The Croods: A New Age (2020)

The Croods (2013) mengisahkan keluarga Crood yang hidup di jaman prasejarah. Keluarga ini hidup di dalam gua dengan menggunakan cara-cara lama. Cara ini dianggap ampuh mempertahankan kehidupan mereka di tengah-tengah berbagai bencana alam. Paling tidak, itulah keyakinan Grug Crood (Nicholas Cage) sebagai kepala keluarga.

Kemudian hadir seorang remaja pria bernama Guy (Ryan Reynolds). Guy tampil dengan wujud menyerupai manusia modern. Ia hadir dengan berbagai ide baru. Ia bahkan mengatakan bahwa ada sebuah tempat di luar sana yang seperti surga bagi manusia. Sebuah tempat yang lebih aman dan lebih baik daripada gua yang keluarga Croods tempati. Melalui serangkaian konflik dan bencana alam maha dahsyat. Keluarga Croods akhirnya keluar dari gua mereka dan hidup berpindah-pindah dengan hewan piaraan mereka.

Kisah The Croods (2013) pun berlanjut pada The Croods: A New Age (2020). Walaupun agak berbeda, Guy sudah menjadi bagian dari keluarga Croods. Ia bahkan menjalin percintaan dengan Eep Crood (Emma Stone), putri sulung Grug Crood. Timbul ketakuan di dalam diri Grug. Ia khawatir kehilangan putri kesayangannya bila Eep dan Guy pergi membangun keluarga baru. Sejak dulu, Grug memang kurang suka dengan perubahan. Padahal dengan pola hidup yang terus berpindah-pindah, Grug tentunya akan menemukan berbagai hal baru.

Sebuah hal baru yang kemungkinan besar akan mengubah kondisi keluarga Croods, adalah ketika pada suatu hari mereka menemukan sebuah tembok. Dibalik tembok tersebut, mereka menemukan sebuah wilayah seperti yang Guy ceritakan pada saat ia pertama kali datang.

Di sana, tinggal keluarga Betterman yang memiliki ciri fisik seperti Guy. Keluarga ini berhasil mengembangkan berbagai teknologi untuk menciptakan kehidupan yang lebih nyaman. Wilayah yang keluarga Betterman kelola memang nampak seperti surga bagi manusia prasejarah.

Sayangnya, dibalik semua itu, keluarga Betterman memiliki niat buruk untuk mengambil Guy dari Croods. Mereka ingin mengusir Grug dan keluarganya, namun mereka ingin Guy tetap tinggal dan menikahi anak perempuan mereka. Saya pikir ini akan menjadi kisah cinta segitiga. Walaupun potensi itu ada, aaahhh ternyata tidak. Syukurlah cerita film ini tidak dibawa ke arah sana. Kisah cinta-cintaan bukanlah fokus utama The Croods: A New Age (2020).

Film ini lebih banyak menceritakan mengenai persatuan dan kekompakan sebuah keluarga. Ditengah-tengah lingkungan yang baru, apakah keluarga Croods tetap bersatu. Begitu pula dengan keluarga Betterman yang ternyata memiliki kekurangan juga.

Praktis tidak ada tokoh antagonis pada film ini. Keluarga Betterman pun tidak nampak jahat. Mekipun memiliki niat kurang baik, mereka tidak tampil sebagai tokoh jahat. Semua hanya karena perbedaan cara hidup dan pola pikir saja.

Sekilas, kisah The Croods ini agak mirip dengan serial The Flintstones ya. Ah itulah yang membuat saya agak telat menonton film ini. Pada dasarnya saya kurang suka dengan The Flintstones. Ternyata The Croods: A New Age (2020) mengambil tema yang lebih serius, namun tetap dengan selingan humor di tengah cerita. Sayangnya ada beberapa bagian cerita yang klise dan membosankan.

