Serial Mindhunter

Saya sering menonton film-film detektif, beberapa diantaranya mengisahkan kasus pembunuhan berantai. dimana terdapat beberapa tindak kriminal dengan satu atau sekelompok pelaku yang sama. Pada beberapa film yang saya tonton, penyelidikan pembunuhan berantai, tentunya melibatkan FBI. Lembaga Amerika yang satu ini memiliki istilah dan prosedur tertentu ketika melakukan investigasi. Nah Serial Mindhunter mengisahkan asal mula bagaimana FBI mulai mengembangkan cara dan metode untuk memburu para pembunuh berantai beserta penanganan FBI terhadap berbagai kasus-kasus legendaris.

Semua diawai oleh ketertarikan Agen FBI Holden Ford (Jonathan Groff) terhadap isi pikiran dari seorang pembunuh berantai. Holden percaya bahwa dengan mempelajai perilaku dan pikiran pembunuh berantai yang ada di penjara, FBI dapat mendeteksi dan menangkap lebih banyak lagi pembunuh berantai. Daripada para pembunuh berantai tersebut membusuk di penjara, bukankah lebih baik kalau mereka digunakan untuk menangkap pembunuh berantai lain yang masih bebas di luar sana.

Memulai sesuatu yang tak lazim di zamannya, bukanlah hal yang mudah. Holden memperoleh penolakan dari berbagai sisi. Di sini saya melihat keuletan karakter Holden, sebab ia tetap berusaha mewujudkan idenya dengan berbagai cara.

Setelah melalui proses yang berliku-liku, mimpi Holden perlahan terwujud. Ia bersama dengan Agen FBI Bill Tench (Holt McCallany) dan Proffesor Wendy Carr (Anna Torv), berhasil memperoleh izin untuk mewawancarai beberapa narapidana populer. Dari sana, mereka berhasil membantu pihak kepolisian lokal dalam menghadapi berbagai kasus kriminal.

Mayoritas kasus kriminal yang muncul pada film seri ini dibuat berdasarkan kisah nyata. Pada Mindhunter, penonton akan disuguhkan berbagai tokoh dan kasus kriminal legendaris seperti kasus Edmund Kemper, John Wayne Gacy, Charles Manson, Ted Bundy, Pembunuhan Anak Kecil Atalanta, Sang Pembunuh BTK (Bind Torture, Kill), Montie Ralph Rissell, Shoe-Fetish Slayer, Richard Speck dan lain-lain. Modus operasi sampai ciri-ciri fisik si pelaku utama dari kasus-kasus tersebut ditampilkan dengan sangat mirip seperti aslinya.

Keaslian memang menjadi kelebihan dari Mindhunter, tapi terkadang hal tersebut menjadi sebuah kekurangan kalau dilihat dari sisi hiburan. Karena dibuat berdasarkan kisah nyata, maka beberapa kasus yang disuguhkan oleh Mindhunter terkadang seperti  memiliki akhir yang kurang spektakuler dan mengejutkan. Yaah, kehidupan nyata memang tidak sefantastis cerita karangan manusia bukan?

Film ini ternyata bercerita pula mengenai kehidupan pribadi Holden, Bill, Wendy dan kawan-kawan. Semuanya tentunya berkaitan dengan pekerjaan yang mereka lakukan di FBI. Semua dibuat berkaitan dan kadang menimbulkan konflik internal yang sangat mengena.

Saya pribadi terkadang terkagum-kagum dengan Mindhunter, tapi terkadang saya pun mengantuk kebosanan. Dengan demikian Mindhunter memperoleh nilai 3 dari skala maksumum 5 yang artinya “Lumayan”. Film ini cocok ditonton bagi teman-teman yang tertarik akan sejarah dan menginginkan sebuah film yang terasa asli dan mampu membuat penontonnya berfikir. Oh iya, Mindhunter mengandung beberapa konten dewasa yang tidak pantas ditonton oleh anak-anak.

