Menjual Isuzu Panther LS Turbo Diesel 2009

Langsung saja, tanpa basa-basi, dijual, Isuzu Panther LS 2.5L warna coklat muda metalik keluaran tahun 2009.

  • Tangan pertama, dipakai sendiri.
  • Masih standard, tidak pernah dimodifikasi.
  • AC Double Blower masih dingin bin adem.
  • Radio FM/AM, CD Player lengkap.
  • Transmisi manual.
  • Mesin diesel sehingga biaya bahan bakarnya bisa lebih hemat.
  • Body bagus, tidak keropos.
  • Kondisi prima, siap digunakan sehari-hari.
  • Service berkala di bengkel Izusu resmi tidak pernah telat.
  • Kilometer-nya sekitar 200000 Km.
  • Surat-surat lengkap, tidak atas nama perusahaan dan siap balik nama ke owner baru, tidak bermasalah.
  • Plat B dan lokasi ada di Jakarta.

Mobil Panther ini masih bertenaga dan biasa keluarga saya pakai kalau keluar kota. Kapasitas yang besar dan bahan bakar yang murah karena bisa diisi Solar, merupakan fitur yang paling saya suka dari mobil ini. Kami berniat untuk menjual mobil ini dengan harga Rp. 110.000.000, nego. Silahkan hubungi Pras di 08138001919 bila berminat. Nuhun ;).

**************************************Update31/07/2018**************************************
Sudah terjual kepada Kokoh Jones pada 31 Juli 2018

Pengalaman Membeli Mobil Perdana Kami

Menjelang akhir tahun 2014 lalu saya berniat untuk membeli mobil yang akan saya pergunakan di sekitar Jabodetabek. Karena saya kurang faham akan mesin dan serba serbi tentang mobil, saya berencana membeli mobil baru saja, bukan mobil bekas, takut salah beli, mobil itu bukan barang murah bagi saya. Setiap mobil memiliki waktu pakai masing-masing, mobil bekas sudah pasti usia pakainya lebih tua dibandingkan mobil bekas. Selain itu kita tidak tahu apa saja yang pernah menimpa mobil bekas tersebut, pernah kena banjir, kecelakaan atau lainnya. Sebenarnya semuanya tidak masalah andaikan kita lihai dan faham akan serba serbi permobilan. Bagaimanapun juga, mobil bekas sopasti lebih murah ketimbang mobil baru lhooh.

Setelah memutuskan untuk membeli mobil baru, saya berburu ke dealer-dealer mobil terdekat. Awalnya saya bingung ingin memilih untuk membeli mobil yang seperti apa jenisnya. Kalau dari bentuk, saya pribadi lebih senang dengan mobil jip seperti Toyota Rush, Mitsubishi Pajero dan kawan-kawan. Berhubung pengguna mobil ini nantinya bukan saya seorang saja, melainkan istri saya juga, mobil dengan bentuk jip tidak masuk lagi ke dalam kategori pencarian saya. Maka saya mulai mempertimbangkan fungsi dan harga dalam pencarian mobil ini.

Mobil Pajero

Mitsubishi Pajero

Mobil Pajero Spec1

Spec Pajero

Mobil Pajero Spec2

Spec Pajero

Kalau dilihat dari fungsi dan harga, sepertinya mobil-mobil 3 baris tempat duduk seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Honda Mobilio, Suzuki Ertiga dan kawan-kawan akan lebih cocok bagi saya dan istri saya. Karena di akhir tahun 2014 lalu Toyota Avanza diskon gila-gilaan untuk menghabiskan stok 2014, saya pribadi sangat tergoda untuk membelinya, sayang istri saya kurang senang dengan Toyota Avanza karena bentuknya terlalu pasaran, membosankan dan kurang bagus. Weleh-weleh, entah kenapa saya sedikit setuju juga dengan pendapat tersebut, bentuk Avanza dan Xenia memang sudah lama seperti itu saja, tidak berevolusi.