Secara keseluruhan, film ini mampu memberikan hiburan ringan dengan pesan moral yag baik. The Croods: A New Age (2020) layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Sekuel ini tetap lebih menarik ketimbang pendahulunya, yaitu The Croods (2013).

Sumber: http://www.dreamworks.com

Mencetak File Langsung dari Smartphone

Di era pandemi ini, kebutuhan mencetak atau menge-print terasa semakin besar bagi keluarga saya. Terutama bagi kebutuhan anak-anak sekolah. Seringkali materi-materi dan tugas pembelajaran dikirim via Whatsapps atau aplikasi lain. Ternyata sekarang ini, untuk mencetak sesuatu tidaklah serepot dulu. Kita tidak perlu lagi membuka komputer atau laptop. Semua dapat cepat secepat kilat hanya dengan menggunakan smartphone saja.

Kurang lebih inilah yang saya pergunakan untuk mencetak file dengan cepat:

  • Smartphone yang support OTG. Kali ini saya menggunakan Samsung S9 Plus.
  • Printer dengan konektivitas USB 2.0, Kali ini saya menggunakan HP 1216.
  • USB OTG (On-the-Go).
  • Aplikasi printing, kali ini saya menggunakan Noko Print.

Pertama-tama saya hubungkan Printer – USB OTG – Smartphobe. Kurang lebih seperti gambar di bawah ini.

Kemudian saya menginstall aplikasi printing yang tersedia seperti Noko Print. Aplikasi ini dengan mudah dapat ditemukan di Playstore.

Dengan menekan agak lama dokumen atau foto yang akan dicetak, muncul pilihan “Share”. Pada gambar di bawah ini adalah contoh untuk mencetak langsung dari chat WhatsApp. Pilihan “Share” untuk WhatsApp berupa lambang di kanan atas yang saya lingkari.

Setelah itu akan muncul pilihan berbagai aplikasi yang men-support pilihan “Share”. Kita cari aplikasi “Print” seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Ketika baru pertama kali meng-install dan menggunakan aplikasi Noko Print, maka biasanya kita diminta untuk meng-install driver printer ke dalam smartphone. Kita pilih printer yang terdetaksi pada kolom “USB Printers”. Kalau tidak terdeteksi, teman-teman bisa coba periksa sambungan kabel dan pilih “Refresh” sampai printernya tetdeteksi. Setelah itu kita dapat memilih “continue” dan “ok”.

Kemudian akan muncul dokumen yang akan kita cetak. Kita dapat mencentang halaman atau dokumen mana saja yang hendak di cetak. Bagian yang saya lingkari adalah pilihan apabila teman-teman mau mengubah ukuran kertas, warna/tidak, dan lain-lain. Kalau dirasa sudah pas, pilihlah “Print”. Selesai.

Untuk gambar atau dokumen di aplikasi lain, bisa dengan mudah pula kita cetak. Dengan cara yang sama, tekan lama bagian yang ingin kita cetak sampai keluar pilihan “Share”. Kali ini saya contohkan lagi untuk mencetak gambar langsung dari browser yang mencari menggunakan google.

Mudah bukan? ;).

Serial Masters of the Universe: Revelation

He-Man adalah salah satu tokoh film yang saya ingat. Perawakannya yang seperti barbarian berotot masih ada di ingatan saya. Tapi semua hanya sebatas itu saja. Saya terlalu kecil ketika He-Man ditayangkan di TVRI. Paham ceritanya saja tidak, yah pokoknya nonton film kartun yang jagoannya pakai pedang hehehe.

Saya menonton He-Man di TVRI pada tahun 90-an. Padahal sebenarnya film seri animasi ini sudah populer sejak tahun 80-an. Kemudian judulnya bukan He-Man saja, melainkan He-Man and the Masters of Universe. Pada awalnya He-Man adalah action figure produksi Mattel. Desainnya diilhami oleh Conan the Barbarian karangan Robert E. Howard. Kemudian berbagai mahluk di sekitar He-Man diambil dari Trilogi Star Wars.