Sumber: http://www.netflix.com/id-en/title/80114855

Serial CSI: Cyber

CSI Cyber 1

Setelah serial CSI, CSI: New York dan CSI: Miami hadir, muncul spin off terbaru dari CSI yaitu CSI: Cyber. Berbeda dengan 3 serial pendahulunya, CSI: Cyber tidak mengisahkan penyelidikan kasus-kasus kejahatan oleh kepolisian lokal suatu daerah, serial yang hadir sejak 2014 ini mengisahkan penyelidikan kasus-kasus kejahatan yang berhubungan dengan dunia maya atau internet oleh tim cyber crime investigators di FBI. Tim ini dapat bekerja di kota manapun karena dunia maya memang tidak mengenal batasan daerah atau kota.

Pada musim pemutaran perdananya ini, tim cyber crime investigators dipimpin oleh Dr. Avery Ryan, Ph.D. (Patricia Arquette), seorang psikolog yang mampu membaca kebohongan seseorang. Walaupun tidak mampu melalukan coding atau hacking, Avery faham akan teknologi dan mampu memimpin timnya dengan baik. Sebuah tim dengan tugas berbahaya seperti ini tentunya membutuhkan seseorang yang mampu berkelahi dan bertempur, disinilah peran Elijah Mundo (James Van Der Beek) dibutuhkan. Sebagai wakil Avery, Elijah adalah mantan marinir yang faham dan mengikuti perkembangan teknologi.

Kitty

CSI Cyber3

URL, Interrupted

Peranan Avery dan Elijah lebih ke arah kepeminpinan dan intervensi lapangan. Namun anggota tim yang sangat penting bagi tim ini tentunya adalah sekelompok mantan hacker jahat dan ahli-ahli dunia maya seperti Brody Nelson (Shad Moss), Daniel Krumitz (Charley Koontz) dan Raven Ramirez (Hayley Kiyoko). Mereka lebih sering melakukan peranannya di depan layar laptop atau PC atau tablet, tapi merekalah inti dari CSI: Cyber. Entah sampai kapan formasi ini bertahan sebab menurut pengalaman saya, serial-serial CSI lainnya seperti serial CSI: Miami dan serial CSI: New York sudah beberapa kali bongkar pasang anggota tim.

CSI Cyber13

CSI Cyber12

CSI Cyber4

Kasus-kasus yang Avery dan kawan-kawan tangani berhubungan dengan aplikasi atau sebuah inovasi di dunia maya yang saat ini sedang saya gunakan atau sedang populer seperti, layanan pemesanan taksi online, kebiasaan isi baterai di bandara dengan kabel USB, web pencari jodoh, online gaming dan lain-lain. Saya pun agak ragu apakah serial ini masih layak untuk menggunakan kata-kata CSI di judulnya, karena cara kerja Avery dan kawan-kawan relatif berbeda dengan tim-tim di serial CSI: New York atau CSI: Miami. Di CSI: Cyber, jarang terjadi adegan interogasi, investigasi DNA atau zat-zat kimia tertentu di laboratorium dan investigasi mayat di ruang otopsi, semua serba komputer deh pokoknya :). Hal ini sebenarnya membuat serial CSI: Cyber lebih masuk akal, ahli komputer kok ikut melakukan interogasi atau tembak-tembakan di lapangan? Ya mereka memang seharusnya lebih sering beraksi lewat ketikan di keyboard dan mouse saja.

Click Your Poison

CSI Cyber14

The Evil Twin

Kidnapping 2.0

Bit by Bit

Bit by Bit

Bit by Bit

Ghost in the Machine

Namun mungkin episode-episode CSI: Cyber agak sedikit membingungkan bagi teman-teman yang kurang mengikuti perkembangan internet atau dunia maya. Bagi saya pribadi, serial CSI: Cyber lebih bagus ketimbang kakak-kakaknya. Serial ini layak untuk mendapatkan nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Sampai saat ini, CSI: Cyber baru sampai ke musim pertama. Serial CSI: Cyber pada musim perdana ini hadir dengan episode-episode yang menarik namun sayang episode terakhirnya kurang greget. Semoga musim kedua CSI: Cyber bisa lebih baik lagi :).

Serial Perception

Perception 1

Serial atau film seri Perception adalah salah satu film seri yang kadang saya tonton di channel Fox Crime. Film seri ini baru mulai tayang pada 2012 lalu dan belum dinyatakan tamat sampai saya menulis tulisan ini. Perception bukanlah film yang bersambung, setiap episode mengisahkan kasus yang berbeda. Kasus tersebut ditangani oleh seorang profesor ahli dibidang neuroscience yang menginap penyakit paranoid schizophrenia, Dr. Daniel J. Pierce (Eric McCormack). Pierce bertindak sebagai konsultan yang membantu seorang agen FBI, Katherine “Kate” Rose Moretti (Rachel Leigh Cook), dalam menyelesaikan berbagai kasus FBI.

