Contratiempo (2016)

Contratiempo (2016) merupakan film drama misteri kriminal yang cukup sukses di Spanyol sana. Film ini dirilis pula dengan nama The Invisible Guest (2016) sebagai judul internasionalnya. Kemudian bermunculan remake film Spanyol tersebut di Italia dan India pada Il Testimone Invisibel (2018), Evaru (2018) dan Badla (2018). Kisahnya kurang lebih mirip, yah namanya juga remake hehehehehe.

Kisah dari film tersebut diawali dengan kedatangan Virginia Goodman (Ana Wagener & Blanca Martínez) di kediaman Adrián Doria (Mario Casas). Virgina konon merupakan seorang pangacara hebat yang akan pensiun. Sementara itu, Doria adalah pengusaha sukses yang sedang menjadi terdakwa di sebuah kasus kriminal. Hadir sebagai pengacara kasus tersebut, Virginia menanyakan detail-detail yang Doria ketahui. Di sinilah dimulai cerita flashback dari sudut pandang Doria.

Virginia mendebat dan memberikan berbagai kemungkinan dari kisah versi Doria tersebut. Kita disuguhkan beberapa versi yang mungkin saja terjadi pada kasus kriminal yang menjerat Doria. Perselingkuhan, kecelakaan dan pembunuhan ternyata menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kasus yang Virginia hadapi. Sepanjang film, kita dibuat menebak-nebak siapakah pelaku sesungguhnya.

Film ini berhasil memberikan kejutan atau twist yang cukup tak terduga. Ceritanya sangat cocok ditonton bagi para pecinta kisah detektif. Semuanya nampak masuk akal dan mudah dipahami. Hanya saja penyajian dari flashback yang diulang-ulang terkadang nampak membosankan bagi saya pribadi. Dengan demikian, Contratiempo (2016) atau The Invisible Guest (2016) layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.

Sumber: http://www.warnerbros.es

The Wailing (2016)

The Wailing (2016) atau 곡성 merupakan film asal Korea Selatan dengan latar belakang pedesaan yang masih asri. Kedamaian desa tersebut terusik ketika beberapa penduduk ditemukan tewas dengan kondisi yang mengenaskan. Pembunuhan dilakukan oleh salah satu penghuni rumah, kepada penghuni rumah yang lain. Hal ini terus terjadi dari 1 rumah ke rumah lainnya. Dugaan sementara, hal ini terjadi karena keracunan jamur liar. Sekilas seperti film misteri pembunuhan bukan? Sampai di sini saya memandang The Wailing (2016) sebagai film detektif.

Semakin lama, penyelidikan kasus ini mengarah kepada ritual-ritual misterius yang dilakukan oleh seorang penghuni baru. Hadir pula cenayang lengkap dengan upacara-upacara perdukunan ala-ala Korea. Sesuatu yang belum pernah saya. Baiklah, seketika itu pulalah The Wailing (2016) berubah menjadi film horor. Ini bisa jadi merupakan berita buruk bagi saya pribadi.

Mayoritas film-film horor Jepang dan Korea memiliki akhir yang …… yah begitulah. Fokus utama mayoritas film-film tersebut bukanlah memberikan kengerian atau ketakutan, melainkan kesedihan dan keputusasaan. Sayangnya, The Wailing (2016) memang mengikuti pakem tersebut. Sesuatu yang kurang saya sukai dari sebuah film.

Padahal jalan cerita The Wailing (2016) terbilang memikat. Penonton beberapa kali dibuat menerka-nerka siapa dan apa yang terjadi di desa tersebut. Kebenaran yang diungkap pun, diluar dugaan saya. Meskipun untuk mengetahui kebenaran tersebut, saya harus menonton The Wailing (2016) dengan durasi sekitar 2 jam. Wow, lama juga ya hehehehe.

