Serial Loki

Loki Laufeyson (Tom Hiddleston) merupakan tokoh antagonis utama dari The Avengers (2012). Ia adalah pangeran Asgard yang cerdas namun licik & narsistik. Kemampuan Loki adalah manipulasi, hipnosis, telekinesis, merubah wujud, duplikat, membaca pikiran, ilusi, kebal dari berbagai penyakit, dan lain-lain terutama terkait ilmu sihir. Karena iri, Loki selalu berusaha merebut kekuasaan atas Asgard dari ayah dan saudaranya. Salah satu usahanya adalah ketika ia menyerang New York pada The Avengers (2012). Kemudian tiba-tiba karakter ini berkembang menjadi semacam anti-hero. Puncaknya adalah ketika berpihak pada Thor & The Avengers pada Thor: Ragnarok (2017), Avengers Infinity War (2018) & Avenger: Endgame (2019).

Pada Avengers Infinity War (2018), Loki tewas dalam sebuah pertempuran dahsyat. Kemudian pada Avenger: Endgame (2019), Avengers yang tersisa berpencar melakukan perjalanan waktu ke masa lalu demi menghidupkan kembali rekan-rekan mereka beserta separuh populasi dunia yang tewas.

Serial Loki diawali ketika salah satu perjalanan waktu The Avengers adalah kembali ke waktu dimana Loki baru saja kalah dalam pertempuran New York pada The Avengers (2012). Loki tiba-tiba berada di dalam sebuah upaya perebutan antara salah batu infinity yaitu batu ruang atau tesseract. Loki yang diborgol berhasil memanfaatkan keadaan dan mengambil tesseract. Ia kemudian menggunakan kekuatan batu tersebut untuk meloloskan diri. Tesseract memungkinkan pemiliknya untuk melakukan teleportasi tidak hanya ke tempat & waktu yang berbeda, namun ke dunia paralel yang berbeda pula.

Setelah melarikan diri dengan batuan tesseract, Loki ditangkap oleh pasukan berseragam hitam dengan logo TVA pada seragamnya. Apa itu TVA? TVA adalah kepanjangan dari Time Variance Authority. Organisasi ini dibetuk oleh Time Keeper untuk menjaga garis waktu sakral. Garis waktu ini merupakan urutan kejadian alam semesta beserta dunia-dunia paralelnya.

Film-film MCU (Marvel Cinematic Universe) memang menggunakan dunia paralel. Jadi apapun itu yang ada di alam semesta, pasti ada juga di alam semesta paralel lainnya. Hanya saja semuanya tidak identik sama. Berbagai versi dari apapun itu sering kali memiliki wujud dan sifat yang berbeda pada dunia paralel lainnya.

Jadi, semua yang ditangkap oleh TVA, adalah individu-individu yang mengubah sejarah dan membuat cabang garis waktu dari garis waktu sakral. Hal ini terjadi tidak hanya terjadi dengan melalukan perjalanan waktu. Perjalanan lintas dunia paralel dan waktu pun langsung menyebabkan TVA datang.

Intinya, TVA memang berusaha membuat keteraturan dengan menjaga agar hanya ada 1 garis waktu, yaitu garis waktu sakral. Cabang-cabang dari garis waktu keramat harus dihancurkan secepat mungkin karena TVA menganggap bahwa cabang-cabang garis waktu akan menimbulkan kekacauan dan kehancuran.

Uniknya, Loki yang gemar melakukan kekacauan justru direkruit oleh TVA untuk memburu para pelanggar yang disebut Variant. Di sana, Loki bertemu dengan Loki-Loki versi lainnya. Uniknya mereka semua memiliki 1 kesamaan, mereka semua agak licik.

