Jrot-Jrot-Jrot Tahu Gejrot Galaxy

Tahu Gejrot merupakan hidangan khas Cirebon yang hadir sekitar tahun 1950-an. Konon semua berawal dari pabrik tahu tionghoa yang tutup di Desa Jatiseeng, Cirebon. Masyarakat yang kehilangan pekerjaannya berkreasi dengan membuat hidangan yang terbuat dari tahu. Kemudian hidangan ini menyebar kemana-mana, sampai saya yang tinggal jauh dari Cirebon pun sudah beberapa kali menyantapnya.

Jrot-jrot-jrot merupakan bunyi ketika botol yang berisi bumbu, dituangkan ke atas tahu. Maka bunyi inilah yang membuat nama tahu gejrot muncul. Bunyi ini pulalah yang sekilas saya dengar ketika mampir ke Tahu Gejrot Galaxy. Lokasinya jauh ya dari Cirebon. Tepatnya di Jl. Pulo Sirih Utama, Bekasi Selatan, yaaa disekitar area ruko Kompleks Galaxy.

Tahu yang dipergunakan merupalan tahu yang bagi sebagian orang agak bau. Mungkin agak mirip dengan stingky tofu Cina Daratan. Tahu genjot memang menggunakan tipe tahu yang seperti ini. Hanya saja, Tahu Gejrot Galaxy memiliki tahu yang tidak terlalu bau tapi rasa dan teksturnya tetap ok. Kemudian tahu tersebut dipotong dan ditambahka ulekan cabai dan bawang. Ditambah dengan bumbu cairnya … jrot … jrot .. jrot, waaahhh mantab. Terasa gabungan pedas, manis dan gurih yang khas. Untuk tingkat kepedasan saya pribadi lebih memilih yang sedang saja. Karena bagi saya, level terpedasnya super pedas sampai hampir tidak bisa dimakan. Kalau pedasnya terlalu dominan, rasa manis, gurih beserta rasa dan aroma khas lainnya jadi hilang. Tapi semua itu bergantun dari selera masing-masing.

Saya rasa Tahu Gejrot Galaxy berhasil memberikan suguhan yang ok dengan lokasi yang cukup baik. Maka warung tahu sederhana ini layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.

Makan Ditemani Gemercik Suara Sungai di Seafood Laris Manis Irigasi Bendung Bekasi

Sudah lama rasanya saya menyantap hidangan seafood. Restoran seafood dekat rumah saya banyak yang tutup. Sementara itu yanh baru masih belum ada yang meyakinkan. Ahh mungkin saya harus bermain agak jauh ke timur. Saya pun bertanya kepada teman-teman saya yang tinggal di Kotamadya Bekasi, seafood mana yang enak di sekitar rumah mereka. Tapi aksesnya mudah bagi penduduk Jakarta seperti saya. Mereka kompak menyebutkan sebuah restoran seafood yang terletak di dekat bendungan. Lokasinya agak menyendiri sih sebenarnya. Namanya Seafood Laris Manis Irigasi Bendung Bekasi. Alamatnya adalah di Jl. Mayor Madmuin Hasibuan No. 28, Margahayu, Bekasi Timur. Tak jauh dari pintu gerbang tol Becakayu yang baru :).

Lokasinya bersih dan buka di sore dan malam hari. Di sana, samar-samar suara sungai masih terdengar. Maklum, lokasinya persis diapit oleh 2 aliran sungai yang arahnya ke bendungan. Tapi yaaah agak gelap. Kalaupun terang, pemandangannya tidak terlalu bagus. Jadi, cukup dengarkan suaranya saja ya ;).

Restoran sederhana ini menyajikan aneka seafood. Saya sendiri baru sempat menyantap ikan kakap bakar, udang saus padang dan kangkung lada hitam.

Ikan kakap bakar hadir dengan rasa yang nikmat. Bumbunya cukup meresap dan terasa disetiap suapan. Dagingnya banyak, segar dan jauh dari yang namanya amis. Waah enak nih.

Udang saus padang hadir dengan ukuran udang segar yang besar-besar. Bumbu saus padangnya tidak pelit, kental dan terasa manis asam pedas. Waahhh mantab juga inu rasanya. Takarannya pas dan nikmat di lidah, yummmm.

