The Fugitive (1993)

The Fugitive (1993) adalah film aksi thriller lawas yang memperoleh berbagai nominasi penghargaan, beberapa bahkan berhasil dimenangkan. Saya sendiri menonton film ini ketika masih SD dulu :).

Sesuai judulnya, Fugitive artinya buronan. Jadi ceritanya berkisar pada pengejaran buronan yang kabur. Dr. Richard David Kimble (Harrison Ford) memiliki kehidupan yang mapan dan bahagia bersama istrinya. Semua hancur ketika ia menemukan sang istri telah dibunuh di dalam kediamannya. Hal ini diperparah ketika semua barang bukti menunjukkan bahwa Richard yang membunuh istrinya sendiri. Richard kemudian menjadi buronan setelah ia berhasil kabur dari bus pengangkut narapidana.

Dari pihak penegak hukum, Deputy U.S. Marshal Sam Gerard (Tommy Lee Jones) datang untuk memburu Richard. Sam adalah seorang pemburu handal yang sangat cerdik, pantang menyerah dan keras kepala. Richard harus menghindari Sam sambil menyelidiki siapakah dalang dari semua fitnah yang ia terima. Beruntung Richard bukan orang sembarangan. Ia menggunakan kepintarannya untuk selalu selangkah di depan Sam.

Diam-diam lama kelamaan, Sam semakin meragukan apakah Richard benar-benar bersalah atau tidak. Keduanya menemukan berbagai fakta baru yang dapat mengubah nasib Richard selamanya.

Saya menikmati aksi kejar-kejaran yang mendominasi film ini. Misterinya pun membuat saya penasaran untuk terus mengikuti The Fugitive (1993). Ditambah lagi jalan cerita yang enak untuk diikuti dan tentunya akting yang prima dari kedua pemeran utamanya, Harrison Ford dan Tommy Lee Jones. Sayang ada sedikit adegan aksi yang tidak masuk akal. Richard memang pakai jimat atau ajian apa kok bisa selamat ketika terjun dari puncak bendungan yang tinggi sekali. Orang normal mah sudah meninggal kali.

Saya rasa The Fugitive (1993) layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Tak heran kalau The Fugitive (1993) berhasil memenangkan berbagai penghargaan di ajang Golden Globe & Academy Awards.

Sumber: http://www.warnerbros.com/movies/fugitive

Blade Runner 2049 (2017)

Blade Runner

Blade Runner 2049 (2017) merupakan sekuel dari Blade Runner (1982), sebuah film fiksi ilmiah yang dibuat berdasarkan novel karya Philip K. Dick dengan judul Do Android Dreams of Electric Sheep? Ah judul yang unik ya? Android di sini berarti robot super canggih yang sudah sangat mirip dengan penciptanya yaitu manusia. Dalam Blade Runner (1982), manusia berhasil memproduksi masal replikan, robot super canggih yang memiliki wujud dan kemampuan seperti manusia biasa. Mereka melakukan semua pekerjaan yang biasa manusia lakukan. Semakin lama, ternyata replikan berhasil berkembang sehingga mereka memiliki keinginan, kemauan dan emosi. 3 hal yang membuat replikan semakin mirip, bahkan sama seperti manusia biasa. Pada suatu hari, terdapat 4 replikan dengan kode model Nexus 6 yang memberontak dan melarikan diri. Untuk menangani kasus-kasus seperti ini, dikirim polisi khusus yang disebut Blade Runner. Blade Runner bertugas untuk “mempensiunkan” replikan yang dianggap bermasalah. Kali itu, Rick Deckard (Harrison Ford) ditugaskan untuk memburu keempat Nexus 6 yang melarikan diri. Petualangan Deckard justru membuatnya semakin mengerti apa arti menjadi manusia yang sebenarnya. Deckard pun jatuh cinta kepada seorang replikan model khusus yang dikembangkan oleh pencipta replikan, Dr. Eldon Tyrell (Joe Turkel). Latar belakang Blade Runner (1982) adalah Los Angeles di masa depan, tahun 2019. Lah? tahun 2018 saja belum ada loh itu yang namanya replikan hehehehe. Maklum, Blade Runner (1982) dirilis tahun 1982, saya saja belum lahir itu x_x.