Ada beberapa bagian dari film ini yang membuat saya mengantuk. Mengantuk adalah sebuah kesalahan, sebab The Wailing (2016) memiliki detail yang menarik. Saya jadi harus mengulang menonton beberapa bagian agar faham betul akhir dari film ini. Bagian akhir film tidak dijelaskan secara gamblang. Hanya ada kesedihan dan keputusasaan di sana. Terlebih lagi The Wailing (2016) berhasil membuat saya peduli terhadap keluarga si tokoh utama. Aahhh sebuah akhir yang mudah ditebak bagi orang-orang yang sudah beberapa kali menonton film horor Jepang dan Korea.

Saya pribadi hanya dapat memberikan The Wailing (2016) nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Saya tetap kurang suka dengan bagaimana The Wailing (2016) berakhir. Kelebihan film ini adalah pada misteri, jalan cerita dan karakternya.

Sumber: http://www.foxkorea.co.kr

Lion (2016)

Lion

Saya bukan penggemar film drama yang dibuat berdasarkan kisah nyata. Biasanya saya kurang suka dengan film-film jenis ini. Film-film seperti True Story (2015), Into the Wild (2017) dan Erin Brockovich (2000) sukses menjadi film-film yang sangat membosankan bagi saya pribadi. Entah kesurupan setan apa, saya kemarin menyempatkan diri untuk menonton Lion (2016), sebuah film drama yang dibuat berdasarkan kisah nyata dari Saroo Bierley.

Lion

Pada tahun 1986, Saroo kecil (Sunny Pawar) yang baru berumur 5 tahun, tinggal di India bersama dengan ibu, kakak dan adiknya. Pada suatu malam, Guddu Khan (Abhishek Bharate), kakak laki-laki Saroo, mengajak Saroo berjalan-jalan. Sayang malam itu sepertinya akan menjadi malam terakhir bagi Saroo untuk bertemu dengan keluarganya. Ia terpisah dari kakaknya dan tersesat sampai ke wilayah India yang tidak ia kenal. Anak kecil berumur 5 tahun ini hanya mengetahui bahwa namanya Saroo, nama kakaknya Guddu, nama ibunya Mum, dan kampungnya ada di Ginestalay. Ginestalay bukanlah sebuah nama resmi sebuah daerah, mungkin Saroo kecil salah mengeja atau lupa? Melalui berbagai peristiwa naas dan mujur, Saroo kecil akhirnya diadopsi oleh John Brierley (David Wenham) dan Sue Brierley (Nicole Kidman). Pasangan asal Australia ini membesarkan Saroo dengan penuh kasih sayang di Tasmania, Australia.

Lion

Lion

Lion

Lion

Lion

Lion

Tak terasa 20 tahun berlalu dan Saroo Brierley (Dev Patel) sudah mulai sekolah di perguruan tinggi. Walaupun sudah lama berlalu, Saroo masih terus teringat akan kampung halaman di India, ibunya dan kalaknya, Guddu. Bayang-bayang tersebut memotivasi Saroo untuk mencari lokasi kampung halamannya. Apakah Saroo akan berhasil? Apa yang Saroo temukan dari pencarian ini?

Lion

Lion

Lion

Lion

Lion

Aaahhhh tak disangka Lion (2016) merupakan film dengan jalan cerita yang sangat menarik untu diikuti. Film ini memiliki banyak adegan yang mengharukan. Mengharukan di sini bukan mengharukan ala sinetron Indonesia yaaa. Lion (2016) dengan cerdasnya mampu membuat penonton terharu akan kisah hidup Saroo.

Lion

Lion

Lion

Lion

Dengan didukung oleh akting yang baik dan sangat meyakinkan, saya tidak merasa bosan ketika menonton Lion (2016). Yaaah walaupun hanya Nicole Kidman saja pemain yang saya kenal. Lainnya yaaa saya kurang tahu, kebanyakan aktor dan aktris India. Saya jarang menonton film-film Bollywood jadi mungkin kurang “ngeh” ;). Kalau dilihat, pantas saja Lion (2016) berhasil meraih 12 penghargaan di Australia sana. Film ini ternyata film Australia lhoo, bukan film India, jadi jangan harap ada adegan joged-joged di balik pohon yaa ;).