Kangkung lada hitam disajikan di atas hotplate yang super panas dan berasap. Keren juga asapnya, hidangan yang satu ini memang dihidangkan dalam keadaan panas. Rasanya sendiri memiliki aroma carcoal yang harum loh. Saus lada hitamnya pun terasa ok dan lezat di lidah. Kemudian panas hotplane menimbulkan lelehan lada hitam yang lengket dan enak kalau dicolek hehehehe. Inilah menu favorit istri saya di Seafood Laris Manis Irigasi Bendung Bekasi.

Seafood Laris Manis Irigasi Bendung Bekasi Memiliki okasi yang bersih, baik dan mudah . Selain itu beberapa hidangannya cocok dengan lidah keluarga saya. Saya pun ikhlas untuk memberikan restoran seafood ini nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak”.

Mencicipi Sop Djanda & Sate Maranggi Ma’Idah

Dulu saya memiliki restoran seafood langganan yang bernama Bagan Seafood. Entah mengapa restoran tersebut tutup dan menjadi Restoran Sop Djanda (Djakarta Soenda). Dari spanduknya sih sering berubah antara Sop Djanda atau Sop Ma’Idah Djakarta Soenda atau Sop Djakarta Soenda atau Sate Maranggi Spesial atau Khas Betawi. Mungkin strategi restoran ini memang memcantumkan menu-menu andalannya sebesar mungkin pada bagian depan restoran. Nama restoranya tak penting hehehehe. Mungkin nama restorannya sendiri adalah Rumah Makan Ma’Idah yah, ah saya tidak tahu pastinya. Yang jelas sudah bertahun-tahun lamanya restoran ini buka, tapi saya belum mampir-mampir. Sepupu saya yang rumahnya jauh saja sudah beberapa kali mampir hehehe. Pada dasarnya saya memang bukan penggemar sop atau soto, jadi saya kurang tertarik dengan tulisan Sop Djanda sebesar itu. Tapi lama kelamaan kok tempat ini terlihat banyak pengunjungnya yaaa. Daaan akhirnya saya pun mampir ke sana.

Ternyata bagian dalamnya nyaman dan tidak terasa sempit. Tempatnya bersih dan tertata rapi. Bagian luar yang mungil bukan berarti dalamnya juga mungil loh. Menunya pun sebenarnya cukup sederhana. Hanya ada sop dan aneka sate. Sopnya adalah sop janda, sedangkan sate andalannya adalah sate maranggi.

Sop janda atau sop Djakarta Soenda hadir dengan potongan daging yang besar dan lumayan empuk. Di sana terdapat pula potongan daun bawang dan cabai hijau. Kita dapat memesan sop janda tidak pedas, pedas atau ekstra pedas. Saya pribadi cukup puas di level pedas saja. Pedasnya terasa pas tanpa menutupi rasa lainnya. Karena sop janda bukan hanya pedas saja. Terasa bumbu rampah yang khas pula di sana. Hidangan paling pas disantap ketika udara sedang dingin-dinginnya :).

Sate maranggi hadir dengan bumbu khas yang melekat dan meresap ke dalam daging sapinya. Rasanya manis dan memiliki rasa maranggi yang khas, lumayan oke deh pokoknya. Tak lupa terdapat irisan tomat yang terasa asam dan pedas yang mampu memperkaya rasa sate marangginya. Hanya saja perut saya sudah tidak kuat menyantap irisan tomat tersebut terlalu banyak. Asam lambung saya kumat setelah menyantapnya.

Semua hidangan di atas akan terasa lebih nikmat lagi ketika disantap bersama nasi putuh hangat dan bawang goreng yang renyah. Tanpa disadari nasi dan bawang goreng ini mampu memperkaya rasa juga. Jadi kalau teman-teman memesan lewat ojek online, jangan lupa menyiapkan bawang gorengnya supaya seperti makan di restorannya ;).

Belakangan saya baru mengetahui bahwa Rumah Makan Ma’Idah ini sudah ada lebih dari satu loh. Cabang-cabangnya kurang lebih ada di:

  • Jl. Inspeksi Kalimalang No.10, Duren Sawit, Jakarta Timur.
  • Jl. KH. Noer Ali No. 14, Bekasi.
  • Jl. Cut Mutia No. 3, Bekasi.
  • Jl. Alternatif Cibubur No. 100, Bogor.
  • Jl. Hasyim Ashari No. 23, Tangerang.
  • Jl. Raya Rawa Buntu No. 21, Tangerang.

