Pixel (2015)

Pixel 1

Pixel atau piksel adalah titik terkecil dari sebuah gambar grafis, layar monitor memiliki piksel-piksel yang terbagi ke dalam kolom-kolom dan baris-baris sehingga bentuknya kotak-kotak. Nah pada Pixel (2015), dikisahkan bahwa Bumi diserang oleh mahluk asing yang berwujud piksel-piksel dari tokoh-tokoh permainan mesin arcade atau mesin ding dong era tahun 80-an seperti Galaga, Arkanoid, Pac-Man, Centipede, Donkey Kong, Papperboy, Frogger, Defender, Tetris, Dojo Quest dan lain-lain. Grafis dari video games di era tahun 80-an memang agak kotak-kotak dan tidak sehalus video games zaman sekarang.

Pixel 15

Pixel 14

Presiden Amerika terpilih saat itu, William Cooper (Kevin James), meminta saran dan bantuan dari sahabatnya yang ahli akan permainan mesin ding dong tahun 80-an, Sam Brenner (Adam Sandler). Sam mampu membaca pola berbagai permainan mesin ding dong era 80-an sehingga ia mampu mencapai level yang tinggi pada berbagai permainan tersebut dan mampu menjuarai berbagai kompetisi mesin ding dong dari tingkat lokal sampai tingkat dunia.

Pada salah satu kompetisi yang dahulu kala Sam ikuti, dilakukan peluncuran kapsul ke luar angkasa. Kapsul tersebut berisikan data-data akan kompetisi permainan mesin ding dong tahun 1982. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan budaya manusia era 80-an termasuk mesin ding dong kepada mahluk asing di luar sana yang mungkin menemukan kapsul tersebut. Ternyata makluk asing memang benar-benar ada dan kebetulan menemukan kapsul tersebut. Sayang mereka menganggap bahwa kapsul tersebut adalah bentuk tantangan dari penghuni planet Bumi untuk bertanding. Sekarang mereka hadir ke Bumi untuk menjawab tantangan tersebut. Kalau Bumi kalah dalam 3 ronde, Bumi akan dianggap menjadi milik mahluk asing. Akhirnya Bumi diwakili oleh tim Arcader yang dipimpin oleh Sam. Dalam perjalanannya Sam dibantu oleh Ludlow Lamonsoff (Josh Gad), LetKol Violet van Patten (Michelle Monaghan), Eddie Plant (Peter Dinklage) dan presiden Amerika sendiri, William Cooper.

Pixel 4

Pixel 13

Sungguh menyenangkan melihat permainan mesin ding dong klasik dapat muncul dalam wujud raksasa dengan Bumi sebagai arenanya. Mungkin bagi kakak-kakak yang mengalami masa kecil atau remaja di era tahun 80-an akan lebih faham dan menikmati Pixel (2015), akan ada nostalgia di sana. Bagi saya, sebagian besar tokoh-tokoh permainan mesin ding dong yang muncul pada Pixel (2015) agak asing. Saya hanya kenal Pac-Man dan Donkey Kong saja, kedua permainan itu pun tidak saya mainkan di mesin ding dong tapi di PC sebagai permainan klasik. Pada masa kecil saya, permainan mesin ding dong yang sedang populer adalah Street Fighter 2, Mortal Combat, Virtua Fighter, Daytona USA dan lain-lain, beda zaman yaah :’D.

Pixel 11

Pixel 5

Pixel 7

Pixel 12

Pixel 6

Pixel 10

Pixel 8

Pixel 9

Pixel 3

Pixel 2

Dengan demikian saya tidak terlalu faham akan peraturan dari permainan yang muncul pada Pixel (2015). Namun saya tetap dapat menyaksikan beberapa kelucuan dan momen-momen kemenangan yang membanggakan pada pertengahan Pixel (2015). Sayang ada beberapa hal yang mengganjal pada Pixel (2015) seperti bagaimana Eddie Plat dapat memasukkan kode curang ketika sedang berkompetisi melawan mahluk asing? Kalau di console ya kita hanya menekan tombol dengan urutan tertentu saja, lha kalau ini bagaimana? Kemudian kok semudah itukah Ludlow Lamonsoff memikat hati salah satu karakter permainan Dojo Quest? Terlalu mudah, terlalu aneh. Terakhir, permainan Donkey Kong yang dimainkan tidak sesuai dengan peraturan pada permainan yang sebenarnya. Bukankah seharusnya hanya ada 1 pemain yang berusaha naik ke atas dan menjatuhkan si Donkey Kong? Bukankah pemain dapat naik atau turun lantai hanya melalui tangga saja? Ini kok bisa loncat begitu? Harusnya tim Bumi dapat didiskualifikasi karena curang duong.

Walaupun saya melihat beberapa keanehan, saya tetap terhibur oleh Pixel (2015). Film ini mampu menampilkan ide original yang belum saya lihat di film lain, apalagi special effect yang Pixel (2015) terbilang halus :). Secara keseluruhan, Pixel layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.

Sumber: http://www.pixels-movie.com/site/playertheory.com

Grown Ups (2010)

Grown Ups 1

Grown Ups (2010) adalah sebuah film yang mengisahkan persahabatan 5 anak manusia dengan cara yang lucu. Pada tahun 1978, sekelompok anak SMP berhasil memenangkan kejuaraan bola basket antar sekolah yang cukup bergengsi. 5 diantaranya adalah sahabat dekat dan menjadi bintang pada pertandingan final. Setelah lulus sekolah, kelima anak tersebut mengambil jalan masing-masing dan berpisah.

