Saint Seiya: Legend of Sanctuary

Seiya 1Meteor pegasus! Rantai Nebula! Pukulan naga dari Gunung Lu! Debu-debu intan! Phoenix terbang! Itulah kata-kata yang sering keluar dari tokoh-tokoh utama sebuah film kartun Jepang yang dulu selalu saya tonton setiap sore di RCTI, waktu jamannya RCTI pakai decoder ;). Sayang film yang berjudul Saint Seiya tersebut hanya sepenggal saja dapat saya nikmati, RCTI tidak menayangkannya sampai tamat :(. Untunglah beberapa tahun kemudian tetangga saya memiliki komik Saint Seiya lengkap dari awal sampai habis, saya pun ikutan meminjam dan membaca komik-komik tersebut sampai tuntas. Mulai dari cerita petualangan Seiya melawan satria emas, pertemuan Seiya dengan Poseidon, sampai konflik Seiya dengan Hades.

Pada tahun 2014 lalu, hadir film animasi yang berjudul Saint Seiya: Legend of Sanctuary (2014). Film ini mengisahkan petualangan Seiya yang paling pertama yaitu Seiya melawan kesatria emas. Kesatria emas ada 12 sesuai dengan jumlah zodiak yang ada yaitu Aries, Taurus, Libra, Sagitarius, Cancer, Capricorn, Gemini dan lain-lain. Masing-masing kesatria emas memiliki istana yang berdiri di depan Sanctuary. Keduabelas kesatria emas memang bertugas untuk melindungi Sanctuary. Apa itu Sanctuary? Sanctuary adalah tempat titisan Athena bertahta dan berkuasa dengan dibantu oleh seorang Paus.

Seiya 11

Seiya 10

Seiya 5

Seiya 2

Paus yang saat ini berkuasa menuduh Saori Kido (Ayaka Sasaki) sebagai titisan Athena gadungan padahal Saori memang memiliki kekuatan misterius yang hanya dimiliki oleh titisan Athena. Paus sendiri sudah mengangkat orang lain sebagai titisan Athena untuk bertahta di Sanctuary. Saori yang sudah terasing dari Sanctuary selama lebih dari 15 tahun, harus kembali ke Sanctuary untuk merebut kembali tahtanya sekaligus mencari jawaban atas misteri keputusan-keputusan kontroversial Paus.

Untuk mencapai Sanctuary, Saori harus melewati 12 istana kesatria emas yang terkenal sulit untuk ditembus. Saori tidak sendiri, ia didampingi oleh 5 kesatria perak yang percaya bahwa Saori-lah titisan Athena yang sesungguhnya. Kelima kesatria perak tersebut adalah Seiya (Kaito Ishikawa), Hyōga (Kenshō Ono), Shiryū(Kenji Akabane), Shun (Nobuhiko Okamoto) & Ikki (Kenji Nojima). Di atas kertas, kesatria emas tentunya lebih kuat daripada kesatria perak. Walaupun Seiya dan kawan-kawan hanya kesatria perak, mereka rela mati-matian melawan kesatria-kesatria emas demi Saori.

Seiya 17

Seiya 8

Seiya 19

Seiya 18

Seiya 21

Seiya menjadi tokoh sentral film ini karena Seiya memiliki semangat dan tekad yang besar sekali. Selain itu Seiya memang menjadi pemersatu kelima kesatria perak untuk maju membela Saori. Sayang hal-hal ini tidak sempat dikisahkan dengan lengkap pada Saint Seiya: Legend of Sanctuary (2014). Dibandingkan versi komiknya, ada banyak hal yang dilewatkan seperti kompetisi perebutan jubah emas Sagitarius, konflik empat kesatria perak dengan Ikki, latar belakang masing-masing kelima kesatria perak & pertempuran dengan semua kesatria emas. Pada versi komiknya, kesatria-kesatria emas lebih sulit diyakinkan akan kebenaran bahwa Saori merupakan titisan Athena yang asli. Maklumlah ada keterbatasan durasi di sini, tidak mungkin mengisahkan semua yang ada di komik menjadi sebuah film animasi layar lebar dengan durasi sekitar 90 menit. Kalau film layar lebarnya terlalu panjang, bisa semutan pantat saya nanti :P. Untunglah potongan-potongan kisah komik Saint Seiya yang diambil pada Saint Seiya: Legend of Sanctuary (2014), dapat disambungkan dengan rapih dan alur cerita yang cukup logis :).