Loki pun lama kelamaan semakin menyadari bahwa ia terjebak di tengah-tengah petikaian antara kekacauan dan keteraturan. TVA menciptakan sebuat garis waktu yang teratur tanpa menyadari bahwa mereka menghapus kebebasan individu. Semua sudah digariskan dan tidal boleh mengambil jalan yang berbeda dari yang sudah digariskan. TVA pun terlihat semena-mena menangkap dan menghakimi semua variant, tanpa peduli apakah dia masih kecil atau sudah tua. Siapakah yang harus Loki bantu?

Di sini kita melihat Loki jahat yang baru kalah perang dari The Avengers pada The Avengers (2012). Jadi berbagai sifat kahat masih terlihat pada episode-episose awal. Lama kelamaan, Loki terlihat semakin bijaksana dan peduli terhadap kemalangan orang lain. Tapi kelicikannya tetap ada, itu sih tidak bisa hilang, hehehehe.

Karakter Loki di sini sangat kuat. Tom Hiddleston menampilkan akting yang bagus di sini. Loki yang memiliki berbagai sifat jahat, ternyata masih memiliki hati nurani. Semua peritiwa pada serial ini, mengubah Loki menjadi pribadi yang lebih baik. Tapi masih menyisakan berbagai perangai buruk pula. Di sini, serial Loki berbicara mengenai kesimbangan. Tidak ada mahluk yang murni 100% jahat atau 100% baik. Pastilah semuanya memiliki kebaikan dan keburukan, sekecil apapun. Sepertinya serial ini menyindir telak sinetron-sinetron Indonesia yah ;’D.

Baik dan buruk tidak hanya menempel pada perangai individu saja. Melainkan pada garis waktu dan semua yang berkecimpung di dalamnya di dalamnya. Keteraturan dan kekacauan sama-sama dibutuhkan agar tidak terjadi perang besar antara para variant. Lalu, keteraturan dan kekacauan pun dibutuhkan untuk menjamin kebebasan setiap individu untuk menjalani hidupnya sendiri.

Kemudian bagaimana dengan special effect-nya? Apakah hanya setingkat di atas burung-burungannya sinetron Indosiar? Marvel Studio memang tidak tanggung-tanggun ketika menggarap sebuah proyek. Adegan aksi pada serual ini lumayan seru dan didukung oleh special effect yang bagus sekali, tidal kalah denga film layar lebar Marvel loh. Di luar adegan perkelahian pun, serial Loki berhasil memberikan berbagai visual yang cantik dan meyakinkan. Loki seakam benar-benar berkenala ke berbagai planet di waktu dan dunia paralel yang berbeda.

Pelajaran dan makna yang bagus, disertai oleh plot yang bagus & komunikatif, plus special effect yang cantik, tentunya menjadikan serial Loki layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Serial ini pun menjadi serial MCU fase 4 pertama yang dibagi menjadi lebih dari 1 musim pemutaran. Marvel nampak semakin percaya diri dalam menggarap serial-serial superhero.

Sumber: http://www.marvel.com/tv-shows/loki/1

Avengers Infinity War (2018)

Sejak tahun 2008 sampai sekarang, sudah hadir kurang lebih 18 film-film superhero yang diambil dari cerita buku komik keluaran salah satu perusahaan komik ternama di dunia yaitu Marvel. Meskipun nampak terpisah dengan cerita dan tokoh utama sendiri, semua film tersebut hidup di sebuah alam yang sama, sebuah alam yang biasa disebut Marvel Cinematic Universe (MCU), kecuali film-film X-Men dan Deadpool tentunya. Sepanjang penglihatan saya, meskipun masing-masing film MCU mampu berdiri sendiri, bagian akhirnya jelas dan tidak menggantung, film-film tersebut mampu membuat sebuah jaring cerita yang rapi antara satu dengan lainnya. Jaring-jaring cerita dari semua film tersebut, menyatu menjadi satu pada Avengers Infinity Wars (2018), sebuah film yang sudah lama saya tunggu-tunggu meskipun kurang lebih saya sudah mengetahui cerita versi komiknya :).

