Avengers Infinity War (2018)

Sejak tahun 2008 sampai sekarang, sudah hadir kurang lebih 18 film-film superhero yang diambil dari cerita buku komik keluaran salah satu perusahaan komik ternama di dunia yaitu Marvel. Meskipun nampak terpisah dengan cerita dan tokoh utama sendiri, semua film tersebut hidup di sebuah alam yang sama, sebuah alam yang biasa disebut Marvel Cinematic Universe (MCU), kecuali film-film X-Men dan Deadpool tentunya. Sepanjang penglihatan saya, meskipun masing-masing film MCU mampu berdiri sendiri, bagian akhirnya jelas dan tidak menggantung, film-film tersebut mampu membuat sebuah jaring cerita yang rapi antara satu dengan lainnya. Jaring-jaring cerita dari semua film tersebut, menyatu menjadi satu pada Avengers Infinity Wars (2018), sebuah film yang sudah lama saya tunggu-tunggu meskipun kurang lebih saya sudah mengetahui cerita versi komiknya :).

Pada dasarnya Avengers Infinity Wars (2018) merupakan kisah mengenai kematian, kehidupan, keputusasaan dan harapan yang dihadapi superhero-superhero MCU. Keperkasaan mereka seakan runtuh ketika bertemu Thanos (Josh Brolin). Dulunya Thanos merupakan penduduk Planet Titan yang saat ini sudah hancur. Ia menganggap bahwa kehancuran Titan disebabnya oleh ketidakseimbangan antara jumlah sumber daya dengan jumlah penduduk. Jumlah penduduk seharusnya dapat dikendalikan. Untuk mencegah agar alam semesta beserta isinya tidak mengalami nasib yang serupa dengan Titan, maka Thanos berniat untuk mengendalikan populasi alam semesta. Apakah yang Om Thanos menginginkan program KB (Keluarga Berencana)? Apakah Thanos itu Duta KB? 😛 Oooh tentu tidak, Thanos menginginkan sesuatu yang lebih ekstrim. Ia ingin membunuh separuh populasi alam semesta agar separuh populasi yang tidak ia bunuh, dapat hidup damai tanpa memperebutkan sumber daya. Dari sudut pandangnya sendiri, Thanos merasa bahwa ia melakukan kebaikan dan pengorbanan bagi masa depan alam semesta. Ini sungguh berbeda dengan tokoh antagonis lain yang mayoritas tujuan hidupnya adalah untuk meraih kekuasaan dan kekayaan semata. Tokoh Thanos tidaklah mengecewakan, ia memang pantas untuk menjadi lawan terkuat pada film crossover terbesar tahun ini.

Pada film-film MCU sebelumnya, tersirat bagaimana Thanos berusaha mencari 6 buah batu infinity yang dapat memberikan kekuatan tertentu bagi tuannya. Batu-batu tersebut pun sebenarnya sudah beberapa kali muncul dan menjadi rebutan beberapa karakter MCU. Apa itu batu infinity sebenarnya? Batu infinity merupakan batu yang tercipta ketika alam semesta tercipta. Masing-masing batu memiliki kekuatan penciptaan masing-masing yaitu batu kekuatan, batu pikiran, batu ruang, batu waktu, batu jiwa dan batu realita. Pada film-film MCU sebelum Avengers Infinity Wars (2018), dikisahkan bahwa memegang 1 batu saja sudah dapat memberikan kekuatan super dahsyat bagi pemegangnya. Bagaimana bila ada yang dapat memiliki keenam batunya?

Batu ruang, atau dikenal dengan nama tesseract, adalah batu infinity pertama yang dikenalkan MCU. Batu ini awalnya tersimpan di pedalaman Norwegia sampai pada suatu hari, Pasukan Nazi yang dipimpin Red Skull (Hugo Weaving) menemukannya pada Captain America: The First Avengers (2011). Kemudian batu tersebut menjadi rebutan pada film-film MCU berikutnya hingga akhirnya, batu ini berhasil disembunyikan Loki (Tom Hiddlestone) pada akhir dari Thor: Ragnarok (2017). Sayangnya, pada awal Avengers Infinity War (2018), tesseract berhasil Thanos rebut setelah ia menghancurkan armada Kerajaan Asgard yang sedang dalam perjalanan menuju Bumi. Thanos bahkan mampu membuat Loki, Thor (Chris Hemsworth) dan Hulk / Bruce Banner (Mark Ruffalo) bertekuk lutut padahal Thanos hanya datang dengan menggunakan 1 batu infinity, yaitu batu kekuatan.

