Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018)

Sepanjang tahun 2000-an ini sudah ada 3 jenis Spider-Man yang berkeliaran di Bioskop. Mulai dari Trilogi Spider-Man ala Sam Raimi, Duologi Spider-Man ala Marc Webb dan baru-baru ini Spider-Man ABG hasil kerjasama Sony dan Marvel. Semua Spider-Man di atas masih menggunakan Peter Parker sebagai tokoh utamanya. Tokoh Peter Parker sudah sangat melekat dengan tokoh Spider-Man, terutama bagi pembaca komik Spider-Man tempo dulu seperti saya :D.

Maka, saya pribadi sangat kecewa ketika tokoh Peter Parker “dimatikan” oleh Marvel Comics pada sekitar tahun 2011. Tokoh Miles Morales diangkat sebagai Spider-Man baru yang lebih segar. Marvel memang sedang berusaha mengganti tokoh-tokoh superhero ikonik mereka dengan tokoh-tokoh baru yang lebih muda dan diversity. Hampir semua tokoh-tokoh superhero klasik mereka memang diperankan oleh lelaki kulit putih. Inilah hal yang ingin Marvel ubah. Itulah mengapa Spider-Man barunya digambarkan oleh anak SMA latin berkulit cokelat seperti Miles Morales.

Sebenarnya Marvel dan Sony sudah mulai hendak memperkenalkan Miles Morales pada Spider-Man: Homecoming (2017) dengan menggunakan Spider-Man yang masih SMA dan memunculkan sebagian karakter dari komik Spider-Man Miles Morales. Tapi waktunya mungkin belum dirasa tepat sehingga karakter Peter Parker masih terus dipergunakan.

Nah, pada pergantian tahun ini, Sony dan Marvel merilis film animasi Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018) dengan menggunakan Miles Morales (Shameik Moore) sebagai tokoh sentralnya. Dikisahkan awalmula Miles menjadi Spider-Man. Ia pun harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, kematian Peter Parker (Chris Pine) :(.

Tak lama, bermunculanlah Spider-Man versi lain dari dunia paralel yang berbeda. Bagi teman-teman yang belum tahu, jadi di dalam dunia komik superhero Marvel dan DC, dikisahkan bahwa terdapat beberapa dunia paralel dimana di dalam masing-masing dunia tersebut, terdapat versi yang berbeda dari setiap individu termasuk Miles dan Peter. Tidak mengherankan kalau muncul Peter B. Parker (Jake Johnson) dari dunia paralel lain. Peter yang satu ini adalah Peter yang hidup di dunia Trilogi Spider-Man ala Sam Raimi. Ia hadir sebagai seorang Spider-Man yang sedang kehilangan motivasi diri karena berbagai masalah yang datang di dunianya.

Di sini Peter B. Parker seolah-olah berperan sebagai mentor bagi Miles. Mereka terpaksa bekerja sama untuk mengembalikan semua Spider-Man, pulang ke dunianya masing-masing. Saya rasa inilah “handover” karakter Spider-Man yang berusaha Sony dan Marvel berikan kepada penontonnya. Peter Parker tewas tapi tidak sepenuhnya tewas karena kan ada Peter lain yang hidup di dimensi lain.

Tidak hanya Peter dan Miles saja, film ini pun menampilkan berbagai versi Spider-Man dari berbagai dunia yang unik. Disana terdapat Gwen Stacy / Spider-Woman (Hailee Steinfeld), Peni Parker / SP//dr (Kimiko Glenn), Peter Porker / Spider-Ham (John Mulaney), Peter Parker / Spider-Man Noir (Nicolas Cage). Semuanya ikut serta membantu Peter B. Parker dan Miles untuk memulihkan dunia paralel yang tercampur ini.

Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018) menampilkan adegan aksi yang sesekali ditimpali oleh lelucon yang lucu. Film ini tidak terlalu serius tapi mampu menampilkan suspense oada beberapa adegan perkelahiannya. Memang sih semuanya hadir dalam bentuk animasi atau kartun, tapi animasi pada film ini terbilang unik, pokoknya beda deh dengan animasi atau kartun biasa. Saya yakin penonton dewasa pun akan menikmati film animasi yang satu ini. Sampai saat ini, film animasi inilah film animasi terbaik yang pernah saya tonton.