Mobil Avanza 1

Toyota Avanza

Mobil Avanza 2

Fitur & Spec Avanza Veloz

Hhhhmmmm, kalau begitu mobil apa yah yang kira-kira cocok? Setelah browsing-browsing, akhirnya kami tergoda dengan Chevrolet Spin, mobil 3 baris tempat duduk yang bermesin diesel dengan cc rendah (1,3 cc) dan dirakit di Bekasi. Sayang belakang baru diketahui bahwa pabrik GE (General Motors) yang merakit Chevrolet Spin di Bekasi akan ditutup dan karyawannya terkena PHK semua :(. Terlepas dari tutupnya pabrik tersebut, saya tergoda dengan hadirnya mesin diesel cc kecil, biasanya mesin diesel memiliki cc yang besar, cc besar biasanya lebih boros bahan bakar. Harga mesin diesel sendiri sebenarnya relatif lebih mahal mahal ketimbang mesin berbahan bakar bensin biasa, namun mesin diesel lebih sederhana dan relatif lebih kuat, perawatannya cenderung tidak banyak mengeluarkan biaya, selain itu harga Solar lebih murah dibandingkan harga Premium atau Pertamax. Sayang sekali ketika saya hampir membayar DP ke dealer Chevrolet, saya & istri saya berubah pikiran. Selain harga jual mobil bekas non Jepang biasanya turun drastis dan suku cadangnya pun relatif mahal serta sulit diperoleh, kami memutuskan untuk mengalokasikan sebagian dana yang kami miliki untuk membangun rumah. Terpaksalah kami harus mencari mobil dengan harga yang lebih rendah lagi. Hmmmm bingung lagi deh mau mobil yang seperti apa :(.

Mobil Spin 1

Chevrolet Spin

Mobil Spin 2

Spec Spin

Spec Spin

Spec Spin

Berhubung Nissan March saat itu sedang discount besar juga dan harganya dibawah Toyota Avanza atau Chevrolet Spin, maka saya & istri saya datang ke dealer Nissan untuk test drive dan tanya-tanya. Mulai saat itu kami memutuskan untuk membeli mobil tipe hatchback. Memang sih kapasitasnya terbatas, tapi kalau dipikir-pikir toh kami belum memiliki anak. Kalaupun nanti ada anak, rasanya mobil berkapasitas 4 sampai 5 orang seperti Nissan March masih dapat dipergunakan. Selain itu, kami saat ini masih tinggal di Apartemen yang parkirannya amit-amit penuhnya. Parkirnya relatif sulit karena agak mepet-mepet, lebih praktis kalau menggunakan mobil kecil. Tapi sebenarnya saya pribadi kurang suka dengan bentuk Nissan March sejak awal. Maaf tapi menurut saya bentuknya agak “culun”. Untunglah tambahan disain V di bagian depan Nissan March terbaru memang berhasil memperganteng tampilan Nissan March, meskipun setelah dipikir-pikir, . . . . yaaa tetap kurang ok juga :’D.

Mobil March 1

Nissan March

Mobil March 2

Fitur Nissan March

Mobil March 3

Spec March

Setelah lama berfikir, akhirnya kami memutuskan untuk turun derajat lagi. Kami mulai melihat mobil-mobil tipe termurah dari produsen mobil Jepang terkemuka yang mayoritas dihuni oleh mobil-mobil hatchback mungil dan masuk ke dalam kategori LCGC (Low Cost Green Car). Apa itu LCGC? Teorinya sih LCGC adalah mobil murah ramah lingkungan. Terlepas dari perdebatan politis apakah LCGC benar berguna bagi bangsa dan negara atau tidak, saya tertarik untuk meninjau kemungkinan membeli mobiil LCGC. Mobil yang masuk ke dalam spesifikasi LCGC pastilah mengalami downgrade dibandingkan produk lainnya meskipun sudah memperoleh keringanan pajak dari pemerintah. Sepengetahuan saya, ada 5 mobil LCGC yang saat itu beredar di Indonesia, yaitu Suzuki Karimun Wagon R, Datsun Go+ Panca, Honda Brio Satya, Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Wah wah wah, mau pilih yang mana ya?

Mobil Datsun 1

Datsun Go+ Panca

Mobil Datsun 2

Spect Datsun Go+ Panca

Mobil Karimun 1

Suzuki Karimun Wagon R

Mobil Karimun 2

Spec Karimun Wagon R

Mobil Agya Ayla 1

Toyota Agya

Mobil Agya Ayla 2

Spec Toyota Agya

Brio 1

Honda Brio Satya

Brio 3

Spec Honda Brio

Keenamnya memiliki harga yang beti alias beda-beda tipis, mirip, tak jauh berbeda. Datsun Go+ Panca lebih dahulu tereleminasi karena kasus knuckle dan cakramnya yang berkarat. Walaupun jawaban resmi dari Datsun adalah bahwa komponen tersebut memang tidak dilapisi anti karat tapi Datsun menjamin kekuatan dan umur dari komponen tersebut, saya termasuk orang yang tidak mau mengambil resiko, apalagi Datsun bukanlah merk yang terbilang populer di Indonesia belakangan ini.

