Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017)

Three Billboards Ebbing

Melihat poster film Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017), sekilas saya jadi ingat akan film Murder on the Oriont Express (2017), kok ya bisa mirip begitu ya. Apalagi sekilas keduanya mengusung kasus pembunuhan sebagai latar belakang cerita. Akhirnya saya tertarik untuk menonton Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017) dengan harapan dapat menonton penyelesaian sebuah kasus kriminal yang rumit. Aaahhhh, ternyata saya salah besar ….

Seharusnya saya lebih cermat melihat judul, bukan terpaku dengan salah satu poster iklan filmnya. Sesuai judulnya, kisah pada Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017) berfokus pada kenapa, bagaimana dan akibat dari dipadangnya 3 buah iklan billboard jumbo di sebuah jalan antar proponsi dekat kota Ebbing, Missouri.

Kecewa akan lambatnya penanganan kasus pembunuhan yang menimpa putrinya, Mildred Hayes (Frances McDormand), memasang 3 buah iklan billboard jumbo di sebuah jalan antar propinsi yang relatif sepi dan sudah jarang dilewati orang. Di tempat itulah putrinya diperkosa dan dibunuh, 7 bulan yang lalu. Billboard yang Mildred pasang, berisi tulisan yang menyudutkan pihak kepolisian kota Ebbing karena wilayah tersebut masih masuk ke dalam wilayah kepolisian kota Ebbing. Tulisan yang Mildred tulis pada billboard-nya adalah “Raped While Dying”, “And Still No Arrests?”, “How Come? Chief Willoughby?”.

Three Billboards Ebbing

Three Billboards Ebbing

Three Billboards Ebbing

3 buah kalimat yang ditujukan kepada kepolisian Ebbing yang dipimpin oleh Bill Willoughby (Woody Harrelson). Rasanya Bill bukanlah karakter antagonis di film ini. Ia adalah kepala polisi yang dihormati oleh penduduk Ebbing karena integritas dan dedikasinya selama ini. Kasus yang menimpa putri Mildred memang terbilang pelik karena tidak ada saksi mata dan jejak DNA yang dapat terlacak di sana. Bill dan pihak kepolisian memang sedang menghadapi jalan buntu, tapi Mildred tidak peduli dan terus menekan pihak kepolisian.

Three Billboards Ebbing

Three Billboards Ebbing

Banyak simpatisan Bill di dalam kota Ebbing, yang menentang perbuatan Mildred. Di dalam kantor polisi, Bill memiliki 1 pengikut setia, yaitu Jason Dixon (Sam Rockwell). Dixon melakukan cara-cara yang kurang baik ketika menghadapi Mildred, cara-cara yang tidak akan di setujui Bill. Apakah Dixon otomatis menjadi antagonis pada Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017)? Pada 3/4 film berjalan, ya. Tapi selanjutnya terjadi perubahan karena setiap manusia memiliki sisi baik juga.

Three Billboards Ebbing

Three Billboards Ebbing

Three Billboards Ebbing

Three Billboards Ebbing

Di tengah-tengah tekanan dari seluruh simpatisan Bill, terutama Dixon, Mildred tidak bergeming ataupun mundur. Kabar akan penyakit ganas yang menggerogoti Bill pun tidak membuat Mildred menurunkan Billboard-nya, meskipun terlihat emosi yang campur aduk di raut muka Mildred. Mildred tetap keras kepala dan melawan semuanya dengan caranya sendiri. Begitulah cara Mildred menghadapi kesedihan, penyesalan dan kekosongan yang ia hadapi.

Three Billboards Ebbing

Three Billboards Ebbing

Three Billboards Ebbing

Three Billboards Ebbing

Di sinilah saya menyadari bahwa Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017) bukanlah film misteri atau detektif seperti Murder on the Oriont Express (2017). Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017) adalah film drama mengenai kehilangan. Jadi jangan harap untuk melihat penyelesaian kasus kriminal yang tuntas dan penuh intrik atau kejutan yaaa. Film ini lebih menitik beratkan pada efek billboard kepada kehidupan Mildred, Bill dan Dixon. Jalan ceritanya cukup menarik dan tidak membosankan. Terkadang saya bahkan sedikit tersenyum melihat komedi hitam dan sarkasme yang dihadirkan film ini. Akting pemeran Mildred tergolong menonjol dan memang pantas memenangkan Piala Oscar. Bagi saya yang kurang suka dengan film drama, Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017) layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Saya yakin para pecinta film drama di luar sana akan memberikan nilai yang jauh lebih tinggi ;).