Secara keseluruhan, restoran ini layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Loaksi yang ok membuatnya nyaman untuk dijadikan tempat kumpul-kumpul dengan teman dan keluarga ;).

Akhirnya Bisa Icip-Icip Gabus Puncung-nya Mpok Eni Timan

Ketika membesuk saudara saya yang sakit kemarin, saya mampir ke rumah makan gabus pucung terdekat. Konon gabus pucung-nya enak, tapi jalannya kecil dan macet. Itulah alasan kenapa saya belum pernah mampir ke sana walaupun saya sudah beberapa kali jalan-jalan ke arah sana. Ternyata lokasinya tidak terlalu sempit kok jalannya. Sekarang jalannya sudah bagus dan bisa dilewati 2 mobil. Restoran gabus pucung yang saya maksud adalah Rumah Makan Gabus Pucung Khas Betawi Ibu Eni Timan. Rumah makan tersebut terletak di Jl. Benda No. 73, Kampung Pedurenan, Jatiluhur, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.

Kondisi Rumah Makannya sederhana tapi bersih, luas dan nyaman. Maish pantaslah kalau dipergunakan sebagai tempat untuk menjamu tamu dari jauh hehehe. Di dalamnya terdapat berbagai menu lain selain gabus pucung seperti aneka pepes dan pecak. Saya sendiri baru sempat mencicipi pecak gabus dan gabus pucung saja. Maklum, lokasinya agak jauh dari rumah saya hehehehehe.

Pecak gabusnya tampil dengan kuah cari berwarna kemerahan. Ikannya sendiri lembut dan tidak amis. Namun kuahnya memiliki aroma dan rasa bawang yang sangat dominan. Hidangan yang satu ini membutuhkan pendamping yang lebih netral atau plain. Kadar bawangnya agak overdosis siy bagi lidah saya pribadi.

Bagaimana dengan hidangan unggulannya, yaitu gabus pucung? Hidangan khas betawi yang satu ini tampil dengan kuah kehitaman seperti rawin. Tak lupa tersedia sambal yang hadir menemani. Ikan gabusnya sendiri super lebut dan jauh dari rasa amis, sipasti ini ikan gabus kualitas unggul. Kuahnya terasa sedikit asam dengan aroma dan tektur rempah-rempah yang unik. Sambalnya sendiri tidak terasa pedas, malahan terasa sedikit manis. Kalau semua digabungkan, hadirlah sebuah hidangan khas yang layak untuk disantap bersama keluarga, yuummmm.

Dengan demikian, rumah makan khas betawi yang satu ini layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Saya pasti akan mampir ke sana lagi kalau sedang jalan-jalan ke rumah saudara saya lagi.

Penasaran dengan Hidangan Palestina di Emado’s Shawarma

Tak jauh dari rumah orang tua saya, terdapat restoran masakan Palestina yang dulu sempat memberikan promo besar-besaran. Sayang, promo tersebut harus saya lewatkan karena saya sendiri sedang sakit. Beberapa bulan setelah pulih, saya menyempatkan diri untuk mampir ke sana. Emado’s Shawarma namanya.

Dalam waktu singkat, jaringan restoran yan dimiliki oleh warga Palestina ini sudah berkembang sampai dengan dekat kos-kosaan saya ketika masih kuliah dulu. Wah-wah cepat sekali yah. Berikut cabang-cabang Emado’s Shawarma yang saya ketahui:

  • Jl. Jatiwaringin Raya Blok A No. 3, Jakarta Timur.
  • Jl. Raya Condet No. 31, Kramat Jati, Jakarta Timur.
  • Jl. Bendungan Hilir No. 144, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
  • Jl. Kemang Selatan VIII No. 66, Kemang, Jakarta Selatan.
  • Jl. Bintaro Utara No. 20, Jakarta Selatan.
  • Jl. Ciledug Raya No. 3, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
  • Jl. Cipete Raya Blok A No. 3, Fatmawati, Jakarta Selatan.
  • Jl. Veteran Raya No. 11, Jakarta Selatan.
  • Jl. Karang Tengah Raya No. 49, Jakarta Selatan.
  • Jl. Tebet Barat Dalam Raya No. 15A, Tebet, Jakarta Selatan.
  • Jl. Ciputat Raya No. 7 Jakarta Selatan.
  • Jl. Green Ville Blok AS No. 28, Green Ville, Jakarta Barat.
  • Jl. Raya Pos Pegumben No. 36, Jakarta Barat.
  • Grand Galaxy City, Jl. Pulo Sirih Utama Blok FE No. 457, Bekasi Selatan, Bekasi, Jawa Barat.
  • Jl. Anggrek Loka Blok AL No. 25, BSD, Serpong, Banten.
  • Jl. Ir. H Juanda No. 25, Ciputat Timur, Banten.
  • Jl. Boulevard Graha Raya, Banten.
  • Jl. Margonda Raya No. 379, Beji, Depok, Jawa Barat.
  • Jl. Siliwangi No. 129, Bogor Timur, Bogor, Jawa barat.
  • Jl. Jendral Ahmad Yani, Karawang, Jawa Barat.
  • Jl. Citarum No. 2, Citarum, Bandung, Jawa barat.
  • Jl. Pasir Kaliki No. 142, Pasir Kaliki, Bandung, Jawa barat.
  • Jl. Buah Batu No. 167, Buah Batu, Bandung, Jawa barat.
  • Jl. Setiabudhi No. 194, Setiabudi, Bandung, Jawa barat.
  • Jl. Tuparev No. 46, Cirebon, Jawa barat.
  • Jl. AR Hakim No. 138, Tegal, Jawa Tengah.
  • Jl. Overste Isdiman, Jatiwinangun, Puwokerto, Jawa Tengah.
  • Jl. Ngesrep Timur V No. 27, Semarang, Jawa Tengah.
  • Jl. Singosari Raya No. 36, Semarang, Jawa Tengah.
  • Jl. Pamularsih raya No. 71, Semarang, Jawa Tengah.
  • Jl. Monginsidi No.93, Solo, Jawa Tengah.
  • Jl. Seturan Raya No. 7, Yogyakarta, Jawa Tengah.
  • Jl. Sultan Agung No. 49, Yogyakarta, Jawa Tengah.
  • Jl. Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Jawa Tengah.
  • Jl. Merbabu No. 18, Klaten, Jawa Tengah.
  • Jl. Tentara Pelajar No. 53, Magelang, Jawa Tengah.

Pada bagian depan restorannya terdapat ayam-ayam yang sedang berputar. Jadi, walaupun nama restorannya menggunakan nama Shawarma, restoran ini lebih terkenal pada hidangan ayamnya. Ada ayam nasi mandhi, ayam nasi butter & ayam kentang goreng.

Saya sendiri baru sempat mencicipi ayam nasi mandhi. Nasi mandhi versi Emado’s ini menggunakan beras basmati dan berwarna kekuningan. Ayamnya sendiri dibalut oleh bumbu berwarna merah tua yang harum. Kalau digabung, keduanya menghasilkan rasa gurih dengan aroma rempah yang ringan tapi tetap terasa jelas keunikannya.

Sementara itu, shawarma-nya sendiri terbagi 2 yaitu beef roll dan chicken roll. Saya baru mencicipi yang menggunakan daging sapi yaitu beef roll. Setelah saya cicipi, jelas sekali rasa kacangnya. Kacang? Ya, apapun dagingnya, shawarmanya Emado’s menggunakan kacang. Inilah yang membuat shawarma terasa beda dengan shawarma pada umumnya.

Saya rasa, Emado’s layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Hidangan yang unik dengan lokasi yang banya dan nyaman, membuat Emado’s menjadi salah satu alternatif untuk mengisi perut di saat lapar.

Mutiara Tersembunyi di Balik Toko Bunga, Sate Maranggi Sabakota

Selama pandemi berlangsung, terdapat Sate Maranggi Sabakota yang berjualan di sekitar rumah orang tua saya, di dalam wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur. Karena masih baru, warung sate tersebut memang hanya berbentuk dapur saja. Semua serba pesan antar saja. Lama kelamaan, warung tersebut mampu membuka toko di sebuah area ruko.

Sayang sekali, lokasinya yang baru ini terbilang susah dicari. Koordinat googlemaps-nya meleset, papan namanya super kecil sekali. Saya pun tidak akan menemukannya, tanpa bantuan juru parkir setempat. Kalau dilihat dar alamat, lokasinya terletak di Jl. Rukan Sentra Niaga 8, RGA No. 98, Area Ruko Grand Galaxy City, Jaka Setia, Bekasi Selatan. Lokasinya sangat tersembunyi di bawah pepohonan rindang dan di belakang toko bunga. Sepintas, warung sate yang satu ini seperti penjual tanaman. Padahal dalamnya nyaman sekali looh. Lokasi boleh sulit dicari, tapi tempatnya enak juga kalau dijadikan tempat kumpul-kumpul, apalagi bagi para pecinta tanaman.

