American History X (1998)

American History X (1998) merupakan film lawas Edward Norton yang berbicara mengenai rasisme. Derek Vinyard (Edward Norton) adalah anggota geng Neo NAZI yang sangat berpengaruh. Geng tersebut menyembah supremasi ras kulit putih dan menganggap remeh ras lain. Mereka menyalahkan segala kemalangan yang mereka alami kepada ras non kulit putih.

Pandangan hidup rasisme Derek membawa Derek kepada berbagai tindakan kriminal sampai pada akhirnya ia masuk penjara. Di sanalah ia belajar bahwa di kehidupan nyata, manusia tidak bersahabat berdasarkan warna kulitnya saja.

Keluar dari penjara, Derek harus menyaksikan pengaruh yang ia berikan kepada adiknya sendiri, Danny Vinyard (Edward Furlong). Danny mulai menapaki langkah yang dahulu Derek lalui. Di dalam komunitas Neo NAZI, Derek seolah menjadi legenda, apalagi alasan Derek masuk penjara adalah karena membunuh orang kulit hitam. Tak heran kalau Danny sangat mengidolakan Derek. Apa yang harus Derek lakukan untuk memperbaiki semua ini?

Semua kisah pada American History X (1998) dibuat dalam alur maju-mundur yang menarik. Alur cara bercerita inilah yang menjadi keunggulan American History X (1998). Semuanya dilakukan pada saat yang tepat sehingga menarik untuk ditonton. Saya sudah lebih dari sekali menonton film ini dan tidak pernah merasa bosan. Jarang-jarang loh ada film drama yang bisa begini.

Film ini memberikan pesan moral yang sangat baik terkait rasisme. Semua disampaikan melalui akting yang kuat dari Edward Norton. Sayang bagian akhirnya sedikit tragis, itu saja kekurangannya. Namun bagaimanapun juga, film ini tetap layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: http://www.warnerbros.com/movies/american-history-x

Primal Fear (1996)

Terbunuhnya seorang pastur yang telah menjadi tokoh keagamaan terkemuka di Chicago, menjadi awal yang menarik dari Primal Fear (1996). Pembunuhan dilakukan dengan keji dan menunjukkan adanya dendam pribadi dari si pelaku. Tak lama, Aaron Stampler (Edward Norton) dijadikan tersangka dan terancam hukuman mati.

Aaron merupakan putra altar atau asisten misa dari sang pastur. Hhmmmm, putra altar dan pastur? Aahh, dari awal saya sudah bisa menebak jalan cerita Primal Fear (1996) hendak dibawa kemana. Saya pikir ini akan menjadi sebuah kasus yang sederhana. Namun, ternyata Primal Fear (1996) menyuguhkan jalan cerita yang dapat mengecoh para penontonnya.

Martin Vail (Richard Gere) dapat dikatakan sebagai tokoh utama yang dibuat terkecoh oleh jalannya persidangan kasus ini. Hadir sebagai pengacara handal dengan kepercayaan diri yang tinggi, Vail pun pada akhirnya terkecoh dan harus mengakui kesilapannya.

Terkuaknya kasus skandal seksual di gereja, tentunya membuat saya menduga bahwa semua ini pasti terkait skandal seks saja. Ternyata selain itu, sang pastur memiliki sebuah proyek yang melibatkan jaksa dan orang-orang terkemuka lainnya pula. Semua semakin rumit ketika Aaron menunjukkan gejala penyakit kejiwaan akut. Sebagai ketua tim pengacara Aaron, Vail beberapa kali menemukan jalan buntu dan mengubah strategi pembelaannya. Semua karena sebenarnya, tidak semua yang Vail ketahui merupakan kebenaran yang sesungguhnya. Apakah terkait skandal seks, proyek milyaran dollar, atau kejiwaan Aaron? Semua membuat Vail berubah.

Di sini akting Richard Gere dan Edward Norton nampak bagus, terutama Norton. Pada film inilah awal mula karir Edward Norton bersinar. Melalui film inilah Norton memenangkan Golden Globe dan memperoleh nominasi Oscar. Setelah bermain pada Primal Fear (1996), nama Norton semakin bersinar dan memperoleh nama sabagai salah satu aktor papan atas Hollywood pada saat itu.