Batu kekuatan, atau dikenal dengan nama orb, merupakan batu infinity yang menjadi rebutan pada Guardians of The Galaxy (2014). Batu yang pada dasarnya hanya dapat dikendalikan oleh Star-Lord / Peter Quill (Chris Pratt) ini, berhasil Thanos rebut dari Planet Xandar. Nova Corps yang bertugas melindungi Planet Xandar dan orb nampaknya mengalami nasib yang tragis sebab Thanos nampak sudah memiliki batu kekuatan sejak awal film Avengers Infinity War (2018).

Batu kekuatan sebenarnya bukanlah batu infinity pertama yang Thanos miliki. Sebelumnya, Thanos sempat memiliki batu pikiran yang ditempelkan pada bagian ujung tongkat chitauri. Tongkat ini kemudian Thanos pinjamkan kepada Loki untuk merebut tesseract di Bumi pada The Avengers (2012). Kemudian batu ini mengalami beberapa kali perpindahan kepemilikan sampai pada akhirnya batu ini berada di kening Vision (Paul Bettany) pada Avengers: Age of Ultron (2015). Vision sebenarnya merupakan sebuah super komputer canggih ciptaan Iron Man atau Tony Stark (Robert Downey Jr.). Dengan keberadaan batu pikiran pada Vision, Vision telah mampu berkembang menjadi organisme yang lebih kompleks. Ia bahkan dapat menjalin asmara dengan Scarlet Witch atau Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen). Pada Avengers Infinity War (2018) ini, keduanya harus melarikan diri dari kejaran jendral-jendral tangan kanan Thanos yang berusaha mengambil batu pikiran dari kening Vision. Beruntung Captain America / Steve Rogers (Chris Evans), Natasha Romanoff / Black Widow (Scarlett Johansson) dan Sam Wilson / Falcon (Anthony Mackie) datang membantu. Mereka kemudian melarikan diri ke Wakanda, dengan dibantu oleh James “Rhodey” Rhodes / War Machine (Don Cheadle), untuk berlindung di dalam perisai negeri asal T’Challa / Black Panther (Chadwick Boseman) tersebut. Tak lupa sahabat Captain America dari masa lampau, Bucky Barnes / Winter Soldier (Sebastian Stan), sudah menanti pula di Wakanda.

Sementara Captain America dan kawan-kawan melarikan diri ke Wakanda, Hulk / Bruce Banner berhasil melarikan diri dari kapal Asgard yang dihancurkan Thanos. Banner berhasil melakukan teleport ke Bumi dan langsung menemui Iron Man / Tony Stark dan Stephen Strange / Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) untuk memperingatkan akan kedatangan Thanos. Tak lama kemudian, mereka bersama dengan Peter Parker / Spider-Man (Tom Holland), harus mempertahankan batu waktu yang ada di dalam kalung mata agamoto milik Doctor Strange. Batu waktu pernah memicu konflik pada Doctor Strange (2016). Warnanya hijau, padat dan membuat pemegangnya mampu memutar waktu ke masa lalu dan masa lampau.

Berbeda dengan batu waktu yang padat, batu realitas atau aether berbentuk seperti cairan yang mengalir di udara. Aether pernah memicu konflik pada Thor: The Dark World (2013). Bangsa Asgard saat itu sudah memiliki dan menjaga batu ruang atau tesseract, sehingga mereka mempercayakan aether kepada Taneleer Tivan / The Collector (Benicio del Toro).

Nah bagaimana dengan batu jiwa? Sepengetahuan saya, batu ini belum pernah muncul atau menjadi rebutan pada film-film MCU sebelumnya. Namun, konon lokasi penyimpanan batu jiwa yang misterius ini sebenarnya sudah diketahui oleh salah satu dari anggota Guardians of The Galaxy. Siapakah itu? Apakah Star-Lord? Drax (Dave Bautista)? Mantis (Pom Klementieff)? Gamora (Zoe Saldana)? Groot (Vin Diesel)? Rocket (Bradley Cooper)? Atau bahkan Nebula (Karen Gillan)? Aaahhhh, saya tidak akan menulis spoiler di sini hehehehe.

