Serial The Midnight Club

Film seri The Midnight Club mengisahkan kehidupan dari penghuni sebuah Hospice. Pada dasarnya, para pasien hospice merupakan penderita penyakit ganas dengan peluang kesembuhan yang sangat kecil. Mereka menghadapi kondisi dimana para profesional hanya dapat memberikan perawatan paliatif saja dengan probalitas peluang hidup berada di bawah 6 bulan. Hospice diharapkan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup mereka sebelum ajal menjemput. Bukan untuk menyembuhkan.

Hospice memiliki berbagai kegiatan dan Midnight Club sebenarnya bukan salah satunya. Begitupula dengan Brightcliffe Hospice. Di atas kertas, tidak ada Midnight Club di sana. Memasuki pergantian hari pada pukul 24:00, Para pasien Brightcliffe Hospice yang semuanya masih remaja, menyelinap keluar kamar. Mereka berkumpul di sebuah tempat rahasia. Di tengah gelapnya malam, mereka bertukar kisah-kisah horor dan misteri. Masing-masing kisah biasanya berhubungan dengan masa lalu dan kegelisahan dari dari karakter yang bercerita. Melalui kisah-kisah inilah penonton diajak untuk semakin mengenal para karakter The Midnight Club.

Sayangnya, beberapa kisah-kisah tersebut agak kurang menarik. Beberapa diantaranya justru keluar jalur menjadi kisah fiksi ilmiah dan drama, bukan horor atau misteri. Biasanya, setiap episode dari The Midnight Club memiliki 1 atau 2 kisah pendek karangan pasien Brightcliffe Hospice. Durasinya tidak terlalu panjang kok. Kalau panjang, yaaa saya pasti akan tertidur hehehe.

Yang menjadi magnet dari The Midnight Club adalah misteri yang menyelimuti Brightcliffe Hospice. Bangunan Hospice ini adalah bangunan tua dengan sejuta cerita. Tempat ini pernah menjadi lokasi kematian masal sebuah sekte misterius. Sesuatu yang spesial membuat beberapa pihak menggunakan lokasi ini untuk ritual dan hal-hal supranatural lainnya. Beberapa pasien pun sempat dihantui oleh beberapa sosok misterus ketika berada di dalam Hospice ini. Kematian dan misteri di sekeliling Brightcliffe Hospice, sangat menarik untuk ditonton.

Tak lupa serial ini ternyata memiliki muatan drama yang cukup kental. Akan ada air mata bagi karakter-karakter yang ada di sana. Mereka semua adalah remaja-remaja yang sekarat. Bersama menanti ajal di dalam sebuah Hospice. Pada beberapa episode, unsur dramanya justru sangat kental. Jadi The Midnight Club bukan horor dan misteri saja.

Saya belun pernah membaca versi novelnya. Tapi saya yakin ceritanya akan berbeda. Dengan format serial, The Midnight Club memiliki banyak ruang untuk mengekplorasi berbagai permsalahan yang muncul. Serial ini layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.

Sumber: http://www.intrepidpictures.com

Bullet Train (2022)

Bullet Train (2022) mengisahkan berbagai konflik yang terjadi ketika beberapa pembunuh bayaran berada di dalam satu kereta yang sama. Pada awalnya masing-masing pihak datang tanpa mengetahui kehadiran pembunuh lainnya. Mereka hadir dengan agendanya masing-masing. Semua bertabrakan ketika semua bertemu di dalam sebuah Shinkansen, kereta super cepat di Jepang. Kereta tersebut terbilang canggih, luas dan nyaman. Tapi yang namanya kereta yaaa tetap agak sempit yaa. Apa bisa mereka semua saling hantam dengan leluasa?

Yang menarik di sini, para pembunuh tersebut memiliki metode yang berbeda-beda. Tidak semua melakukan aksinya hanya dengan mengandalkan fisik saja. Beberapa diantaranya menggunakan taktik licik yang tidak terduga. Motif dan misi dari berbagai karakter yang ada pun menyenangkan untuk ditonton. Tidak saya sangka, ternyata kereta mampu menjadi arena yang menarik bagi para pembunuh ini.