Saya rasa Lion (2016) pantas untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Rasanya ini adalah film drama biografi pertama yang saya sukai. Oooh ya, alasan kenapa judul film ini Lion atau singa akan dijelaskan pada bagian paling akhir dari film ini.

Sumber: lionmovie.com

Don’t Breathe (2016)

Jangan bernafas atau tahan nafas, kenapa kok film yang satu ini judulnya begitu? Don’t Breathe (2016) ternyata merupakan film horor dimana tokoh utamanya terperangkap di dalam rumah seorang veteran tentara. Lawan mereka bukan setan kok, hanya seorang pria tua yang buta….

Kisah pada film ini diawali dengan rencana pencurian yang akan dilakukan oleh Rocky (Jane Levy), Alex (Dylan Minnette) dan Money (Daniel Zovatto). Mereka hendak masuk dan mencuri harta benda milik Norman Nordstrom (Stephen Lang), seorang mantan tentara yang buta dan tinggal di sebuah lingkungan yang kumuh, rawan dan sepi. Norman menjadi target karena kabarnya Norman baru saja memperoleh uang ganti rugi dari keluarga kaya yang tidak sengaja membunuh puteri Norman. Selain itu, Norman adalah tunanetra yang hidup sendirian di rumahnya, waaahhh sepertinya Norman adalah sasaran empuk nih.

Rocky dan kawan-kawan salah besar, ternyata Norman itu seperti Zatoichi atau Si Buta Dari Goa Hantu, apalagi tempat tinggal Norman itu miskin pencahayaan, sangat menguntungkan Norman yang sehari-hari mengandalkan indra pendengarannya yang superrr sekali :’D. Rocky, Alex dan Money harus bergerak dengan hati-hati dan pelan-pelan, bernafaspun harus pelan-pelan kalau mau selamat dari Norman.

Di dalam rumah Norman, Rocky dan kawan-kawan menemukan sisi gelap dari Norman yang tidak banyak orang ketahui. Bukan hanya memiliki kemampuan tempur yang mumpuni, Norman ternyata menyimpan sesuatu yang buruk di dalam rumahnya, sesuatu yang cukup mengejutkan :’D. Norman ternyata memang bukan orang yang 100% baik, tapi apakah Rocky dan kawan-kawan lebih baik dari Norman? Mau bagaimanapun juga, mencuri bukanlah hal yang benar. Pada Don’t Breathe (2016) terlihat seolah-olah, si maling itu orang baik dan si buta adalah orang jahat. Penggambaran latar belakang keluarga Rocky yang berantakan rasanya ditampilkan untuk menjustifikasikan aksi kriminal dari Rocky. Padahal baik si maling maupun si buta, mereka semua sama-sama kotor. Hanya karena si buta fisiknya kurang ganteng, bukan berarti dia lebih buruk dari Rocky yang cantik lhooo.

Melihat aksi kejar-kejaran di dalam rumah Norman terbilang cukup seru meskipun ada beberapa bagian yang sedikit tidak masuk akal dan plotnya terkesan agak melompat-lompat. Kejutan akan aksi kotor si buta terbilang psikopat sekaligus menyedihkan :’D. Dengan demikian rasanya Don’t Breathe (2016) layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.

Sumber: sites.sonypictures.com/dontbreathe/site/

Passengers (2016)

Passengers (2016) dapat dikatakan sebagai termasuk film dengan trailer paling menggoda. Disana sekilas terlihat bahwa Jim Preston (Cris Pratt) dan Aurora (Jennifer Lawrence) terdampar di sebuat pesawat luar angkasa. Semua penumpang tersebut masih tidur manis di dalam kapsul tidur masing-masing. Saya pikir Passengers (2016) akan mengisahkan misteri kenapa kok hanya mereka berdua saja yang terbangun? Ada konspirasi atau mahluk luar angkasakah di sana?

Ow ow ow, saya salah besar. Passegers (2016) ternyata bukan film thriller atau misteri. Saya rasa film ini termasuk film drama romantis dengan balutan fiksi ilmiah lengkap dengan visual yang apik. Drama yang dihasilkan terbilang biasa-biasa saja, saya tidak melihat sesuatu yang wow di sana. Alasan kenapa Jim dan Aurora terbangun dari kapsul tidur mereka bukanlah misteri besar karena semua sudah diceritakan dengan runut, otomatis tidak ada kejutan di sana.