Perception 4 Perception 5 Perception 7

Perception 3

Perbedaan Perception dengan film seri bertemakan detektif lainnya adalah terletak pada karakter protagonisnya, Dr. Pierce. Pierce yang jenius namun sakit, memecahkan berbagai kasus FBI di Chicago dengan ditemani oleh berbagai tokoh halusinasi yang muncul. Setiap kasus memicu kemunculan tokoh halusinasi Pierce yang hanya dapat dilihat oleh Pierce saja tentunya. Kejelian & analisa Pierce dalam melihat sebuah kasus dari sudut pandang yang berbeda terkadang dituangkan melalui karakter halusinasi tersebut.

Perception 2 Perception 6

Pierce memang memiliki kemampuan berfikir yang menonjol namun penyelidikan sebuah kasus, tentunya membutuhkan karakter lain yang secara fisik dan mental kuat untuk mengimbangi kelemahan Pierce yang memang “sakit”. Kate hadir mengisi peranan tersebut, dia memang seorang wanita namun Kate cukup kuat untuk melakukan pengejaran dan menembak seseorang dengan pistolnya. Kate sendiri sebenarnya adalah mantan murid Pierce yang sempat jatuh cinta pada Pierce. Entah apakah film seri Perception akan mengambil alur seperti film seri Bones dan Castle atau tidak. Pada film seri Bones & Castle, kedua karakter utama menjalin cinta, bahkan pada film seri Bones, mereka sampai memiliki anak.

Perception 8 Perception 9

Perception memang bukanlah film seri favorit saya, tapi toh saya masih tetap betah di depan TV ketika episode-episode serial ini tayang di channel yang saya tonton. Kasus dan cerita yang disajikan terkadang menarik, terkadang biasa saja, keunikan Pierce dalam menganalisa kasus memang unik namun terkadang tidak menambah nilai plus bagi suatu episode Perception. Olehkarena itulah Perception hanya dapat memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Lumayanlaaah buat hiburan di rumah seteah seharian penat pacaran dengan laptop di kantor :P.

Serial Bones

Bones 1

Film seri Bones termasuk serial yang sudah lama hadir di lauar kaca, sejak sekitar tahun 2005. Sampai sekarang pun serial Bones masih terus ada dan kisahnya tetap menarik untuk diikuti. Bones tidak termasuk telenovela yang bersambung terus, setiap episode Bones jarang ada yang bersambung. Kalaupun bersambung, paling hanya 2 episode saja :).

Kenapa judul serial ini Bones? Karena tokoh utama film seri ini bernama Dr. Temperance Brennan (Emely Deschanel) yang dijuluki bones. Brennan dijuluki bones karena keahliannya dalam ilmu tulang. Bones menggunakan keahliannya untuk menyelidiki berbagai kasus pembunuhan bersama dengan Seeley Booth (David Boreanaz), seorang agen FBI. Bones sendiri sebenarnya bekerja di Institut Jeffersonian, bukan FBI. Awalnya pun FBI hanya sesekali meminta bantuan Institut Jeffersonian. Namun lama kelamaan, setiap ada kasus yang melibatkan jasad manusia yang unik, Booth dan Bones ditugaskan untuk melakukan penyelidikan.

Bones 2 Bones 3 Bones 4 Bones 5 Bones 9 Bones 12 Bones 15

Sifat Bones yang terlalu logis, kurang mampu bersosialisasi, atheis ternyata cocok ketika dipertemukan dengan Booth yang beragama, mahir bersosialisasi dan dapat membaca prilaku manusia. Pertemuan keduanya menimbulkan dialog-dualig ringan yang lucu, tapi tidak sampai membuat saya tertawa lebar yaaa, Bones kan tetap termasuk film seri dengan latar belakang kriminal, bukan film komedi full seperti Big Bang Theory. Paling tidak kelucuan sesaat tersebut dapat menjadi bumbu penyedap setelah penonton terkadang dibuat jijik dengan keadaan jasad yang harus diperiksa oleh Bones. Namun bagaimanapun juga, keadaan jasad yang unik itulah yang juga membuat saya mau tetap menonton film seri Bones karena penasaran, kok bisa ya mayatnya jadi seperti itu? 😉