Pada dasarnya Avengers Infinity Wars (2018) merupakan kisah mengenai kematian, kehidupan, keputusasaan dan harapan yang dihadapi superhero-superhero MCU. Keperkasaan mereka seakan runtuh ketika bertemu Thanos (Josh Brolin). Dulunya Thanos merupakan penduduk Planet Titan yang saat ini sudah hancur. Ia menganggap bahwa kehancuran Titan disebabnya oleh ketidakseimbangan antara jumlah sumber daya dengan jumlah penduduk. Jumlah penduduk seharusnya dapat dikendalikan. Untuk mencegah agar alam semesta beserta isinya tidak mengalami nasib yang serupa dengan Titan, maka Thanos berniat untuk mengendalikan populasi alam semesta. Apakah yang Om Thanos menginginkan program KB (Keluarga Berencana)? Apakah Thanos itu Duta KB? 😛 Oooh tentu tidak, Thanos menginginkan sesuatu yang lebih ekstrim. Ia ingin membunuh separuh populasi alam semesta agar separuh populasi yang tidak ia bunuh, dapat hidup damai tanpa memperebutkan sumber daya. Dari sudut pandangnya sendiri, Thanos merasa bahwa ia melakukan kebaikan dan pengorbanan bagi masa depan alam semesta. Ini sungguh berbeda dengan tokoh antagonis lain yang mayoritas tujuan hidupnya adalah untuk meraih kekuasaan dan kekayaan semata. Tokoh Thanos tidaklah mengecewakan, ia memang pantas untuk menjadi lawan terkuat pada film crossover terbesar tahun ini.

Pada film-film MCU sebelumnya, tersirat bagaimana Thanos berusaha mencari 6 buah batu infinity yang dapat memberikan kekuatan tertentu bagi tuannya. Batu-batu tersebut pun sebenarnya sudah beberapa kali muncul dan menjadi rebutan beberapa karakter MCU. Apa itu batu infinity sebenarnya? Batu infinity merupakan batu yang tercipta ketika alam semesta tercipta. Masing-masing batu memiliki kekuatan penciptaan masing-masing yaitu batu kekuatan, batu pikiran, batu ruang, batu waktu, batu jiwa dan batu realita. Pada film-film MCU sebelum Avengers Infinity Wars (2018), dikisahkan bahwa memegang 1 batu saja sudah dapat memberikan kekuatan super dahsyat bagi pemegangnya. Bagaimana bila ada yang dapat memiliki keenam batunya?

Batu ruang, atau dikenal dengan nama tesseract, adalah batu infinity pertama yang dikenalkan MCU. Batu ini awalnya tersimpan di pedalaman Norwegia sampai pada suatu hari, Pasukan Nazi yang dipimpin Red Skull (Hugo Weaving) menemukannya pada Captain America: The First Avengers (2011). Kemudian batu tersebut menjadi rebutan pada film-film MCU berikutnya hingga akhirnya, batu ini berhasil disembunyikan Loki (Tom Hiddlestone) pada akhir dari Thor: Ragnarok (2017). Sayangnya, pada awal Avengers Infinity War (2018), tesseract berhasil Thanos rebut setelah ia menghancurkan armada Kerajaan Asgard yang sedang dalam perjalanan menuju Bumi. Thanos bahkan mampu membuat Loki, Thor (Chris Hemsworth) dan Hulk / Bruce Banner (Mark Ruffalo) bertekuk lutut padahal Thanos hanya datang dengan menggunakan 1 batu infinity, yaitu batu kekuatan.

Batu kekuatan, atau dikenal dengan nama orb, merupakan batu infinity yang menjadi rebutan pada Guardians of The Galaxy (2014). Batu yang pada dasarnya hanya dapat dikendalikan oleh Star-Lord / Peter Quill (Chris Pratt) ini, berhasil Thanos rebut dari Planet Xandar. Nova Corps yang bertugas melindungi Planet Xandar dan orb nampaknya mengalami nasib yang tragis sebab Thanos nampak sudah memiliki batu kekuatan sejak awal film Avengers Infinity War (2018).