Kali ini para pahlawan yang sudah memiliki film solo melalui film-film MCU sebelumnya, harus mencegah usaha Thanos mengumpulkan keenam batu infinity. Pada Avengers Infinity War (2018) ini akan ada beberapa tokoh utama yang berguguran. Kehadiran Thanos memang membawa aroma tersendiri di sini. Karena ketika Thanos muncul, siapapun bisa saja tewas. Tidak ada satu superhero-pun yang aman dari Thanos. Saya lihat, tokoh utama yang tewas di tangan Thanos ada pula yang merupakan tokoh legendaris icon Marvel, sungguh tidak terduga :’D.

Dengan kekuatan yang dahsyat, Thanos begitu ditakuti. Tapi kok kenapa Thanos baru turun tangan pada Avengers Infinity War (2018)? Thanos sudah ada sejak dulu, ia bahkan sudah lama memegang batu kekuatan sebelum Loki menghilangkannya pada The Avengers (2012). Jawabannya adalah karena tewasnya The Ancient One (Tilda Swinton) pada Doctor Strange (2016), Ego (Kurt Rusell) pada Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017), tewasnya Odin (Anthony Hopkins) pada Thor: Ragnarok (2017). Ketiga karakter ini memang sudah uzur namun terkenal akan kekuatannya sehingga Thanos tidak dapat leluasa bergerak. Keadaan semakin menguntungkan bagi Thanos ketika The Avengers pecah kongsi setelah terjadi skandal pembunuhan ayah Black Panther yang melibatkan Winter Soldier pada Captain America: Civil War (2016). Ahhhh, inilah saat yang tepat bagi Thanos untuk maju habis-habisan dengan segenap kekuatan dan prajurit yang ia miliki.

Saya sadar bahwa banyaknya karakter yang hadir, bisa saja membuat penonton kebingungan. Tapi pada kenyataannya, cerita pada film ini sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membingungkan bagi teman-teman yang belum menonton film-film MCU sebelumnya. Hadirnya berbagai karakter kuat dalam film inipun, ternyata mampu diramu dengan tepat sehingga menghasilkan satu kesatuan film yang baik dan menghibur. Jadi tidak ada karakter yang tenggelam atau terlalu dominan pada film ini. Saya beberapa kali tersenyum melihat humor-humor yang muncul, film ini tidak terlalu serius dan tidak membosankan. Hal ini patut saya acungi jempol. Sayang akhir dari Avengers Infinity War (2018) seperti belum tuntas dan masih menyisakan beberapa pertanyaan yang mungkin akan terjawab pada film Avengers berikutnya. Saya pun masih mereka-reka memgenai jalur cerita akan diambil oleh film ini. Pada versi komik, pertarungan antara Avenger dan Thanos memang panjang dan terjadi dengan berbagai versi. Entah Avengers Infinity War (2018) akan membawa MCU ke arah versi yang mana, atau justru memiliki versi sendiri yang berbeda?

Jalan cerita yang menarik dan membuat saya penasaran, serta didukung dengan adegan aksi, special affect dan kostum yang mumpuni, tentunya membuat saya ikhlas untuk memberikan Avengers Infinity War (2018) nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Film ini pada dasarnya ada film superhero dengan karakter antagonis sebagai karakter utamanya, sesuatu yang menarik ;).

Sumber: marvel.com/avengers

American Sniper (2014)

American Sniper

Sniper atau penembak jarak jauh adalah salah satu spesialisasi yang ada di dunia militer. Kali ini Clint Eastwood mengangkat kisah kehidupan seorang sniper melalui film besutannya yang terbaru, American Sniper (2014). Konon film ini dilhami oleh beberapa peristiwa nyata yang dialami oleh Chris Kyle, sniper legendaris militer Amerika Serikat yang berhasil membunuh 160 musuh pemerintah Amerika Serikat dengan tembakan jarak jauhnya yang jitu.

American Sniper 4

American Sniper 3

American Sniper 9

American Sniper (2014) mengisahkan kehidupan Chris Kyle (Bradley Cooper) sejak Kyle belum bergabung dengan Marinir sampai dengan akhir hidup Kyle. Film ini memang merupakan film semi autobiografi yang berfokus pada kehidupan Kyle sehingga American Sniper (2014) tidak hanya mengisahkan bagimana Kyle beraksi di medan perang. Bagaimana pengaruh perang terhadap keseharian Kyle dan keluarga Kyle pun muncul sehingga American Sniper (2014) bukanlah 100% film aksi di medan peperangan, ada drama diantaranya.