Naaahhh bertahun-tahun kemudian, mereka mudik ke kota tempat mereka dibesarkan untuk menghadiri pemakaman pelatih basket mereka. Pertemuan ini berlanjut dengan acara liburan bersama di sebuah penginapan, penginapan yang dulu sempat mereka jadikan tempat berlibur ketika masih kecil dulu. Kelima sahabat ini datang tidak sendiri, keluarga mereka pun ada yang ikut hadir meramaikan suasana :D.

Grown Ups 10

Grown Ups 9

GROWN UPS 2

Siapa sajakah kelima sahabat tersebut? Mereka adalah Lenny Feder (Adam Sandler), Rob Hilliard (Rob Schneider), Kurt McKenzie (Chis Rick), Marcus Higgins (David Spade) & Eric Lamonsoff (Kevin James). Disini muncul kelucuan-kelucuan karena walaupun mereka sudah tua dan keluarga mereka ikut menginap, mereka tetap melakukan hal-hal yang mereka lakukan ketika mereka masih kecil dulu.

Grown Ups 6

Grown Ups 12

Grown Ups 11

Grown Ups 4

Grown Ups 5

Grown Ups 7

Grown Ups 8

Grown Ups 2

Selain itu muncul kelucuan-kelucuan lain terkait kondisi mereka saat ini. Masalah-masalah yang dihadapi masing-masing keluarga diangkat seperti masalah manjanya anak-anak Lenny karena dimanjakan oleh gaya hidup ala Hollywood yang glamor, masalah Kurt yang menjadi bapak rumah tangga sementara istrinyalah yang bekerja menghidupi keluarga mereka, masalah Marcus yang masih saja menjadi petualang cinta, masalah anak Eric yang masih terus menyusui walaupun usianya sudah di atas 3 tahun, masalah Rob yang menikahi seorang nenek dengan usia 30 tahun lebih tua dari Rob dan lain-lain. Semuanya dikemas dengan apik, menarik dan lucu, I like it !

Grown Ups 13

Sebenarnya saya tidak menduga bahwa Grown Ups (2010) dapat menjadi salah satu film yang mampu membuat saya tertawa, saya mendapatkan rekomendasi menonton Grown Ups (2010) dari pacar teman saya yang sekarang sudah jadi mantan pacarnya, heheheehehe :’D. Film ini layak untuk mendapatkan nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Perlu diingat, walaupun bercerita mengenai persahabatan dan keluarga, Grown Ups (2010) kurang pas untuk ditonton anak-anak karena ada lelucon dewasa dan adegan 17 tahun keatasnya.

Sumber: http://www.sonypictures.com/movies/grownups/

The Cobbler (2014)

Cobbler1

Cobbler dalam bahasa Indonesia artinya adalah tukang memperbaiki sepatu. Jadi sudah dapat ditebak bahwa The Cobbler (2014) mengisahkan mengenai kehidupan profesi yang satu itu. Ah yang benar? Ya, benar, tapi bukan cobbler sembarangan lho, cobbler ajaib.

Dikisahkan bahwa profesi sebagai tukang memperbaiki sepatu sudah lama digeluti oleh Max Simkin (Adan Sandler) dan 3 generasi di atasnya termasuk ayah Max, Abraham Simkin (Dustin Hoffman), yang menghilang secara misterius sejak Max masih kecil. Max kini hidup men-jomblo dan masih tinggal bersama ibunya. Sehari-hari Max membuka toko spesialis perbaikan sepatu di tengah kota, tepat disebelah salon cukur rambut milik Jimmy (Steve Buscemi) yang setiap hari berbincang dengan Max dan menyemangati Max ketika Max sedang bosan. Max memang merasa bosan dengan kehidupannya yang sangat biasa sekali.

Cobbler10

Cobbler12

Kehidupan Max berubah 180 derajat ketika ia secara tidak sengaja menggunakan mesin jahit sepatu peninggalan leluhurnya. Ia menggunakan mesin tersebut untuk menjahit sepatu salah satu pelanggannya. Ketika Max mencoba menggunakan sepatu tersebut, tiba-tiba ia berubah menjadi si pemilik sepatu tersebut. Tiba-tiba Max memiliki wajah, badan, suara sampai aksen dari si pemilik sepatu.

Cobbler3

Cobbler4

Cobbler5

Dengan menggunakan mesin ajaib tersebut, Max melakukan berbagai keisengan sampai pada akhirnya ia terlibat ke dalam masalah yang besar. Anehnya, Max selalu mendapatkan pertolongan ajaib setiap ia masuk ke dalam kondisi yang terbilang berbahaya. Apakah ini merupakan efek dari mesin ajaib yang belum Max ketahui? Atau ayah Max-kah yang menolong Max?

Cobbler6

TC_120613_MP-2146.nef

Cobbler8

Cobbler9

Pertanyaan-pertanyaan di atas akan terjawab di bagian akhir dari The Cobbler (2014). Memang pada bagian tersebut akan terdapat sedikit kejutan yang tidak saya duga sebelumnya, sayang paling suka bagian itu dari seluruh cerita The Cobbler (2014). Namun sayang jalan cerita The Cobbler (2014) agak datar dan saya tidak tertawa sepanjang film diputar, saya hanya tersenyum disaat Max mengalami perubahan untuk pertama kalinya, tapi bukan genre The Cobbler (2014) adalah komedi?

Walaupun demikian, The Cobbler (2014) tidak sampai membuat saya mengantuk, saya masih tertarik untuk menontonnya sampai akhir. Olehkarena itulah maka The Cobbler (2014) masih mampu untuk mendapatkan nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.