Saya rasa, Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018) sudah selayaknya untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Sebuah cara yang apik untuk memperkenalkan Miles Morales :). Tapi tetap saja …. bagi saya pribadi Spider-Man versi Peter Parker adalah yang terbaik, sesuatu yang tidak dapat diubah.

Sumber: http://www.intothespiderverse.movie

Wonder Woman (2017)

Kehadiran “dadakan” Wonder Woman (Gal Gadot) pada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) dengan diiringi musik karya Hans Zimmer, cukup menyita perhatian karena pertarungan dengan iringan musik tersebut terasa keren. Andaikata saya belum menonton Batman V Superman: Dawn of Justice (2016), sudah pasti saya malas menonton Wonder Woman (2017). Terus terang saya tidak suka dengan Wonder Woman setelah bermain Injustice dan menonton Justice League: The Flashpoint Paradox (2013). Di sana, Wonder Woman nampak terlalu emosional dan menyebalkan :(. Apakah Wonder Woman pada Wonder Woman (2017) akan nampak seperti itu? Semoga saja tidak hehehe.

Kisah pada Wonder Woman (2017) diawali dengan sebuah foto masa lalu Wonder Woman atau Diana (Gal Gadot). Pada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016), kita memang diperlihatkan foto-foto Wonder Woman di masa lampau. Nah setelah peristiwa pada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016), cetakan asli foto tersebut dikirim kepada Wonder Woman. Wonder Woman kemudian mulai bercerita akan masa lalunya, bagaimana ia pertama mengenal dunia manusia. Aaaahhh film Wonder Woman (2017) ternyata mengisahkan asal mula Wonder Woman, bukan kisah setelah pertarungan besar pada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016).

Berbeda dengan Superman dan Batman, ternyata tokoh Wonder Woman erat sekali dengan mitologi Yunani. Sejak kecil, Diana atau Wonder Woman, tinggal di pulau Themyscira bersama dengan ibunya, ratu suku Amazon. Pulau Themyscira hanya dihuni wanita dan pulau tersebut selalu diselimuti kabut dan perisai kasat mata sehingga tidak dapat dilihat oleh manusia biasa. Itu adalah anugrah Zeus, raja para dewa Olimpus, kepada suku Amazon yang menghuni pulau Themyscira. Zeus melakukan ini agar suku Amazon dapat tersembunyi dari Ares, dewa perang. Alasan utama kenapa Zeus melakukan ini akan terjawab pada bagian akhir film lho hohohoho.

Tumbuh di tengah-tengah suku Amazon yang perkasa membuat Diana ikut tumbuh menjadi pejuang Amazon yang handal. Namun Diana selalu saja berbeda, seolah ada sesuatu yang lain di dalam diri Diana. Aaahhhh ini juga akan dijelaskan pada bagian akhir film. Saya tidak akan membeberkan spoiler di sini.

Kehidupan Diana dan suku Amazon berlangsung penuh kedamaian sampai Steve Trevor (Chris Pine) terdampar di pesisir pantai Themyscira. Dari mulut Steve, diperoleh informasi bahwa dunia sedang mengadapi perang, terjadi perang di mana-mana. Setting Wonder Woman (2017) memang di era perang dunia pertama di mana terjadi perang antara blok sekutu dan blok sentral. Pada saat itu Steve yang berasal dari Inggris (bagian dari blok sekutu) menemukan informasi bahwa Jerman (bagian dari blok sentral) mengembangkan senjata pemusnah masal padahal sebentar lagi pemimpin Jerman akan menyatakan pernyataan menyerah. Apabila Jerman menyerah, maka dapat dikatakan bahwa perang dunia berakhir dan dunia kembali damai.

Pengembangan senjata pemusnah masal terus dilakukan oleh Jendral Erich Ludendorff (Danny Huston) dan Doctor Poison (Elena Ayala), untuk menggagalkan acara deklarasi pernyataan menyerah Jerman kepada Sekutu. Usaha keduanya membuahkan hasil ketika senjata pemusnah masal yang dikembangkan, telah berhasil dan siap untuk diujicobakan.