Sumber: http://www.foxsearchlight.com/threebillboardsoutsideebbingmissouri/

Passengers (2016)

Passengers (2016) dapat dikatakan sebagai termasuk film dengan trailer paling menggoda. Disana sekilas terlihat bahwa Jim Preston (Cris Pratt) dan Aurora (Jennifer Lawrence) terdampar di sebuat pesawat luar angkasa. Semua penumpang tersebut masih tidur manis di dalam kapsul tidur masing-masing. Saya pikir Passengers (2016) akan mengisahkan misteri kenapa kok hanya mereka berdua saja yang terbangun? Ada konspirasi atau mahluk luar angkasakah di sana?

Ow ow ow, saya salah besar. Passegers (2016) ternyata bukan film thriller atau misteri. Saya rasa film ini termasuk film drama romantis dengan balutan fiksi ilmiah lengkap dengan visual yang apik. Drama yang dihasilkan terbilang biasa-biasa saja, saya tidak melihat sesuatu yang wow di sana. Alasan kenapa Jim dan Aurora terbangun dari kapsul tidur mereka bukanlah misteri besar karena semua sudah diceritakan dengan runut, otomatis tidak ada kejutan di sana.

Rasanya Passegers (2016) masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Bagi pecinta drama romantis, silahkan tonton Passengers (2016), jangan salah sangka seperti saya yaaa, trailer-nya sesat nih hehehehh.

Sumber: http://www.passengersmovie.com

Serial The Closer & Major Crimes

Major Crimes 1

Serial The Closer dan Major Crimes adalah film seri yang menemani saya berlari di atas treadmill setiap pulang kantor. Kedua serial ini saling berkaitan dan sama-sama mengisahkan mengenai sebuah kasus kriminal yang berbeda pada setiap episodenya, jadi berbeda dengan serial True Detective yaaa. Kasus-kasusnya selesai dan terpecahkan pada 1 episode. Episode berikutnya akan mengisahkan kasus lain.

Pada The Closer dikisahkan bagaimana sebuah divisi elit dari kepolisian Los Angeles, memecahkan berbagai kasus kejahatan yang datang ke meja mereka. Divisi ini dipimpin oleh Brenda Leigh Johnson (Kyra Sedgwick), seseorang yang ahli dalam melakukan interogasi hingga ia memperoleh pengakuan dari si pelaku. Berbagai taktik dan tipu daya Brenda lakukan untuk memperoleh pengakuan.

Major Crimes 11

Major Crimes 9

Major Crimes 15

Major Crimes 18

Major Crimes 10

Metode interogasi dan cara Brenda memimpin kadang menimbulkan friksi sehingga menimbulkan konflik dengan pihak internal dan eksternal kepolisian. Kehidupan pribadi Brenda pun memiliki porsi yang cukup banyak pada serial ini. Jadi The Closer memang tidak murni mengisahkan mengenai investigasi sebuah kasus kriminal saja, namun kuhidupan pribadi dan politik kantor yang ada di sekitar kasus-kasus itu pun, ikut dikisahkan.

Brenda tidak sendiri, ia dibantu pula oleh detektif-detektif veteran dalam menjalankan tugasnya. Di sana ada David Gabriel (Corey Reynolds), Louie Provenza (G. W. Bailey), Andy Flynn (Tony Denison), Michael Tao (Michael Paul Chan), Julio Sanchez (Raymond Cruz) dan Irene Daniels (Gina Ravera). Kecuali Gabriel dan Irene, detektif-detektif ini rasanya sudah uzur semua, yaaahh namanya juga divisi khusus yang dihuni para detektif veteran x__x. Ibu saya yang kurang hafal judul serial ini sering menyebut serial ini sebagai “film detektif tua” :’D.