Penerbitan komik dan film seri animasi He-Man and the Masters of Universe pada dasarnya dipergunakan untuk menunjang penjualan mainannya. Yaaah mirip seperti Barbie. Kepopuleran film animasinya membuahkan sebuah film layar lebar yang dibintangi Dolph Lundgren, yaitu Masters of the Universe (1987). Wah saya ingat sekali, saya pernah menonton film ini di rumah saudara saya. Maklum saya tidak pernah memiliki mesin pemutar video di rumah.

Tak hanya film latar lebar, He-Man and the Masters of Universe bahkan berhasil menelurkan spinoff seperti She-Ra: Princess of Power pada era tahun 80-an. Bertahun-tahun kemudian, saya justru menonton reboot dari She-Ra: Princess of Power yang hadir pada 2018, yaitu She-Ra and the Princess of Power. Hadir dengan grafik kekinian yang penuh warna, serial ini terbilang menarik untuk ditonton.

Agak berbeda dengan She-Ra, kisah He-Man justru hadir kembali pada He-Man and the Masters of Universe pada 2002 dan 2021. Keduanya belum saya tonton karena sepertinya akan mengisahkan perseteruan He-Man dan Skeletor saja. Agak bosan ya, tidak ada hal yang baru.

Serial Masters of the Universe: Revelation menjanjikan sesuatu yang berbeda. Dari judulnya saja tidak ada kata-kata He-Man. Latar belakang film seri ini memang sama persis dengan film-film sebelumnya. Pangeran Adam dari negeri Etheria dapat berubah menjadi He-Man (Chris Wood) untuk melawan Skeletor (Mark Hamill). He-Man dan kawan-kawan berusaha mempertahankan Kastil Greyskull dari serangan Skeletor. Siapa yang menguasai Kastil tersebut, mampu menguasai alam semesta. Konon seluruh alam semesta berpusat di dalam Kastil Greyskull. Perseteruan abadi inilah yang menjadi plot utama mayoritas film-film He-Man. Nah Masters of the Universe: Revelation mengisahkan kematian He-Man dan Skeletor pada episode pertamanya. Beda sekali bukan? Hohohoho.

Beberapa fans fanatik He-Man akan membenci film seri ini. Bisa jadi alasannya karena konflik He-Man dan Skeletor tidak lagi menjadi menu utama. Jangan salah. He-Man dan Skeletor tetap menjadi bagian penting pada Masters of the Universe: Revelation. Hanya saja kali ini keduanya harus berbagi spotlight dengan karakter-karakter lainnya. Karakter wanita seperti Teela (Sarah Michelle Gellar) dan Evil-Lyn (Lena Headley), kali ini memiliki peranan yang relatif lebih banyak dibandingan ketika keduanya ada di He-Man and the Masters of Universe.

Rahasia-rahasia yang sebenarnya sudah disampaikan pada film seri versi tahun 80-an kembali disampaikan dengan dengan cara yang sedikit berbeda. Walaupun He-Man praktis tidak dominan pada film seri ini, saya tetap suka dengan jalan ceritanya. Semua diberbeda sehingga masih ada rasa penasaran ketika menonton Masters of the Universe: Revelation.

Dari segi gambar, Masters of the Universe: Revelation mengambil jalan yang jauh berbeda dibandingkan serial terbaru She-Ra. Masters of the Universe: Revelation justru tampil dengan gaya kartun klasik. Namun, serial ini tetap menampilkan kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan kartun-kartun lawas. Terutama adegan perkelahiannya. Didukung pula oleh lagu dan suara yang keren, adegan perkelahian serial ini terbilang seru.