Steve dan Diana beserta beberapa rekan Steve, pergi menuju garis depan peperangan untuk menghentikan perang. Steve dan Diana pergi bersama-sama tapi dengan target yang sedikit berbeda. Steve pergi untuk menghentikan rencana Doctor Poison dan Jendral Lodendorff. Sementara itu Diana pergi untuk menemukan dan membunuh Ares. Diana yakin bahwa perang yang terjadi merupakan ulah Ares, Ares mempengaruhi manusia untuk saling bunuh. Apabila Ares mati, maka dunia akan damai tanpa ada bunuh membunuh. Tapi, bukankah setiap manusia sebenarnya memiliki hawa nafsu dan sisi kelam? Konsep kehidupan tersebut nampaknya tidak Diana ketahui sebab sejak kecil Diana memang tidak pernah pergi dari pulau Themyscira. Perjalanan bersama Steve adalah perjalan pertama Diana di luar pulau.

Ketidaktahuan Diana mengenai kondisi dan kenyataan dunia luar berhasil dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu membuat saya tertawa. Sangat berbeda dengan film layar lebar superhero DC Comics sebelumnya, Wonder Woman (2017) tidak terlalu kelam dan diselingi oleh beberapa adegan komedi yang lucu. Hal ini didukung dengan baik sekali oleh Christ Pine sebagai pemeran Steve Trevor. Romansa antara Wonder Woman dan Steve pun nampak apik di sana. Jadi di Wonder Woman (2017) tidak hanya aksi bak bik buk saja, ada komedi dan romansa di sana.

Dengan didukung oleh special effect dan kostum yang bagus, adegan aksi pada Wonder Woman (2017) terbilang bagus dan enak dilihat :). Tapi menurut saya adegan aksinya terlihat bagus sekali ketika diiringi oleh lagu tema Wonder Woman karya Hans Zimmer. Ketika lagu pengiringnya diubah ke lagu lain, rasanya agak berbeda. Pertarungan puncak pada Wonder Woman (2017) justru menggunakan lagu pengiring lain yang biasa-biasa saja sehingga pertarungan tersebut terasa seperti antiklimaks.

Semuanya berhasil mendukung sebuah cerita yang nyaman untuk diikuti meskipun memakan waktu sekitar 2 jam. 2 jam? Ya, durasi film ini sekitar 2 jam hohohoho. Tapi jalan ceritanya tetap ok kok, fakta tentang Ares-pun tidak saya duga sebelumnya, ternyata Ares itu . . . . . 🙂

Secara keseluruhan, DC Comics telah melakukan perbaikan kualitas film superhero-nya melalui Wonder Woman (2017). Film ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Penilaian saya ini dibuat terlepas dari kenyataan bahwa pemeran utama Wonder Woman (2017), Gal Gadot, merupakan seorang Israel yang pernah melakukan wajib militer selama 2 tahun. Pemutaran film ini di bioskop ditolak keras oleh pemerintah Lebanon. Yaaahhh, menonton film kan tidak selalu harus di bioskop bukan? Walaupun rasanya Wonder Woman (2017) termasuk film yang lebih bagus kalau ditonton di bioskop ;).
Sumber: wonderwomanfilm.com

Star Trek Beyond (2016)

Star Trek Beyond 1

Pada 2016 ini, awak kapak pesawat penjelajah USS Enterprise yang dipimpin oleh Kapten James Tiberius Kirk (Chris Pine), kembali hadir ke layar lebar pada Star Trek Beyond (2016). Kapten Kirk kembali didampingi oleh Komandan Spock (Zachary Quinto), LetKol Leonard “Bones” McCoy (Karl Urban), Letnan Nyota Uhura (Zoe Saldana), LetKol Montgomery Scott (Simon Pegg), Pavel Chekov (Anton Yelchin) dan Hikaru Solo (John Cho). Sebagai bagian dari United Federation of Planets (UFP), USS Enterprise melakukan penjelajahan terus menerus menuju titik-titik terluar angkasa raya yang belum terpetakan. Dalam perjalanannya, Kirk dan kawan-kawan pergi menyelamatkan awak kapal yang terdampar.