Major Crimes 17

Major Crimes 12

Pada akhir The Closer season 7, divisi yang Brenda pimpin mengalami restrukturisasi sehingga season 7 merupakan season terakhir The Closer. Dengan diakhirinya serial The Closer, maka dimulailah serial Major Crimes. Sesuai judulnya, serial Major Crimes mengisahkan divisi major crimes, divisi yang Brenda dulu pimpin. Anggota major crimes kini diisi oleh David Gabriel, Louie Provenza, Andy Flynn, Michael Tao, Julio Sanchez dan Amy Sykes (Kearran Giovanni). Posisi Brenda sendiri digantikan oleh Sharon O’Dwyer Raydor (Mary McDonnell). Disini terlihat perbedaan kepemimpinan, Brenda agak lebih seenaknya sendiri, sedangkan Raydor lebih disiplin dan taat aturan. Dikisahkan bahwa pada beberapa kasus yang Brenda tangani, si pelaku dapat lolos di persidangan karena kurang bukti atau kesalahan prosedur. Raydor datang dengan kemampuan interogasi yang mirip dengan Brenda, hanya saja Raydor lebih kalem dan mau melakukan kompromi agar si pelaku tetap memperoleh hukuman meskipun bukan hukuman maksimum. Bagi Raydor, ini lebih baik ketimbang memaksakan agar si pelaku dikenai pasal-pasal dengan hukuman maksimum tapi si pelaku berhasil lolos di pengadilan.

Major Crimes 2

Major Crimes 14

Major Crimes 13

Major Crimes 5

Major Crimes 16

Drama akan kehidupan pribadi dan politik di sekitar divisi major crimes dikisahkan pula pada serial Major Crimes. Miriplaaaaa, hanya berganti judul dan sedikit susunan pemain, serta porsi Raydor pada Major Crimes tidak sebesar porsi Brenda pada The Closer.

Major Crimes 8

Major Crimes 6

Saya sendiri tidak menemukan kasus-kasus dan teknik interogasi yang “wah” pada The Closer dan Major Crimes. Drama yang dihadirkan lumayan menarik untuk diikuti, tapi tidak terlalu spesial. Secara keseluruhan, rasanya kedua serial ini mampu memberikan hiburan yang lumayan ok walaupun tidak diisi oleh polisi atau detektif yang kekar dan keren. Nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”, ikhlas saya berikan kepada The Closer dan Major Crimes :).

Sumber: majorcrimestv.net

Citizen Kane (1941)

Citizen Kane 1

Konon Citizen Kane (1941) adalah film hitam putih terpopuler dan terbaik di masanya. Film yang disutradarai, diproduseri dan diperankan oleh Orson Welles ini berhasil memenangkan berbagai penghargaan di masanya. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk menonton Citizen Kane (1941) beberapa hari yang lalu.

Citizen Kane 14

Film ini diawali dengan kematian seorang konglomerat media massa, Charles Foster Kane (Orson Welles). Sebelum meninggal, Kane mengucapkan sepatah kata misterius yang janggal, tak ada orang yang mengerti apa maksud perkataan terakhir Kane tersebut. Apa kata-kata Kane itu? Rosebud adalah kata-kata terakhir Kane sebelum ia tewas di dalam rumahnya yang megah dan bergelimang harta. Apa itu rosebud? Orang? Tempat? Atau hanya ucapan tanpa arti dari orang yang sekarat? Inilah awal dari penyelidikan yang dilakukan oleh Jerry Thompson (William Alland), seorang reporter surat kabar yang bertekad untuk menyingkap apa arti dari kata terakhir Kane tersebut.