Ada apa di Sate Maranggi Sabakota? Sate maranggi tentunya menjadi menu utama di sana. Terdapat pilihan apakah hendak menggunakan daging sapi atau daging kambing. Saya pribadi biasa menyantap versi daging sapinya. Rasanya sungguh luar biasa, bumbu sate menempel dan menyerap ke dalam dagingnya. Rasa yang manis dengan cita rasa Indonesia yang khas, membuat sate ini terasa enak. Apalagi aromanya sungguh menggugah selera.

Sudah pasti, Sate Maranggi Sabakota memperoleh nilai 4 dari skala maksimal 5 yang artinya “Enak”. Sekali datang, pasti ketagihan dan datang lagi ;).

Menemukan Ci Cong Fan Halal di Bekasi

Saya mengenal Ci Cong Fan sebagai jajanan sekitar Gereja yang non halal karena menggunakan daging babi. Di sekitar rumah saya pun, jajanan yang satu ini terbilang langka. Jadi selama saya tinggal di Jakarta, saya belum pernah menyantap jajanan asal Medan tersebut.

Baru beberapa hari yang lalu saya menemukan gerobak Ci Cong Fan yang cukup ramai di Jalan Gardenia Timur, Villa Galaxy, Jaka Setia, Bekasi Selatan. Tepatnya di jalan kecil antara Gereja Bartolomeus dan SD Harapan Mulia. Lokasinya memang tidak terlalu mencolok, dan kita harus mendekat untuk mengetahui bapak-bapak ini jualan apa.

Di sana terdapat Ci Cong Fan dan kawan-kawan. Ci Cong Fan sendiri berbentuk seperti lembaran putih yang tipis dan memanjang. Tepung beras dan tepung pati gadum adalah komoponen utama dari Ci Cong Fan, tidak ada dagingnya yaaa. Tak lupa hadir pula kawan-kawan Ci Cong Fan yaitu siomay, uyen, lumpia dan caipan. Semuanya terbuat dari sayuran seperti wortel dan talas, tidak ada dagingnya. Ini benar-benar cocok bagi teman-teman vegetarian di luar sana.

Ci Cong Fan dan kawan-kawan kemudian dipotong-potong dan disiram oleh bawang goreng, kecap asin dan sambal, tidak ada penggunaan Ang Ciu di sana. Jadi harusnya sih hidangan yang satu ini terbilang halal.

Bagaimana rasanya? Saya menyarankan agar Ci Cong Fan dan kawan-kawan ini langsung di santap ketika baru disajikan. Masih sangat renyah dan lembut. Untuk siomay dan caipannya memiliki rasa dan tekstur sayuran yang cukup dominan. Sementara itu lumpia dan oyen terasa renyah gurih dengan tekstur khas yang tidak seperti sayur. Ci Cong Fan sendiri tetasa lembut di mulut dan agak netral rasanya. Kalau harus memilih, saya paling suka dengan oyen dan lumpia, terutama oyen-nya ya, itu favorit saya di sana.

Secara keseluhan, hidangan ini layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Dengan harga yang ekonomis, Ci Cong Fan ini worhted-lah untuk dijadikan cemilan ketika mampir ke sekitar Villa Galaxy atau Kompleks Galaxy Bekasi.

Traffic Bun, Makanan Pinggir Jalan yang Sedap

Traffic Bun merupakan restoran cepat saji yang sudah lama saya kenal dari Instagram. Cabangnya pun sudah tersebar di dekat rumah saya. Tapi kok tidak terlihat? Ahhh ternyata lokasi-lokasinya memang di pinggibjalan ramai. Namun ukurannya terbilang mungil-mungil, plus sharing pula dengan franchise lain dari Group Nikmat. Traffic Bun ternyata memang bernaung di bawah group franchise restoran tersebut.

Dalam waktu singkat, cabang-cabang Traffic Bun dengan cepat tersebar di wilayah Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang, Cikarang, Karawang, Bandung, Cimahi, Sidoarjo, Malang, Surabaya, Bali, Lombok, Makassar, dan Samarinda. Saya sendiri biasa ke Traffic Bun yang terletak di Jalan Jatiwaringin Raya No. 234, tak jauh dari Universitas Krisnadwipayana dan Universitas Islam Assyafiiyyah.

