Menikmati Sate Habib yang Super Empuk

Setiap melewati daerah Terminal Kampung Melayu saya biasa mampir menyantap sate dan sop kambing. Di sana memang terdapat beberapa alternatif hidangan perkambingan ;). Sate Habib adalah salah satu warung sate yang menjadi langganan sebagian teman kantor saya.

Setahu saya Sate Habib berdiri sejak 2014. Jadi sebenarnya terbilang baru dibandingkan Sate H. Mansur dan Sate Bang Dudung yang sudah lebih dahulu ada. Lokasi Sate Habib ini adalah di Jl. KH Abdullah Syafei No 17, Tebet, Jakarta Selatan. Tepatnya di seberang Gudang Peluru, dekat turunan flyover.

Di sana terdapat aneka menu kambing seperti sate kambing muda, sop bening, sop marak dan lain-lain. Kalau sedang penuh dan sudah malam, yaaaah ada beberapa menu yang habis. Sebaiknya mampir di warung sate ini di sore hari saja. Bagaimana rasanya? Kok bisa ramai dan terkadang habis?

Sate kambing muda tampil relatif polos tanpa bumbu yang macam-macam. Kita dapat memilih untuj menggunakan kecap manis atau sambal kacang. Keduanya sama-sama flat sih sebenarnya. Jadi jangan berharap untuk menemukan rasa gurih yang wah pada sate kambing muda ini. Yang menakjubkan dari sate ini adalah daging yang super empuk dengan tekstur yang enak. Saran saya, jangan hanya menyantap sate dan nasi saja, pasti terlalu tawar jatuhnya. Sebaiknya pesan juga sop marak atau sop bening.

Sate Kambing Muda

Sop bening dan sop marak pada dasarnya sama-sama memggunakan potongan jeroan kambing dan tulang kambing. Hanya terdapat sedikit daging di sana. Kuah hangatnyalah yang dapat memperkaya menu sate kambing muda. Sop bening terasa gurih dan merupakan sop kambing tradisional Indonesia. Sementara itu sop marak menggunakan kuah yang menggunakan bawang, kapulaga, cengkeh, kayu manis dan aneka rempah lainnya sehingga rasanya agak unik, seperti kari. Semua tergantung selera, namun saya tidak merekmendasikan untuk menyantap sop dan sate secara terpisah.

Sop Marak

Bagi sebagian orang, Sate Habib relatif mahal untuk lokasi yang sekilas nampak kurang bersih. Menurut saya sih sebenarnya Sate Habib ini bersih. Meja dan lantainya terus menerus dibersihkan. Hanya saja, langit-langit warung yang pendek dan wallpaper yang kusam, membuat Sate Habib nampak tidak terlalu bersih.

Bagian Dalam
Bagian Dalam

Overall, Sate Habib masih ok dari segi rasa dan lokasi. Saya ikhlas untuk memberikan Sate Habib nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak”. Warung Sate Habib memberikan variasi yang berbeda dengan warung sebelah. Sama-sama sate dan sop kambing tapi rasanya tetap beda. Enaklah untuk ganti-ganti supaya tidak bosan :).

Serial Kingdom

Mengambil latar belakang era kekuasaan Dinasti Joseon di Korea, Serial Kingdom (킹덤) berbicara mengenai perebutan kekuasaan. Pertikaian memperebutkan kekuasaan memang sudah sering menjadi topik yang diangkat pada berbagai film lainnya. Agak berbeda dengan yang lain, Kingdom menambahkan unsur misteri dan horor ke dalam perebutan kekuasaan tersebut.

Diawali oleh kegagalan invasi Jepang ke wilayah Korea pada Perang Imjin. Korea berhasil bertahan namun dengan cara yang tidak lazim. Cara ini pun dipergunakan oleh petinggi kerajaan demi memperoleh kekuasaan. Cara yang tidak lazim ini melahirkan sebuah penyakit yang ganas dan sulit untuk dibendung.

Penderita penyakit misterius ini akan berperilaku seperti layaknya mayat hidup atau zombie. Penyakit ini sangat mudah menular karena dapat menyebar melalui gigitan. Apalagi para zombie pada Kingdom, dapat berlari dengan sangat agresif. Hal ini menambah ketegangan ketika menonton serial tersebut.