Thompson pergi mencari informasi dan mewawancarai orang-orang yang mengenal Kane dengan harapan salah satu dari mereka mengetahui apakah rosebud itu. Dengan alur cerita maju-mundur yang mudah dipahami, kisah hidup Kane ditampilkan mulai dari saat Kane masih anak-anak, membeli perusahaan surat kabar, menikah dengan keponakan presiden, menjadi calon walikota hingga menikah untuk yang kedua kalinya dengan seorang penyanyi. Apakah Thompson memperoleh jawaban yang ia cari? Aaahhh sebenarnya salah satu potongan informasi mengenai rosebud ada di depan mata Pak Thompson ;). Kalau teman-teman sudah menonton film ini sampai habis, maka temen-teman akan mengetahui betapa besar arti rosebud bagi Kane. Inilah salah satu keunggulan Citizen Kane (1941), mampu membuat saya penasaran sampai akhir.

Citizen Kane 4

Citizen Kane 9

Citizen Kane 2

Citizen Kane 8 Citizen Kane 10

Citizen Kane 13

Citizen Kane 6

Citizen Kane 7

Citizen Kane 5

Citizen Kane 12

Tapi terus terang saya sendiri kurang suka dengan karakter Kane, ia adalah orang yang idealis dan optimis tapi harus kehilangan kedua sifatnya karena ingin mengejar hal-hal yang belum ia peroleh. Diluar dugaan saya, Citizen Kane (1941) bukan film from zero to hero atau success story, tapi film ini merupakan film dengan muatan drama yang cukup kental mengenai jalan hidup seorang Kane sehingga saya agak sedikit mengatuk ketika menonton film ini hehehe. Maaf, tapi bagi saya pribadi, Citizen Kane (1941) mulai membosankan pada bagian tengahnya. Penyelidikan akan arti rosebud mulai kurang menarik. Lagipula, kalau saya pikir-pikir, darimana yaa si reporter tahu bahwa kata terakhir Kane adalah rosebud? Padahal pada bagian awal film, Kane meninggal di tempat tidurnya seorang diri. Saya tidak melihat orang lain di sana selain suster yang datang sesaat setelah Kane menghembuskan nafas terakhirnya. Hhhhhmmmm, silakan coba perhatikan ketika menonton bagian awal Citizen Kane (1941), siapa tahu saya salah lihat heheheh.

Kalau dilihat dari sinematografi, Citizen Kane (1941) terbilang unggul dan kreatif untuk ukuran film hitam putih di era tahun 1940-an, untuk itu saya acungi jempol. Tapi sayang saya hanya dapat memberi Citizen Kane (1941) nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Perlu dicatat bahwa film ini dinobatkan sebagai film terbaik sepanjang masa oleh banyak kritikus film di luar sana, jadi Citizen Kane (1941) tetap layak dijadikan tontonan yang berkualitas, jauh lebih berkualitas ketimbang sinetron-sinetron abal-abal di TV nasional saat ini.

Sumber: www.warnerbros.com/citizen-kane

12 Angry Men (1957)

12AngryMen1

Berdasarkan rekomendasi salah satu kawan blogger, kemarin akhirnya saya menonton 12 Angry Men (1957), film hitam putih yang dibuat jauh sebelum saya lahir, 1957 :,D. 12 orang marah-marah? Isinya tentang 12 orang marah-marah? Oooo tidak juga, film ini bercerita mengenai perdebatan 12 orang juri pengadilan dari sebuah kasus pembunuhan.

Bagi teman-teman yang sering menonton serial Law & Order, Boston Legal atau Franklin & Bash, tentunya familiar dengan sistem pengadilan Amerika Serikat. Berbeda dengan sistem pengadilan di Indonesia, sistem pengadilan di Amerika sana menggunakan sekelompok juri sebagai pengambil keputusan akhir dari kasus yang disidangkan. Para juri terdiri dari warga biasa yang telah dipilih dan diseleksi. Pada 12 Agry Men (1957), para juri terdiri dari individu-indivudu dengan latar belakang dan sifat yang berbeda. Mereka harus memutuskan apakah seorang remaja layak untuk dijatuhi hukuman mati. Remaja tersebut didakwa sebagai pembunuh ayahnya sendiri.

