Sejak saya masih sekolah, saya dan keluarga saya sering mampir sarapan di gerobak Bubur Ayam yang terletak di dekat Pos Satpam Kompleks Billymoon, Jakarta Timur. Biasanya kami hadir disaat kami selesai jalan pagi di akhir pekan. Tukang bubur yang satu ini memang cukup ramai dipenuhi warga yang sedang olahraga pagi. Waktu berselang, setelah saya lulus kuliah dan menikah, tukang bubur ini pindah ke bangunan bekas TK Kak Seto, tak jauh dari lokasi yang sebelumnya. Setiap makan di sana, yah biasanya saya bertemu kawan lama dan tetangga yang sudah kama tak berjumpa. Menjelang kedatangan Covid di Jakarta, tukang bubur tersebut hilang entah kemana.
Ternyata sekarang mereka sudah pindah ke sebuah sudut di antara Jalan Kelapa Sawit 1 dan Jalan Kelapa Hibrida Raya, Billymoon, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur. Mereka pun sekarang sudah memiliki nama yaitu Bubur Ayam Billymoon 7R. Lokasinya agak tersembunyi dan jauh dari lokasi yang sebelumnya. Kondisinya pun lebih sederhana dan tidak senyaman dulu. Sekarang teman-teman saya lebih banyak membeli bubur ini melalui aplikasi ojek online.
Yah tapi paling tidak rasanya tetap sama kok. Kalau makan di tempat, biasanya krupuk, kacang kedelai, sambal dan kaldu kuning disajikan terpisah. Dengan demikian, ketiganya dapat ditambahkan sesuai selera. Krupuk dan kacang kedelai pun akan hadir dalam keadaan paling renyah karena tidak langsung tercampur. Pada dasarnya cita rasa buburnya agak gurih lembut. Kalau kurang “nendang”, tinggal menambahkan kaldu kuning dan sambalnya deh.
Tak lupa terdapat sate jeroan dan sate telur puyuh yang mampu memperkaya rasa bubur. Semua sate-satean sudah dibumbui sehingga rasanya tidak polos. Saya sendiri sula dengan sate usus dan sate hati. Keluarga saya yang lain lebih senang dengan sate telur puyuh.
Secara keseluruhan, Bubur Ayam Billymoon 7R masih pantas untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Sudah bertahun-tahun tukang bubur yang satu ini bermigrasi, tapi rasanya tetap nikmat ;).