Ada apa di Traffic Bun? Hidangan unggulannya adalah aneka burger seperti Og Bronx Burger, Chicago Cheese Burger, Black Montana Burger dan lain-lain. Burger-burgernya Traffic Bun memiliki stempel pada bagian atas rotinya. Kemudian semuanya menggunakan patty dari daging olahan yang khas.

Og Bronx Burger adalah burger standard yang hanya terdiri dari roti burger, beef patty, potongan tomat dan saus mayo. Rasanya memang sangat standard sih, agak flat. Saya tidak terlalu suka dengan burger varian ini.

Chicago Cheese Burger terdiri dari roti burger, saus keju, potongan bawang, tomat dan beef patty. Saus Kejunya sedikit manis dengan aroma keju yang harum. Yummm, burger ini terada Lumayan enak, beda deh dengan cheese burger pada umumnya. Inilah burger favorit anak sulung saya :).

Black Montana Burger terdiri dari roti burger, saus lada hitam, potongan bawang, tomat, keju dan beef patty. Saus lada hitamnya sangat berani. Jadi, rasa burger ini memang lada hitam sekali, mantab deh. Rasa pedasnya tidak terlalu menyengat sehingga burger ini ramah juga bagi teman yang kurang suka pedas. Rasa dan tekstur dari beef patty, berhasil mendampingi saus lada hitam yang dominan. Inilah burger favort saya di Traffic Bun.

Dengan demikian, Traffic Bun layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak”. Kalau teman-teman kesulitan mencari lokasi Tarffic Bun, pesan saja lewat aplikasi ojek online, gampang ;).

Wakacao, Pepper Rice Lokal Pertama Indonesia

Pernah makan Pepper Lunch? Ok singkat kata, Wakacao menyajikan menu yang mirip seperti Pepper Lunch, franchise pepper rice asal Jepang. Hanya saja, Wakacao memiliki menu yang lebih sederhana dan 100% masih milik Indonesia. Berawal dari tugas akhir untuk lulus dari Universitas Prasetya Mulya, sekelompok anak muda Indonesia membuka cabang pertama Wakacao di Pasar Modern BSD. Lama kelamaan Wakacao sudah memiliki berbagai cabang di wilayah Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Bandung. Selain lokasi yang di Pasar Modern BSD, Wakacao dapat ditemukan pula di Pasar 8 Alam Sutera, Pasar Modern Bintaro, Taman Jajan Bintaro, Pasar Modern Intermoda BSD, Ruko Pasar Modern Paramount, Villa Permata Lippo Karawaci, Mall Artha Gading, Bella Terra, Food Market Sunter, Ruko Grand Galaxy City, Jl. Sultan Tirtayasa Bandung, Jl. Cibadak Bandung, dan Pasar Segar Taman Kopo Indah.

Bagian Dalam
Bagian Dalam Lagi

Wah banyak juga ya. Ada apa sih di Wakacao? Pada dasarnya menu utama Wakacao berupa pepper rice. Nasi dengan lada, seledri, bawang, jagung telur dan daging yang disajikan diatas hotplate. Dagingnya bisa daging sapi, ayam atau ikan salmon. Kemudian bisa pula memesan paket pepper rice yang menggunakan gulai, rendang, balado, atau kari. Tak lupa terdapat pula pilahan untuk menambah topping seperti keju mozzarella, jamur, sosis, dobel daging dan dobel telur.

Salmon Peppr Rice Gulai
Beef Pepper Rice Gulai

Saya pribadi menyantap hidangan Wakacao, sama seperti ketika saya sedang makan di Pepper Lunch. Selagi masih mendidih, hidangannya saya aduk sambil menambahkan cabai, lada, saus madu dan saus bawang. Dengan demikian, hidangan Wakacao akan semakin memiliki rasa yang enak dan tidak kalah dengan Pepper Lunch. Toh, Wakacao sebenarnya memang kw supernya Pepper Lunch. Menu dan deretan pilihan bumbunya sangat mirip sekali.

Saya rasa, Wakacao layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Restoran ini dapat dijadikan alternatif bagi teman-teman yang sedang ingin makan pepper rice di atas hotplate yang mendidih :).

