The Mitchells vs. the Machines (2021)

Masih ingat dengan Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018)? Film kartun keluaran Sony tersebut menggunakan animasi yang unik dan bagus sekali. Pada tahun 2021 ini, Sony melakukannya lagi melalui The Mitchells vs. the Machines (2021). Gaya animasinya sangat mirip dan jauh dari kata membosankan. Dari segi kualitas animasi, Mitchells vs. the Machines (2021) merupakan salah satu film animasi terbaik di tahun 2021.

Bagaimana dengan ceritanya? Film yang pada awalnya akan dirilis dengan judul Connected pada 2020 ini, berbicara mengenai hubungan sebuah keluarga. Karena pandemi Corona dan alasan lainnya, akhirnya film inu baru dirilis pada akhir April 2021 dengan judul yang berbeda, Mitchells vs. the Machines (2021).

Mitchell adalah keluarga yang menjadi sentral film ini. Seperti keluarga Amerika lain pada umumnya, keluarga ini terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anak, … dan seekor anjing. Hubungan mereka tidak terlalu erat terutama antara si ayah dan anak perempuan sulungnya. Keduanya terus berselisih hampir di setiap kesempatan.

Untuk mempererat hubungan di dalam keluarga Mitchell, si ayah memutuskan untuk mengadakan perjalanan darat bersama-sama. Tujuan akhir mereka adalah mengatarkan si sulung ke kota California untuk melanjutkan pendidikan di sana.

Di tengah-tengah perjalanan, terjadi sebuah insiden pengambilalihan kendali Bumi oleh sekelompok mesin super canggih. Uniknya, hanya keluarga Mitchell saja yang gagal ditawan oleh para mesin. Sekarang, nasib seluruh umat manusia berada di tangan keluarga Mitchell yang penuh konflik dan jauh dari kata sempurna.

Kalau dilihat dari logika, jelas banyak sekali plot hole dan hal-hal yang tidak masuk akal terjadi pada film ini. Tapi semua masih dalam batas wajar. Semua tertutupi dengan animasi yang keren dan cerita yang bagus.

Pesan moral yang Mitchells vs. the Machines (2021) berikan pun, terbilang baik dan cocok bagi keluarga. Topik utama film ini memang hubungan keluarga. Semua disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan tidak menggurui.

Dengan demikian, saya rasa Mitchells vs. the Machines (2021) layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Film ini merupakan film keluarga yang berbicara mengenai keluarga. Namun, bagi beberapa penonton, ada 1 dialog yang menunjukkan LGBTQ secara samar. Yah namanya juga samar, tidak akan terlihat jelas apalagi bagi penonton Indonesia. Kenapa? Karena penonton Indonesia selama ini memang tidak merayakan hari raya Thanksgiving. Selain itu, orang Indonesia memiliki struktur nama yang berbeda dengan nama-nama orang Amerika. Jadi, 1 dialog LGBTQ samar-samar terkait Thanksgiving dan sebuah nama orang Amerika, tidak akan penonton Indonesia sadari. Saya sendiri tidak menyadarinya ketika pertama kali menonton Mitchells vs. the Machines (2021).

Sumber: http://www.sonypicturesanimation.com

Mortal Kombat (2021)

Mortal Kombat telah berhasil menjadi permainan favorit saya di era tahun 90-an. Permainan fighting 1 lawan 1 besutan Ed Boon & John Tobias ini, termasuk yang revolusioner pada eranya. Grafik yang mirip seperti petarung sungguhan dan mode permainan yang brutal dan sedikit sadis, menjadikan Mortal Kombat sebagai permainan yang sangat populer. Saya sendiri memainkan permainan Mortal Kombat mulai dari Mortal Kombat, MK II, MK 3 sampai Mortal Kombat X. Entah mengapa, permainan ini tidak usai-usainya membuat saya berhenti bermain x_x.

Kesuksesan versi video game pada akhirnya menelurkan Mortal Kombat (1995). Aaahhhh, sebuah film layar lebar yang saya tonton di bioskop, hehehehe. Kemudian hadir sekuelnya, Mortal Kombat: Annihilation (1997), sebuah sekuel buruk yang seharusnya dimusnahkan dari sejarah :P. Lama tak terdengar kabarnya, Mortal Kombat hadir kembali di layar lebar melalui Mortal Kombat (2021). Terus terang, saat ini, popularitas Mortal Kombat tidak segemerlap dahulu lagi. Akankah film yang satu ini akan menjadi film yang menarik?

Sedikit pengantar, Mortal Kombat merupakan kompetisi antara earthrealm dengan outworld. Para petarung terbaik dari kedua dunia tersebut, harus bertarung demi kelangsungan hidup dunia masing-masing. Kompetisi yang diawasi oleh dewa-dewa kuno ini, telah berlangsung selama beberapa generasi.