12AngryMen8

Pada awalnya hanya 1 juri yang menyatakan bahwa remaja tersebut tidak bersalah, kesebelas lainnya menyatakan remaja tersebut bersalah dan layak mati. Disinilah awal dari perdebatan panjang yang cerdas dan logis. Terjadi saling balas argumen yang menarik meskipun rasanya 95% peristiwa pada 12 Agry Men (1957) terjadi di ruangan juri @__@. Bosan? Saya pribadi tidak karena di sana kesaksian dan barang bukti diuji kembali dengan cara yang menarik dan sesuai dengan kondisi Amerika tahun 1950-an, beberapa diantaranya bahkan menghasilkan argumen yang cukup menohok. Perlu diingat bahwa latar belakang 12 Agry Men (1957) adalah Amerika era 1950-an, bukan Amerika era 2000-an dimana sudah ada tim forensik dan peralatan yang canggih. Keduabelas juri ini tidak mendapat bantuan dari alat-alat canggihnya serial CSI.

12AngryMen9

12AngryMen12

12AngryMen3

12AngryMen2

12AngryMen11

12AngryMen5

12AngryMen10

12AngryMen6

12AngryMen7

12AngryMen13

Saya cukup terkesan dengan film ini meskipun gambarnya hitam putih dan agak kusam. Film ini tentunya layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

A Few Good Men (1992)

A Few Good Men 1

A Few Good Men (1992) merupakan film drama tentang persidangan militer Amerika Serikat. Letnan Daniel Kaffee (Tom Cruise) dan Letnan JoAnne Galloway (Demi Moore) harus membela 2 klien mereka di pengadilan militer. Klien mereka, Harold Dawson (Wolfgang Bodison) dan Louden Downey (James Marshall), didakwa atas kasus pembunuhan William T. Santiago (Michael DeLorenzo).

A Few Good Men 2

A Few Good Men 4

A Few Good Men 6

Ketiganya sama-sama ditugaskan di Pangkalan Angkatan Laut Guantanamo, Kuba dibawah komando Kolonel Nathan R. Jessup (Jack Nicholson). Kaffee yang awalnya tidak terlalu serius menangani kasus ini akhirnya mampu menguraikan beberapa kejanggalan yang ada dan menunjukkan bahwa ia adalah pengacara yang kompeten meskipun hasil keputusan sidang militer tersebut tidak 100% sesuai harapan Kaffee dan kawan-kawan.

A Few Good Men 3

A Few Good Men 8

A Few Good Men 7

A Few Good Men 5

A Few Good Men 10

Sebenarnya A Few Good Men (1992) sedikit mengingatkan saya kepada serial Law & Order hanya saja A Few Good Men (1992) bercerita mengenai persidangan militer. Persiapan Kaffee dalam menghadapi persidangan ternyata menarik untuk diikuti. Sepanjang film saya dibuat penasaran dan tidak merasa mengantuk :). Apalagi akting Jack Nicholson sebagai komandan yang sok patriot dan sedikit gila hormat, benar-benar memukau. A Few Good Men (1992) layak untuk mendapatkan nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Sayang A Few Good Men (1992) hanya memperoleh nominasi saja dan tidak memenangkan 1 penghargaan pun pada Golden Globe dan Academy Awards.

The Shawshank Redemption (1994)

The Shawshank Redemption 1

Setelah beberapa hari yang lalu saya membahas mengenai Escape Plan (2013), kali ini saya akan membahas film yang bertemakan penjara lagi, Shawshank Redemption (1994) judulnya. Tapi, film ini lebih kental muatan dramanya. Latar belakangnya pun tahun 1940-an sampai 1960-an, jadul sekali yah hehehehe.

Judul dari film ini mengambil nama dari nama penjara yang sangat dominan menjadi latar belakang film ini. Mayoritas kejadian yang dikisahkan pada Shawshank Redemption (1994) terjadi di dalam penjara Shawshank.

The Shawshank Redemption 3

The Shawshank Redemption 2

The Shawshank Redemption 11

Alkisah pada suatu pagi penjara Shawshank kedatangan sekelompok narapidana baru, Andy Dufresne (Tim Robbins) adalah salah satunya. Ia divonis hukuman penjara seumur hidup atas kasus pembunuhan istri dan kekasih gelap istrinya. Di dalam penjara Shawshank, Andy harus menghadapi berbagai masalah seperti pemerkosaan napi oleh sesama napi, penjaga penjara yang kejam, fasilitas perpustakaan yang memprihatinkan, nasib napi yang keluar penjara di usia senja, korupsi sampai pencucian uang.