Tidak hanya berisikan adegan bunuh membunuh, ancam mengancam, Bullet Train (2022) memiliki banyak komedi yang terbilang lucu. Well, tidak sampai membuat tertawa terbahak-bahak sih. Inikan bukan full film komedi. Hanya saja bagi beberapa orang, komedinya agak meleset karena mayoritas leluconnya berhubungan dengan serial animasi Thomas & Friends. Saya pribadi tidak terlalu suka dengan serial tersebut. Namun ada masanya dimana saya menemani anak-anak menonton Thomas & Friends. Otomatis saya menjadi familiar dengan tokoh dan cerita Thomas & Friends. Lelucon pada Bullet Train (2022) pun jadi mudah dimengerti. Sayangnya memang tidak semua orang mengetahui atau pernah menonton Thomas & Friends. Meskipun serial anak-anak ini sudah mulai tayang sejak 1984 dan masih terus menghadirkan episode baru pada 2021 lalu. Wah lama juga yaaaa.

Satu lagi yang menarik dari Bullet Train (2021) adalah visual yang cantik dan nyaman di mata. Film ini penuh dengan warna-warna lembut yang memanjakan mata. Shinkansen atau keret peluru memang terbilang kereta tercepat di dunia. Kereta inipun memang cukup mewah kalau dibandingkan dengan kereta eksekutifnya Indonesia hehehe.

Beberapa adegan tak masuk akalnya pun seakan terlupakan. Semua akibat berbagai kelebihan yang Bullet Train (2021) miliki. Saya pribadi ikhlas untuk memberikan Bullet Train (2021) nilai 4 dari skala maksimum yang artinya “Bagus”.

Sumber: http://www.sonypictures.com

Injustice (2021)

Ada masanya dimana DCEU (DC Extended Universe) digadang-gadang akan menyaingi MCU (Marvel Cinematic Universe). Pata superhero DC Comics akan hadir pada berbagai filn yg berbeda namun saling berkesinambungan. Melihat dari beberapa pengantar yang diselipkan pada film-film tersebut, besar kemungkinan awal dari DCEU akan menggunakan material dari seri komik Injustice: God Among Us. Saya sendiri sering bermain versi video game dari Injustice. Saya pun antusias melihat perkembangan DCEU.

Sayangnya visi DCEU (DC Extended Universe) dari Zack Snyder sudah runtuh dengan pendapatan dan penilaian yang di bawah ekspektasi terhadap film-film DCEU. Otomatis sepertinya kita tidak akan menyaksikan alur cerita Injustice pada DCEU. Yah paling tidak pada 2021 lalu, DC Comics merilis versi animasi dari Injustice.

Injustice (2021) mengambil latar belakang pada salah satu dunia alternatif atau paralel yang di sebut Bumi 22. Di sini, Superman (Justin Hartley) kehilangan anak dan istrinya dengan cara yang tragis. Mereka menjadi salah satu korban Joker (Kevin Pollak). Selama ini Joker memang menjadi musuh utama Batman (Anson Mount) bukan karena kekuatannya. Namun karena taktiknya dalam melakukan kejahatan. Dengan melakukan hal kejam seperti ini, Joker berhasil mengubah Superman. Pada Bumi 22, Superman versi ini, memiliki cara tersendiri untuk berduka.

Superman ingin mewujudkan Bumi yang bebas dari kejahatan. Ia mulai bertindak lebih keras terhadap berbagai bentuk kejahatan. Perlahan Superman menolak untuk memberikan kesempatan kedua bagi pelaku kejahatan. Ia bahkan ikut campur dalam urusan politik berbagai negara. Batman sangat tidak suka dengan perilaku Superman. Batman dan Superman sangat bersahabat, namun kali ini mereka terpaksa berseteru. Para superhero pun terbelah dua, apakah ikut Batman atau ikut Superman. Perseteruan ini menyebabkan tewasnya beberapa karakter DC Comics ternama.

Film tak ragu untuk mematikan banyak tokoh superhero dan supervilain. Kita akan dengan mudahnya melihat berbagai tokoh DC Comics berguguran di sini. Sesuatu yang jarang terjadi. Sebab banyak dari mereka memiliki film solo atau komik solo sendiri. Yah jagoan dan penjahat utama kok tewas? Justru inilah yang menjadi kelebihan Injustice (2021). Kita tidak akan mengetahui siapa saja yang selamat.