Sejauh ini Masters of the Universe: Revelation berhasil membuat saya untuk terus mengikuti ceritanya. Semoga akhir dari serial ini tidak menggantung seperti film seri tahun 80-annya. Saya rasa Masters of the Universe: Revelation layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: creations.mattel.com/pages/masters-of-the-universe

Serial Miculous: Les Aventures de Ladybug et Cat Noir

Miculous: Les Aventures de Ladybug et Cat Noir merupakan film seri animasi asal Prancis dengan mengambil tema superhero. Latar belakang film seri ini adalah Paris jaman sekarang. Di sana hidup Marienette Dupain-Cheng (Anouck Hautbois) dan Adrien Agreste (Benjamin Bollen). Diam-diam keduanya memiliki identitas rahasia. Ketika terdapat tindak kejahatan, Marienette berubah menjadi Ladybug. Sementara itu Adrien berubah menjadi Cat Noir. Kedua superhero Prancis ini sama-sama memiliki kecepatan, kelincahan, kecekatan dan kekuatan di atas rata-rata. Hanya saja, Ladybug memiliki senjata yo-yo yang dapat berfungsi sebagai alat komunikasi, alat menyelam, dan senjata. Dengan yo-yo ini pulalah, Ladybug mampu menciptakan objek yang dapat membantunya. Penciptaan objek inilah yang membuat film seri ini menarik dan mencerdaskan. Jadi bukan hanya superhero baik berjuang melawan kejahatan saja.

Semakin lama, lawan Ladybug semakin beranekaragam. Lama kelamaan hampir semua karakter Miculous: Les Aventures de Ladybug et Cat Noir dapat berubah menjadi superhero dengan kekuatan dan keunikan mereka masing-masing. Mereka dapat berubah karena dibantu oleh mahluk mungil yang disebut Miraculous atau Miculous. Pada awalnya hanya ada 2 Miraculous yaitu miliki Ladybug dan Cat Noir. Lamakelamaan jadi kemana-mana x_x.

Superhero dan tokoh antagonisnya boleh bertambah banyak. Namun tokoh antagonis utamanya ya tetap ayahnya Adrien atau Cat Noir. Ayah Adrien tidak mengetahui bahwa Adrien adalah Cat Noir. Begitu pula sebaliknya Adrien sendiri tidak mengetahui bahwa ayahnya adalah biang keladi dibalik semua kekacauan yang muncul. Tidak hanya itu, Adrien tidak mengetahui bahwa Marienette adalah Ladybug. Yah, demikian pula Marienette, ia tidak mengetahui bahwa Adrien adalah Cat Noir. Padahal diam-diam Marienette menyukai Adrien. Adrien sendiri menolak Marienette karena Adrien menyukai Ladybug. Wah berputar-putar yah. Awalnya sih ini seru. Tapi lamakelamaan kok ya aneh. Kok bisa, tokoh-tokoh utama ini tidak pernah menyadari semua rahasia tersebut.

Film seri ini memang ada unsur percintaan remajanya, namun masih aman ditonton anak-anak asalkan orang tua tetap mendampingi. Tokoh-tokoh protagonisnya pun dapat dijadikan contoh yang baik. Nilai pendidikan otomatis hampir tidak ada karena fokus film seri ini adalah hiburan.

Saya rasa film seri Miculous: Les Aventures de Ladybug et Cat Noir masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Dulu, film seri ini sempat ada di Channel Nickelodeon, lalu Channel Disney, lalu Netflix. Terakhir sepertinya sudah pindah ke Disney+.

Sumber: http://www.miraculousladybug.com

Mangkokku, Ricebowl Beken dari Orang-Orang Beken

Mangkokku hadir dengan promosi yang sangat besar karena terdapat orang-orang terkenal dibalik restoran yang satu ini. Ketika pertama kali buka di Tanjung Duren pada 2019 lalu, Mangkokku langsung dipadati pengunjung. Adanya pandemi Covid dan lokasi yang agak jauh membuat saya gagal mampir ke Mangkokku.