TA3A5741.DNG

American Sniper 11

American Sniper 5

American Sniper 12

American Sniper 2

Ketika pulang ke rumah, Kyle selalu ingin kembali ke medan perang di Irak. Ia berambisi untuk menangkap atau membunuh pemimpin-pemimpin Al Qaeda dan semua pihak yang dianggap sebagai musuh oleh pemerintah Amerika Serikat. Sosok Kyle memang sangat patriotik bagi Amerika. Namun bagimana bagi para penonton non Amerika seperti saya?

AMERICAN SNIPER

N07A8475.dng

0696974.tiff

AMERICAN SNIPER

Yaaah, American Sniper (2014) rasanya terlalu “Amerika”. Semuanya digambarkan seperti seolah-olah tentara Amerika Serikat datang ke Iraq sebagai “jagoan” dan “pahlawan”. Saya rasa itu tidak 100% benar, ada aspek-aspek lain di sana. Kalau dilihat dari sudut pandang lain, tindakan-tindakan ekstrim yang dilakukan oleh lawan Kyle di Irak adalah hal yang dilakukan oleh orang-orang yang merasa dijajah oleh Amerika. Saya tidak tahu pasti siapa yang salah dan siapa yang benar, tapi saya rasa kurang adil kalau American Sniper (2014) hanya memandang dari 1 sudut pandang saja, sudut pandang Amerika.

Selain itu, aksi-aksi yang ditampilkan American Sniper (2014) tidak terlalu “wah”, meskipun menurut saya sniper adalah keahlian yang keren. Enemy at the Gates (2001) mampu menampilkan kisah sniper yang lebih keren dibandingkan American Sniper (2014). Olehkarena itulah menurut saya pribadi American Sniper (2014) hanya layak untuk mendapat nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”. Meneer Kyle bisa jadi dianggap sebagai seorang sniper paling berbahaya di sejarah militer Amerika, tapi setahu saya, sniper paling berbahaya di dunia adalah Simo “White Dead” Häyä dengan jumlah kill hit sekitar 2 kalinya kill hit Kyle :). Kapan ya ada film tentang Simo masuk ke Hollywood? :).

Sumber: http://www.americansnipermovie.com

Guardians of the Galaxy (2014)

Guardian Galaxy 1

Satu lagi film dari dunia komik Marvel, diangkat ke layar lebar, Guardians of the Galaxy (2014). Film yang trailer-nya sudah muncul sejak 2013 lalu ini sebenarnya diambil dari komik Guardians of the Galaxy yang terbit pada tahun 1969. Lucunya, karakter-karakter utama yang ada di komik Guardians of the Galaxy tahun 1969, 100% berbeda dengan karakter-karakter utama pada versi film Guardians of the Galaxy. Perbedaan ini tidak mempengaruhi saya sama sekali sebab terus terang saya baru tahu mengenai Guardians of the Galaxy yaa baru-baru ini saja, komiknya belum pernah saya baca sama sekali. Serial komiknya kurang populer bagi saya ;). Walaupun begitu, saya tetap tertarik untuk menonton Guardians of the Galaxy (2014), apalagi setelah film ini mendapat nilai yang bagus dari beberapa rekan saya ;).

Guardians of the Galaxy (2014) menghadirkan petualangan sekelompok penjahat luar angkasa yang awalnya saling bermusuhan. Pada Guardians of the Galaxy (2014), dikisahkan bagimana Star-Lord atau Peter Quill (Chris Pratt), Gamora (Zoe Saldana), Drax the Destroyer (Dave Bautista), Rocket (Bradley Cooper) dan Groot (Vin Diesel) bersatu membentuk Guardians of The Galaxy. Peter Quill adalah manusia separuh alien yang dibesarkan oleh Yondu Udonta (Michael Rooker), pemimpin sekelompok bandit yang bernama The Ravengers. Dengan berbekal informasi dari Yondu, Peter berhasil mencuri sebuah bola misterius dan memutuskan untuk menghianati Yondu dengan kabur dan hendak menjual bola tersebut tanpa persetujuan Yondu.