Seiya 3

Seiya 12

Seiya 9

Seiya 16

Penataan cerita yang sudah bagus tersebut, didukung pula oleh visual yang keren. Saya suka dengan adegan-adegan pertempuran pada Saint Seiya: Legend of Sanctuary (2014) meskipun jubah atau baju tempur yang Seiya dan kawan-kawan gunakan, sangat jauh berbeda dengan versi komiknya, tidak masalah.

Seiya 14

Seiya 13

Seiya 15

Seiya 20

Seiya 4

Ada sedikit kekurangan Saint Seiya: Legend of Sanctuary (2014), soundtrack-nya agak asing. Sayang sekali kenapa soundtrack original yang ada di versi serial film kartunnya tidak digunakan? Lagu Pegasus Fantasy dan Blue Forever seperti akan lebih keren kalau digunakan lagi pada Saint Seiya: Legend of Sanctuary (2014), entah dalam bentuk original atau diaransemen ulang.

Seiya 6

Seiya 7

Secara garis besar saya tetap puas dengan Saint Seiya: Legend of Sanctuary (2014) dan film animasi ini layak untuk mendapat nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: saintseiya2014.com

300: Rise of an Empire (2014)

300 Rise 1

Pada tahun 2006 lalu, saya sempat menonton film 300 (2006) yang menceritakan peperangan antara bangsa Yunani & bangsa Persia. Dikisahkan bangsa Yunani terpecah-pecah ke dalam berbagai negara kota. Negara kota yg terbesar adalah Sparta & Athena. Athena mengembangkan peradaban yang cinta damai dan tidak suka bertempur, mereka mengembangkab suatu sistem pemerintahan yang saat ini kita sebut demokrasi. Berkebalikan dengan Athena, Sparta mengembangkan budaya suka bertempur dan keras. Anak-anak Sparta sudah dididik untuk berkelahi sedari kecil, kota Sparta berisikan pejuang-pejuang yang haus darah.

Pada suatu masa, negri Persia yang dipimpin oleh raja Xerses berniat untuk menginvasi & menaklukkan Yunani. Xerses menebar ancaman bagi seluruh negara kota Yunani termasuk Sparta. Sudah dapat ditebak, bangsa Sparta pasti menolak mentah-mentah tawaran Raja Persia, Xerses, untuk tunduk & menyerah. Raja Sparta saat itu, Leonidas, memimpin 300 orang pejuang Sparta untuk menghalau ribuan tentara Persia yang datang. Pertempuran dilakukan sudut sempit sebuah ngarai yang disebut Gerbang Neraka. Karena lokasi pertempuran yang sempit, 300 pasukan Sparta dapat bertahan dan menghalangi pasukan Xerses sampai tetjadi sebuah penghianatan yang menyebabkan gugurnya raja Leonidas & ke-300 prajurit setianya. Keberanian 300 pejuang Sparta tersebut menjadi pemacu semangat bagi bangsa Yunani untuk melawan Persia yang jumlah kekuatan tempurnya di atas Yunani.

300 Rise 2

Nah pada bulan Maret ini, kelanjutan dari kisah pertempuran antara Yunani dengan Persia hadir kembali dalam film yang berjudul 300: Rise of an Empire (2014). Saya tergoda melihat trailer 300: Rise of an Empire (2014), sepertinya baguuuss, lebih bagus dari 300 (2006) mungkin. Jadi, ketika teman saya memberitahukan bahwa 300: Rise of an Empire (2014) sudah tayang di bioskop, saya langsung mampir ke bioskop ketika ada kesempatan. Kebetulan ada bioskop XXI dengan rete harga yg murah, baru buka di dekat rumah ;).

Awalnya saya pikir 300: Rise of an Empire (2014) akan mengisahkan kejadian setelah peristiwa di 300 (2006) berakhir. Ternyata 300: Rise of an Empire (2014) mengisahkan kisah pada periode sebelum, saat & setelah peristiwa 300 (2006) berlangsung namun dari sisi pejuang negara kota Athena. Awalnya dikisahkan asal mula mengapa raja Persia, Xerses (Rodrigo Santoro), ingin sekali menaklukan Yunani. Ayah Xerses, Darius (Igal Naor), dibunuh oleh seorang prajurit Athena yang bernama Themistokles (Sullivan Stapleton) dalam sebuah pertempuran yang disebut pertempuran Marathon. Api amarah & dendam Xerses juga semakin membesar karena pengaruh tangan kanannya, Artemisia (Eva Green).

