asih segar di dalam ingatan saya, bagaimana Strange World (2022) masuk ke dalam daftar tontonan keluarga saya. Bagaimana tidak? Trailer-nya saja membawa-bawa nama Big Hero 6 (2014) dan Encanto (2021). 2 film yang saya tonton bersama anak-anak saya. Jadi yaaaa, secara tersirat, otomatis Strange World (2022) memang dibuat untuk anak-anak dan keluarga. Oh apa saya salah menyimpulkan ya?
Film ini hadir dengan animasi yang cantik dan mengadirkan sebuah dunia yang berbeda. Sebuah dunia asing yang penuh misteri tapi jauh dari kata menyeramkan. Semua dibungkus oleh warna-warni yang cerah. Tidak ada adegan sadis di sana, lha wong monsternya saja tidak menakutkan. Masalah mulai ditemui ketika saya mengikuti jalan ceritanya. Yah paling tidak masalah bagi saya pribadi. Saya yakin banyak yang memiliki pandangan yang berbeda mengenai hal ini.
Sepintas, Strange World (2022) seperti film petualangan bagi anak-anak dan keluarga. Kisahnya berkisar pada sebuah wilayah yang disebut Avalonia. Wilayah ini kelilingi oleh pegunungan yang tidak dapat dilewati oleh siapapun. Seberapa tinggi pun manusia terbang, tetap saja pegunungan tersebut tidak dapat dilewati. Seperti apa dunia di luar Avalonia? Jaeger Clade (Dennis Quaid) adalah penjelajah paling terkenal dari Avalonia. Perlahan tapi pasti, ia selalu selangkah di depan dalam menembus pegunungan yang mengelilingi Avalonia.
Berbeda dengan sang ayah, anak Jaeger yaitu Searcher Clade (Jack Gyllenhaal), justru tidak senang menjelalah. Clade justru berhasil mengembangkan tanaman ajaib yang dapat menghasilkan energi bagi Avalonia. Sebuah penemuan fenomenal yang membuat kehidupan rakyat Avalonia semakin nyaman. Jaeger dan Searcher memiliki patung besar di tengah kota, sebagai wujud penghormatan rakyat Avalonia bagi kedua anggota keluarga Clade tersebut. Keduanya dihormati atas 2 hal yang bertolakbelakang. Jaeger berusaha membantu rakyat Avalonia untuk keluar dan menemukan hal baru di luar Avalonia. Sementara itu Searcher justru memberikan penemuan yang membuat rakyat betah hidup damai di dalam Avalonia.
Berada di bawah nama besar ayah dan kakeknya, Ethan Clade (Jaboukie Young-White) seakan berada di tengah-tengah. Ethan adalah anak semata wayangnya Searcher Clade. Sebagai seorang ayah, Searcher sendiri berharap agar Ethan mengikuti jejaknya sebagai petani dan penemu yang sukses. Padahal diam-diam Ethan menginginkan sesuatu yang berbeda ….
Searcher seolah lupa bahwa ia pun melawan arus. Keluarga Clade terkenal akan kemampuannya untuk menjadi petualang dan penjelajah, bukan petani. Menjadi petani adalah keputusan yang agak berbeda bagi seorang Clade. Sekarang, Searcher berada di posisi Jaeger. Memiliki seorang anak yang mengambil jalan yang berbeda. Berbeda di sini adalah berbeda mengenai profesi dan hobi, bukan perbedaan preferensi seksual. Semua karakter pada Strange World (2022) tidak mempermasapahkan Ethan Clade yang menyukai sesama jenis. Semua karakter pada Strange World (2022) memiliki toleransi yang sangat baik terkait hal ini. Mengingat, karakter yang jelas-jelas seorang LGBTQ hanya Ethan, si karakter utama yang masih ABG.
Dari sudut pandang mengajarkan toleransi, hal ini merupakan hal yang positif. Namun sudah pantaskah memperkenalkan anak-anak kecil kepada konsep LGBTQ? Dari cerita, visual sampai iklannya saja, Strange World (2022) seolah-olah dibuat untuk ditonton oleh keluarga lengkap dengan anak-anaknya. Di agama saya sendiri, LGBTQ termasuk hal yang dilarang. Namun semua bergantung pada individu masing-masing. Setiap orang berhak menentukan apa yang ingin ia lakukan. Saya pun harus menghormati keputusan yang diambil. Namun, bagaimana dengan anak-anak kecil yang masih jauh dari kata dewasa?