Dari banyak karakter licik dan kejam yang ada, paling tidak terdapat 1 tokoh mulia pada serial ini. Sang Putra Mahkota Lee Chang (Ju-Ji-hoon) memiliki ambisi untuk membangun pemerintahan yang adil dan memihak rakyat. Namun, cepat lambat ia tidak akan memiliki rakyat apabila para zombie masih berkeliaran menularkan penyakit.

Dengan dibantu oleh beberapa pihak tidak semuanya 100% setia, Chang harus memusnahkan para zombie dan mengamankan tahta kerajaan dari para pejabat kotor. Perlahan misteri mengenai penyakit zombie mulai terkuak. Sebuah misteri yang tidak terlalu misterius. Namun jalan yang ditempuh untuk memecahkan misterinyalah yang menyenangkan untuk ditonton.

Perebutan kekuasaannya pun menggunakan beberapa fitnah dan taktik licik lainnya. Semuanya dalam takaran yang pas sehingga saya tidak bosan ketika melihat Chang tertimpa kemalangan. Si tokoh utama tidak dizalimi terlalu lama. Kisah Kingdom tidak bertele-tele seperti sinetron. Selalu ada saja sesuatu yang baru. Jadi saya menemukan beberapa bagian yang menyenangkan ketika menonton Kingdom.

Saya pribadi ikhlas untuk memberikan Kingdom nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Perebutan tahta kerajaan di tengah-tengah serangan zombie, ternyata mampu menjadi hiburan yang menarik.

Sumber: astory.co.kr

Serial Alice in Borderland

Setahun sebelum Squid Game mulai tayang, terdapat 1 serial lain yang genre-nya mirip. Sama-sama berbicara mengenai kompetisi maut. Hanya saja hadiah bagi sang pemenang adalah kehidupan, bukan uang. Serial 今際の国のアリス atau Alice in Borderland merupakan serial asal Jepang yang dibuat berdasarkan manga karya Haro Aso.

Kalau pada Alice in Wonderland, si tokoh utama tiba-tiba pergi ke sebuah dunia lain yang penuh warna. Nah, pada Alice in Borderland, dikisahkan beberapa penduduk kota Tokyo yang ramai, tiba-tiba berada di kota Tokyo yang sangat sepi. Kota Tokyo ini sangat berbeda dan merupakan dunia alternatif yang berbeda dengan kota Tokyo yang kita kenal. Di sana, terdapat beberapa peraturan yang harus dipatuhi. Setiap individu harus memenangkan salah satu pertandingan maut yang berada di beberapa sudut kota. Peserta yang kalah tentunya kehilangan nyawanya. Sementara itu para pemenang memiliki tambahan hari untuk hidup. Sebelum tambahan harinya habis, mereka harus mengikuti kembali salah satu pertandingan maut lagi. Siklus ini terus berulang entah sampai kapan. Namun pada perkembangannya, terdapat beberapa perubahan peraturan yang harus dihadapi.

Misteri mengenai asal dan maksud dari semua ini merupakan tanda tanya besar yang membuat penonton penasaran. Berbagai pertandingan mautnya pun sangat seru untuk ditonton. Beberapa perubahan dalam permainan yang ada pun berhasil menjadi kejutan yang keren.

Alice in Borderland tidak hanya bercerita mengenai permainan maut saja. Terdapat jeda antara satu permainan maut ke satu permainan maut lainnya. Mereka bisa saja beristirahat, atau justru menemukan mesalah dan sekutu baru. Manusia cenderung melakukan berbagai hal untuk selamat. Berbagai taktik dilakukan ketika sedang berada di dalam permainan, dan di luar permainan.

Seingat saya, pasti ada karakter yang gugur pada setiap episodenya. Terkadang, memang ada beberapa karakter yang gagal memperoleh perhatian saya. Mereka terlalu cepat gugur tanpa ada cerita di belakangnya. Namun, pada beberapa karakter utama, kisah latar belakangnya cukup detail, beberapa diantaranya bahkan mengejutkan.

Paling tidak terdapat 2 karakter protagonis yang paling menonjol pada Alice in Borderland. Ryohei Arisu (Kento Yamazaki) dan Yuzuha Usagi (Tao Tsuchiya) bisa jadi menjadi karakter utama pada serial ini. Keduanya sangat menyenangkan untuk dilihat. Kecerdikan Arisu dan kelincahan Usagi membuat keduanya nampak bersinar. Hubungan romantis antara Usagi dan Arisu pun berhasil menambah bumbu yang lezKarena permainan maut pada serial ini membutuhkan kemampuan fisik dan pikiran. Ahhh satu lagi, hati. Waaah permainan hati menjadi sesuatu yang paling sulit pada Alice in Borderland. Terlebih lagi, Arisu dan Usagi perlahan memperlihatkan ketertarikan satu sama lain. Mampukan mereka bertahan?

