Hari Pertama Wisata Korea – Incheon, Namsan Tower & K Star Road

Setelah melakukan berbagai persiapan pada Persiapan Wisata Korea 2017, saya, istri, dan anak kami yang masih di bawah 2 tahun, berangkat pagi-pagi sekali menuju Bandara Soekarno Hatta. Dari Terminal 2, kami menggunakan pesawat Asiana yang bagus dan nyaman. Jarak antara kaki depan dengan kursi depan, terbilang luas sehingga cocok untuk membawa bayi. Terlebih lagi untuk perjalanan selama 7 jam. Beruntung putri kami tidak rewel selama penerbangan. Ia dapat duduk dengan nyaman sambil melihat film di kursi pesawat, sambil sesekali tertidur dan makan snack :).

Kami tiba di Bandara Incheon Seoul sekitar pukul 11:30, tidak ada delay. Kami langsung mengikuti petunjuk jalan berbahasa Inggris, menuju loket imigrasi. Setelah mengisi formulir imigrasi dan melampirkannya bersama-sama dengan passport, kami langsung berjalan menuju pengambilan bagasi. Untuk perjalanan sekitar seminggu, kami membawa barang bawaan yang cukup banyak. Saya dan istri saya sama-sama harus menarik koper besar sampai bagian luar Bandara. Di sana, kami kemudian berjalan menuju loket Airport Limosine Bus atau Bus Limo.

Sebenarnya, terdapat banyak pilihan transportasi yang tersedia di Bandara Incheon. Di sana ada taksi, bus dan kereta. Penginapan kami sendiri terletak tak jauh dari Halte Bus dan Stasiun. Tapi kali ini kami memilih untuk naik Limo Bus karena pilihan ini kami nilai lebih praktis. Limo Bus ini pada dasarnya mirip seperti Bus Damri Airport Soekarno Hatta. Karena penginapan kami terletak di Euljiro 6-ga, dari beberapa rute bus yang ada, kami memilih menggunakan rute bus 6001 untuk berhenti di Halte Bus 02709 atau Halte Bus Uljiro Co Op Residence. Rute bus selengkapnya dapat dilihat di http://www.airportlimousine.co.kr. Kami memasukkan koper-koper kami ke dalam bagasi Bus dan memperoleh nomer penitipan. Selanjutnya kami hanya duduk menunggu sampai Bus berhenti di Halte Bus Uljiro Co Op Residence. Kami kemudian turun, mengambil koper dan berteduh sejenak di bawah Halte yang terletak sangat dekat dari tempat kami menginap, Gedung Time Castle.

Kenapa kami tidak memilih kereta? Karena, jalur kereta dari Bandara sampai ke Stasiun terdekat dari penginapan, tidak terletak dalam 1 jalur kereta yang sama. Kami harus pindah kereta, padahal barang bawaan kami banyak sekali. Kali ini, bus adalah pilihan yang paling bijak.

Kami tiba di sana sekitar pukul 1 siang, padahal kami baru dapat check in pukul 2 siang. Maka, kami menitipkan terlebih dahulu barang bawaan kami di Lotte FITIN (롯데 피트인) atau Lotte Hi-Mart (하이마트) yang terletak di sebelah Apartemen tempat kami menginap. Tempat penitipan koper terletak di lantai 1. Dengan memasukkan sejumlah uang ke dalam mesin sesuai petunjuk, kami memiliki akses untuk memasukkan barang bawaan kami ke dalam loker. Petunjuk penggunaannya berbahasa Inggris dan mudah dipahami ;).

Kami kemudian berkeliling Lotte FITIN yang menjual aneka busana, elektronik dan kebutuhan rumah tangga. Tidak ada yang terlalu spesial disana selain model pakaian yang sedikit unik. Kemudian kami kembali pergi ke GS25 yang terletak di lantai dasar Gedung Time Castle, tempat kami menginap. GS25 pada dasarnya merupakan pesaing 7-Eleven di sana. Kalau di Jakarta ada banyak Alfamart dan Indomaret, nah di Seoul sana ada banyak 7-Eleven dan GS25. Di GS25, kami membeli beberapa bahan makanan, makanan instant dan makanan ringan. Kami memutuskan untuk makan siang di sana. Saya pun mencicipi mie hitam yang dapat langsung diseduh air panas di sana. Sebelum membeli, kami dibantu oleh petugas GS25 yang dengan ramah bersedia mencarikan makanan mana saja yang halal. Di sana, banyak sekali produk yang menggunakan babi, agak susah memilahnya tanpa bantuan orang lokal.