Tom Sushi, Bukan Sushi Biasa

Di tengah-tengah hirukpikuk keramaian dari berbagai restoran sushi yang sudah lebih dahulu ada, Tom Sushi hadir dan langsung terlihat cukup ramai. Sushi memang sudah tidak hype atau trend lagi, tapi restoran sushi terus saja hadir silih berganti. Well, apa yang membuat Tom Sushi berbeda?

Sejak 2017 hadir di Jakarta Pusat, restoran ini rajin membuka cabang baru sampai ke daerah pinggiran Jakarta. Sampai saat ini Tom Sushi sudah dapat kita temui di Grand Indonesia, Mall of Indonesia, Pluit Village, Grand Galaxy Park, Pondok Indah Mall 2, Dmall Depok dan Palembang Icon. Saya pribadi hampir setiap minggu datang ke Tom Sushi Grand Galaxy Park. Restoran yang nyaman tentunya menjadi salah satu keunggulannya. Meski yaaaaa tak jarang saya dan keluarga terpaksa antri di waiting list yang kurang nyaman -_-. Ketika restoran penuh, maka kita harus masuk waiting list dengan berdiri antri di luar restoran, tak ada tempat duduk, tak ada pula daftar waiting list tertulis. Semua harus berdiri antri seperti antri sembako :’D.

Wah-wah, dengan kondisi waiting list yang kurang ok begitu, kok saya maumaunya datang hampir setiap minggu ke Tom Sushi? Anak saya sangat super duper ketagihan dengan sushinya Tom Sushi (x_x). Sushi mana yah yang paling ok di sana. Yaaah, sampai saat ini kami baru mencicipi kanimayo larva roll, tuna salad maki, tobikko gunkan, spicy ebi fried roll, inari spicy salmon, inari kani mentai, inari spicy beef, unagi cheese fried, kani mentai sushi, takoyaki, oase roll, corn butter, aburi spicy salmon hako dan aburi salmon tuna salad cheese.

Corn butter sebenarnya merupakan menu yang sederhana karena terdiri dari jagung dan mentega. Tapi rasanya ternyata lumayan enak juga loh, mungkin efek menteganya yang sangat kental dan melimpah yaaa. Putri kedua saya yang tidak terlalu doyan sushi, biasa menyantap menu yang satu ini sambil menemani kakaknya menyantap menu lain.

Corn Butter

Tuna salad maki pada dasarnya adalah menu yang sangat sederhana karena hanya terdiri dari daging tuna di dalamnya. Hanya saja sushi yang satu ini memiliki bumbu yang terbilang ok. Menu ini menjadi menu wajib saya di Tom Sushi karena menu ini dapat mengeyangkan perut saya dengan rasa yang ok.

Toms20

Tuna Salad Maki

Kanimayo larva roll disajikan dalam bentuk yang melingkar. Katika saya gigitpun sebenarnya praktis menu ini seperti tidak menggunakan daging apapun di dalamnya. Namun bumbu merahnnya yang manis gurih cukup berani untuk membuat lidah

Toms19

Kanimayo Larva Roll

Tobikko gunkan adalah sushi dengan taburan telur ikan di atasnya. Terkadang, telur ikannya terasa sedikit amis. Yaaah rasanya sih standard seperti sushi telur ikan di tempat lain.

Tobikko Gunkan

Takoyaki disajikan dengan sedikit mustard di atasnya. Rasa adonan tepungnya lembut dan tebal. Cumi yang terdapat di dalamnya pun terasa cukup banyak. Not bad laaah.

Takoyaki

Aburi salmon sushi merupakan sushi yang terdiri dari nasi dan potongan salmon dengan taburan rumput laut di atasnya. Menu yang satu ini memang sederhana, tapi ternyata rasanya enak loh, apalagi ketika sudah dipadukan dengan kecap dan wasabi ;). Menu ini cukup klasik dan cocok bagi teman-teman yang gemar dengan hidangan yang tidak terlalu gurih.

Aburi Salmon Sushi

Inari spicy salmon & inari kani mentai pada dasarnya merupakan sushi yang bagian pinggirnya menggunakan tahu manis, bukan rumput laut pada umumnya. Nah pada bagian tengahnya terdapat daging ikan, nasi dan aneka bumbu. Konon, inari spicy salmon menggunakan sambal, sehingga akan terasa sedikit pedas. Sedangkan inari kani mentai tidak menggunakam sambal sehingga tidak pedas dan rasanya dominan manis. Rasa manis kedua hidangan ini cukup khas karena didapatkan dari tahu yang berada di ujungnya. Paduan rasanya benar-benar lezat. Kedua sushi ini sopasti masuk menjadi sushi favorit saya sepanjang masa hehehehe.