Melihat dari bentuk, spesifikasi keamanan dan jumlah silinder, singkat kata akhirnya kami memilih untuk membeli Honda Brio Satya karena Honda Brio Satya memiliki 4 silinder, bentuk yang sesuai dengan selera kami dan fitur keamanan yang relatif lebih lengkap dibandingkan para pesaingnya. Mobil 4 silinder tentunya relatif lebih kuat dan memiliki getaran yang lebih sedikit dibandingkan mobil 3 silinder. Fitur keselamatan Honda Brio Satya pun relatif lebih lengkap dan meyakinkan karena dilengkapi oleh dual SRS airbag, ABS + EBD, pretensioner with load limiter seatbelt & G-CON + ACE.

Brio 4

Exterior Brio Satya

Brio 5

Interior Brio Satya

Brio 6

Interior Brio Satya

Brio 7

Fitur Keamanan Brio

Brio 8

Fitur Keamanan Brio

Kelemahan Honda Brio adalah pada bagian belakangnya yang didominasi oleh kaca, yaahh mirip Honda Civic tahun 80-an. Masalahnya apakah kaca tersebut cukup kuat? Saya percaya bagian belakangnya cukup kuat karena saya melihat demo membanting bagasi belakang Honda Brio dan hasilnya tidak retak atau pecah. Selain itu saya belum mendengar banyak kasus terkait masalah pada bagian belakang “mobil setrikaan” ini.

Brio 2

Bagian Belakang Honda Brio

Oh iya, ada satu lagi kelemahan Honda Brio Satya. Mobil ini dijual oleh dealer Honda yang terkenal pelit diskon atau promo :(. Hal ini sangat kontras bila dibandingkan dengan para pesaingnya. Akhirnya setelah berputar-putar dari 1 dealer Honda ke dealer Honda lainnya, akhirnya kami menemukan sales Honda yang relatif banyak memberikan promo dan diskon dibandingkan sales lainnya. Meskipun bekerja kepada 1 dealer yang sama, setiap sales bisa saja memberikan promo dan diskon yang berbeda-beda lhooo, tergantung orangnya ;).

Setelah test drive, akhirnya kami jadi membeli Honda Brio Satya merah walaupun konon warna mobil selain warna hitam, abu-abu atau putih relatif sulit dijual. Saya bosan dengan mobil warna abu-abu atau putih karena warna mobil saya sebelumnya berwarna abu-abut dan putih. Yah sudahlah, toh kami bukan tipe orang yang bosenan atau gonta ganti mobil. Rencananya mobil ini akan kami pergunakan sampai “habis” masa pakainya, sampai mogok-mogok tak jelas suatu hari nanti :).

Untuk tipe Honda Brio Satya yang kami beli, kami memilih tipe E dengan transmisi manual. Tipe E memang tipe yang paling lengkap dan mahal, tapi itu sebanding karena interiornya memang lebih bagus ketimbang 2 tipe di bawahnya. Pada awalnya kami ingin membeli Honda Brio Satya E yang bertransmisi automatic, tapi melihat jeda harga sekitar 20 juta-an, yaaah lebih baik kami membeli Brio Satya E yang bertransmisi manual saja. Mobil-mobil manual jaman sekarang sudah empuk dan ringan kok perpindahan giginya, tidak seperti mobil-mobil manual jadul yang pernah saya miliki sebelumnya x__x.