Menjelang pukul 2 siang saya menyalakan mobile data Smartphone saya untuk melihat pesan dari pemilik penginapan. Yaaah, tak apalah terkena internet roaming sebentar, Portable Egg Wi-Fi baru akan kami peroleh setelah check in. Dari Bapak pemilik unit, kami mendapat info bahwa ternyata unit kami sudah siap dan ia memberikan kami password untuk masuk unit. Bagian bawah Gedung Time Castle diisi oleh toko, restoran dan kantor, sama seperti gedung-gedung lain di sepanjang jalan Euljiro 6-ga. Kemudian, bagian atasnya terdapat unit-unit apartemen. Nah kami menyewa salah satu unit di sana melalui Airbnb. Pintu masuk unit di sana ternyata tidak menggunakan kunci, tapi password. Pintu langsung terbuka begitu kami memasukkan password yang sudah kami terima.

Unit yang kami sewa berukuran studio tapi sudah lengkap dengan AC, penghangat, 2 single bed, mesin cuci, kompor, oven, setrika lipat TV, Wi-Fi unit dan Portable Egg Wi-Fi. Tak lupa disana terdapat buku petunjuk pengoperasian peralatan-peralatan elektronik tersebut. Sementara istri saya beres-beres koper, saya mencoba pengoperasian semua alat-alat elektronik yang ada. Semuanya mudah sekali, mirip seperti yang di Indonesia, kecuali mesin cucinya. Pengoperasian mesin cuci di sana agak unik sehingga kami harus chatting dan video call dengan Bapak pemilik unit.

Setelah semuanya jelas, kami berangkat menuju Namsan Tower menjelang pukul 3 sore dengan menggunakan kereta. Kami berangkat dengan membawa backpack, gendongan bayi dan stroller. Kami berjalan ke arah pintu masuk Stasiun Dongdaemun History & Culture Park yang ternyata merupakan tempat pertemuan 3 jalur kereta yang berbeda. Stasiun ini cukup luas dan memiliki beberapa pintu masuk. Jalan turun menuju Stasiun cukup curam dan panjang. Karena kami tidak dapat menemukan lift, maka kami terpaksa berjalan melalui tangga. Waaah, olahraga ini namanya.

Loket tiket dari jalur dan arah masing-masing jalur terkadang tidak sama. Cara menentukan kemana kita melangkah adalah melihat peta jalur kereta api, kemudian melihat warna jalur kereta dan Stasiun besar apa saja yang ada di arah tujuan. Kali ini kami bermaksud untuk naik kereta Seoul Metro jalur 4 (biru muda) arah Stasiun Chungmoro untuk turun di Stasiun Myeong-dong. Maka kami berjalan ke arah petunjuk jalan tempat jalur biru muda berada dengan tulisan arah Chungmoro, Samgaki atau Dongjak atau Sadang atau Geumjeong. Nama-nama Stasiun yang baru saya sebutkan adalah Stasiun yang menuju ke arah Stasiun tujuan saya, ukuranya relatif besar dan dilalui oleh minimal 2 jalur kereta. Mereka biasa digunakan sebagai penunjuk arah mau naik kereta ke arah mana. Kami sendiri berjalan di dalam Stasiun sambil melihat peta kereta yang sudah kami unduh.

Setelah sampai di loket, kami melakukan pembelian kartu Single Trip T-Money di Card Recharge Vending Machine. Penggunaan mesin ini sangat mudah karena menggunakan bahas Inggris dan pengoperasiannya jauh lebih sederhana ketimbang Vending Machine BTS Bangkok :’D. Kami belum membeli kartu prabayar seperti T-Money atau Bee, karena kami masih menakar-nakar, apakah efisien kalau selama di Korea kami berkelana menggunakan kereta?

Setelah memperoleh tiket Single Trip, tiket tersebut kami tap pada bagian baffle gate yang berwarna kuning. Kami kemudian masuk ke area peron dan menunggu kereta di sana. Setelah naik kereta, kami turun di Stasiun Myeong-dong. tiket Single Trip kembali kami tap ke bagain baffle gate yang berwarna kuning untuk dapat keluar dari area peron. Kemudian kartu tersebut kami masukkan kedalam Refund Deposit Machine untuk memperoleh uang deposit kami kembali. Jadi, kalau kita membeli tiket Single Trip, biaya yang kita bayar sudah termasuk uang deposit. Uang deposit ini akan diperoleh kalau kita mengembalikan kartu Single Trip melalui Refund Deposit Machine.

Stasiun Myeong-dong merupakan Stasiun bawah tanah yang relatif besar dan ramai karena letaknya sangat dekat dengan pusat perbelanjaan. Sayang, setelah kami berputar-putar, kami tidak menemukan 1 pun lift untuk naik ke atas, ke jalan raya. Setiap Stasiun memiliki peta dan dari peta yang saya lihat, memang tidak ada lift di sana. Saya terpaksa menggotong stroller melalui tangga :’D.