Saya sudah berkali-kali menonton film yang bertemakan survival. Alice in Borderland memiliki berbagai kelebihan yang membuat saya terpaku ketika menontonnya. Saya ikhlas memberikan Alice in Borderland nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: http://www.robot.co.jp

Serial Mandalorian

Di dalam dunia Star Wars, ternyata terdapat satu kesatria lagi selain Jedi dan Sith, yaitu Mandalorian. Mandalorian memang tidak memiliki ilmu telekinesis seperti Jedi dan Sith. Namun para Mandalorian terkenal akan kemampuannya bertempur dengan dilengkapi oleh berbagai peralatan tempur yang canggih. Sebagian besar dari perlengkapannya terbuat dari bahan beskar. Beskar sendiri merupakan logam yang sangat kuat, namun langka dan mahal. Budaya Mandalorian memang sangat berhubungan erat dengan dunia militer. Jadi bahan semahal Beskar pun rela mereka bayar demi meraih kejayaan di medan tempur.

Bagi penonton Star Wars tentunya mengetahui bahwa Galactic Empire memiliki hubungan yang erat dengan Sith. Sementara itu Rebel Alliance atau New Republic memiliki hubungan yang erat dengan Jedi. Jadi, dimana posisi Mandalorian? Pada awalnya, para mandalorian bersekutu dengan para Sith untuk mengalahkan Jedi. Namun pada akhirnya Galactic Empire dan Sith yang menyerang Planet Mandalore dan melakukan genosida terhadap Mandalorian.

Planet Mandalore telah lama sekali menjadi rumah bagi para Mandalorian. Sejak serangan besar dari Galactic Empire, para mandalorian yang selamat, terpencar ke seluruh galaksi. Sebagian besar memilih berprofesi sebagai pemburu bayaran. Begitu pula yang tokoh utama Serial Mandalorian lakukan.

Din Djarin (Pedro Pascal) merupakan seorang Mandalorian yang handal dalam melakukan perburuan. Namun, berburu dan mendapatkan hadiah bukanlah segala-galanya bagi Djarin. Ia adalah seorang Mandalorian dengan hati nurani. Di tengah-tengah sikapnya yang dingin, Djarin rela berkorban demi sesuatu yang dianggap benar. Ia bahkan rela kehilangan segala-galanya demi menyelamatkan seorang bayi Jedi.

Berdasarkan sejarah masa lalu, para Jedi memiliki hubungan yang buruk dengan beberapa mandalorian. Latar belakang Serial Mandalorian sendiri adalah antara Star Wars Episode VI: Return of the Jedi (1983) dan Star Wars Episode VII: Star Wars: The Force Awakens (2015). Rebel Alliance dan Jedi yang dipimpin Luke Skywalker baru saja mengalahkan Galactic Empire dan Sith terkuat mereka. Keruntuhan Galactic Empire hanya menunggu waktu saja. Namun jauh di luar pusat kekuasaan Rebel Alliance, pecahan Galactic Empire masih ada dan terus merencanakan sesuatu. Inilah yang harus Djarin Sang Mandalorian hadapi.

Saya suka dengan jalan cerita Mandalorian. Sekilas memang seperti game RPG ya. Hampir di setiap Planet, Djarin memperoleh misi atau quest untuk mendapatkan apa yang Djarin inginkan. Misinya sendiri beraneka ragam dan jauh dari kesan membosankan. Semakin lama, petualangan Djarin semakin menyenangkan untuk ditonton. Kerennya, semua ini dilakukan tanpa dialog yang panjang dari Sang Mandalorian. Ia bahkan hampir tidak pernah membuka helmnya. Apa tidak gerah dan gatal ya? :,)

Pada awalnya, adegan pertempurannya terbilang lumayan. Saya menikmati tontonan ketika para tokoh serial ini saling tebak dan saling pukul. Apalagi persenjataan Mandalorian terbilang unik, agak berbeda dengan karakter lain. Semua semakin menarik ketika mulai hadir Jedi lengkap dengan pedang lasernya. Terakhir, muncul pula Dark Saber, wah wah wah apa ini?