Rasanya Passegers (2016) masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Bagi pecinta drama romantis, silahkan tonton Passengers (2016), jangan salah sangka seperti saya yaaa, trailer-nya sesat nih hehehehh.

Sumber: http://www.passengersmovie.com

Gods of Egypt (2016)

Cerita mengenai dewa Zeus, Hera, Hercules dan segala sesuatu terkait mitologi Yunani sudah sering sekali hadir dalam bentuk film. Kali ini Holywood mencoba peruntungan dengan mengangkat mitologi Mesir sebagai tema cerita melalui Gods of Egypt (2016). Kisah atau film mengenai Mesir selalu dikaitkan dengan Mumi dan Piramid, jarang sekali dewa-dewi Mesir diangkat ke layar lebar. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk menonton Gods of Egypt (2016).

Dikisahkan bahwa Mesir mengalami masa-masa penuh kedamaian di bawah kekuasaan Dewa Osiris (Bryan Brown), anak dari Dewa Ra (Geoffrey Rush). Sebagai pencipta manusia, Ra memilih untuk melindungi umat manusia dari angkasa. Sementara ini penguasaan atas Bumi diatur oleh anak-anak Ra yang hidup berdampingan dengan manusia.

Anak Ra memang bukan hanya Osiris seorang. Osiris memang memimpin Mesir dan para Dewa di Bumi, tapi ada dewa lain yang iri dan melakukan kudeta. Pada suatu kesempatan, Dewa Set (Gerard Butler) berhasil membunuh dan memutilasi Osiris. Tidak hanya itu, Set pun mengambil mata Dewa Horus (Nikolaj Coster-Waldau), anak Osiris.

Hidup buta dan terasing di padang pasir, Horus akhirnya memperoleh secercah harapan ketika Bek (Brenton Thwaites) berhasil membawakan salah satu mata Horus. Di sini, bagian tubuh dewa itu seolah seperti onderdil mobil yang dengan mudah dapat di bongkar pasan, Horus dapat langsung memasang dan menggunakan mata yang Bek bawa.

Dimanakah mata Horus yang satunya lagi? Bek bersedia membantu Horus untuk mencuri mata tersebut sekaligus merebut Mesir kembali, asalkan Horus bersedia menghidupkan kembali kekasih Bek, Zaya (Courtney Eaton). Horus menyetujui sesuatu yang belum tentu dapat ia penuhi. Terbutakan dengan api dendam, Horus melakukan apapun demi membunuh Set dan merebut kembali Mesir. Padahal esensi dari menjadi penguasa Mesir adalah peduli terhadap rakyat kecil dan melakukan perbuatan yang benar. Akankah Horus belajar?

Setahu saya, kisah pertikaian Horus dan Set tidak seperti ini yaaa. Agak melenceng dari sejarah aslinya, yaaaahh anggap saja Gods of Egypt (2016) sebagai kisah fantasi yang menggunakan mitologi Mesir sebagai temanya. Mirip yang sudah sering kali Hollywood lakukan pada mitologi Yunani.

Pada film-film mitologi Yunani, tokoh utama dan dewa-dewinya sering diperangkan oleh aktor/aktris kulit putih, itu masih ok-lah, Yunani kan bangsa yang mayoritas penduduknya orang kulit putih. Lha kalau Mesir? Saya pernah ke Mesir dan logat beserta fisik mereka jauh dari orang kulit putih. Bukannya sara yaaa, tapi agak aneh saja kok dalam Gods of Egypt (2016) tidak ada satupun dewa atau pemeran utama yang memiliki fisik bangsa Mesir. Padahal pemeran tentara, budak dan rakyatnya banyak diisi oleh aktor Mesir sepertinya :’D.