Namsan Tower terletak jauh tinggi di atas. Untuk mencapainya, kami akan menggunakan Kereta Gantung, menyewa taksi untuk ke atas bukanlah opsi yang ekonomis hehehehehe. Nah, di sini terdapat 3 cara untuk mencapai Stasiun Kereta Gantung. Bisa dengan menggunaan Bus Shuttle Namsan Sunhwan Nomor 5 dari Exit 3 Stasiun Myeong-dong, menggunakan Namsan Oreumi, atau berjalan kaki selama kurang lebih 20 menit ke atas. Dari Stasiun Myeong-dong saja kami harus berjalan sekitar 700 meter sampai ke Namsan Oreumi. Menunggu Bus Shuttle Namsan Sunhwan pun ternyata menyita waktu karena ketidakjelasan kapan bus tersebut tiba. Maka, kami memilih untuk berjalan kaki ke atas, mumpung staminanya masih prima, hari pertama gitu loh :D.

Udara yang sejuk dan pemandangan sekitar yang beda, membuat perjalanan kami tidak terasa melelahkan. Dengan bantuan GPS, kami akhirnya tiba di Stasiun Kereta Gantung dan langsung ikut mengantri. Dari Kereta Gantung yang kami naiki, kami dapat melihat Seoul dari atas, rasanya tentunya berbeda dengan naik Kereta Gantung di Taman Mini yaaaa hehehe. Kereta Gantung di sini cukup besar, mirip seperti Kereta Gantung di Gunung Fuji atau Gunung Seorak.

Apa itu Namsan Tower? Namsan Tower (남산서울타워) atau Menara Seoul N merupakan menara pemancar raksasa yang berada pada ketinggian 479,7 meter di atas permukaan laut. Ada masanya di mana, sebuah kota membangun menara besar yang megah untuk keperluan telekomunikasi, sekaligus untuk landmark dan pariwisata. Ini mirip KL Tower atau Shanghai Tower atau Tokyo Tower. Pada tahun 80-an, Namsan Tower merupakan landmark kota yang sangat ternama. Sampai sekarang pun, keasrian, kebersihan dan keindahan tempat ini masih terjaga. Gembok cinta dan outdoor observatory terlihat indah. Di sana, kami dapat meilihat Seoul dari atas. Kami mengelilingi area sekeliling Namsan Tower dan berfoto sejenak di sana. Sesuatu yang beda dan patut untuk dikunjungi :).

Selain menawarnya pemandangan dan berbagai photospot, Namsan Tower juga memiliki Alive Museum, Ssen Toy Museum dan Hello Kitty Island bagi anak-anak, serta aneka restoran. Karena hal-hal tersebut tidak terlalu ikonik bagi kami, dan kami sendiri merupakan budget traveler, maka kami memilih untuk tidak mengunjunginya ;). Menjelang pukul 5 sore kami kembali turun menggunakan Kereta Gantung. Dari Stasiun Kereta Gantung, kali ini kami memilih untuk pergi ke arah Namsan Oreumi setelah mendapat informasi bahwa Namsan Oreumi masih beroperasi sampai pukul 11 malam.

Namsan Oreumi pada dasarnya merupakan lift besar yang berjalan miring ke bawah, agak berbeda dengan lift pada umumnya yang berjalan vertikal. Setelah turun dari Namsan Oreumi, kami agak bimbang apakah hendak berjalan menuju Stasiun Myeong-dong atau Stasiun Hoehyeon, keduanya sama-sama Stasiun yang dilalui kereta jalur biru muda. Kalau dilihat dari peta, jarak menuju keduanya sepertinya mirip. Akhirnya kami berjalan menuju Stasiun Myeong-dong karena Stasiun ini sangat dekat dengan pusat perbelanjaan, yaaah bisa sedikit survei juga. Di tengah-tengah perjalanan, kami mampir di kedai jus segar sekaligus melepas penat. Kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Myeong-dong dengan bantuan GPS.

Dari Stasiun Myeong-dong, kami naik kereta Seoul Metro jalur 4 (biru muda) arah Stasiun Chungmoro untuk turun di Stasiun Dongdaemun History & Culture Park. Kemudian kami berganti jalur naik kereta Seoul Metro jalur 2 (hijau) arah Stasiun Sindang untuk turun di Stasiun Wangsinmi.Kami kembali berganti jalur naik kereta Korail jalur Bundang (kuning) ke arah Stasiun Gangnam-Gu Office untuk turun di Stasiun Apgujeongrodeo. Kami keluar melalui Exit 2 dan langsung bertemu dengan Apgujeong-ro yang populer dengan nama K Star Road.