Akhir-akhir ini saya agak kecewa dengan beberapa film Star Wars yang saya tonton. Saya selalu berfikir bahwa Star Wars tidak akan seru kalau tokoh utamannya bukan Sith atau Jedi. Serial Mandalorian mengubah segalanya. Star Wars bukan hanya mengenai Jedi dan Sith saja. Saya rasa serial yang satu ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Kesuksesan Mandalorian melahirkan spin-off baru seperti The Book of Boba Fett. Mungkin suatu saat nanti saya akan menonton spin-off ini.

Sumber: http://www.starwars.com

Serial Wednesday

Dahulu kala, saya pernah menonton serial The Addams Family. Kurang lebih serial tersebut mengisahkan sebuah keluarga dengan nuansa horor sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Semua yang seharusnya menyeramkan, diolah menjadi sarkasme. Sayangnya, saat itu saya masih terlalu kecil untuk faham sarkasmenya. Ketika The Addams Family hadir dalam berbagai film animasi atau serial lainpun, saya tidak tertarik untuk ikut menontonnya. Serial Wednesday agak berbeda. Berhubung aplikasi streaming smartphone saya terus menerus menampilkan iklan serial ini, saya pun akhirnya mencoba menontonnya. Saya menonton Wednesday tanpa mengetahui ini serial apa :’D.

Ternyata Wednesday itu adalah nama tokoh utamanya. Tokoh utama serial ini bernama Wednesday Addams (Jenna Ortega). Sudah ada nama Addams saja, pada awalnya saya tetap belum sadar siapa itu Mba Wednesday hehehehehe. Lama-kelamaan saya baru menyadari bahwa Wednesday Addams adalah salah satu anak dari The Addams Family. Jadi dapat dikatakan bahwa Wednesday adalah spin-off dari The Addams Family.

Wednesday Addams tampil sebagai gadis gothic yang cuek, pantang menyerah, cerdas dan penuh sarkasme. Uniknya, sarkasme pada serial ini berhasil membuat saya tertawa. Pembawaan karakter Wednesday sangat menyenangkan untuk ditonton. Akting Jenna Ortega sebagai Wednesday terbilang menonjol.

Selain itu, Wednesday dipenuhi oleh berbagai misteri yang menarik untuk diikuti. Setiap episodenya terdapat sesuatu yang membuat menonton penasaran. Walaupun penuh misteri, semuanya disajikan dengan sederhana dan mudah dipahami. Misterinya bukan misteri yang seperti benang kusut ala sinetron kok. Misterinya berada di tengah-tengah dunia supranatural yang bernuansa gothic.

Serial ini mengambil latar belakang yang sama dengan The Addams Family. Jadi, beberapa karakter pada serial ini memiliki kekuatan tertentu. Namun kekuatan tersebut tidak digambarkan seperti kekuatan superhero. Semua digambarkan sebagai kekuatan supranatural yang agak suram dan gelap.

Sutradara serial ini adalah Tim Burton yang sangat akrab dengan karya-karyanya yang bernuansa gothic. Biasanya saya tidak terlalu suka dengan film-filmnya Opa Tim Burton. Tapi kali ini saya harus mengacungkan 2 jempol bagi Serial Wednesday. Serial Wednesday ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Saya jauh lebih suka Wednesday ketimbang The Addams Family.

Sumber: http://www.mgm.com

Serial Weak Hero Class 1

Bullying atau perundungan menjadi sebuah topik yang sudah sering diangkat ke layar kaca dan layar lebar. Ketika pertama kali melihat serial Weak Hero Class 1, saya pikir ini akan menjadi kisah from zero to hero. Anak yang menjadi korban bullying perlahan berhasil melawan si pelaku. Ah ternyata saya salah besar.

Pada Weak Hero Class 1 atau 약한영웅 Class 1, dikisahkan bagimana seorang Yeon Si-Eun (Park Ji-Hoon) menghadapi bullying. Ia hanyalah seorang anak sekolah yang ingin serius belajar, mendapatkan nilai bagus, lalu diterima kuliah di kampus ternama. Namun dalam perjalanannya, Si-Eun harus berhadapan dengan bullying. Berbeda dengan film mengenai bullying lainnya, Si-Eun sudah melakukan perlawanan yang sangat memuaskan sejak episode pertama.

Yang saya paling suka dari Weak Hero Class 1, si tokoh utama tidak menderita terlalu lama. Bisa jadi justru tokoh-tokoh antagonis yang menjadi bulan-bulanan target bullying mereka. Si-Eun menggunakan kecerdasan dan kenekadannya dalam menghadapi para pem-bully. Tanpa bekal ilmu kebal atau kesaktian ala superhero, Si-Eun berhasil membuat mereka semua gentar. Bagian ini terasa sangat memuaskan dan menyenangkan. Agak brutal sih, tapi ok loh. Bagusnya lagi, hal ini terjadi beberapa kali :D.