Naaahhh, Blade Runner 2049 (2017), menggunakan latar belakang Los Angeles lebih jauuuuh di masa depan, yaitu sekitar 30 tahun setelah peristiwa pada Blade Runner (1982). Bisnis replikan yang dulu diciptakan oleh Tyrell, kini dikembangkan oleh Niander Wallace (Jared Leto). Wallace mengklaim bahwa ia berhasil mengembangkan replikan model baru yang handal dan mudah dikendalikan. Profesi Blade Runner bahkan dijalankan oleh replikan model baru yang Wallace kembangkan.

Blade Runner

K (Ryan Goosling) merupakan salah satu replikan yang bekerja sebagai Blade Runner. Sehari-hari, K tinggal di apartemen kumuh dengan ditemani oleh Joi (Ana de Armas), pacar virtual K yang setia dan tulus mencintai K. Penggambaran akan percintaan antara K dan Joi, ditambah dengan penampakan keadaan Bumi di tahun 2059, memang terbilang keren. Semua nampak unik dan masuk akal. Berbeda dengan Blade Runner (1982) yang filmnya serba gelap karena didukung oleh special effect tahun 80-an, Blade Runner 2049 (2017) berhasil menampilkan visual yang cantik sekaligus realistis :).

Blade Runner

Blade Runner

Blade Runner

Lalu, apa hubungan antara Blade Runner 2049 (2017) dengan Blade Runner (1982)? Penyelidikan K pada sebuah kasus, membawanya kepada Deckard. K menemukan fakta bahwa ada kemungkinan, kekasih Deckard berhasil melahirkan seorang bayi padahal kekasih Deckard adalah seorang replikan. Kehadiran seorang replikan yang lahir dari seorang replikan lain, merupakan kontroversi yang dapat memicu kembali perseteruan antara manusia dan replikan. K dan beberapa pihak lain, memburu anak Deckard yang separuh manusia, separuh replikan. Serunya lagi, semakin hari, K semakin menemukan petunjuk-petunjuk yang menunjukkan bahwa K kemungkinan merupakan anak dari Deckard.

Blade Runner

Blade Runner

Blade Runner

Blade Runner

Blade Runner

Blade Runner

Blade Runner

Mirip seperti film pendahulunya, Blade Runner 2049 (2017) kembali mengangkat tema kesetaraan dan arti menjadi seorang manusia dan memiliki jiwa. Mungkinkah mesin ciptaan manusia memiliki jiwa? Apa itu jiwa? Sebuah keajaiban? Saya rasa Blade Runner 2049 (2017) termasuk film fiksi ilmiah yang agak “nyeni”, jadi tidak murni hanya sebagai media hiburan saja. Terus terang saya kurang suka dengan Blade Runner (1982) yang dibuat terlalu “nyeni” sehingga terlihat hambar kalau dilihat dari sisi penonton yang haus hiburan. Syukurlah Blade Runner 2049 (2017) berbeda dalam hal ini, sekuel Blade Runner (1982) tersebut masih memiliki daya tarik dari sisi hiburan, tidak hanya mengandalkan special effect saja :).

Blade Runner

Blade Runner

Blade Runner

Blade Runner

Blade Runner

Cerita yang membuat penasaran dan penuh kejutan, ditambah visual yang keren, tentunya merupakan resep yang handal untuk menciptakan sebuah tontonan yang memukau. Sayang oh sayang, semua itu dirusak oleh durasi. Saya rasa tempo Blade Runner 2049 (2017) terlalu lambat. Banyak adegan yang seolah “diam”, memperlihatkan keadaan sekitar atau mimik muka yang tidak banyak berubah. Ini sukses membuat saya kebosanan, mengantuk dan hampir tertidur di depan TV.

Secara keseluruhan, saya rasa Blade Runner 2049 (2017) dapat memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Kalau saya perhatikan, Blade Runner 2049 (2017) sepertinya dapat dikatakan sebagai film pembuka bagi sebuah franchise atau film ketiga. Masih banyak yang dapat di-explore di sana.

Sumber: bladerunnermovie.com

Star Wars: The Force Awakens (2015)

Force Awakens 1

A long time ago in galaxy far far away….