Semua rakyat pada film ini mirip orang Mesir kecuali Bek dan Zaya yang notabene menjadi tokoh utama pada film ini, aneeeehhh :P. Tokoh Bek dan Zaya pun rasanya kok mirip Aladin dan Yasmin yaaa? Hohohoho. Selain itu tokoh Set yang Gerard Butler perankanpun rasanya mirip dengan tokoh Raja Leonidas pada film 300 (2006) yaaa.

Beruntung Gods of Egypt (2016) masih memiliki cerita yang lumayan menarik meski agak klise dan mudah ditebak :). Saya tidak merasakan kantuk ketika menonton film ini, terlebih lagi ketika saya melihat beberapa special effect CGI (Computer-generated imagery) pada film ini. Sebagian memang keren, ambisi pembuatan film ini dapat saya lihat. Namun sebagian lagi. . . . . membuat saya tertawa, terutama terkait kostum para dewa Mesir yang super mengkilat, tak lupa darah emas yang keluar dari tubuh ketika terluka. Yaaa ampuun, kualitasnya terbilang buruk untuk film keluaran tahun 2016 yaaa. Ini dananya yang terbatas atau dananya dikorupsi yah kok bisa begini :’D.

Aaahhhh, dengan berat hati saya hanya mampu memberikan Gods of Egypt (2016) nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”. Untunglah saya tidak menontonnya di Bioskop hehee.

Sumber: http://www.lionsgate.com/movies/godsofegypt/

10 Cloverfield Lane (2016)

cloverfield1

Pernah menonton film tentang zombie, bencana alam dahsyat atau serbuan mahluk luar angkasa? Film-film dengan tema di atas menunjukkan akhir dunia. Bagaimana apabila hal tersebut benar-benar terjadi? Pertanyaan inilah yang melahirkan komunitas doomsday preppers di Amerika sana. Mereka mempersiapkan diri sedemikian rupa sehingga bila akhir dunia tiba, mereka dapat bertahan hidup. Hal yang paling sering dipersiapkan adalah membangun bunker lengkap dengan segala penunjang kehidupan di dalamnya. Hal itulah yang telah dipersiapkan oleh Howard Stambler (John Goodman) pada 10 Cloverfield Lane (2016).

Berbeda dengan Howard, Michelle (Mary Elizabeth Winstead) bukanlah seorang doomsday preppers, namun ia tiba-tiba terbangun di dalam bunker Howard setelah mobil Michelle ditabrak oleh sebuah truk misterius. Howard mengklaim bahwa telah terjadi bencana dahsyat di Bumi sehingga mereka harus berlindung di dalam bunker miliknya apabila ingin tetap hidup.

Bersama-sama dengan Michelle dan Howard, hadir pula Emmett DeWitt (John Gallagher) yang secara sukarela ikut berlindung di dalam bunker Howard ketika bencana datang. Sayang baik Emmett maupun Howard tidak dapat melukiskan dengan gamblang mengenai bencana yang terjadi. Keraguan akan apa yang sebenarnya terjadi menjadi magnet untuk terus menyaksikan 10 Cloverfield Lane (2016). Apalagi belakangan Michelle memperoleh informasi mengenai truk yang menabrak mobilnya. Ditambah lagi semakin hari, Michelle menemukan beberapa kenyataan yang menunjukkan bahwa beberapa kisah masa lalu Howard adalah kebohongan belaka.

10 CLOVERFIELD LANE

cloverfield7Howard, Michelle dan Emmett adalah 3 karakter yang dominan sekali muncul pada 10 Cloverfield Lane (2016). Mayoritas latar belakang film inipun hanyalah bunker sajaaa. Adakalanya hal ini sedikit membosankan meskipun akhir ceritanya sedikit mengejutkan, tidak sesuai dugaan saya :). Setelah menonton film ini, saya baru sadar bahwa judul film ini mirip sekali dengan sebuah film yang pernah saya tonton sekitar 2008 silam, ahhh ternyata ada hubungannya thooo. Tapi tenang saja, kita tidak perlu menonton film tersebut untuk memahami film 10 Cloverfield Lane (2016).

cloverfield6

cloverfield2

cloverfield5

Akhir kata, 10 Cloverfield Lane (2016) mampu membuat saya penasaran sehingga film ini masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Not bad-lah untuk dijadikan hiburan setelah seharian kerja.