Sayangnya, durasi film yang singkat, gagal memberikan latar belakang yang jelas bagi berbagai karakter yang hadir. Kenapa mereka memilih sisi Batman atau Superman. Semua mengandalkan pengetahuan penonton atas karakter-karakter tersebut. Saya pun tudak terlalu peduli atau terharu ketika melihat beberapa karakter gugur. Saya pribadi lebih suka cerita pada versi video game.

Kalau di komik dan video game, perseteruan ini memakan waktu sekitar 6 tahun. Batman pun sampai memiliki aliansi yang disebut Insurgent. Yaaah agak susah memang merangkum semuanya dalam 1 film animasi. Mungkin akan lebih baik kalau dibuat dalam bentuk mini seri.

Dengan demikian, Injustice (2021) masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Film ini banyak adegan sadisnya yaa, jadi jangan ajak anak-anak untuk menonton Injustice (2021).

Sumber: http://www.dc.com

Serial Big Mouth

Sejak melihat trailernya, saya sudah tertarik untuk menonton serial Big Mouth. Serial asal Korea Selatan yang menggunakan judul빅마우스 di negara asalnya. 빅마우스 sendiri sebenarnya berarti Big Mouse, bukan Big Mouth. Judul Big Mouse sebenarnya lebih cocok ya dijadikan sebagai judul. Film ini memang banyak mengisahkan misteri yang mengelilingi Big Mouse. Ia adalah karakter misterius yang sangat berkuasa di dunia kriminal. Dengan jaringan yang luas di mana-mana, siapapun bisa jadi merupakan mata-mata Big Mouse. Apakah Big Mouse jahat? Kalau menurut saya Big Mouse itu seperti antihero. Tokoh kriminal yang berseteru dengan tokoh-tokoh lain yang lebih jahat dan kejam darinya. Terdapat pejabat dan pengusaha yang diam-diam lebih jahat dari Big Mouse.

Di tengah-tengah perselisihan antara Big Mouse dengan berbagai pihak, muncul Park Chang-ho (Lee Jong-suk). Ia adalah pengacara sederhana yang banyak hutangnya dan jarang memenangkan kasus hukum. Hal ini diperburuk ketika Chang-ho tiba-tiba harus mendekam di penjara akibat kecelakaan mobil yang penuh rekayasa. Seketika itupulalah Chang-ho harus menjalani hidup yang berbeda. Di penjara, terjadi banyak hal yang menunjukkan bahwa Chang-ho merupakan Big Mouse. Masalahnya apakah ia benar-benar Big Mouse atau bukan?

Di sini terdapat banyak sekali misteri yang menyenangkan untuk disaksikan. Mulai dari kenapa Chang-ho dijebak, siapa Big Mouse, sampai rahasia besar sekelompok penguasa yang sudah ditutupi lebih dari puluhan tahun. Berbagai karakter dan berbagai pihak bisa saling membantu dan berhianat dalam hitungan detik. Adu strategi dan keberuntungan terlihat jelas di sana. Saya pun agak ragu menebak siapa yang paling jahat dari yang jahat.

Mayortitas ceritanya dilihat dari sudut pandang Chang-ho. Pembawaan karakter Chang-ho yang mendadak menjadi Big Mouse pun sangat menarik untuk disaksikan. Ia nampak berhasil menyelesaikan berbagai masalah yang datang dengan sangat cerdas. Bagian menyebalkan dimana karakter utama tersiksa, tidak terlalu banyak.

Di luar penjara, ada istri Chang-ho yang sangat setia, yaitu Ko Mi-ho (Im Yoon-ah). Romansa Mi-ho dan Chang-ho menjadi bagian yang mengharukan untuk ditonton. Mi-ho tidak hanya diam menunggu, ia pun melakukan penyelidikan mandiri bersama rekan-rekan Park lainnya.

Misteri ada, romansa ada, naaah komedi juga ada loh. Porsi komedi pada Big Mouth terbilang cukuplah porsinya. Masih ok sebagai selingan. Jadi serial ini tidak terus menerus membahas hal-hal yang serius.