Sepanjang jalan terdapat patung-patung GangnamDol yang bentuknya mirip boneka beruang atau bearbrick. Masing-masing patung melambangkan artis-artis K-Pop yang pernah populer. Total ada belasan patung dan mungkin akan bertambah seiring dengan bertambahnya artis yang dianggap sukses di sana. Yaaaah, ini sebenarnya bentuk lain dari Hollywood Walk of Fame. Kami berjalan dan berfoto dengan semua GangnamDol yang kami temui meskipun kami sama sekali tidak tahu menahu perihal K-Pop :’D. Seru-seruan saja berfoto bersama di depan boneka beruang yang unik-unik. Jalanan ini dipenuhi oleh toko-toko mewah yang rasanya jauh di atas budget kami hehehehe :’D. Ooooh yaaa, di sekitar jalan inipun terdapat gedung-gedung dari perusahaan hiburan K-Pop yang cukup ikonik. Yaaah, sesuai judulnyalaah, K Star Road sangat K-Pop sekali. Mau tak mau K-Pop sudah menjadi bagian dari budaya modern di Korea Selatan sana. Jadi, rasanya mampir ke K Star Road memang wajib hukumnya, meskipun tidak pernah tahu menahu perihal dunia per-K-Pop-an ;).

Hari sudah malam dan kami memutuskan untuk pergi ke arah pulang. Kami kembali berjalan menuju Stasiun Apgujeongrodeo. Dari sana, kami naik kereta Korail jalur Bundang (kuning) ke arah Stasiun Wangsimi untuk turun di Stasiun Wangsimi. Dari Stasiun Wangsimi, kami naik kereta Seoul Metro jalur 2 (hijau) arah Stasiun Sindang untuk turun di Stasiun Dongdaemun History & Culture Park. Stasiun ini sangaaaaaat luas dan memiliki banyak pintuk keluar. Kami mencoba-coba pintu keluar yang berbeda dan muncul di tengah-tengah pusat perbelanjaan.Loh bukannya mau pulang? Ahahahaha, akhirnya kami justru jalan-jalan dulu di sana, toh lokasinya sangat dekat dengan tempat kami menginap.

Stasiun Dongdaemun History & Culture Park memang dikelilingi oleh Dongdaemun Design Plaza (DDP), Doota Mall dan pertokoan lain yang saya sendiri lupa namanya, hehehe. Saya ingat DDP karena bentuknya yang unik dan beda. Saya ingat Doota Mall karena disanalah kami membeli oleh-oleh. Dari Group Backpacker Dunia, kami mendapat rekomendasi untuk belanja oleh-oleh di Toko Arirang yang terletak di lantai 5 atau 6 Doota Mall. Ketika kami ke sana pada akhir 2017 lalu, toko ini lokasinya pindah ke laintai 6 kalau tidak salah. Apa istimewanya toko ini? Pelayan tokonya dapat berbahasa Indonesia dan mereka menerima Rupiah. Menurut saya, toko ini bukanlah yang paling murah, tapi bukan pula yang paling mahal. Yaaah, harganya standard, andaikata teman-teman memiliki waktu yang terbatas, sebaiknya belanja oleh-oleh di sana saja. Harganya relatif tidak terlalu mahal. Pada hari-hari berikutnya, kami sering mondar-mandir mampir di Arirang untuk membeli titipan atau oleh-oleh yang gagal kami dapatkan di daerah lain. Acara jalan-jalan di Pertokoan dekat penginapan kami ini menutup perjalanan hari kami hari ini. Esok,kami harus berangkat pagi ke daerah Pulau Nami pada Hari Kedua Wisata Korea – Naminara Republic, Petite France & The Garden of Morning Calm ;).

Baca juga:
Persiapan Wisata Korea 2017
Ringkasan Objek Wisata Korea Selatan
Hari Kedua Wisata Korea – Naminara Republic, Petite France & The Garden of Morning Calm
Hari Ketiga Wisata Korea – Ihwa, Ewha, Itaewon & Banpo
Hari Keempat Wisata Korea – Gunung Seorak & Naksansa
Hari Kelima Wisata Korea – One Mount Snow Park, The War Memorial of Korea & Myeong-dong
Hari Keenam Wisata Korea – Gyeongbokgung, Bukchon & Changdeokgung
Hari Ketujuh Wisata Korea – Gwangjang & Cheonggyecheon
Hari Kedelapan & Kesembilan Wisata Korea – Everland & Incheon