Batu kekuatan sebenarnya bukanlah batu infinity pertama yang Thanos miliki. Sebelumnya, Thanos sempat memiliki batu pikiran yang ditempelkan pada bagian ujung tongkat chitauri. Tongkat ini kemudian Thanos pinjamkan kepada Loki untuk merebut tesseract di Bumi pada The Avengers (2012). Kemudian batu ini mengalami beberapa kali perpindahan kepemilikan sampai pada akhirnya batu ini berada di kening Vision (Paul Bettany) pada Avengers: Age of Ultron (2015). Vision sebenarnya merupakan sebuah super komputer canggih ciptaan Iron Man atau Tony Stark (Robert Downey Jr.). Dengan keberadaan batu pikiran pada Vision, Vision telah mampu berkembang menjadi organisme yang lebih kompleks. Ia bahkan dapat menjalin asmara dengan Scarlet Witch atau Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen). Pada Avengers Infinity War (2018) ini, keduanya harus melarikan diri dari kejaran jendral-jendral tangan kanan Thanos yang berusaha mengambil batu pikiran dari kening Vision. Beruntung Captain America / Steve Rogers (Chris Evans), Natasha Romanoff / Black Widow (Scarlett Johansson) dan Sam Wilson / Falcon (Anthony Mackie) datang membantu. Mereka kemudian melarikan diri ke Wakanda, dengan dibantu oleh James “Rhodey” Rhodes / War Machine (Don Cheadle), untuk berlindung di dalam perisai negeri asal T’Challa / Black Panther (Chadwick Boseman) tersebut. Tak lupa sahabat Captain America dari masa lampau, Bucky Barnes / Winter Soldier (Sebastian Stan), sudah menanti pula di Wakanda.

Sementara Captain America dan kawan-kawan melarikan diri ke Wakanda, Hulk / Bruce Banner berhasil melarikan diri dari kapal Asgard yang dihancurkan Thanos. Banner berhasil melakukan teleport ke Bumi dan langsung menemui Iron Man / Tony Stark dan Stephen Strange / Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) untuk memperingatkan akan kedatangan Thanos. Tak lama kemudian, mereka bersama dengan Peter Parker / Spider-Man (Tom Holland), harus mempertahankan batu waktu yang ada di dalam kalung mata agamoto milik Doctor Strange. Batu waktu pernah memicu konflik pada Doctor Strange (2016). Warnanya hijau, padat dan membuat pemegangnya mampu memutar waktu ke masa lalu dan masa lampau.

Berbeda dengan batu waktu yang padat, batu realitas atau aether berbentuk seperti cairan yang mengalir di udara. Aether pernah memicu konflik pada Thor: The Dark World (2013). Bangsa Asgard saat itu sudah memiliki dan menjaga batu ruang atau tesseract, sehingga mereka mempercayakan aether kepada Taneleer Tivan / The Collector (Benicio del Toro).

Nah bagaimana dengan batu jiwa? Sepengetahuan saya, batu ini belum pernah muncul atau menjadi rebutan pada film-film MCU sebelumnya. Namun, konon lokasi penyimpanan batu jiwa yang misterius ini sebenarnya sudah diketahui oleh salah satu dari anggota Guardians of The Galaxy. Siapakah itu? Apakah Star-Lord? Drax (Dave Bautista)? Mantis (Pom Klementieff)? Gamora (Zoe Saldana)? Groot (Vin Diesel)? Rocket (Bradley Cooper)? Atau bahkan Nebula (Karen Gillan)? Aaahhhh, saya tidak akan menulis spoiler di sini hehehehe.