Kalau kata-kata di atas muncul pada bagian awal film yang teman-teman tonton, maka pastilah teman-teman sedang menonton film Star Wars, film fiksi ilmiah legendaris besutan Opa George Lucas. Pada tanggal 18 Desember tahun ini, hadir film layar lebar Star Wars terbaru, Star Wars: The Force Awakens (2015). Film ini dapat dikatakan sebagai Star Wars episode VII karena Star Wars: The Force Awakens (2015) mengambil latar belakang 30 tahun setelah duel antara Darth Vader dengan Luke Skywalker berakhir pada Star Wars Episode VI: Return of the Jedi (1983).

Luke Skywalker (Mark Hamill) menghilang setelah mengalami sebuah tragedi dengan murid yang ia latih. Dengan hadirnya First Order sebagai pengganti Galactic Empire yang dulu Luke tumbangkan, dunia membutuhkan seorang jedi, tentunya Luke adalah yang dicari sebab Luke adalah jedi terakhir yang hidup. Mirip seperti Galactic Empire, First Order dipimpin dan dihuni oleh sith, prajuritnya pun menggunakan seragam stormtrooper ala Galactic Empire. Siapa lawan First Order? Kaum pemberontak yang dipimpin oleh Jendral Leia Organa (Carrie Fisher), saudara dari Luke sekaligus istri dari Han Solo (Harrison Ford).

Force Awakens 2

Force Awakens 8

Kaum pemberontak mengirim pilot terbaiknya, Poe Dameron (Oscar Isaac), untuk melacak keberadaan Luke. Ketika Poe berhasil menemukan sepotong peta yang mampu menunjukkan keberadaan Luke, sepasukan storntrooper yang dipimpin oleh seorang sith, Kylo Ren (Adam Driver), berhasil menangkap Poe. Sebelum tertangkap, Poe berhasil menitipkan peta tersebut pada droid BB-8 yang wujudnya mirip droid R2-D2 pada Star Wars Episode IV: A New Hope (1977). Aaahhhh perjalanan BB-8 selanjutnya pun mirip perjalanan R2-D2 pada Star Wars Episode IV: A New Hope (1977). Dalam perjalanannya BB-8 kemudian bertemu dengan Rey (Daisy Ridley) dan Stormtrooper FN-2187 / Finn (John Boyega). Siapakah kedua mahluk ini? Finn merupakan mantan stormtrooper bawahannya Kylo Ren yang kabur dan berhianat. Sedangkan Rey adalah pengumpul barang-barang bekas dengan masa lalu yang misterius.

Force Awakens 7

Force Awakens 13

Force Awakens 15

Force Awakens 5

Force Awakens 3

Force Awakens 10

Rey & Finn kemudian berencana untuk mengantarkan BB-8 dan peta akan keberadaan Luke kepada kaum pemberontak. Dalam perjalannya mereka bersinggungan Han Solo, Chewbacca (Peter Mayhew) dan Kylo Ren. Tak disangka Rey & Finn semakin terlibat ke dalam petikaian antara First Order dengan kaum pemberontak. Kisah selanjutnya, silahkan tonton sendiri, saya tidak akan menulis spoiler di sini :).

Saya melihat awal kisah Star Wars: The Force Awakens (2015) memiliki banyak kemiripan dengan Star Wars Episode IV: A New Hope (1977). Sebuah pesan penting dititipkan kepada sebuah droid, kemudian droid tersebut bertemu dengan orang-orang yang akan terlibat lebih jauh terkait dengan infromasi yang droid tersebut bawa. Latar belakangnya saja sama-sama gurun, pakaian yang Rey kenakan pun mengingatkan saya akan salah satu karakter utama pada Star Wars Episode IV: A New Hope (1977), aaahhh sepertinya sudah bisa ditebak siapakah Rey sebenarnya.

Force Awakens 16

Force Awakens 9

Petualangan Rey terbilang seru walaupun plotnya benar-benar plot klasik Star Wars, yaitu terdapat peperangan antara kesatria jedi dan kesatria sith. Jedi dapat berubah menjadi sith dan sebaliknya pun sith dapat berubah menjadi jedi karena keduanya sama-sama mengendalikan kekuatan yang disebut the force. Jedi mengambil segala kebaikan yang ada di dalam diri untuk mengendalikan the force, sementara itu sith menjadikan segala kejahatan yang ada di dalam diri untuk mengendalikan the force. Sith dan jedi pada film-film Star Wars biasanya memiliki hubungan kekerabatan yang dekat lhooo, ;). Perkelahian antara sith dengan jedi yang menggunakan pedang laser selalu menjadi daya tarik tersendiri yang membuat saya ingin menonton film Star Wars.