Star Trek Beyond 13

Tanpa diduga, ternyata hal ini adalah jebakan yang Krall (Idris Elba) pasang untuk mengambil artefak kuno yang terdapat di dalam USS Enterprise. Karena USS Enterprise bukanlah pesawat perang, maka armada perang Krall berhasil menghancurkan USS Enterprise dan menawan sebagian besar awaknya. Kirk, Spock, Bones, Chekov dan Scott berhasil melarikan diri dan terdampar di sebuah planet. Di sana, mereka bertemu dengan Jaylah (Sofia Boutella) yang mampu memberikan secercah harapan untuk menggagalkan rencana jahat yang Krall rancang.

Star Trek Beyond 8

Star Trek Beyond 11

Star Trek Beyond 17

Star Trek Beyond 14

Star Trek Beyond 19

Star Trek Beyond 18

Star Trek Beyond 12

Star Trek Beyond 15

Star Trek Beyond 4

Apa rencana Krall? Siapakah Krall itu? Krall adalah mahluk misterius yang asal muasalnya ternyata sangat berhubungan dengan UFP. Ia hendak melancarkan sebuah serangan dengan bantuan artefak kuno yang Kirk simpan di dalam USS Enterprise. Untuk melakukan rencananya, Krall dibantu oleh tangan kanannya, Menes, yang Joe Taslim perankan. Sayang porsi Joe Taslim sebagai perwakilan Indonesia tidak trerlalu banyak. Riasan yang harus Joe gunakan pun membuat wajahnya tidak terlihat jelas. Namun bagaimanapun juga patut saya akui bahwa kostum dan riasan pada Star Trek Beyond (2016) terbilang keren sehingga Joe tampil seperti ras mahluk asing yang misterius, tidak seperti aktor yang menggunakan topeng karet.

Star Trek Beyond 2

Star Trek Beyond 5

Star Trek Beyond (2016) memang bukan film murahan, special effect yang disajikan pun terbilang bagus dan halus. Gambaran akan planet, pesawat luar angkasa dan pertempuran luar angkasa mampu mendukung jalan cerita yang lumayan ok. Jalan cerita Star Trek Beyond (2016) memang tidak terlalu spesial tapi paling tidak mampu menghibur. Tidak hanya adengan aksi dan perang-perangan saja yang Star Trek Beyond (2016) tampilkan loh, disana terdapat pula kelucuan-kelucuan yang terkadang mampu membuat saya tertawa :D. Entah bagaimana, Bones menjadi karakter favorit saya pada film Star Trek kali ini. Saya lihat di sana terdapat pengurangan porsi “drama” pada hubungan antara Kirk dan Spock yang mendominasi 2 film Star Trek sebelumnya.

Star Trek Beyond 16

Star Trek Beyond 3

Star Trek Beyond 6

Star Trek Beyond 7

Secara keseluruhan, Star Trek Beyond (2016) termasuk film yang layak untuk ditonton di bioskop dan mampu memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan” :). Ohh yaa, Star Trek Beyond (2016) dapat dikatakan sebagai film terakhir Anton Yelchin sebagai Pavel Chekov sebab Anton meninggal dunia pada sebuah kecelakaan mobil sekitar sebulan sebelum Star Trek Beyond (2016) hadir di bioskop-bioskop Indonesia. Film Star Trek berikutnya akan kehilangan Pavel Chekov yang selalu menjawab perintah Kirk dengan semangat :’).

Sumber: www.startrekmovie.com

Jack Ryan: Shadow Recruit (2014)

Shadow Recruit

Jack Ryan sebenarnya adalah karakter karangan almarhum Tom Clancy, penulis novel militer & espionase yang cukup terkenal. Jack Ryan: Shadow Recruit (2014) adalah film Jack Ryan kelima yang diangkat ke layar lebar. Sebelumnya karakter Jack Ryan, sang analis CIA, hadir dalam The Hunt for Red October (1990), Patriot Games (1992), Clear and Present Danger (1994), The Sum of All Fears (2002). Pemeran Jack Ryan pun berubah-ubah, mulai dari Alec Baldwin, Harisson Ford, Ben Afflect dan pada 2014 ini diperankan oleh Chis Pine. Berbeda dengan versi novelnya, film-film Jack Ryan tidak berurutan dan tidak berhubungan antara satu dengan lainnya x__x.