The Shawshank Redemption 5

The Shawshank Redemption 8

The Shawshank Redemption 6

The Shawshank Redemption 4

Dengan didukung oleh Ellis Boyd “Red” Redding (Morgan Freeman), Andy berhasil melewati masalah-masalah tersebut dengan cara yang anggun, keren, tidak 100% dengan jalan kekerasan, tapi lebih banyak menggunakan kecerdikan dan ketekunan Andy.

The Shawshank Redemption 9

The Shawshank Redemption 10

The Shawshank Redemption 7

Masalah-masalah yang diangkat Shawshank Redemption (1994) terlihat masuk akal dan menarik untuk diikuti. Pelajaran yang Shawshank Redemption (1994) berikan terkait harapan pun termasuk hal yang langka dan berhasil dikemas dengan apik sehingga tidak membosankan. Biasanya saya mengantuk kalau menonton film drama, tapi tidak untuk Shawshank Redemption (1994), saya tidak mengantuk walaupun durasinya tergolong lama :’D. Oleh karena itulah Shawshank Redemption (1994) layak untuk mendapatkan nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus” :).

Sumber: http://www.shawshankredemption.org

The Forger (2014)

Forger 1

Setelah beberapa kali melewati papan iklan The Forger (2014) yang berwarna kebiruan, akhirnya semalam saya dan istri saya memutuskan untuk menonton film yang dibintangi oleh John Travolta tersebut.

Forger 2

Travolta kali ini memerankan Raymond J. Cutter, seorang narapidana kasus pemalsuan lukisan yang menyuap seorang hakim agar ia dapat keluar dari penjara lebih cepat dari waktu yang semestinya. Ironisnya Ray menyuap dengan meminjam sejumlah uang kepada seorang bandit yang menyebabkan Ray masuk penjara. Sekarang Ray harus membayar hutangnya dengan melakukan pemalsuan sebuah lukisan terkenal yang sedang dipamerkan di sebuah Museum.

Forger 3

Forger 5

Forger 4

Untuk apa Ray bersusah payah untuk dapat keluar penjara lebih cepat? Ray ingin menghabiskan waktunya dengan anaknya yang mengidap kanker stadium 4, Will Cutter (Tye Sheridan). Ray ingin menemani Will selagi bisa, Ray juga ingin mengabulkan beberapa permintaan Will sebelum ajal datang menjemput Will. Sambil mengabulkan permintaan-permintaan Will, Ray melakukan pemalsuan lukisan untuk melunasi hutangnya.

Forger 6

Forger 7

Forger 8

Kisah hutang Ray dan pemalsuan lukisan seolah menjadi kisah sampingan padahal judul film ini adalah the forger alias sang pemalsu. Kisah mengenai hubungan keluarga rasanya lebih dominan sehingga The Forger (2014) kurang pantas untuk dikatakan sebagai film crime thriller, The Forger (2014) adalah film keluarga yang diselingi kisah kriminal karena latar belakang pekerjaan si bapak sebagai pemalsu lukisan.

Pada awalnya, acara menonton The Forger (2014) adalah acara istri saya menemani saya menonton film, tapi kenyataannya adalah sebaliknya @__@. The Forger (2014) bukan jenis film yang dengan senang hati akan saya tonton karena film ini agak membosankan bagi saya sehingga The Forger (2014) hanya mampu memperoleh nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”.

Sumber: www.lionsgatepublicity.com/theatrical/theforger/

Birdman (2014)

Birdman1

Saya termasuk penonton film yang sering tidak setuju dengan juri-juri Oscar. Beberapa film yang menurut para juri Oscar bagus dan memenangkan penghargaan sebagai film terbaik, justru mendapat penilaian yang kurang bagus dari saya. Secercah harapan bahwa pada akhirnya film yang memenangkan penghargaan sebagai filn terbaik Oscar akan saya sukai pun muncul ketika Birdman (2014) memenangkan penghargaan film terbaik Oscar 2015 dan berbagai penghargaan lain. Dari judulnya sih yaaa mirip-mirip Superman, Batman atau Spiderman. Apalagi di trailer-nya saya melihat sesosok superhero terbang di sebuah kota. Biasanya saya relatif suka dengan  film-film yang bertemakan superhero ;). Masalahnya, apakah Birdman (2014) sesuai dengan ekapektasi saya?