Force Awakens 17

Force Awakens 14

Force Awakens 4

Force Awakens 11

Satu lagi plot klasik Star Wars yang terdapat pula pada Star Wars: The Force Awakens (2015), terdapatnya senjata mutakhir yang mampu menghancurkan planet. Kalau dulu ada Death Star, sekarang ada juga senjata yang mirip seperti itu dan pasti melibatkan pertempuran dengan pesawat-pesawat luar angkasa, yaaah jadulnya saja Star Wars, perang antar bintang :D. Mirip seperti pendahulunya, Star Wars: The Force Awakens (2015) menampilkan pertempuran yang komplet meskipun terdapat banyak “kebetulan yang menyenangkan” pada beberapa bagiannya. Tokoh protagonisnya beberapa kali memperoleh hal-hal yang mereka butuhkan atau mereka cari dengan relatif mudah padahal kalau dipikir pakai logika yaa seharusnya itu susah diperoleh, entah sudah pergi ke dukun mana kok mereka hoki terus yaaa? :P.

Force Awakens 6

Force Awakens 18

Force Awakens 19

Karena Star Wars selalu hadir dalam bentuk trilogi seperti Trilogi Star Wars original dan Trilogi Prequel Star Wars, saya yakin Star Wars: The Force Awakens (2015) akan mampu hadir sebagai awal dari trilogi yang keren. Jangan harap semua lawan Rey akan tewas pada Star Wars: The Force Awakens (2015) karena akan ada film keduanya, hehehehe ;).

Pada film-film Star Wars sebelumnya, Luke Skywalker selalu menjadi tokoh utama yang tak tergantikan. Untuk menggantikan Luke bukanlah hal yang mudah, olehkarena itulah dibutuhkan kisah transisi seperti Star Wars: The Force Awakens (2015). Saya melihat Star Wars: The Force Awakens (2015) menjadi jembatan bagi Luke, Han Solo dan kawan-kawan yang sudah tua untuk pensiun dan digantikan oleh generasi baru yang masih muda dan segar seperti Rey, Finn dan Poe. Saya kurang tahu apakah Opa Lucas dan Opa Abrahams sedang latah atau tidak. Mereka menggantikan peranan Luke menjadi Rey yang perempuan. Sepertinya hal ini dipengaruhi oleh trilogi-trilogi yang sukses dengan mengusung tokoh wanita sebagai tokoh utamanya seperti Trilogi Hunger Games, Trilogi Twilight dan film Divergent (2014) yang belum lengkap menjadi trilogi. Bagi saya pribadi, Luke Skywalker tetap tidak tergantikan dan Star Wars: The Force Awakens (2015) rasanya masih belum sebaik film-film pada Trilogi Star Wars original. Namun bagaimanapun juga, Star Wars: The Force Awakens (2015) berhasil menghibur penontonnya dan mampu mengobati kerinduan penggemar Star Wars akan sebuah kisah baru yang segar. Terlebih lagi kita dapat menyaksikan aksi Iko Uwais, Yayan Ruhiyan dan Cecep Arif Rahman pada film tersebut, meskipun tidak sampai 5 menit hehehehe. Geng Kanjiklub yang mereka perankan serasa hanya “numpang lewat” saja memang. Dengan demikian, Star Wars: The Force Awakens (2015) masih layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. May the Force be with you.

Sumber: www.starwars.com/films/star-wars-episode-vii-the-force-awakens

The Expendables 3 (2014)

Expendables 01

Melanjutkan kisah sukses The Expendables (2010) & The Expendables 2 (2012), Barney Ross (Sylvester Stallone) dan kawan-kawan kembali hadir dalam The Expendables 3 (2014). Sebagaimana pernah dikisahkan pada 2 film sebelumnya, The Expendables 3 (2014) masih mengisahkan petualangan sekelompok tentara bayaran, The Expendables, yang dipimpin oleh Barney. Kali ini The Expendables mendapat tugas dari seorang agen CIA, Max Drummer (Harrison Ford), untuk memburu dan menangkap hidup-hidup Conrad Stonebanks (Mel Gibson). Siapakah Stonebanks itu? Ia adalah seorang pedagang senjata yang dikenal sadis dan merupakan penjahat perang, CIA ingin mengadili Stonebanks di pengadilan internasional.