Brio 9

Tipe-Tipe Honda Brio

Setelah beberapa bulan mobil tersebut saya pergunakan di jalanan Jakarta yang macet, ternyata bensinnya sekitar 1:11, tidak sehemat yang saya prediksi sih :(. Apalagi kalau saya lihat di manual Honda Brio Satya, kendaraan mungil ini didisain untuk menggunakan bahan bakar RON (Research Octane Number) 90 ke atas padahal saya biasa menggunakan bensin Premium (RON 88). Bahan bakar di Indonesia yang memiliki nilai RON di atas 90 adalah Pertamax (RON 92), Pertamax Plus (RON 95), Shell Super (RON 92), Shell V-Power (RON 95) dan lain-lain, yang pasti harga per liternya lebih mahal daripada Premium :(. Kalau saya tetap menggunakan Premium, maka pembakaran di karburator mobil saya tidak akan optimum karena bahan bakar terbakar tidak pada waktu yang tepat sehingga terjadi detonasi pada mesin yang pada akhirnya akan mengurangi “usia” mesin mobil saya. Kalau mobil ini ingin saya pergunakan kira-kira sampai 4 atau 5 tahun, sebaiknya saya menggunakan Premium saja, toh pemilik setelah saya yang akan terkena dampaknya hehehehe. Tapi kalau saya bermaksud untuk menggunakan mobil ini sampai lebih dari 5 tahun, yaa dengan berat hati sebaiknya saya menggunakan Pertamax dan kawan-kawan :(, … entah … sampai saat ini saya masih menggunakan Shell Super tapi bukan tidak mungkin besok saya pindah ke Premium karena faktor harga.

Walaupun tidak sehemat yang saya prediksi dan didisain untuk menggunakan bahan bakar non subsidi, mobil yang saya beli tersebut ternyata cukup nyaman kalau dipergunakan ke luar kota seperti Puncak. Tidak ada masalah ketika kami bermacet ria di jalanan yang menanjak :).

Setelah seharian dipergunakan, entah di dalam kota atau di Puncak, mobil tentunya harus dicuci. Saya biasa mencuci mobil sendiri, lebih hemat hohohoho. Ketika sedang mencuci mobil tersebut, saya merasakan dan melihat bahwa plat body-nya Honda Brio Satya ini terasa tipis, berbeda dengan Honda New Brio (CBU). Plat Honda Brio Satya memang lebih “kaleng” dibandingkan plat Honda Jazz dulu yang pernah saya kemudikan, yaaah namanya juga mobil LCGC, pastilah berbeda dengan Honda Jazz dan New Honda Brio (CBU) yang tergolong bukan mobil LCGC. Tapi paling tidak ketipisan plat body tersebut ternyata tidak membuat mobil bergoyang ketika mobil kami dilewati bus atau kendaraan besar berkecepatan tinggi ketika kami sedang melaju di jalan tol.

Dari segi penampilan, Honda Brio Satya sama saja dengan Honda Brio Sport (CBU) meskipun harganya jauh berbeda karena Honda Brio Sport (CBU) bukan mobil LCGC dan diimport dari luar. Banyak pemilik Honda Brio Satya yang mengubah stiker belakang supaya mobilnya dikira Honda Brio Sport (CBU). Bah, percuma, setiap saya melihat Honda Brio sopasti itu Honda Brio Satya kecuali kalau warnanya biru atau hijau. Perlu diketahui, warna biru dan hijau hanya dimiliki oleh Honda Brio Sport (CBU), sedangkan warna oranye hanya dimiliki oleh Honda Brio Satya. Sementara itu warna lainnya seperti merah, hitam, putih dan lain-lain dimiliki oleh Honda Brio Satya dan Honda Brio Sport (CBU) hehehehe.

Apapun warnanya, apapun tipenya, semurah apapun harganya, saya bersyukur sudah dapat membeli kendaran dengan jerih payah sendiri. Semoga berkah dan tidak kena baret motor :P. Pendapat saya di atas adalah pendapat saya pribadi, mohon maaf kalau ada yang menyinggung terutama teman-teman yang bekerja di bidang otomotif :).

Sumber: www.chevrolet.co.id, www.toyota.astra.co.id, www.honda-indonesia.com, www.daihatsu.co.id, www.suzuki.co.id, www.nissan.co.id, www.datsun.co.id.

Simulasi HOMER untuk Menghasilkan Sistem Tenaga Listrik yang Ramah Lingkungan pada BTS di Kuantan

Latar Belakang

Telekomunikasi adalah industri yang tumbuh pesat. Tidak hanya di perkotaan, wilayah pedesaan pun sudah mulai haus akan kebutuhan komunikasi.  Para operator telekomunikasi terus berupaya untuk memperluas cakupan layanannya. Dengan demikian para operator akan berusaha membangun BTS-BTS di daerah-daerah yang jauh dipelosok. BTS-BTS tersebut tentunya membutuhkan energi agar dapat memberikan layanan bagi masyarakat. Masalahnya, tidak semua wilayah di Indonesia dapat menikmati listrik. Masih banyak dearah-daerah yang mengalami kesulitan mengakses listrik. Operator harus mencari cara agar dapat memperoleh energi yang cukup efektif dan efisien untuk mengoperasikan BTS mereka di daerah yang tidak memiliki PLN.