Inari Spicy Salmon

Inari Kani Mentai

Inari spicy beef & unagi cheese fried merupakan usaha Tom Sushi untuk berkreasi dengan boba. Whoa, boba? Ini sushi atau ChatTime?? Boba atau bola tapioka akhir-akhir ini digunakan oleh penjual minuman ke dalam produk mereka. Nah bagaimana kalau boba dimasukkan ke dalam sushi? Inari spicy beef dan unagi cheese fried sama-sama menggunakan boba di dalamnya, tapi saya memiliki pendapat yang jauh berbeda mengenai keduanya.

Pada dasarnya, inari spicy beef sangat mirip dengan inari kani mentai, hanya saja inari spicy beef menggunakan daging sapi dan boba pada bagian tengahnya. Rasa manis dari tahunya ternyata terasa cukup nikmat ketika bertemu dengan boba, daging sapi, nasi dan aneka bumbu yang terdapat di tengahnya. Rasa kenyal si boba sendiri masih terasa dan menambah keunikan hidangan yang satu ini.

Inari Spicy Beef

Bagaimana dengan unagi cheese fried? Sushi ini merupakan nasi, belut, keju dan boba yang dibalut dengan rumput laut. Ingat yaaa, unagi itu belut, jadi yang tidak suka belut, hindarilah menu yang satu ini. Bagi saya pribadi, belutnya terasa agak amis dan menutup rasa gurihnya si keju dan kekenyalan si boba. Maaf tapi saya kurang suka dengan kreasi sushi yang satu ini.

Unagi Cheese Fried

Kani mentai sushi & oase roll merupakan 2 varian sushi yang menggunakan crab stick di dalamnya. Perbedaannya adalah bahwa kani mentai sushi lebih sederhana karena hanya terdiri dari nasi, crab stick dan mustard saja. Sementara itu oase roll terdiri dari nasi, ctab stick, telur rumput laut dengan taburan campuran sambal hijau di atasnya. Oase roll memang terasa sedikit lebih pedas dan masam, tapi kedua varian sushi ini tidak terlalu cocok dengan lidah saya. Entah kenapa, crab stick di sini menjadi faktor yang membuat sushi terasa kurang enak.

Oase Roll

Kani Mentai Sushi

Aburi spicy salmon hako adalah varian sushi pedas lagi dari Tom Sushi. Sushi ini terdiri dari nasi, salmon dengan taburan telur ikan, sambal, bubuk cabai dan sedikit kremesan. Rasanya agak pedas-pedas renyah, lumayan juga. Tidak setiap hari saya dapat menemukan sushi pedas seperti ini ;).

Aburi Spicy Salmon Hako

Spicy ebi fried roll memang tidak sepedas aburi spicy salmon hako, tapi spicy ebi fried roll ini terasa lebih gurih. Sayang rasa tempuranya tidak terlalu terasa, mungkin karena tepungnya agak tebal ya hehehe. Tapi saya relatif lebih cocok dengan tingkat kepedasan spicy ebi fried roll yang hanya mengandalkan bubuk cabai sebagai sumber rasa pedasnya, lumayan ok laaah.

Spicy Ebi Fried Roll

Aburi salmon tuna salad cheese merupakan sushi salmon dengan krim dan lapisan keju, tak lupa ada sedikit keremesan dan telur ikan di atasnya. Rasanya keju sekali, ternyata salmon dikasih keju itu enakkkkkkk, yummm. Inilah salah satu sushi paling enak yang pernah saya santap. Ok ini memang lebih ke arah sushi modern dan bukan syshi original, tapi ya memang rasanya enak, mau dibilang apa lagi hehehehe. Sekali datang keluarga saya biasa memesan menu ini langsung 3 atau 5 piring. Aburi salmon runa salad cheese adalah salah satu menu wajib kami di Tom Sushi.

Aburi Salmon Tuna Salad Cheese Sushi

Secara garis besar, saya menikmati kunjungan saya ke Tom Sushi. Keberanian Tom Sushi untuk berinovasi patut diacungi jempol. Restoran ini tentunya layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak”.