Seiring dengan berjalannya waktu, Mangkokku terus bertambah cabangnya dan dapat dipesan lewat berbagai aplikasi online. Sampai saat ini Mangkokku sudah ada di daerah Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Malang. Saya pun dapat dengan mudah mampir atau pesan antar menu-menunya Mangkokku. Bisanya saya ke cabang Mangkokku yang di Mall Kota Kasablanka atau Grand Galaxy City Bekasi.

Biasanya, pada tanggal-tanggal tertentu terdapat promo lohh. Beberapa menu Mangkokku ada yang mendadak murah. Kalau dilihat dari harga non promo ya memang agak lumayan ya. Tapi setahu saya, porsi Mangkokku cukup besar dan mengenyangkan kok.

Pada dasarnya Mangkokku menyajikan aneka ricebowl. Beberapa varian yang pernah saya cicipi antara lain endog burger mayo, fried chicken sambal korek, beef with sambal korek bawanf, beed onion sauce with onsen egg dan kulit crispy.

Endog burger mayo adalah ricebowl dengan topping telur dadar dengan patty burger dibawahnya. Rasanya agak soft, lebih ke arah flat, namun memiliki aroma yang khas.

Endog Burger Mayo

Beef onion sauce with onsen egg terdiri dari irisan daging sapi dengan telur onsen. Dagingnya terasa manis dan dominan. Irisan dagingnya tipis mirip menunya Yoshinoya. Sayang telurnya tidak terlalu pengaruh selain memberikan sedikif tekstur khas dan menambah nafsu makan. Mau tak mau telur ini memang membuat hidangan nampak cantik. Yang membuat menu ini ok adalah rasa dagingnya yang mantab.

Beef Onion Sauce with Onsen Egg

Fried chicken sambal korek terdiri dari potongan daging ayam yang sudah dicampur sambar korek. Rasanya pedas masam dengan aroma sambal yang agresif.

Fried Chicken Sambal Korek

Beef with sambal korek bawang bonemarrow memiliki potongan tipis daging sapi dengan sambal korek bercampur sumsum serta jeruk. Pedasnya sambal, harummya jaruk dan manisnya daging tipis menyatu dengan lumayan ok. Jadi ada rasa manis, pedas dan asam di sana. Sumsum yg terletak di di dalam potongan tulangnya memiliki tekstur yang khas dan memperkaya menu yang satu ini.

Beef with Sambal Korek Bawang Bonemarrow

Kulit crispy sebenarnya adalah kulit ayam yang digoreng tepung. Kulitnya bersih tanpa sisa bulu, tebal dan super renyah. Rasanya super gurih dengan aroma harum yang enak. Kalau dimakan sendirian, kulit crispy akan terlalu asin. Tapi kalau disantap bersama dengan menu Mangkokku lainnya, kulit crispy berhasil membuat hidangan lain tersebut terasa lebih enak. Mayoritas ricebowl di sini memang rasanya agak soft, jadi gurih dan renyahnya kulit crispy akan berpengaruh sekali.

Kulit Crispy

Marketing yang bagus dengan menggandenh nama beken memang berhasil membuat Mangkokku cepat dikenal. Rasa mayoritas ricebowl-nya yang agak soft dapat diobati oleh kulit cruapy ;). Dengan demikian Mangkokku memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Jangan lupa untuk scroll ke bawah untuk mencari promonya di aplikasi ojeg online. Menu promo Mangkokku biasanya ada di bagian ujung bawah hehehe.

Icip-Icip Steak Meriah ala Go!Steak

Ketika sedang membeli obat, saya melihat ada restoran baru yang cukup mencolok. Di sana tertulis Go!Steak, wah apalagi ini? Ternyata Go!Steak merupakan franchise yang sudah ada beberapa cabangnya. Saya disini tidak akan membicarakan mengenai bisnis franchise ya. Memang kok ya Go!Steak ini lebih banyak iklan franchise-nya ketimbang restorannya hehehe. Setahu saya Go!Steak sudah dapat ditemui di Ruko Fresh Market Emerald Bintaro, AEON Tanjung Barat, Jl. Pondok Kelapa Raya JakTim, Ruko Commpark Cibubur, dan Jl. Kaharuddin Pekanbaru.