Sumber: http://www.10cloverfieldlane.com

Suicide Squad (2016)

suicide1

Setelah peristiwa pada Superman V Batman (2016), pemerintah merasa bahwa mereka memerlukan “Superman” baru yang dapat mereka andalkan dan kendalikan ketika bahaya datang. Hal ini diwujudkan dalam bentuk Task Force X atau Suicide Squad yang dibentuk oleh Amanda Waller (Viola Davis).

suicide9

suicide10

Amanda merekrut beberapa orang penjahat yang sudah ditangkap seperti Deadshot (Will Smith), Harley Quinn (Margot Robbie), Kapten Bomerang (Jai Courtney), El Diablo (Jay Hernandez), Killer Croc (Adewale Akinnuoye-Agbaje) dan Slipknot (Adam Beach). Deadshot merupakan pembunuh bayaran yang mampu meletuskan banyak tembakan dengan cepat dan tidak meleset. Quinn merupakan kekasih Joker (Jared Leto) yang agak gila dan nekad. Kapten Bomerang adalah pencuri yang menggunakan bumerang canggih sebagai alat bantu. El Diablo merupakan mantan ketua geng latin yang mempu mengendalikan api. Killer Croc memiliki wujud seperti monster tapi memiliki kekuatan yang besar dan mampu bergerak lincah di dalam air seperti hewan reptil. Terakhir, Slipknot, tokoh paling konyol di film ini karena hanya mampu muncul sesaat saja sebelum mati konyol, ahhh hanya tokoh tak penting dengan kekuatan yang tak penting pula hehehehehe.

Untuk mengendalikan dan mengarahkan aksi tokoh-tokoh di atas, Amanda memadukan mereka dengan personel non kriminal seperti Kolonel Rick Flag (Joel Kinnaman), Katana (Karen Fukuhara) dan June Moone (Cara Delevingne). Rick adalah seorang tentara yang handal dan berfungsi sebagai mata dan telinga Amanda di lapangan. Karana merupakan ahli pedang yang menggunakan sebuah pedang sakti berisikan roh kekasihnya. Bagaimana dengan June Moone? Saya rasa dialah karakter terkuat di sini karena June mampu berubah menjadi Enchantess, seorang penyihir sakti berusia ribuan tahun yang meminjam tubuh June.

suicide7

Pada Suicide Squad (2016),  Amanda dan kawan-kawan harus berhadapan dengan dewa kuno yang bangkit akibat ulah dari salah satu anggota Suicide Squad sendiri. Pada akhirnya Amanda seolah harus membereskan masalah yang Amanda timbulkan sendiri sebagai akibat dari pembentukan Suicide Squad :’D. Maksud hati hendak membuat “Superman”, apadaya justru “Lex Luthor” yang didapat, hehehehehe.

suicide2

suicide4

Nama-nama karakter yang Amanda kumpulkan pada Suicide Squad (2016) termasuk karakter yang tidak terkenal, saya baru mengetahui keberadaannya kemarin ketika menonton Suicide Squad (2016). Apakah karakter-karakter tak terkenal ini mampu tampil menonjol? Diantara karakter-karakter di atas, praktis yang memiliki kekuatan super hanya Enchantess, El Diablo dan Killer Croc. Sisanya yaaa hanya manusia biasa yang ahli melakukan sesuatu atau didukung oleh beberapa alat canggih  dan memiliki modal, modal apa? Modal nekad :P. Tokoh favorit saya tidak jatuh ke Deadshot yang diperankan Will Smith, melainkan kepada El Diablo yang kalem dan menghindari konftontasi tapi mampu tampil garang ketika dibutuhkan :). Porsi kemunculan Deadshot memang relatif besar karena sifat kemanusiaannya dan kepemimpinannya tapi tetap saja saya rasa karakter ini kurang istimewa. Terus terang saya lebih senang dan terhibur dengan hadirnya Quinn. Quinn mampu memberikan kekonyolan-kekonyolan yang dapat menghiasi jalan cerita Suicide Squad (2016). Tanpa El Diablo dan Quinn, saya pasti sudah tertidur ketika menonton film ini.