Sikap Si-Eun ini berhasil membuatnya memiliki teman …. dan musuh baru tentunya. Serial inipun akhirnya mengisahkan pula berbagai efek dari bullying. Selain itu, penyebab bullying terjadi pun ada di sana. Disinilah unsur drama Weak Hero Class 1 terasa semakin mengental. Saya pun mulai mengantuk pada bagian ini hehehe.

Serial asal Korea Selatan ini memang memiliki bagian yang sangat seru dan menyenangkan. Namun ada pula beberapa bagian yang sedikit membosankan. Bagaimanapun juga saya rasa Weak Hero Class 1 masih layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artiny “Bagus”.

Sumber: http://www.wavve.com

Black Adam (2022)

Setelah superhero Shazam hadir pada Shazam! (2019), nama Black Adam semakin menggema. Pada dasarnya Shazam dan Black Adam memiliki sumber yang sama. Hanya saja, Black Adam agak berbeda dan lebih gelap. Pada buku komik DC, Black Adam adalah salah satu musuh utama Shazam. Namun pada perkembangannya, Black Adam menggunakan kekuatannya untuk tujuan yang baik dengan cara yang terkadang kejam. Yah Black Adam adalah karakter antihero, jadi dia memang berada di wilayah abu-abu antara malaikat dan iblis.

Hal ini pula yang nampak jelas pada Black Adam (2022). Karakter DC Comics yang satu ini tidak terlalu peduli terhadap nyawa lawan-lawannya. Siapapun yang menghalangi langsung dibunuh. Apalagi Black Adam atau Teth Adam (Dwayne Johnson) dibangkitkan di tengah-tengah sebuah konflik. Ia memang sudah terkubur selama ratusan tahun, sehingga agak sulit bagi Black Adam untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Kemarahan dan kebencian pun membuat Black Adam kesulitan untuk mengendalikan kekuatannya. Disinilah peranan beberapa karakter lain diperlukan. Perlahan, Black Adam perlu belajar mengenai kemanusiaan dan persahabatan. Karena sekuat apapun Black Adam, ia tetap memerlukan teman.

Black Adam hadir dengan kekuatan super yang bisa dibilang setara dengan Superman. Sumber kekuatan Black Adam memang sama dengan Shazam. Namun cara Black Adam memperoleh kekuatannya terbilang jauh lebih kelam dan gelap dibandingkan Shazam. Sesuatu yang membuatnya lebih menarik ketimbang Shazam. Tentunya, Black Adam (2022) otomatis memiliki beberapa adegan sadis yang tidak baik bagi anak-anak.

Bagi orang dewasa seperti saya, adegan perkelahiannya terbilang cukup megah dan seru. Apalagi ditambah dengan kehadiran Justice Society yang terdiri dari Doctor Fate (Pierce Brosnan), Hawkman (Aldis Hodge), Atom Smasher (Noah Centineo) dan Cyclone (Quintessa Swindell). Semua membuat adegan perkelahiannya semakin ramai. Tentunya semua adegan perkelahian ini tidak overdosis.

Tidak hanya saling serang saja, masing-masing karakter pada Black Adam (2022) masih memiliki cerita yang nyaman untuk diikuti. Terdapat sedikit kejutan pada kisah masa lalu Black Adam (2022). Namun plot utama film ini tetap mudah ditebak. Yaaah tipikal origin story superhero pada umumnyalah.

Secara keseluruhan, Black Adam (2022) layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Setidaknya film ini mampu memberikan secercah harapan bagi DCEU yang seperti sedang sekarat.

Sumber: http://www.blackadammovie.net

Black Panther: Wakanda Forever (2022)

Karakter superhero Black Panther atau Raja T’Challa (Chadwick Boseman) sudah beberapa kali hadir pada film-film MCU (Marvel Cinematic Universe) ia bahkan sudah memiliki film solonya yaitu Black Panther (2018). Di sana dikisahkan bagaimana terdapat negeri Wakanda yang kaya akan material Vibranium. Sebuah material yang menjadi rebutan berbagai pihak. Untuk melindungi negaranya, Wakanda memiliki Black Panther. Seorang superhero dengan kemampuan super dan kostum canggih berlapis Vibranium. Ketika seorang Black Panther menua atau meninggal atau pensiun, akan dilakukan pemilihan Black Panther baru. Hal inilah yang terpaksa dilakukan pada Black Panther: Wakanda Forever (2022).