Pada dasarnya disana terdapat 3 jenis steak sebagai menu utamanya. Ada steak ayam original, steak daging sapi dan steak ayam crispy. Saya sendiri baru mencicipi yang steak ayam crispy.

Steak ayam crispy mengingatkan saya pada masa dimana saya menjadi anak kos-kosan. Disaat tanggal muda, terkadang saya makan steak. Steaknya ya mirip sekali dengan steak ayam crispy. Steak tersebut menggunakan daging ayam bumbu tepung yang renyah, lengkap dengan sayuran dan kentang. Semua disajikan di atas hotplate yang hangat. Daging ayamnya tidak terlalu empuk tapi masih terbilang ok-laaa. Apalagi kriukannya sangat renyah. Ditambah dengan aneka saus yang tersedia, hidangan semakin kaya akan rasa. Hidangan steak ayam crispy ini sebenarnya sudah ada di Jakarta, tak jauh dari kantor saya. Tapi saya kurang puas dengan rasanya. Pada dasarnya saya memang tidak terlalu suka sekali dengan steak cruspy. Tapi sejauhnya ini, steak crispy versi Steak!Go termasuk yang paling ok.

Kemudian berbicara mengenai saus, terdapat berbagai pilihan saus yaitu saus keju, saus bbq, saus lada hitam, dan lain-lain. Saus kejunya terasa agak manis dengan aroma keju yang harum. Saus bbq memiliki aroma sambal dan barberque, serta rasa asam bercampur pedas. Saus lada hitam sangat mirip dengan saus bbq hanya saja aromanya aroma lada hitam dan rasa pedasnya seperti pedas lada, bukan pedas sambal. Untuk varian saus lainnya saya sendiri belum sempat mencicipinya.

Secara keseluruhan Go!Steak layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Not bad ;).

Sushi Mate, Sushi Meriah dengan Porsi Melimpah

Selama ini sushi merupakan hidangan khas Jepang yang tidak akan saya jadikan pilihan ketika sedang lapar berat atau buka puasa. Porsinya relatif kecil-kecil dengan harga yang tidak murah. Sushi Mate hadir sebagai sushi murah bin ekonomis. Sebenarnya sudah ada beberapa sushi murah seperti ini. Lalu apa bedanya Sushi Mate?

Sushi Mate hadir dalam bentuk plater atau paket yang terdiri dari banyak sushi. Sekilas kok sepertinya agak mahal juga. Tapi kalau dihitung berapa harga satuan sushinya, maka paket-paketnya Sushi Mate akan terlihat murah.

Samurai Salmon Platter
Chugo Mate Platter

Saya sendiri lebih sering memesan Sushi Mate lewat layanan ojeg online. Warung sushi yang satu ini memang tidak melayani Setahu saya Sushi Mate sudah dapat ditemui di Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Tepatnya di daerah Salemba, Cilandak, Tanjung Duren, Pondok Kelapa, Cipayung, Puri, Bekasi Selatan, Pondok Aren, Bumu Serpong Damai.

Untuk kategori sushi ekonomis, saya rasa Sushi Mate termasuk yang terbaik. Sushi Mate layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.

Eternals (2021)

Walau dibintamgi oleh beberapa nama tenar, Eternals (2021) bukanlah film yang masuk ke dalam daftar tonton saya. Film ini merupakan bagian dari MCU (Marvel Cinematic Universe). Maka Eternals ini sebenarnya ada buku komiknya. Sayang saya belum pernah membacanya. Saya agak kurang berminat. Kisah-kisah Eternals ini lebih ke arah pertarungan yang melibatkan ras mahluk asing dan berbau-bau teori penciptaan alam semesta. Jadi para Eternals ini tidak akan bertarung melawan penjahat kelas teri seperti perampok atau pencopet. Mungkin penjahat kelas teroris pun lewat. Penjahat sekelas Thanos saja Eternals acuhkan :P.