suicide5

suicide3

suicide8

suicide6

Saya rasa jalan cerita Suicide Squad (2016) terbilang datar, sederhana dan mudah ditebak. Kostum dan special effect yang dipergunakan terlihat biasa untuk film DC Comics tahun 2016, tidak sefantastis Superman V Batman (2016). Suicide Squad (2016) seolah-olah seperti kisah selingan dari DC Comics sebelum film-film anggota Justice League selesai dirilis. Akhir kata, Suicide Squad (2016) hanya dapat memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan” :).

Sumber: www.suicidesquad.com

Kung Fu Panda 3 (2016)

Panda31

Po (Jack Black), the dragon warrior, dan kawan-kawan kembali hadir pada Kung Fu Panda 3 (2016). Kali ini Po kedatangan tamu yang sosoknya menyerupai dirinya, apakah masih ada panda selain Po di luar sana? Ternyata tamu tersebut adalah Li Shan (Bryan Cranston), ayah kandung Po yang mengembara mencari Po. Ternyata Li Shan tinggal di desa panda yang lokasi terpencil sehingga tidak banyak yang tahu lokasi desa misterius tersebut.

Panda311

Panda316

Panda314

Panda315

Panda313

Panda32

Panda321

Panda320

Panda38

Panda310

Panda317

Di desa itu pulalah dahulu Oogway (Randall Duk Kim) dan Kai (J.K. Simmons) belajar chi. Oogway kemudian menjadi ahli kung fu yang termasyur, sejarah mencatat nama harum Oogway yang pada Kung Fu Panda (2008) meramalkan bahwa Po akan menjadi dragon warrior. Bagaimana dengan Kai? Oogway memastikan agar nama Kai tidak tercatat di sejarah manapun, tidak ada kenangan akan Kai yang ada di muka bumi. Kenyataan ini membuat Kai marah ketika ia berhasil kembali dari dunia roh dengan kekuatan chi yang besar sekali. Kai menggunakan chi untuk mengambil kekuatan guru besar – guru besar kung fu yang Kai temui saat Kai berjalan menuju istana giok, lokasi tempat mayoritas peninggalan Oogway berada. Kai hendak memusnahkan semua hal yang berbau Oogway. Sebagai penerus Oogway, Po tentunya menjadi salah satu target utama Kai. Mau tak mau Po harus berhadapan dengan Kai walaupun Po sama sekali belum menguasai chi. 

Panda312

Panda36

Panda319

Panda318

Po masih hadir sebagai karakter yang ceria, humoris dan hobi makan. Saya melihat beberapa kelucuan hadir di sana dan di sini :D. Kecerian ala Kung Fu Panda masih muncul pada Kung Fu Panda 3 (2016) meskipun sudah agak hambar dan tidak selucu 2 film pendahulunya. Dukungan animasi yang halus dan bagus tidak dapat menyelamatkan Kung Fu Panda 3 (2016). 

Panda35

Dari segi jalan cerita pun sebenarnya Kung Fu Panda 3 (2016) agak mirip dengan Kung Fu Panda (2008) dan Kung Fu Panda 2 (2011), di sana pasti terdapat keadaan dimana Po menghadapi lawan kuat yang sulit dikalahkan dan akhirnya Po harus mempelajari jurus atau kekuatan baru untuk menghadapi lawan tersebut, yaaaah semacam semi zero to hero story. Selain itu penyelesaian pada Kung Fu Panda 3 (2016) rasanya terkesan menggampangkan dan terdapat kurangnya alur alasan yang kuat di mana-mana.

Panda33

Panda34

Panda37

Panda39

Saya rasa film ketiga Kung Fu Panda ini hanya mampu memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Cocok untuk dijadikan hiburan pelepas lelah bersama anak istri, tapi agak rugi kalau menonton film seperti ini sampai ke bioskop. 🙂

Sumber: www.dreamworks.com/kungfupanda/