Guardian Galaxy 15

Guardian Galaxy 5

Guardian Galaxy 7

Guardian Galaxy 18 Guardian Galaxy 17

Guardian Galaxy 21

Akibat ulahnya, Peter diburu oleh berbagai pihak termasuk Gamora, Rocket dan Groot. Rocket & Groot adalah duet pemburu buronan yang handal. Tubuh mungil Rocket diimbangi oleh kekuatan Groot dan kekurang cerdasan Groot diimbangi oleh kecerdikan Rocket.

Guardian Galaxy 26

Guardian Galaxy 24

Sementara itu Gamora adalah anak angkat Thanos yang diutus untuk menolong Ronan the Accuser (Lee Pace), salah satu pemimpin bangsa Kree yang radikal. Ronan dan pengikutnya ingin memusnahkan planet Xandar dan penghuninya. Ronan sangat tidak setuju akan perjanjian damai antara Xandar dan bangsa Kree, maka ia memerintahkan sebagian bangsa Kree yang menjadi pengikutnya untuk menyerang stasiun luar Xandar.

Guardian Galaxy 6

Guardian Galaxy 2

Guardian Galaxy 14 Guardian Galaxy 13

Kurang puas, Ronan ingin Xandar hancur. Demi memenuhi ambisinya tersebut, Ronan bersekutu dengan Thanos, salah satu tokoh antagonis terkuat di dunia komik Mavel. Thanos bersedia membantu Ronan menghancurkan Xandar asalkan Ronan membawa bola misterius yang Peter curi. Thanos mengurus 2 anak angkatnya, Gamora dan Nebula (Karen Gillan), untuk membantu Ronan.

Guardian Galaxy 25

Sayang, aksi kejar mengejar antara Peter, Gamora, Rocket & Groot membuat keempat karakter ini tertangkap Nova Corp, tentara planet Xandar. Di penjara, mereka bertemu Drax the Destroyer, seorang narapidana yang disegani oleh seisi penjara. Drax pada awalnya berusaha membunuh Gamora begitu mengetahui bahwa Gamora adalah kaki tangan Thanos & Ronan. Drax memiliki dendam yang sangat besar kepada Ronan karena istri dan anak Drax dibunuh oleh Ronan. Nah, awal pertemuan yang penuh dengan konflik dan permusuhan ini ternyata dapat membentuk Guardians of The Galaxy yang kompak dan saling menolong.

Guardian Galaxy 11

Guardian Galaxy 19 Guardian Galaxy 10

Guardian Galaxy 23

Guardian Galaxy 8

Diantara semua anggota Guardians of The Galaxy, karakter favorit saya pada film ini bukanlah Peter sang pemimpin atau Drax yang terlihat keren dengan tato-tatonya, melainkan Goot & Rocket. Kompak, lucu dan saling melengkapi adalah nilai plus kedua karakter ini. Cerita pada film ini akan datar kalau tidak ada Groot & Rocket.

Guardian Galaxy 27 Guardian Galaxy 9

Saya menikmati alur cerita Guardians of the Galaxy (2014), alurnya menarik dan berhasil menyuguhkan tontonan yang lumayan seru. Special effect dan kostum yang digunakan pun lumayan bagus. Semua alien-alien digambarkan memiliki anatomi yang seperti manusia yaitu punya 1 kepala, 2 kaki dan 2 tangan. Yang membedakan hanyalah wujud kepala dan warna tubuhnya, cukup sederhana namun tidak terlihat murahan.

Guardian Galaxy 22 Guardian Galaxy 20 Guardian Galaxy 16 Guardian Galaxy 12 Guardian Galaxy 4 Guardian Galaxy 3

Yang saya kurang suka dari Guardians of the Galaxy (2014) adalah soundtrack-nya, semuanya adalah lagu-lagu tahun 70-an, rasanya kok kurang pas dan agak aneh saja. Namun, sebagian orang berpendapat bahwa ini adalah hal yang unik dan keren, jarang-jarang ada film superhero luar angkasa menggunakan lagu-lagu lawas, yaaa beda opini kan sah-sah saja.

Untuk ukuran sebagai film superhero yang baru saya kenal, Guardians of the Galaxy (2014) cukup menghibur saya meskipun tidak terlalu “wow”. Film ini layak untuk mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.

Sumber: marvel.com/guardians