Sebagai orang tua, saya ingin menanamkan nilai-nilai yang saya anggap baik kepada anak-anak saya. Merupakan hak dan kewajiban saya untuk memprogram anak-anak saya sedari dini. Sebagai seseorang yang beragama, saya ingin anak-anak saya untuk paham dulu mengenai ajaran agamanya. Termasuk pandangan agama yang dianut terkait LGBTQ. Di sana mereka belajar pula bagaimana caranya menghadapi perbedaan. Perbedaan tidak seharusnya membuat manusia saling benci. Kita masih dapat hidup berdampingan dengan orang-orang yang memiliki pandangan atau keyakinan yang berbeda dengan kita. Namun semua itu ada batasannya masing-masing. Toleransi berbeda dengan mencampuradukan keyakinan.
Disney membungkus Strange World (2022) dalam bentuk animasi yang bagus sekali. Sesuatu yang menarik bagi anak-anak. Saya sadar film ini masuk ke dalam kategori PG (Parental Guide) yang artinya bukan untuk anak-anak dan harus didampingi orang tua. Tapi bukankah di Indonesia terkadang orang-orang agak abai dengan pengkategorian umur penonton seperti ini? Apalagi nama Disney sangat identik dengan film-film animasi yang ramah anak-anak. Padahal akhir-akhir ini, Disney agak sudah mulai melenceng…. Zaman sekarang, orang tua memang memiliki tantangan ekstra untuk menentukan film apa yang bisa anak-anaknya tonton. Sesuatu yang terlihat seolah-olah cocok bagi anak-anak, belum tentu benar-benar cocok bagi anak-anak. Apakah pesan moral yang dibawakan sudah cocok semua?
Saya sendiri tidak akan mengijinkan anak-anak saya untuk menonton Strange Worlds (2022). Karena anak-anak saya belum ada yang siap untuk disuntikkan pengetahuan LGBTQ oleh Disney. Silahkan sebut saya homophobic, tapi ini sudah melampaui batas. Ini kita berbicara mengenai anak-anak kecil yang masih polos looooh.
Disney nampaknya sibuk dengan agenda LGBTQ-nya hingga lupa bagaimana membuat film animasi dengan cerita yang menarik. Biasanya, pada film-film Disney sebelumnya, unsur LGBTQ dibuat tersirat atau muncul sekilas. Dengan demikian, hanya orang dewasa yang akan faham dan menyadarinya. Pada Strange World (2022), karakter utamanya saja sudah terang-terangan flirting dengan ABG laki-laki lain. Kemudian di tengah-tengah dialog basa-basi saja, topik LGBTQ tiba-tiba muncul sebagai bahan obrolan. Nampaknya hal ini sengaja ditonjolkan sampai-sampai tidak ada komedi yang lucu pada Strange World (2022). Biasanya ada selipan lelucon yaaa di film-film seperti ini. Lah ini yang ada hanya obrolan LGBTQ saja.
Terlepas dari ada LGBTQ atau tidak, dunia misteriusnya Strange World (2022) gagal membuat saya penasaran. Hal-hal unik yang ada di sana pun gagal menambah greget film ini. Petualangan ketiga generasi keluarga Clade pun terasa klise dan membosankan. Saya pun beberapa kali berhenti ketika menonton film ini. Setelah 15 menit saya malas dan berhenti. Kemudian melanjutkan menonton lagi besok-besok, itupun hanya 10 menit wkwkwkwk. Setelah melawan kebosanan, karena tanggung ya, siapa tahu ada hal yang keren pada film ini. Saya masih tidak percaya kok ya Disney bisa-bisanya membuat film animasi seperti ini :(.
Sebenarnya, film ini bisa jadi tetap menarik bagi penonton cilik. Namun agenda dan pesan LGBTQ saya rasa kurang cocok bagi anak-anak kecil. Pangsa pasar film ini terada agak membingungkan. Maka, cerita yang membosankan dan pesan moral yang kurang cocok bagi anak-anak, membuat saya hanya memberikan Strange World (2022) nilai 1 dari skala maksimum 5 yang artinya “Tidak Bagus”. Strange World (2022) gagal total di box office dan sukses membuat Disney rugi ratusan juta dolar. Bukan kerugian terparah Disney sih. Namun kepercayaan saya terhadap Disney, sebagai penghasil film animasi unggulan ramah anak, lenyap sudah. Tapi yaa apalah saya, hanya buih di Samudera Hindia hehehehe.
Sumber: http://www.disney.com