Shadow Recruit 5

Pada Jack Ryan: Shadow Recruit (2014), dikisahkan Jack Ryan, seorang mantan marinir yang memiliki gelar S3 di bidang ekonomi, direkrut oleh Thomas Harper (Kevin Cosner) untuk menjadi analis ekonomi bagi CIA (Central Intelligence Agency), Harper memerlukan seseorang yang mampu menyelidiki aliran dana asing yang mencurigakan.

Shadow Recruit 2

Shadow Recruit 3

Jack menyamar sebagai karyawan sebuah perusahaan keuangan di Wall Street. Status Jack sebagai analis CIA hanya diketahui oleh unit CIA yang dipimpin Harper. Atasan & rekan Jack di kantor tidak mengetahui status Jack tersebut, Kekasih Jack pun, Dr. Muller (Keira Knightley), tidak tahu menahu pekerjaan Jack di CIA, sampai-sampai Dr. Muller nekad datang ke Moscow karena curiga Jack selingkuh.

Shadow Recruit 4

Apa yang dilakukan Jack di Moscow? Selingkuh beneran? Oooo tentu tidak, Jack sedang menyelidiki aliran dana mencurigakan yang dilakukan oleh perusahaan milik Viktor Chevin (Kenneth Branagh).

Shadow Recruit 8

Pada penyelidikan tersebut, Jack yang seharusnya hanya berperan sebagai analis, terpaksa menambah perannya yaitu sebagai agen lapangan yang aktif. Kedatangan Dr. Muller yang mendadak semakin menambah daftar masalah yang dihadapi Jack. Mampukah Jack menyingkap rencana Chevin? Mampukan Jack mempertahankan hubungannya dengan Dr. Muller? Pertanyaan yang pasti sudah bisa ditebak jawabnya, film Hollywood gitu loooh :P.

Shadow Recruit 6 Shadow Recruit 7 Shadow Recruit 9 Shadow Recruit 10 Shadow Recruit 11

Film ini termasuk kategori film thriller yang tidak terlalu menegangkan. Tidak ada unsur kejutan di dalam ceritanya. Entah kenapa judulnya ada kata-kata Shadow Recruit? Sepertinya tidak terlalu senada dengan ceritanya, kisah mengenai perekruitan Jack pun tidaklah banyak porsinya, paling ada perubahan status Jack dari analis tiba-tiba menjadi agen lapangan, hmmmm.

Adegan actionnya lumayan ok dan agak masuk akal, tidak ada adegan dimana si jagoan ditembak tapi tidak kena-kena :P. Spesial effect & kostumnya …. yaaa biasa saja, tidak teralu aneh-aneh. Secara garis besar, Jack Ryan: Shadow Recruit (2014) menyuguhkan hiburan yang hanya layak mendapat nilai 3 dari skala maksimal 5 yang artinya “Lumayan”. Standar-standar saja, namun bila saya melihat daftar film-film yang sedang ditayangkan di bioskop saat ini, saya pasti akan memilih Jack Ryan: Shadow Recruit (2014), film-film lainnya lebih tidak menarik ketimbang Jack Ryan: Shadow Recruit (2014) kecuali kalau anda penggemar film kartun, ada Tarzan tuuu, auuouoooooo.

Sumber: www.shadowrecruitmovie.com

Star Trek Into Darkness (2013)

Trek13Star Trek adalah film fiksi ilmiah tentang petualangan dari awak Enterprise, pesawat penjelajah luar angkasa dari Starfleet. Starfleet sendiri merupakan organisasi yang bertugas untuk melakukan operasi ekplorasi, pertahanan, diplomasi dan penelitian bagi UFP (United Federation of Planets), aliansi dari berbagai mahluk hidup yang berpusat di Bumi. Sejak tahun 1964 hingga saat ini Star Trek sudah hadir dalam bentuk novel, permainan, komik, film seri dan film layar lebar. Pada tahun 2013 ini, hadir film layar lebar Star Trek terbaru yang berjudul Star Trek Into Darkness.