Black Panther

Pihak produser tidak ada rencana untuk “mematikan” karakter Black Panther yang sudah ada. Naskah dari Black Panther: Wakanda Forever (2022) sudah siap ketika sang aktor, Chadwick Boseman, meninggal. Mau tak mau keseluruhan cerita Black Panther harus diubah. Salah satu katakter pendamping yang ada, harus menjadi Black Panther yang baru.

Setelah T’Challa wafat, Wakanda masih kokoh berdiri di bawah kepemimpinan Ratu Ramonda (Angela Bassett). Shuri (Letitia Wright) dan Jendral Okoye (Danai Gurira) pun masih aktif mendukung Wakanda dan menjaga Vibranium dari negara-negara lain. Gagal untuk mendapatkan Vibranium dari jalan kekerasan dan diplomasi, negara-negara lain berusahan melalukan eksplorasi di dasar laut. Dengan sebuah alat mutakhir besutan Riri Williams (Dominique Throne), pihak militer Amerika berhasil menemukan Vibranium di dasar laut.

Hal ini menimbulkan masalah baru sebab ternyata selama ini terdapat sebuah peradaban di bawah laut yang memiliki Vibranium seperti Wakanda. Selama ini peradaban Talokan hidup damai tersembunyi di dasar laut. Mereka hanya hadir melalui dongeng atau mitos. Mayoritas penduduknya adalah warga keturunan Indian yang telah terpengaruh oleh kekuatan Vibranium biru.

Sedikit berbeda dengan Wakanda, Talokan dipimpin oleh seorang raja merangkap dewa, yaitu K’uk’ulkan atau Namor (Tenoch Huerta). Bisa dikatakan, Namor ini seperti Aquaman di DC Comics. Hanya saja, sebenarnya Namor sudah hadir lebih dahulu daripada Aquaman. Posisi Namor yang lebih sering hadir sebagai antagonis, membuatnya kalah populer dibandingkan Aquaman. Pada perkembangannya, Namor justru menjadi seorang antihero. Ia bahkan menjadi karakter antihero pertama di buku komik. Sepertinya, Namor akan menjadi antihero di MCU. Kemunculan Namor dan warga Talokan pun memang bukan karena alasan yang jahat. Mereka hanya ingin melindungi diri dengan cara yang berbeda dengan cara yang Wakanda tempuh. Perseteruan dan pertumpahan darah antara Talokan dan Wakanda seharusnya tidak perlu terjadi. Sayangnya hal ini membuat saya tidak terlalu puas ketika melihat Talokan atau Wakanda kalah. Keduanya sama-sama baik, bangsa hebat yang berbeda pendapat saja.

Di sini, saya justru melihat bahwa pihak pemerintah negara-negara adikuasa seperti Amerika Serikat dan Eropa, sebagai pihak yang sebenarnya memiliki itikad kurang baik. Wakanda dan Talokan pada dasarnya khawatir akan penyalahgunaan Vibranium di tangan penguasa yang salah. Sejarah membuktikan apa yang telah penguasa lakukan dengan nuklir. Apa yang terjadi apabila mereka memiliki Vibranium?

Beruntung adegan aksinya terbilang seru. Sayang penampilan Black Panther yang baru tidak sespektakuler Black Panther yang lama. Paling tidak penampilan Ratu Ramona terbilang menonjol. Tanpa saya duga sebelumnya, Sang Ratu nampak tegas dan kuat meskipun ia tidak memiliki kekuatan Black Panther sekalipun.

Kesedihan akan kehilangan Raja T’Challa memang mendominasi film ini. Mencari pengganti sosok T’Challa bukanlah hal yang mudah. Kalau biasanya karakter-katakter lawas dari MCU seperti memperoleh pengganti yang lebih muda. Nah kalau Black Panther justru memperoleh pengganti sekaligus sebuah reset. Sesuatu yang akan membuat MCU semakin menarik kedepannya.

Black Panther: Wakanda Forever (2022) bukanlah film MCU favorit saya. Namun film ini seperti jembatan menuju sesuatu yang bagus kedepannya. Masa depan MCU masih terlihat cerah. Saya rasa Black Panther: Wakanda Forever (2022) masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.