Serial Big Mouth terbilang komplet. Ada tawa, haru dan ketegangan di sana. Unsur misteri dan tokoh utamanya berhasil membuat serial ini semakin greget. Saya rasa Big Mouth sudah sepantasnya untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Serial ini mengambil latar belakang sebuah negara yang dipenuhi oleh korupsi dan pelanggaran hukum. Sesuatu yang agak fiksi yaaa. Karena selama saya di Korea dulu, yaah Korea itu sangat tertib dan taat hukum. Jadi, setelah menonton Big Mouth, jangan beranggapan bahwa di Korea Selatan seperti itu keadaannya :’D.

Sumber: astory.co.kr

Mencicipi Sop Djanda & Sate Maranggi Ma’Idah

Dulu saya memiliki restoran seafood langganan yang bernama Bagan Seafood. Entah mengapa restoran tersebut tutup dan menjadi Restoran Sop Djanda (Djakarta Soenda). Dari spanduknya sih sering berubah antara Sop Djanda atau Sop Ma’Idah Djakarta Soenda atau Sop Djakarta Soenda atau Sate Maranggi Spesial atau Khas Betawi. Mungkin strategi restoran ini memang memcantumkan menu-menu andalannya sebesar mungkin pada bagian depan restoran. Nama restoranya tak penting hehehehe. Mungkin nama restorannya sendiri adalah Rumah Makan Ma’Idah yah, ah saya tidak tahu pastinya. Yang jelas sudah bertahun-tahun lamanya restoran ini buka, tapi saya belum mampir-mampir. Sepupu saya yang rumahnya jauh saja sudah beberapa kali mampir hehehe. Pada dasarnya saya memang bukan penggemar sop atau soto, jadi saya kurang tertarik dengan tulisan Sop Djanda sebesar itu. Tapi lama kelamaan kok tempat ini terlihat banyak pengunjungnya yaaa. Daaan akhirnya saya pun mampir ke sana.

Ternyata bagian dalamnya nyaman dan tidak terasa sempit. Tempatnya bersih dan tertata rapi. Bagian luar yang mungil bukan berarti dalamnya juga mungil loh. Menunya pun sebenarnya cukup sederhana. Hanya ada sop dan aneka sate. Sopnya adalah sop janda, sedangkan sate andalannya adalah sate maranggi.

Sop janda atau sop Djakarta Soenda hadir dengan potongan daging yang besar dan lumayan empuk. Di sana terdapat pula potongan daun bawang dan cabai hijau. Kita dapat memesan sop janda tidak pedas, pedas atau ekstra pedas. Saya pribadi cukup puas di level pedas saja. Pedasnya terasa pas tanpa menutupi rasa lainnya. Karena sop janda bukan hanya pedas saja. Terasa bumbu rampah yang khas pula di sana. Hidangan paling pas disantap ketika udara sedang dingin-dinginnya :).

Sate maranggi hadir dengan bumbu khas yang melekat dan meresap ke dalam daging sapinya. Rasanya manis dan memiliki rasa maranggi yang khas, lumayan oke deh pokoknya. Tak lupa terdapat irisan tomat yang terasa asam dan pedas yang mampu memperkaya rasa sate marangginya. Hanya saja perut saya sudah tidak kuat menyantap irisan tomat tersebut terlalu banyak. Asam lambung saya kumat setelah menyantapnya.

Semua hidangan di atas akan terasa lebih nikmat lagi ketika disantap bersama nasi putuh hangat dan bawang goreng yang renyah. Tanpa disadari nasi dan bawang goreng ini mampu memperkaya rasa juga. Jadi kalau teman-teman memesan lewat ojek online, jangan lupa menyiapkan bawang gorengnya supaya seperti makan di restorannya ;).

Belakangan saya baru mengetahui bahwa Rumah Makan Ma’Idah ini sudah ada lebih dari satu loh. Cabang-cabangnya kurang lebih ada di:

  • Jl. Inspeksi Kalimalang No.10, Duren Sawit, Jakarta Timur.
  • Jl. KH. Noer Ali No. 14, Bekasi.
  • Jl. Cut Mutia No. 3, Bekasi.
  • Jl. Alternatif Cibubur No. 100, Bogor.
  • Jl. Hasyim Ashari No. 23, Tangerang.
  • Jl. Raya Rawa Buntu No. 21, Tangerang.

Secara keseluruhan, restoran ini layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Loaksi yang ok membuatnya nyaman untuk dijadikan tempat kumpul-kumpul dengan teman dan keluarga ;).