Trek11

Uhura, Scotty & Bones

Trek6

Spock & Kirk

Trek5

Harison

Trek3

Kirk & Laksamana Pike

Kali ini dikisahkan, Kapten James T. Kirk (Chris Pine) bersama awak pesawat Enterprise pergi ke Kronos untuk memburu John Harrison (Benedict Cumberbatch), penghianat Starfleet yang melakukan aksi terorisme di Bumi dan membunuh Laksamana Pike (Bruce Greenwood). Misi ini menjadi misi yang bersifat pribadi bagi Kirk karena Pike adalah sahabat dekat ayahnya yang selama ini membimbing Kirk di Starfleet. Laksamana Marcus (Peter Weller), kawan dekat dari Laksamana Pike, mengirim Kirk dan kawan-kawan ke wilayah kekuasaan Klingon yang di sebut Kronos, Marcus memberikan Kirk 72 misil model terbaru untuk dipergunakan di Kronos, perintah Marcus cukup sederhana, datanglah ke Kronos, bunuh Harison, lalu pulang ke wilayah kekuasaan UFP sebelum diketahui oleh pihak kerajaan Klingon. Apabila terjadi insiden antara UFP dan Klingon di Kronos, maka kemungkinan besar akan terjadi perang antara UFP dan kerajaan Klingon mengingat hubungan keduanya memang tidak terlalu baik.  Sama seperti pada Star Trek The Future Begins (2009), petualangan Kirk didampingi oleh Spock (Zachary Quinto), Uhura (Zoe Saldana), Bones (Karl Urban), Scotty (Simon Pegg), Sulu (John Cho), Chekov (Anton Yelcin) dan lain-lain.

Trek9

Pertempuran di Kronos

Trek1

Interogasi Harison

Trek12

Helm Kirk

Trek7

Enterprise Jatuh

Di luar dugaan, Kirk tidak perlu menggunakan misil atau senjata lainnya untuk mengalahkan Harison karena Harison langsung menyerah ketika bertemu Kirk. Harison mengklaim bahwa ia adalah mahluk super dengan kekuatan, kelincahan & kecerdasan di atas manusia biasa, namun memiliki amarah dan keinginan berperang yang tinggi. Ia diperalat oleh Laksamana Marcus untuk membangun persenjataan canggih bagi Starfleet padahal saat ini UFP & Starfleet tidak sedang berperang dengan pihak manapun. Harison memberitahu kepada Kirk bahwa Markus memang menginginkan Enterprise datang ke Kronos & memicu perang besar antara UFC & Klingon. Markus menginginkan agar UFC mengambil wilayah kekuasaan Klingon. Belakangan diketahui bahwa 72 misil yang dibawa Enterprise bukanlah misil biasa. Selain itu, Harison juga mengaku bahwa nama aslinya adalah Khan, siapa itu Khan? Mungkin bagi yang pernah menonton film Star Trek 2 (1982), pasti tahu siapa Khan ;), karakter lama dari dimensi waktu yang berbeda. Entah siapa yang baik, siapa yang jahat :D.

Trek10

Chekov

Trek8

Misil dari Laksaman Marcus

Trek4

Scotty di dalam Pesawat Laksamana Marcus

Trek2

Spock di Tengah Kawah

Film ini dilengkapi oleh special effect yang bagus, ceritanya tidak monoton dan bisa membuat saya penasaran. Tidak hanya itu, sang sutradara juga membubuhkan sedikit bumbu-bumbu komedi yang bisa membuat saya dan penonton lain tersenyum. Persahabtan antara Kirk, yang spontan & pemberontak, dengan Spock, yang super logis & taat peraturan, benar-benar diuji di film ini. Menurut saya film ini layak mendapat nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Lebih bagus film ini daripada film Star Trek yang keluar tahun 2009 lalu.

Sumber: http://www.startrekmovie.com