Saat ini, sebagian besar operator cenderung mengunakan generator atau pembangkit tenaga Diesel untuk memasok listrik bagi BTS mereka di wilayah yang tidak meliliki PLN. Generator ini menggunakan bahan bakar solar dan menghasilkan polusi yang merusak lingkungan. Selain merusak lingkungan, penggunaan genset juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena harga solar terus naik dari tahun ke tahun karena solar merupakan sumber daya yang tidak terbaharukan sehingga dapat habis pada suatu waktu tertentu. Bagaimana bila sumber energi kita habis? Manusia harus terus berfikir untuk menemukan sumber daya – sumber daya baru yang terbaharukan dan ramah lingkungan, bagaimanapun juga, Bumi adalah rumah kita bersama yang kelestariannya harus kita jaga. Industri telekomunikasi juga harus menjadi industri yang ramah lingkungan.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, muncul sumber energi – sumber energi yang ramah lingkungan. Sumber energi ini merupakan sumber energi terbaharukan yang tidak mengunakan bahan bakar dan tidak menghasilkan polusi. Sumber energi – sumber energi terbaharukan yang saat ini sudah mulai dikembangkan antara lain adalah matahari (sel surya/PV), angin (turbin angin), laut (ombak dan panas laut), biomass (kayu bakar,  metan, minyak jatropa), hidrogen (fuel cell), air (hydro) dan panas bumi (geotermal). Penggunaan sumber energi terbaharukan ini bergantung dari ketersediaannya di lingkungan kita. Sebagai contoh, untuk daerah khatulistiwa seperti Indonesia, sel surya yang membutuhkan banyak energi dari matahari dapat menjadi sumber energi terbaharukan yang potensial. Untuk wilayah yang tiupan anginnya cukup kencang dan stabil,  makan turbin angin merupakan pilihan yang potensial. Untuk wilayah yang dekat gunung berapi dan aliran sungai tentunya memiliki pilihan sumberdaya terbaharukan lain yang potensial.

Desain & Data

Pada tulisan ini akan dipaparkan pemilihan komponen dan parameter untuk membuat suatu sistem pembangkit energi pada suatu koordinat wilayah tertentu di daerah Kuantan, Sumatera. Sistem ini akan digunakan untuk memberikan energi bagi perangkat BTS yang sudah ditentukan load bebannya per jam. Dalam simulasi ini dimisalkan BTS memiliki inputan AC walau dalam kenyataannya saya sering menjumpai BTS yang inputanya DC. Koordinat dari BTS tersebut adalah Latitude: 0 0’ North dan Longitude: 101 55’ East.

Peta Lokasi BTS

Data Beban

Untuk membuat sistem pembangkit energi bagi BTS ini, digunakan software HOMER (Hybrid Optimization Model for Energy Renewable). HOMER adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membantu pemodelan dari sebuah sistem tenaga listrik dengan menggunakan berbagai pilihan sumber daya terbaharukan. Dengan HOMER, dapat diperoleh spisifikasi paling optimal dari sumber energi – sumber energi yang mungkin diterapkan. Kita harus memasukkan data load beban, data sumber daya matahari, sumber daya angin dari daerah di mana kita akan membangun BTS (beban), data ekonomi, data constraints, system control inputs, data emisi dan data harga solar. Dari peta dapat dilihat bahwa di daerah dekat BTS, tidak dijumpai sungai, laut atau gunung berapi, maka sumber energi yang mungkin dapat dipergunakan adalah generator diesel, sel surya (PV) dan turbin angin.

Input Data Beban

Input Data Diesel

Sensitivity Harga Solar

Untuk data harga Solar, saya masukan data harga Solar diSumatera untuk industri pada periode April 2012 yaitu Rp. 10925,95/L. Berhubung HOMER membaca dalam satuan $, maka harga solar dalam $ menjadi $ 1.1546/L. Harga solar tentunya berfariasi dan berubah-ubah, maka saya tambahkan parameter sensitivity sebanyak 2 lagi yaitu $ 1/L dan $ 1,5/L sehingga kita dapat melihat hasil dari simulasi ketika harga solar berubah pada kisaran $ 1/L dan $ 1,5/L.