Birdman2

Birdman

Ouch! Birdman pada film Birdman (2014) ternyata merupakan tokoh superhero yang Riggan Thomson (Michael Keaton) perankan di masa lampau. Jadi Birdman bukanlah superhero seperti Superman dan kawan-kawan :'(. Pada film yang disutradarai oleh Alejandro G. Iñárritu ini, dikisahkan bahwa setelah pensiun dari memerankan superhero Birdman, Riggan bermain sebagai seorang aktor teater di Broadway. Ia merasa hampa, tidak mampu berprestasi lagi seperti dulu. Riggan berambisi untuk membuat sesuatu yang “wow.

Birdman5

Dalam kesehariannya, Riggan bekerja bersama Samantha Thomson (Emma Stone), anak Riggan yang mantan pecandu. Disini diperlihatkan hubungan ayah-anak yang kurang harmonis.

Birdman6

Birdman7

Ketidakharmonisan hubungan terjadi pula pada hubungan antara Riggan dengan aktor baru yang egois dan brengsek, Mike Shiner (Edward Norton). Bah, karakter yang Mas Norton perankan benar-benar terkesan menyebalkan.

Birdman11

birdman broadway theatre michael keaton edward norton

_AF_6405.CR2

Dalam menghadapi berbagai masalah yang datang, Riggan selalu ditemani oleh sosok pahlawan bertopeng yang hanya dapat ia lihat dan dengar seorang, sosok tersebut adalah sosok Birdman. Bisikan-bisikan dari Birdman selalu hadir menemani dan memotivasi Riggan agar Riggan terus berupaya untuk mencapai kejayaan.

001_BM_SG_00665.JPG

Birdman3

Birdman8

Amat sangat tidak sesuai dengan ekspektasi saya, Birdman (2014) ternyata adalah film drama. Saya akui kadar drama pada film Birdman (2014) sangat kental, karakter-karakternya pun terlihat sangat kuat, mungkin inilah yang membuat Birdman (2014) memenangkan banyak penghargaan dari para juri yang berjiwa seni tinggi.

Sayang sekali jiwa seni saya mungil sehingga bagi saya pribadi, Birdman (2014) nampak sebagai film orang stres yang tidak jelas jalan ceritanya. Ketika sampai pada bagian tengah film, saya sudah bisa bahwa akhir film ini pasti tidak jelas. Weleh-weleh, tebakan saya benar ternyata. Oh yaaa, background suara drum yang ada sepanjang film cukup anoying bagi saya, tak ada sound effect lainnya apa :(.

Mohon maaf para juri Oscar yang terhormat, sekali lagi, kita tidak sependapat. Birdman (2014) bagi saya hanya layak untuk mendapat nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus” v(^_^)v.

Sumber: www.birdmanthemovie.com

Draft Day (2014)

Draft Day 1

Begitu melihat poster Draft Day (2014), saya kira saya akan disuguhkan film yang mengisahkan bagaimana sekelompok tim American football bertanding demi meraih kemenangan seperti yang ditunjukkan pada The Replacements (2000) atau Remember The Titans (2000) atau The Longest Yard (2005). Dugaan saya meleset, Draft Day (2014) adalah film drama olahraga, bukan action olahraga. Draft Day (2014) mengambil sepenggal kisah yang unik dari sebuah proses kompetisi NFL, kompetisi olahraga American football profesional terbesar di Amerika Serikat.

Awalnya saya agak bingung ketika menonton Draft Day (2014) karena saya belum tahu apa itu draft? Menonton pertandingan NFL saja jarang. Neskipun American football sangat populer di Amerika sana, olahraga tersebut tidak populer di negara tanah air saya, Indonesia. Seharusnya Draft Day (2014) memberikan prolog yang lebih lengkap di awal film, memangnya yang menonton orang Amerika semua? Memangnya kompetisi NFL populer sampai ke seluruh dunia? Masih kalah populer laaaah kalau dibandingkan dengan Piala Dunia, Liga Champion, Liga Italia, Olimpiade atau kompetisi NBA.