300 Rise 21

300 Rise 13

300 Rise 23

300 Rise 22

Artemisia adalah Jendral kesayangan ayah Xerses yang kemudian menjadi tangan kanan Xerses. Meskipun berdarah Yunani, Artemisia sangat membenci Yunani karena perbuatan orang-orang Yunani kepadanya & keluarganya di masa kecil. Provokasi Artemisia berhasil, Xerses mengerahkan pasukannya untuk menginvasi Yunani lagi. Xerses memimpin langsung pertempuran melayan Sparta yang diceritakan pada film 300 (2006). Sementara itu Artemisia memimpin pertempuran di laut melawan Athena & beberapa sekutunya.

R3_V10F_72613_CO3_PULLS_01rl_0042 300 Rise 20 300 Rise 3

Themistokles, pahlawan Athena pada perang Marathon, ingin menyatukan seluruh negara kota Yunani yang saat itu masih terpecah-pecah, Themistokles yakin bahwa Yunani akan menang melawan Persia bila Yunani bersatu, sementara itu beberapa politisi Yunani lainnya berpendapat skeptis, memang di atas kertaa, kekuatan tempur Yunani akan tetap di bawah Persia, namun penentu kemenangan suatu perang bukan hanya jumlah, perkiraan dan data di atas kertas saja. Akankah usaha Themistokles untuk menyatukan Yunani berhasil? . . …. dari awal film, saya yakin berhasil, tapi akankah tokoh protagonisnya, Themistokles, tewas diakhir cerita seperti Leonidas pada 300 (2006)? Pertanyaan yang akan terjawab setelah menonton 300: Rise of an Empire (2014) sampai habis :).

R3_V10F_72613_CO3_PULLS_01rl_0025

300 Rise 12 300 Rise 15

Saya senang menonton 300: Rise of an Empire (2014) karena film ini bukanlah film action yang hanya mengumbar kekerasan & kesadisan saja, walaupun menurut saya film ini memang kurang pantas ditonton anak-anak di bawah 17 tahun, banyak darah-darah bertebaran dan adegan sadis dimana-mana. Selain menampilkan kekerasan, 300: Rise of an Empire (2014) juga menampilkan kecerdikan Themistokles dalam menghadapi armada laut pimpinan Artemisia yang jumlahnya jauh lebih banyak ketimbang armada laut yang dipimpin, perang taktik antara Themistokles & Artemisia cukup menarik & membuat saya betah duduk menonton film ini.

300 Rise 7 300 Rise 9 R1_V10D3_80613_CO3_PULLS_01rl_0012

300 Rise 17

300: Rise of an Empire

Cerita yang diangkat pada 300: Rise of an Empire (2014) diambil dari sejarah peperangan antara Yunani & Persia yang benar-benar terjadi di masa lampau, hanya saja cerita tersebut sudah diramu & dimodifikasi dengan versi yang berbeda, maklum 300: Rise of an Empire (2014) bukanlah film dokumenter jadi tidak 100% asli berdasarkan sejarah. Ada hal-hal tertentu yang dilebih-lebihkan & tidak ada di masa lampau.

300 Rise 6 300 Rise 4 300 Rise 5 300 Rise 8 300 Rise 10 300 Rise 11

Mirip seperti 300 (2006), film 300: Rise of an Empire (2014) juga menggunakan special efect yang membuat alam & latar belakang lokasi cerita menjadi lebih dramatis & lebay heheheheh. Awan, langit, ombak & penampakan alam lainnya nampak berbeda dengan film-film lainnya. Kostom yang dipergunakan juga menunjang tampilan latar belakang tersebut. Hanya saja sayangnya efek cipratan darahnya terlalu berlebihan sehingga cipratan darah tersebut tidak nampak asli.

Sebenarnya pada awalnya justru tampilan yang sangat mendramatisir tersebutlah yang menarik saya untuk menonton, tak disangka ternyata 300: Rise of an Empire (2014) memiliki cerita lebih bagus & menghibur dibanding 300 (2006). Olehkarena itulah 300: Rise of an Empire (2014) layak mendapat nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: www.300themovie.com