Input Data Ekonomi

Biaya O&M sistem ini adalah fixed $1200/tahun. Berarti biaya untuk melakukan perawatan perangkat-perangkat yang digunakan pada sistem pembangkit energi bagi BTS ini sudah dianggarkan dengan besaran tetap yaitu sebesar $1200 setiap tahun.

Input Data Constraints

Dengan nilai maximum annual capacity shortage sebesar 0%, maka nilai unmet electric load atau nilai dimana daya listrik dari BTS tidak terpenuhi oleh sistem dibatasi agar selalu lebih kecil dari 0,09% sehingga mendekati 0%. Dengan demikian kombinasi yang dihasilkan oleh sistem selalu dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi BTS.

Input Data System Control

Dengan dipilihnya cycle charging dan setpoint state of charge sebesar 79%, maka daya generator selain dipergunakan untuk menyuplai load (BTS), digunakan pula untuk menyuplai baterai hingga baterai terisi 79% dari kapasitas maksimumnya.

Daftar Denda Emisi di Amerika Serikat

Input Data Emisi

Data denda emisi yang digunakan pada simulasi ini menggunakan denda yang berlakukan di California, Amerika Serikat. Denda seperti ini dapat pula diberlakukan di Indonesia asalkan penggunaan hasil dari denda tidak disalahgunakan. Uang yang terkumpul dari denda ini dapat dipergunakan untuk penghijauan dan reboisasi sehingga ada semacam “ganti rugi” dari pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh industri.

Input Data Matahari

Sensitivity Data Matahari

Data matahari yang dipergunakan saya ambil dari NASA. Berdasarkan data ini dapat terlihat bahwa intensitas matahari di wilayah Kuantan cukup baik sehingga kita layak untuk menggunakan sel surya atau PV di sana. Rata-rata dari intensitas matahari bernilai 4,82, namun kita semua tahu bahwa ini hanyalah nilai rata-rata dan belum tentu nilainya akan pasti seperti ini sepanjang tahun, maka saya tambahkan sensitivity sebanyak 2 lagi yaitu 4,5 dan 5.

Data Kecepatan Angin di Kuantan

Kurva Turbin Angin BWC XL.1

Nilai rata-rata angin pada lokasi BTS ini hanya 2,83 m/s. Nilai ini  sangat kecil sehingga tidak efisien bila menggunakan wind turbin karena rata-rata wind turbin dapat menghasilkan energi yang optimal ketika kecepatan anginnya di atas 3m/s. Maka sumber energi terbaharukan yang mungkin digunakan pada daerah ini hanya 1 yaitu sel surya.

Sistem Pembangkit Daya BTS

Kemudian kita harus memasukkan data-data dari produk perangkat membangkit energi yang akan kita pergunakan yaitu generator, PV dan baterai. Tidak lupa konverter juga dimasukkan karena beban dalam AC dan tidak semua sumber energi yang menyuplai beban adalah dalam bentuk AC, ada yang dalam bentuk DC juga. Konverter dapat berfungsi sebagai rectifier ketika mengkonversi AC ke DC dan dapat pula berfungsi sebagai inverter ketika mengkonversi DC ke AC. Biaya replacement pada perangkat-perangkat tersebut adalah 80% dari biaya kapital karena ketika terjadi penggantian, tidak semua komponen perlu diganti.

Data Input Generator

Grafik Efisiensi

Emisi Generator

Jadwal Kerja Generator

Generator yang dipergunakan adalah generator Yanmar yang penggunaannya bersifat standby, tidak dibatasi hanya hari-hari tertentu.

Input Data Konverter

Konverter yang dipergunakan adalah konverter Latronics yang disimulasi ini dapat berfungsi sebagai inverter dan rectifier dengan nilai efisiensi 95,5%.