Eternals merupakan sekelompok individu dengan kekuatan super yang masing-masing berbeda. Mereka sebenarnya sudah mendarat di Bumi sejak 5000 tahun sebelum masehi. Daerah Mesopotamia berhasil menjadi rumah pertama bagi Eternals. Bahkan konon Gilgamesh, raja legendaris Mesopotamia merupakan seorang Eternals. Sampai abad 21 pun Eternals masih ada di Bumi. Namun kemana saja Eternals selama ini?

Celestial Arishem adalah mahluk kosmik super kuat yang mengirim Eternals ke Bumi. Misi mereka adalah untuk membasmi Deviant, mahluk buas yang memangsa manusia. Mahluk seperti Thanos dan Black Order bukanlah Deviant. Maka Eternals selama ini memilih untuk diam dan membiarkan superhero baru untuk lahir dan berkembang.

Sudah ribuan tahun lamanya Eternals tinggal di Bumi. Belum ada perintah baru selain memburu Deviant. Padahal sudah ribuan tahun pula, tidak ada Deviant baru yang muncul di Bumi. Yang tidak Eternals ketahui adalah, apa rencana atau desain Celestial Arishem bagi Bumi. Sebuah rencana besar yang bukan misteri bagi saya pribadi. Plot seperti ini sudah sering saya saksikan pada film-film seperti ini. Tidak ada kejutan atau misteri lagi di sana.

Belum lagi banyaknya karakter Eternals, tidak menambah nilai plus. Semuanya asing dan gagal membuat saya peduli. Mungkin film sesingkat ini memang tidak akan sempat untuk memberikan latar belakamg yang lengkap bagi seluruh karakter yang ada. Latar belakang beberapa karakter memang ditampilkan melalui alur maju-mundur. Namun kisah ini difokuskan hanya kepada hal-hal yang berkaitan dengan misi utama Eternals dan perintah Celestial Arishem.

Kisah pada Eternals (2021) memang menggunakan alur maju-mundur yang tidak linier. Tapi semuanya diramu dengan sangat baik sehingga tidak membingungkan. Kalaupun ada beberapa bagiam dari Eternals (2021) yang agak membosankan, saya rasa ini bukan karena alur maju-mundur. Film ini memang sangat mudah ditebak dan sangat klise. Biasanya MCU mampu menampilkan sebuah tontonan yang kisahnya atraktif. Kali ini tidak, Eternals (2021) bisa jadi merupakan salah satu film MCU terburuk yang pernah saya tonton.

Humor pada film ini pun terbilang garing kecuali sentilan-sentilan kecil dari Karun Patel (Harish Patel) dan Kingo Sunen (Kumail Najiani). Hanya special effect nya saja yang lumayan ok. Itupun tidak terlalu banyak karena sepanjang film, Eternals (2021) berusaha memberikan alur mengenai kenapa Deviant semakin kuat, dan pertanyaan besar mengenai kepatuhan para Eternals kepada perintah Celestial Arishem. Yah itu-itu saja sih isinya.

Hal yang bagus dari Eternals (2021) adalah film ini tidak segan-segan membunuh beberapa karakter utama mereka yang banyak. Jadi, tidak semua Eternals bertahan hidup sampai akhir film. Paling tidak, pada film ini tidak ada istilah jagoan selalu menang ;).

Saya rasa Eternals (2021) hanya dapat memperoleh nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”. Oh iya film ini dengan sangat terbuka menggambarkan percintaan gay. Jadi, ada baiknya penonton dewasa mendampingi penonton cilik atau remaja ketika menonton film ini.

Sumber: http://www.marvel.com