Expendables 14

Tidak mau melihat teman-teman seperjuangannya tewas, Barney memutuskan untuk memberhentikan anggota The Expendables yang lama dan merekrut anggota-anggota baru yang lebih muda. Menurut Barney, sudah saatnya anggota-anggota lama The Expendables berhenti melakukan pekerjaan yang berbahaya. Semua ada batasannya, mau sampai kapan mereka hidup menantang maut sebagai tentara bayaran?

Expendables 7 Expendables 6 Expendables 5 Expendables 4 Expendables 3 Expendables 1

Barney akhirnya merekruit beberapa anggota baru yang memiliki berbagai keahlian tertentu, namun sayangnya tokoh-tokoh baru ini diperankan oleh orang-orang yang namanya kurang terkenal bagi saya pribadi :P. Barney dan The Expendables baru ini berangkat untuk menangkap Stonebanks hidup-hidup, sebuah misi yang sudah pasti gagal, hehehe jagoan ya pasti kalah dulu :P. Semua anggota The Expendables baru tertangkap, beruntung Barney dapat lolos dan kembali ke Amerika.

Expendables 13

Bukannya kapok, Barney justru semakin termotivasi untuk menangkap Stonebanks, apalagi Stonebanks menyandera semua anggota The Expendables baru. Barney merasa bahwa ia memiliki tanggung jawab moral untuk menyelamatkan sekelompok anak muda yang baru ia rekruit. Misi penyelamatan sekaligus penangkapan yang akan Barney lakukan ini melibatkan anggota-anggota The Expendables senior seperti Lee Christmas (Jason Statham), Doctor Death (Wesley Snipes), Gunner Jensen (Dolph Lundgren) dan Toll Road (Randy Couture). Selain itu, Barney juga dibantu oleh mantan teman seperjuangannya yaitu Trench Mauser (Arnold Schwarzenegger) dan Yin Yang (Jet Lee). Max Drummer juga ikut serta membantu Barney pada misi ini karena ia memiliki dendam pribadi dengan Stonebanks. Terakhir, Barney mendapat bantuan pula dari seorang tentara bayaran yang kehilangan hampir semua teman-temannya, Galgo (Antonio Banderas).

BRAY_20130905_EXP3_09112.dng EXP3_20130919_13327.jpg Expendables 11 Expendables 10 Expendables 9 Expendables 2

Mirip seperti The Expendables (2010) dan The Expendables 2 (2012), The Expendables 3 (2014) menghadirkan sebuah suguhan yang seru dengan menampilkan beberapa aktor film action yang sempat populer di era 90-an. Ketika menonton The Expendables 3 (2014), saya menemukan momen “wow keren”, lebay & lucu. Atribut serba hitam dan gaya/teknik tempur di film ini memang keren, meskipun saya masih melihat aksi-aksi lebay ala film action tahun 90-an dimana si jagoan dapat berdiri dan berlari sambil menembak ke segala arah tanpa terluka sedikitpun padahal tokoh-tokoh antagonisnya memiliki kesempatan yang cukup besar untuk melukai si jagoan. Syukurlah aksi lebay seperti itu porsinya relatif sedikit, saya hanya sekilas melihatnya. Yang saya paling suka dari The Expendables 3 (2014) adalah hadirnya beberapa momen lucu yang diakibatkan oleh “kegilaan” para kru The Expendables sehingga film ini tidak monoton, sesekali saya bisa tertawa lebar terutama ketika melihat tingkah stres Galgo yang diperankan dengan baik sekali oleh Antonio Banderas :D.