Data Dimensi Sel Surya

Data Input Sel Surya

PV yang dipergunakan adalah PV Schuco. Berapapun nilai kW dari perangkat dimasukkan, asalkan dapat memenuhi perhitungan HOMER, pasti akan terus diizinkan. HOMER belum memperhitungkan dimensioning dan biaya beli/sewa tanah sehingga pengiraan apakah ukuran komponen yang terpilih dapat digunakan atau tidak dilokasi harus dilakukan dengan manual atau tool dimensioning lain seperti planet dan sebagainya. Padahal pada kenyataannya luas lahan untuk 1 BTS terbatas karena harga tanah atau sewa tanah tidaklah murah, maka pada simulasi ini besar PV saya batasi 85 kW walau dengan nilai ini pembangkit energi BTS terpaksa beberapa kali menggunakan tenaga dari generator. Bila saya mau, bisa saja sistem ini dibuat agar 100% mengunakan energi terbaharukan sehingga sangat ramah lingkungan, namun dimensi dari PV menjadi penghambat. Mungkin di masa depan nanti dapat ditemukan PV dengan keluaran yang besar tapi dimensi yang kecil dengan harga yang terjangkau. Tapi untuk saat ini, saya masih menggunakan nilai batasan sebesar 85 kW agar 1 site BTS di Kuantan tidak sebesar lapangan sepak bola x_x.

Input Data Baterai

Baterai yang dipergunakan adalah baterai Rolls tipe Surrette 4KS25P. Digunakan 2 rangkaian seri baterai yang diparalel sebagai proteksi apabila salah satu rangkaian seri baterai bermasalah.

Simulasi, Optimasi, Sensitivitas & Analisa

Dengan menggunakan data-data dan desain yang sudah dimasukkan di HOMEr, maka selanjutnya dilakukan simulasi yang akan menghasilkan konfigurasi paling optimal dari sistem pembangkit energi yang akan dibangun. Konfigurasi teroptimal ini juga dapat dilihat pada berbagai situasi yang berbeda seperti harga Solar dan intensitas matahari yang berbeda, konfigurasi teroptimal pada saat harga Solar $1/L bisa saja berbeda dengan konfigurasi saat harga Solar $1,5/L.

Hasil Optimasi

Konfigurasi komponen yang paling optimal pada Global Solar 4.82kWh/m2/d  dan harga bahan bakar $1.15/L adalah 22.40kW PV, 5.4kW Generator, 50 Baterai, 8kW Converter. Konfigurasi yang paling optimal adalah yang NPC-nya paling kecil, bukan COE. NPC (Net Present Cost) merupakan nilai saat ini dari semua biaya yang muncul selama masa pakai dikurangi semua pendapatan yang diperoleh selama masa pakai sedangkan COE (Cost of Energy) merupakan biaya rata-rata per kWh dari energi listrik tergunakan yang dihasilkan oleh sistem.

Cash Flow Summary

Baterai memiliki nilai replacement karena sebelum masa proyek berakhir sudah harus diganti.  Baterai dan generator memiliki nilai sisa walau nilai sisa generator kecil sekali. Nilai sisa generator bergantung dari berapa lama jumlah pemakaian generator selama proyek berlangsung. Sementara itu nilai O & M merupakan penjumlahan dari fixed O &M cost dan denda polutan.

Cash Flow

Pengeluaran terbesar adalah pada awal project untuk membeli perangkat, kemudian pengeluaran rutin per tahun adalah biaya operasional. Sesuai data sheet baterai, pada tahun ke-12 terdapat pengeluaran untuk mengganti baterai. Pada tahun ke-15 terdapat pemasukan berupa nilai sisa dari generator dan baterai.

Electrical Summary

Produksi energi pada sistem ini didominasi oleh sel surya, hal ini dapat kita lihat dari warna kuning yang dominan setiap bulannya. Excess electricity atau kelebihan energi dari sistem ini adalah sebesar 0.152%, dengan kata lain energi listrik tak tergunakan yang dihasilkan oleh sistem adalah sebesar 0.152%. Semakin kecil nilai excess electricity, semakin bagus karena energi yang dihasilkan hampir semuanya tidak ada yang terbuang.

Hourly Data Plot

Gambar di atas menunjukkan bahwa listrik untuk BTS pada siang hari diberikan oleh sel surya, sedang pada malam hari diberikan oleh baterai, namun ketika sel surya tidak beroperasi dan baterai kekurangan energi, maka listrik untuk BTS diberikan oleh generator diesel.