Berbeda dengan Mortal Kombat (1995), pada Mortal Kombat (2021), undangan untuk memasuki Mortal Kombat diperoleh melalui tanda naga yang tiba-tiba muncul seperti tato. Lalu, apakah Mortal Kombat (2021) mengisahkan mengenai jalannya kompetisi tersebut? Lucunya, tidak, hmmmm agak menjengkelkan ya. Mortal Kombat (2021) seperti pengantar sebelum pejuang earthrealm dan outworld benar-benar bertarung di Mortal Kombat.

Beberapa tokoh ikonik Mortal Kombat dihadirkan pada film yang satu ini. Sayang 1000 sayang, saya lihat tokoh utama Mortal Kombat (2021) justru berasal dari karangan si sutradara film :(. Karakter tersebut tidak pernah ada pada versi video game. Dari sekian banyak karakter Mortal Kombat yang keren-keren, kenapa justru memilih membuat karakter baru yang sangat asing?

Fokus utama Mortal Kombat (2021) bukanlah pada kompetisinya. Melainkan kisah zero to hero dari Cole Young (Lewis Tan). Seorang atlit MMA gurem yang ternyata memiliki kaitan yang erat dengan salah satu karakter kuat Mortal Kombat. Biasanya saya suka dengan kisah zero to hero. Tapi kali ini, ahh, sangat membosankan.

Aaaaahh tapi tenang, tokoh-tokoh seperti Liu Kang, Kung Lao, Shang Tsung, Kano, Sonya Blade, Jax, Mileena, Kabal, Goro tetap hadir dengan efek spesial yang keren. Hanya saja, melihat mereka bertarung, seperti melihat petarung yang sedang latihan. Adegan pertarungan pada Mortal Kombat (2021) dibuat cantik dan penuh efek spesial, tapi kurang brutal. Mereka tidak seperti sedang bertarung demi sesuatu yang berharga.

Semua terselamatkan oleh Sub-Zero (Joe Taslim) dan Scorpion (Hiroyuki Sanada). Kualitas pertarungan keduanya jauh berada di atas pertarungan antar petarung lainnya. Kedua karakter ini lebih cocok dijadikan hidangan utama Mortal Kombat (2021). Permusuhan dan kebencian di antara keduanya sedikit mengobati beberapa kekecewaan saya terhadap Mortal Kombat (2021).

Sayang sekali, saya tetap hanya dapat memberikan Mortal Kombat (2021) nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”. Film ini didesain agar memiliki sekuel. Semoga sekuelnya bisa lebih seru lagi.

Sumber: http://www.mortalkombatmovie.net

Onward (2020)

Onward (2020) adalah film animasi keluaran Disney yang … akhirnya memiliki pria sebagai tokoh utamanya :’D. Yaaah, coba lihat saja, akhir-akhir ini Disney rajin menetaskan film animasi dengan tokoh utama seorang putri atau pejuang wanita. Memang sih ada campur tangan Pixar pada Onward (2020), tapi tetap .. akhirnya tokoh utamanya mas-mas, bukan mbak-mbak terus :).

Latar belakang film animasi yang satu ini adalah dunia dongeng yang dihuni oleh, peri, naga, kurcaci, faun, cyclop, maticore, goblin dan berbagai mahluk dongeng lainnya. Pada awalnya mereka hidup berdampingan dengan sihir beserta hal-hal fantasi lainnya. Namun bagaimana ketika mahluk-mahluk dongeng tersebut semakin lama semakin berkembang? Ilmu pengetahuan mereka semakin tinggi hingga akhirnya mereka mampu memiliki berbagai teknologi dan sistem yang modern. Sihir pun telah menjadi masa lalu dan terlupakan begitu saja.

Namun di tengah-tengah hingar bingar dunia dongeng yang sudah modern, terdapat Barley Lightfoot (Chris Pratt) yang masih percaya bahwa sihir itu ada. Barley memiliki pengethuan yang luas akan sihir dan berbagai legenda yang meliputinya. Namun ternyata bukan Barley yang berhasil membangkitkan sihir. Adik Barley, yaitu Ian Lightfoot (Tom Holland) justru ternyata memiliki kemampuan sihir. Ian yang memiliki masalah kepercayaan diri, berhasil menggunakan sebuah tongkat sihir untuk membangkitkan mendiang ayah mereka. Sayang Ian hanya mampu mengembalikan bagian bawah sang ayah. Dari sini, Barley & Ian berkelana demi membangkitkan tubuh ayah mereka dengan lengkap.

Hubungan kakak adik yang renggang, menjadi semakin erat akibat petualangan ajaib tersebut. Di sana, Ian belajar untuk lebih percaya diri dan lebih menyayangi Barley. Semua tingkah yang Barley lakukan selama ini ternyata ia lakukan untuk memberikan figur ayah bagi Ian. Sebuah akhir yang mengharukan dan bagus sekali.

Onward (2020) berhasil memberikan cerita yang lumayan menarik dengan berbagai pesan moral yang bagus sekali. Saya rasa Onward (2020) layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: http://www.pixar.com/onward