Expendables 8The Expendables 3 (2014) berhasil menghibur saya dan layak mendapat nilai 5 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus Sekali”. Sayangnya film ini sedang tersangkut kasus pembajakan sehingga peringkat Box Office-nya kurang baik. Beberapa minggu sebelum The Expendables 3 (2014) mulai tayang di bioskop, film ini sudah beredar di internet. Parahnya lagi, yang beredar di internet adalah file film dengan resolusi yang sangat bagus sekelas DVDRip, bukan kelas bawah seperti Cam. Entah Mas Stallone rugi berapa, semoga kasus ini tidak menghambat atau membatalkan pembuatan The Expendables 4 yang kabarnya akan menghadirkan pegulat WCW idola saya ketika masih SD, Hulk Hogan, hohohoho, semakin bisa ditebak nih sekitar berapa umur saya sekarang :P.

Sumber: www.theexpendables3film.com

Ender’s Game (2013)

Ender's Game 1

Film Ender’s Game (2013) sebenarnya termasuk ke dalam salah satu target film yang wajib saya tonton tahun lalu, sayangnya Ender’s Game muncul di Indonesia pada bulan-bulan ketika saya sedang mempersiapkan diri untuk datang ke rumah orang tua pacar yang sekarang Alhamdulillah sudah jadi istri saya. Nah hari inilah saya baru sempat menonton film yang diangkat dari novel anak-anak lawas karangan Opa Orson Scott Card.

Karena diangkat dari novel anak-anak, sudah pasti jagoannya masih anak-anak :). Dikisahkan bahwa 50 tahun yang lalu manusia berhasil memenangkan perang besar melawan ras alien yang datang ke planet tempat manusia tinggal. Selama 50 tahun bangsa alien tersebut tidak pernah terlihat akan menginvasi lagi, namun pihak manusia agak parno & trauma takut kedatangan “tamu tak diundang” lagi, maka manusia terus berusaha melakukan langkah-langkah pencegahan yang semakin lama semakin agresif.

Pihak militer manusia yang disebut International Fleet merekrut anak-anak jenius sebagai pengatur strategi perang karena berdasarkan penelitian, anak-anak yang belum memasuki usia remaja ternyata memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengatur strategi perang. Ender Wiggin (Asa Butterfield) adalah salah satu anak jenius yang direkruit oleh Kolonel Graff (Harrison Ford) ke dalam sekolah militer pengatur strategi di luar angkasa. Jalan Ender untuk menjadi pengatur startegi yang handal sekaligus pemimpin yang dihormati tidaklah mudah & menarik untuk diikuti. Ender sangat pintar dalam mengatur segala tindakan yang dia lakukan. Segala akibat & kemungkinan yang muncul akibat tindakannya, sudah diperhitungkan.

Ender's Game 3 ENDER'S GAME Ender's Game 6 Ender's Game 9

ENDER'S GAME

Saya senang melihat bagian awal & tengah film ini, apalagi saya disuguhkan oleh special effect yang top, spesial effect-nya sukses mendukung film khayalan besutan Gavin Wood ini, hehehehe. Akting para pemainnya pun cukup bagus meski rasanya tidak ada yang terlalu menonjol. Namun sayang sekali menjelang bagian akhir dari Ender’s Game (2013), kok jalan ceritanya agak melempem yaaa, kurang menggigit. Akhirnya kok begitu ya? :/

ENDER'S GAME

Ender's Game 2 Ender's Game 5 Ender's Game 10 Ender's Game 11

Setelah menonton Ender’s Game (2013) sampai habis, saya menyimpulkan bahwa kenapa pihak militer memilih anak-anak untuk mengendalikan seluruh armada tempurnya ternyata adalah karena anak kecil masih bisa “dibodohi”, kemampuan emosionalnya masih belum dapat membedakan dengan jelas mana yang sebenarnya baik & mana yang jahat. Dapat diarahkan untuk fokus memenangkan permainan, mengorbankan segala sumber daya yang dimiliki untuk menang tanpa mengetahui bahwa sumber daya yang dipergunakan itu adalah manusia juga yang memiliki keluarga, dalam hal ini seorang jenius seperti Ender pun luput dalam mengetahui “tipuan kecil” bosnya.

Secara garis besar, Ender’s Game (2013) cukup menghibur hari sabtu saya & layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Awalnya saya hendak memberi nilai 4 atau 5, namun semakin menjelang ke akhir cerita, tingkat kepuasan saya akan Ender’s Game (2013) semakin menurun, tapi tidak sampe ke angka 2 kok ;).

Sumber: www.endersgamemovie.com