Setelah menonton Draft Day (2014) saya akhirnya tahu tata cara draft NFL seperti apa. Setiap tahun semua tim yang mengikuti kompetisi NFL diperbolehkan merekrut 7 orang pemain American football kuliahan melalui sebuah sidang besar yang disebut NFL Draft. Perekrutan dilakukan satu per satu. Tim pertama berhak memilih 1 pemain, kemudian setelah itu tim kedua memilih pemain lain yang belum dipilih oleh tim pertama. Proses ini berputar dan berulang sampai 7 kali sampai semua tim memiliki 7 pemain muda baru. Setiap tim memiliki pilihan pertama, kedua, ketiga sampai ketujuh. Urutan pemilihan pemain dan urutan kesempatan memilih pemain ini dapat diubah, ditukar dan dinegosiasikan dengan kesepakatan-kesepakan tertentu diantara tim-tim yang terlibat. NFL Draft sangat berpengaruh bagi masa depan para anak muda yang bermimpi untuk bermain di kompetisi NFL karena setiap orang hanya diperbolehkan mengikuti draft sekali.

Draft Day 2

Pada Draft Day (2014) dikisahkan bahwa tim Seattle Seahawks mendapatkan urutan pertama untuk memilih pemain baru pada NFL Draft 2014. Kemungkinan besar Seattle Seahawks akan memilih Bo Callahan (Josh Pence), pemain quarterback yang tampil gemilang pada kejuaraan Piala Heisman. Pemilik Cleveland Browns, Anthony Molina (Frank Langella), menganggap Browns tidak memiliki quarterback yang bagus dan dalam kondisi fit. Molina meminta Sonny Weaver (Kevin Costner), General Manager Brown, untuk membuat kesepakatan dengan Seahawks untuk mendapatkan urutan pertama dalam pemilihan pemain sehingga Browns mendapatkan Bo Callahan.

DRAFT DAY

 Draft Day 5

DRAFT DAY

Draft Day 4

Draft Day 7

Harga yang harus Browns bayar untuk mendapatkan urutan pertama tersebut terbilang mahal karena Seahawks meminta jatah pilihan pemain pertama Browns untuk draft tahun 2015, 2016 dan 2017. Sonny sendiri sebenarnya masih meragukan apakah Bo merupakan pemain yang tebat bagi Browns, ia pun masih ragu dan tak segan untuk melakukan negosiasi-negosiasi dengan para General Manager tim NFL lainnya sampai pada menit-menit terakhir.

Draft Day 9

Draft Day 8

Draft Day 10

Disela-sela kesibukannnya, Sonny juga mengalami masalah lain seperti kehamilan kekasihnya, Ali Parker (Jennifer Garner), serta meninggalnya ayah Sonny yang merupakan legenda dari Browns. Ironisnya, beberapa minggu sebelum ayahnya tewas, Sonny-lah yang memecat ayahnya sendiri dari kursi pelatih Browns.

Saya tidak tahu bahwa ternyata intrik-intrik dibalik NFL Draft dapat menjadi sesuatu yang menarik untuk ditonton meskipun saya tidak terlalu faham American football. Sayang pengaruh dari negosiasi yang Sonny lakukan tidak dikisahkan lebih lanjut, apakah hal tersebut memang memberi pengaruh yang baik bagi Browns atau justru sebaliknya. Sebagai informasi, pada kenyataannya Seattle Seahawks adalah pemenang Super Bowl NFL 2013-2014 dan runner up Super Bowl NFL 2014-2015. Bagaimana dengan Cleveland Browns? Sampai saat ini Browns belum pernah memenangkan Super Bowl :’/. Tapi bagaimana pun juga, Draft Day (2014) sudah memberikan hiburan yang pantas untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan” :).

Sumber: www.draftdaythemovie.com