Bagi sebagian orang, akhir dari Primal Fear (1996) merupakan akhir sedih dimana sang tokoh utama kalah. Bagi saya pribadi, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebab, bagimanapun juga, tokoh yang sebenarnya keji pada akhirnya memperoleh balasan dari perbuatannya, meskipun dengan cara yang tidak pas secara hukum.

Saya pribadi menikmati Primal Fear (1996) yang sebagian besar latar belakangnya adalah ruang persidangan. Rasa penasaran terus membuat mata saya tidak mengantuk, meskipun saya menonton film ini setelah selesai lembur di kantor hehehe. Primal Fear (1996) tentunya layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: http://www.paramount.com/movies/primal-fear

Birdman (2014)

Birdman1

Saya termasuk penonton film yang sering tidak setuju dengan juri-juri Oscar. Beberapa film yang menurut para juri Oscar bagus dan memenangkan penghargaan sebagai film terbaik, justru mendapat penilaian yang kurang bagus dari saya. Secercah harapan bahwa pada akhirnya film yang memenangkan penghargaan sebagai filn terbaik Oscar akan saya sukai pun muncul ketika Birdman (2014) memenangkan penghargaan film terbaik Oscar 2015 dan berbagai penghargaan lain. Dari judulnya sih yaaa mirip-mirip Superman, Batman atau Spiderman. Apalagi di trailer-nya saya melihat sesosok superhero terbang di sebuah kota. Biasanya saya relatif suka dengan  film-film yang bertemakan superhero ;). Masalahnya, apakah Birdman (2014) sesuai dengan ekapektasi saya?

Birdman2

Birdman

Ouch! Birdman pada film Birdman (2014) ternyata merupakan tokoh superhero yang Riggan Thomson (Michael Keaton) perankan di masa lampau. Jadi Birdman bukanlah superhero seperti Superman dan kawan-kawan :'(. Pada film yang disutradarai oleh Alejandro G. Iñárritu ini, dikisahkan bahwa setelah pensiun dari memerankan superhero Birdman, Riggan bermain sebagai seorang aktor teater di Broadway. Ia merasa hampa, tidak mampu berprestasi lagi seperti dulu. Riggan berambisi untuk membuat sesuatu yang “wow.

Birdman5

Dalam kesehariannya, Riggan bekerja bersama Samantha Thomson (Emma Stone), anak Riggan yang mantan pecandu. Disini diperlihatkan hubungan ayah-anak yang kurang harmonis.

Birdman6

Birdman7

Ketidakharmonisan hubungan terjadi pula pada hubungan antara Riggan dengan aktor baru yang egois dan brengsek, Mike Shiner (Edward Norton). Bah, karakter yang Mas Norton perankan benar-benar terkesan menyebalkan.

Birdman11

birdman broadway theatre michael keaton edward norton

_AF_6405.CR2

Dalam menghadapi berbagai masalah yang datang, Riggan selalu ditemani oleh sosok pahlawan bertopeng yang hanya dapat ia lihat dan dengar seorang, sosok tersebut adalah sosok Birdman. Bisikan-bisikan dari Birdman selalu hadir menemani dan memotivasi Riggan agar Riggan terus berupaya untuk mencapai kejayaan.

001_BM_SG_00665.JPG

Birdman3

Birdman8

Amat sangat tidak sesuai dengan ekspektasi saya, Birdman (2014) ternyata adalah film drama. Saya akui kadar drama pada film Birdman (2014) sangat kental, karakter-karakternya pun terlihat sangat kuat, mungkin inilah yang membuat Birdman (2014) memenangkan banyak penghargaan dari para juri yang berjiwa seni tinggi.

Sayang sekali jiwa seni saya mungil sehingga bagi saya pribadi, Birdman (2014) nampak sebagai film orang stres yang tidak jelas jalan ceritanya. Ketika sampai pada bagian tengah film, saya sudah bisa bahwa akhir film ini pasti tidak jelas. Weleh-weleh, tebakan saya benar ternyata. Oh yaaa, background suara drum yang ada sepanjang film cukup anoying bagi saya, tak ada sound effect lainnya apa :(.

Mohon maaf para juri Oscar yang terhormat, sekali lagi, kita tidak sependapat. Birdman (2014) bagi saya hanya layak untuk mendapat nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus” v(^_^)v.

Sumber: www.birdmanthemovie.com