Pada akhir tahun 2014 & awal tahun 2015 banyak film-film segala umur hadir di bioskop. Dari beberapa film tersebut, ada 1 film yang sepupu-sepupu istri saya rekomendasikan, Paddington (2014). Nama Paddington sendiri adalah nama tokoh beruang kecil yang hadir pada beberapa buku anak-anak di Inggris pada tahun 1950-an. Sekarang, tokoh Paddington diangkat kembali dalam Paddington (2014).
Mirip dengan versi bukunya, Paddington (2014) mengisahkan petualangan Paddington (Ben Whishaw), beruang kecil dari pedalaman hutan Peru yang super jenius, ia dapat berbicara dan berkomunikasi layaknya manusia. Paddington berkelana ke London untuk menemukan seorang petualang yang pernah tinggal bersama Paman & Bibi Paddington di pedalaman hutan Peru berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Petualang tersebut pernah berpesan bahwa apabila pada suatu hari nanti Paman Paddington berkunjung ke London, ia akan mendapatkan sambutan yang hangat. Sayang Paman Paddington tewas ketika terjadi bencana yang menghancurkan rumah keluarga Paddington. Paddington tidak memiliki rumah sekarang, ia berharap agar si petualang tersebut berkenan menampung dan memberikan rumah baru bagi Paddington.
Dalam perjalannya, Paddington bertemu dengan keluarga Brown yang baik hati. Mereka bersedia menolong Paddington agar Paddington dapat bertemu dengan si petualang yang Paddington cari. Kehadiran Paddington di dalam rumah keluarga Brown menghasilkan kekonyolan dan kekacauan. Tapi hal tersebut justru membuat hubungan antara Paddington dan seluruh anggota keluarga Brown menjadi semakin erat.
Diam-diam ada seorang tokoh jahat yang memonitor Paddington dan keluarga Brown. Tokoh antagonis misterius yang diperankan oleh Nicole Kidman ini ingin menculik dan mengawetkan Paddington sehingga Paddington dapat menambah koleksi spesimen hewan yang ia miliki. Namun motif dari tokoh misterius ini sebenarnya bukan itu saja, ia memiliki dendam pribadi yang hanya akan kita ketahui ketika kita sudah menonton bagian akhir Paddington (2014).
Saya tidak menyangka akan ada kejutan pada Paddington (2014). Biasanya, film yang diambil dari buku anak-anak relatif mudah ditebak jalan ceritanya. Namun, yang namanya film yang diambil dari cerita anak-anak pasti agak-agak “ngayal”. Beruang kok bisa bicara? Warga Inggris kok tidak takut melihat beruang jalan-jalan menggunakan baju dan topi? Sudah sering lihat ya? Hehehe yaaaah namanya juga tokoh dari cerita anak-anak, pasti banyak hal-hal yang tidak masuk akalnya ;).
Untunglah ketidakmasukakalan di atas dapat terobati dengan penyampaian yang bagus sekali. Pemanfaatan special effect masa kini pada Paddington (2014) terlihat tepat, kreatif dan bagus. Saya pun menikmati penyampaian cerita yang baik sekali baik dari segi alur maupun visual. Paul King, sang sutradara, berhasil menghidupkan sebuah cerita yang menarik dan menghibur.
Meskipun bukan merupakan film dengan genre favorit saya, Paddington (2014) layak untuk mendapat nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Pantas sepupu-sepupu istri saya ada yang menuntonnya lebih dari 1 kali :).
Sumber: paddington-movie.com