pemberdayaan perempuan. Bagaimanapun juga, Charlie’s Angels (2019) menunjukkan bahwa wanita mampu melakukan berbagai hal, termasuk di bidang yang didominasi oleh kaum Adam.

Bagaimana dengan ceritanya? Di sini hadir plot twist yang berusaha mengecoh penonton. Di luar dugaan, Charlie’s Angels (2019) ternyata memiliki jalan cerita yang lumayan ok dan masuk akal. Adegan aksinya pun terbilang wajar dan tidak berlebihan, …. namun tidak spesial. Bagaimana humornya? yaaah, not bad laaah, humornya tidak terlalu banyak tapi tidak segaring Charlie’s Angels tahun 2000 & 2003. Pendapat saya ini, saya utarakan tanpa melihat perilaku negatif salah satu pemeran Charlie’s Angels (2019) di kehidupan nyata yaaa ;).

Dengan demikian, saya rasa Charlie’s Angels (2019) layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Sayangnya, melihat pendapatan awal Charlie’s Angels (2019) yang kurang memuaskan, sepertinya film ini tidak akan menelurkan sekuel. Apakah ini akhir dari franchise Charlie’s Angels?

Sumber: http://www.sonypictures.com/movies/charliesangels2019

Mengurus Perpanjangan SIM 2021 di SIM Keliling

Tidak terasa, sudah saatnya saya memperpanjang masa berlaku SIM saya pada tahun 2021 ini. Pada 2016 lalu saya memperpanjang di Pelayanan SIM Keliling pada tulisan Mengurus Perpanjangan SIM 2016. Saya pikir, kali ini saya dapat memperpanjang SIM lewat aplikasi online. Ohhh ternyata, aplikasinya belum siap. Saya pun akhirnya kembali memperpanjang di Pelayanan SIM keliling seperti 5 tahun yang lalu.

Jeda 5 tahun ternyata membuat beberapa peraturan sudah berubah. Saat ini, perpanjangan SIM dapat dilakukan kapan saja dan efektif berlaku 5 tahun setelah tanggal perpanjangan. Kita diperbolehkan memperpanjang kapan saja, bisa 6 bulan, 1 tahun, atau bahkan 2 tahun sebelum masa berlaku habis. Hanya saja masa berlakunya efektif ikut bergeser mengikuti tanggal kita memperpanjang SIM. Contohnya adalah, ketika masa berlaku SIM saya habis pada 1 April 2021, saya memilih memperpanjang pada 15 Februari 2021. Maka, otomatis masa berlaku SIM saya akan berakhir pada 15 Februari 2026. Jadi kedepannya, batas akhir masa berlaku SIM tidak akan selalu sama dengan tanggal ulang tahun.

Semua itu dapat saya lakukan selama kondisi SIM tidak habis masa berlakunya, tidak rusak dan tidak hilang. Kini SIM tidak dapat diperpanjang setelah masa berlakunya habis, walaupun hanya telat 1 hari sekalipun. SIM yang masa berlakunya sudah habis mengharuskan pemiliknya untuk mengikuti alur seperti membuat SIM baru.

Dengan demikian, saya memilih untuk memperpanjang SIM saya seminggu sebelum masa berlakunya habis. Selanjutnya memperpanjang dimana ya enaknya? Saya biasa memperpanjang di SIM Keliling karena lokasinya yang relatif dekat dengan Posisi SIM keliling pun sudah berubah-ubah. Untuk SIM Keliling yang ada di Jakarta, lokasinya ada di Mall Grand Cakung, Kantor Pos Lapangan Banteng, LTC Glodok, Kampus Trilogi Kalibata dan Jalan M. Saidi Raya. Sekarang SIM manapun boleh diperpanjang di mana saja. Jadi, SIM dari wilayah lain di luar Jakarta, bisa memperpanjang di SIM Keliling Jakarta, berlaku pula sebaliknya. Saya sendiro memilih untuk memperpanjang di SIM Keliling yang berada di Parkiran Mall Grand Cakung.

Pelayanan SIM keliling Mall Grand Cakung beroperasi pada 08:00 sampai 14:00 di hari kerja. Pada saat akhir pekan, mereka beroperasi pada 08:00 sampai 12:00. Saya tiba di sana pukul 08:00 tepat dan antriannya sudah cukup panjang :’D.

Hal yang pertama saya lakukan adalah mengantri nomor. Di sana, saya memgantri berdiri sampai ke meja petugas. Saya kemudiam menyerahkan SIM lama dan 2 lembar fotokopi KTP kepada petugas. Tak lupa saya menulis nama lengkap, tanda tangan tipe SIM dan golongan darah. Dari meja pertama itu saya memperoleh nomor urut. Kebetulan kemarin saya memperoleh nomor urut 48.

Selanjutnya saya ikut mengantri untuk masuk ke dalam mobil SIM Keliling. Saya duduk di kursi hijau yang tersedia, sesuai nomor urutnya. Saya bergeser dari kursi ke kursi sampai akhirnya saya sampai di kursi terdepan. Prosesnya mudah, saya hanya mengikuti arahan petugasnya saja. Setelah tiba gilirannya, saya masuk ke dalam mobil SIM Keliling untuk melakukan foto, tanda tangan dan pengamban sidik jari. Tak lupa pembayaran juga yaaaa.

Setelah keluar dari mobil SIM Keliling, saya menunggu di pelataran Mall sampai nama saya dipanggil melalui pengeras suara. Saya datang ke arah petugas yang memanggil untuk mengambil SIM baru saya. Ahhh selesai, prosesnya memang lama tapi tidak terlalu melelahkan karena semuanya diatur dengan tertib dan teratur. Sampai jumpa di tahun 2026, mungkin tata caranya sudah bergeser lagi nanti :’D.