Bones 2 Bones 6 Bones 7 Bones 8

Bones 13 Bones 11

Kecocokan dan kekompakan 2 insan yang berbeda sifat tersebut ternyata berlanjut ke jenjang pernikahan sampai memiliki seorang anak, entah di season berapa saya lupa :’D. Hal ini terjadi pula kepada 2 rekan Bones di Institut Jeffersonian yaitu Angela Montenegro (Michaela Conlin) dan Dr. Jack Hodgins (T. J. Thyne). Angela adalah ahli komputer yang biasanya bertugas untuk membuat simulasi canggih akan seperti wajah korban ketika hidup atau simulasi bagaimana korban tewas. Sementara itu Hodgins adalah ahli mineral dan spora yang senang mereka-reka akan teori konspirasi. Angela dan Hidgins juga akhirnya menikah dan dikarunia anak pada season . . . entah saya tidak hafal :P.

Bones 10

Selain Angela dan Hidgins sebenarnya ada karakter-karakter lain yang hilir mudik atau tetap ada sampai season terbaru saat ini. Karakter-karakter tersebut antara lain adalah Dr. Camille Saroyan (Tamara Taylor), Dr. Lance Sweets (John Francis Daley), Dr. Gordon Wyatt (Stephen Fry), Dr. Zack Addy (Eric Millegan) dan lain-lain. Alasan menghilang atau munculnya beberapa karakter tersebut bermacam-macam, ada yang pensiun, tewas, bahkan ada yang berubah menjadi “jahat”. Ajaib, seorang rekan Bones yang sudah muncul selama sekitar 3 season tiba-tiba menjadi tokoh antagonis.

Kisah-kisah yang ditampilkan film seri Bones cukup menghibur, alur cerita sebenarnya mirip dengan serial-serial detektif lainnya dimana terdapat sebuah kasus kriminal dan tokoh protagonis melakukan investigasi sampai kasusnya terselesaikan. Perbesaan pada film seri Bones ada pada keanehan mayat yang ditemukan dan kisah cinta antara Bones & Booth serta bagaimana keduanya berkomunikasi. Proses analisa pada film seri inipun relatif tidak secepat dan sesakti pada film seri CSI jadi masih agak masuk akal :). Cerita pada episode-episode akhir setiap season pun cukup mengejutkan hasilnya. Sepertinya semua karakter pada film ini dapat “menghilang” kecuali Bones & Booth. Secara garis besar, Bones layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Sampai saat ini, saya sendiri masih menonton film seri ini di Fox atau Fox Crime.

Serial Criminal Minds

Tidak terasa Criminal Minds di tahun 2012 ini sudah mencapai 8 season, wah sudah lama juga ya serial ini ditayangkan di CBS. Serial ini sendiri bercerita tentang kasus-kasus yang ditangani oleh BAU (Behavioral Analysis Unit), sebuah unit di FBI. BAU bertugas membuat profile pelaku dari sebuah kejahatan sehingga pelaku dapat tertangkap dan berhenti melakukan aksi kejahatannya. Sebagian besar dari lawan BAU adalah psikopat & serial killers bukan penjahat biasa yang “waras” jadi kadang-kadang korbannya ditemukan dalam keadaan yang cukup mengenaskan. Rasanya serial ini adalah serial yan pemainnya sering sekali gonta ganti. Sejak season 1 hingga sekarang, anggota BAU tidaklah sama, terjadi bongkar pasang personel hampir setiap akhir season.

Bagi yang senang dengan film detektif-detektifan, serial ini cukup menarik meski tidak terdapat banyak kejutan pada cerita-ceritanya. Kadang ceritanya cenderung datar dan begitu-begitu saja, kurang ada gregetnya  -_-. Meski demikian kisah-kisah para agen FBI ini tetap dapat menghibur saya sebab adegan profiling & pencarian tersangka cukup menarik untuk ditonton. Bagi saya, Criminal Minds cukup mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Serial ini cocok ditonton untuk mengisi waktu luang, daripada bengong 🙂

Sumber: http://www.cbs.com/shows/criminal_minds/