Awal tahun 2015 ini hadir film Jupiter Ascending (2015) hasil besutan Wachowski bersaudara, sutradara The Matrix (1999) yang merupakan salah satu film favorit saya :). Mirip dengan The Matrix (1999) yang mengisahkan bagimana seorang biasa bertransformasi menjadi seseorang yang luar biasa, Jupiter Ascending (2015) mengisahkan bagaimana Jupiter Jones (Mila Kunis) berubah dari seorang pembersih rumah menjadi salah satu penguasa planet-planet yang di alam semesta.
Jupiter Jones adalah seorang anak yatim yang hidup bersama ibu, om, tante dan sepupunya di Bumi. Jupiter bekerja sebagai pembersih rumah, yaaah kalau di Indonesia istilah kerennya pembantu rumah tangga paruh waktu :’). Nasib Jupiter berubah 180 derajat ketika pada suatu hari ada beberapa mahluk asing berusaha membunuh Jupiter. Beruntung Caine Wise (Channing Tatum) datang menolong tepat sebelum Jupiter tewas. Apa motif dari usaha pembunuhan ini?
Jupiter ternyata memiliki DNA yang sama persis dengan DNA mendiang ibu dari Balem Abrasax (Eddie Redmayne), Kalique Abrasax (Tuppence Middleton) & Titus Abrasax (Douglas Booth). Keluarga Abrasax adalah keluarga bangsawan dari mahluk luar angkasa yang memiliki beberapa planet di alam semesta termasuk Bumi. Tanpa manusia sadari, Bumi ternyata dimiliki oleh mahluk luar angkasa dan manusia ternyata diperlakukan sebagai ternak sekaligus investasi jangka panjang keluarga Abrasax. Pada saatnya nanti, keluarga Abrasax akan menghancurkan kehidupan di Bumi dan menciptakan suatu komoditi yang terbuat dari manusia.
Bumi adalah planet paling berharga yang dimiliki keluarga Abrasax karena padatnya populasi manusia di Bumi. Sebelum keberadaan Jupiter diketahui, Bumi menjadi milik Balem Abrasax. Namun dengan hadirnya Jupiter, Bumi otomatis akan menjadi milik Jupiter karena hierarki DNA Jupiter berada di atas Balem.
Untuk mengklaim Bumi sebagai miliknya, Jupiter harus melalui berbagai proses birokrasi. Selama proses pengangkatan ini berlangsung, Balem, Titus dan Kalique melancarkan berbagai manuver licik dengan tujuan personal masing-masing. Manuver-manuver licik ketiga mahluk tersebut beberapa kali menempatkan Jupiter pada keadaan yang berbahaya. Beberapa kali pula Caine hadir untuk menyelamatkan calon ratu keluarga Abrasax tersebut.
Taktik-taktik licik keluarga Abrasax memang bermacam-macam dan lumayan menarik untuk ditonton, namun tidak terlalu “wah”. Apalagi penyelesainnya pasti bagitu-begitu saja, Caine datang dan semua beressss, solved x__x.
Walaupun jalan ceritanya tergolong biasa dan sedikit membosankan, kostum & special effect yang dihadirkan Jupiter Ascending (2014) termasuk kereeeeen. Mendengar nama Wachowski, saya yakin Jupiter Ascending (2015) pasti menampilkan special effect yang memukau. Sayapun baru minggu lalu menonton Jupiter Ascending (2015) di Studio IMAX XXI 8-). Tidak rugi saya menontonnya di Studio IMAX XXI yang berlayar lebar dan 3D, puassss.
Dengan demikian, Jupiter Ascending (2015) layak untuk mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Walaupun Jupiter Ascending (2015) memiliki kelebihan dari sisi special effect, kelebihan tersebut tidak mampu mengangkat penilaian saya. Menurut saya The Matrix (1999) masih menjadi karya terbaik Wachowski bersaudara.
Sumber: http://www.jupiterascending.com