Sesitivitas

HOMER merekomendasikan penggunaan PV/Generator/Baterai pada kondisi saat panas matahari 4.5kWh/m2/d – 5kWh/m2/d dan harga solar $1/L – $1.5/L. Warna dari grafik sensitivity sistem ini memang merah semua karena hanya ada 1 kombinasi yang baik. Bila kita menggunakan sumber energi laindalam 1 sistem seperti turbin angin dan geothermal, hasil dari grafik ini bisa saja berwarna-warni. Warna-warna tersebut akan menunjukkan kombinasi yang paling optimal pada saat-saat tertentu.

Dari data hasil optimasi yang paling optimal ketika intensitas matahari bernilai 4,82 dan harga Diesel bernilai 1,15, dapat diperoleh grafik-grafik antara kadar renewable fraction dengan berbagai faktor-faktor lain yang menjadi bahan pertimbangan dalam membangun sistem pembangkit energi bagi BTS.

Grafik Renewable Fraction Vs Biaya Kapital & Biaya Operasional

Semakin besar energi yang berasal dari sumber daya terbaharukan pada suatu sistem, semakin besar biaya awalnya, namun sebaliknya biaya operasinya semakin kecil.

Grafik Renewable Fraction Vs Waktu Operasional Genset

Semakin besar energi yang berasal dari sumber daya terbaharukan pada suatu sistem, semakin kecil waktu operasi generator diesel.

Grafik Renewable Fraction Vs Konsumsi Diesel

Semakin besar energi yang berasal dari sumber daya terbaharukan pada suatu sistem, semakin kecil konsumsi BBM-nya.

Grafik Renewable Fraction Vs Emisi

Semakin besar energi yang berasal dari sumber daya terbaharukan pada suatu sistem, semakin kecil emisinya.

Kesimpulan

  1. Sistem tenaga listrik yang paling optimal pada lokasi yang ditentukan adalah dengan menggunakan Sel Surya, Generator dan Baterai dengan pemilihan konfigurasi yang mampu menghasilkan  NPC terendah.
  2. Sumber daya angin kurang optimal untuk digunakan sebagai pembangkit energi bagi BTS di Kuantan.
  3. Semakin besar energi yang berasal dari sumber daya terbaharukan pada suatu sistem, semakin besar biaya awalnya, namun sebaliknya biaya operasinya semakin kecil.
  4. Penggunaan sumber daya terbaharukan dapat mengurangi konsumsi dan biaya BBM (Solar).
  5. Penggunaan sumber daya terbaharukan dalam suatu sistem sumber listrik BTS dapat menjadikan industri telekomunikasi sebagai industri yang lebih ramah lingkungan.

Saran

  1. Pemerintah harus konsisten dan memiliki itikad yang kuat terhadap masterplan penggunaan energi terbarukan dengan melaksanakan dengan sungguh-sungguh pengurangan energi fosil secara bertahap di semua bidang  termasuk di dalamnya sektor telekomunikasi.
  2. Menambahkan permen atau perpres pada UU ketenagalistrikan No. 30 Tahun 2009, tentang adanya insentif bagi pelaku usaha yang menggunakan energi baru terbarukan.
  3. Perlu adanya standar perangkat, terutama sistem RF yang hemat energi dengan batasan power consumption yang memungkinkan optimalnya penggunaan energi hijau. Aturan tersebut akan berlaku untuk beberapa tahun ke depan secara bertahap dan berkoordinasi dengan instansi terkait serta memberikan ruang bagi operator dan penyedia perangkat untuk dapat menyesuaikan.
  4. Menggalakan penggunaan BTS outdoor yang hemat energi dan tanpa penggunaan air conditioner.
  5. Memajukan penelitian dan pengembangan sumber energi alternatif yang sesuai dengan topologi wilayah di Indonesia seperti pemetaan sumber energi alternatif dan kemandirian sumber daya energi.

Referensi

Electricity Generation and Environmental Externalities: Case Studies. (1995). Energy Information Administration Office of Coal, Nuclear, Electric and Alternate Fuels Coal and Electric Analysis Branch U.S. Department of Energy

http://eosweb.larc.nasa.gov

http://maps.google.com

http://niagajaya.com

http://www.bergey.com

http://www.bphmigas.go.id/

http://www.ems.im/

http://www.generatorpower.com.au

http://www.hardydiesel.com

http://www.nrel.gov/homer/

http://www.solarelectricsupply.com

http://www.solaronline.com.au

http://www.wholesalesolar.com