Kali ini para pahlawan yang sudah memiliki film solo melalui film-film MCU sebelumnya, harus mencegah usaha Thanos mengumpulkan keenam batu infinity. Pada Avengers Infinity War (2018) ini akan ada beberapa tokoh utama yang berguguran. Kehadiran Thanos memang membawa aroma tersendiri di sini. Karena ketika Thanos muncul, siapapun bisa saja tewas. Tidak ada satu superhero-pun yang aman dari Thanos. Saya lihat, tokoh utama yang tewas di tangan Thanos ada pula yang merupakan tokoh legendaris icon Marvel, sungguh tidak terduga :’D.

Dengan kekuatan yang dahsyat, Thanos begitu ditakuti. Tapi kok kenapa Thanos baru turun tangan pada Avengers Infinity War (2018)? Thanos sudah ada sejak dulu, ia bahkan sudah lama memegang batu kekuatan sebelum Loki menghilangkannya pada The Avengers (2012). Jawabannya adalah karena tewasnya The Ancient One (Tilda Swinton) pada Doctor Strange (2016), Ego (Kurt Rusell) pada Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017), tewasnya Odin (Anthony Hopkins) pada Thor: Ragnarok (2017). Ketiga karakter ini memang sudah uzur namun terkenal akan kekuatannya sehingga Thanos tidak dapat leluasa bergerak. Keadaan semakin menguntungkan bagi Thanos ketika The Avengers pecah kongsi setelah terjadi skandal pembunuhan ayah Black Panther yang melibatkan Winter Soldier pada Captain America: Civil War (2016). Ahhhh, inilah saat yang tepat bagi Thanos untuk maju habis-habisan dengan segenap kekuatan dan prajurit yang ia miliki.

Saya sadar bahwa banyaknya karakter yang hadir, bisa saja membuat penonton kebingungan. Tapi pada kenyataannya, cerita pada film ini sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membingungkan bagi teman-teman yang belum menonton film-film MCU sebelumnya. Hadirnya berbagai karakter kuat dalam film inipun, ternyata mampu diramu dengan tepat sehingga menghasilkan satu kesatuan film yang baik dan menghibur. Jadi tidak ada karakter yang tenggelam atau terlalu dominan pada film ini. Saya beberapa kali tersenyum melihat humor-humor yang muncul, film ini tidak terlalu serius dan tidak membosankan. Hal ini patut saya acungi jempol. Sayang akhir dari Avengers Infinity War (2018) seperti belum tuntas dan masih menyisakan beberapa pertanyaan yang mungkin akan terjawab pada film Avengers berikutnya. Saya pun masih mereka-reka memgenai jalur cerita akan diambil oleh film ini. Pada versi komik, pertarungan antara Avenger dan Thanos memang panjang dan terjadi dengan berbagai versi. Entah Avengers Infinity War (2018) akan membawa MCU ke arah versi yang mana, atau justru memiliki versi sendiri yang berbeda?

Jalan cerita yang menarik dan membuat saya penasaran, serta didukung dengan adegan aksi, special affect dan kostum yang mumpuni, tentunya membuat saya ikhlas untuk memberikan Avengers Infinity War (2018) nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Film ini pada dasarnya ada film superhero dengan karakter antagonis sebagai karakter utamanya, sesuatu yang menarik ;).

Sumber: marvel.com/avengers

Thor: Ragnarok (2017)

Thor, sang dewa petir, adalah salah satu superhero Marvel Comics yang diambil dari mitologi nordik. Karakter-karakter dan lingkungan di sekitar Thor pun diambil dari mitologi nordik. Nah dalam mitologi nordik, terdapat peristiwa yang disebut Rangnarok. Konon Ragnarok adalah peristiwa hancur dan terbakarnya Asgard, kerajaan tempat Thor berasal. Kejatuhan Asgard disertai dengan gugurnya beberapa dewa pada mitologi nordik. Peristiwa legendaris inilah yang menjadi inti cerita film solo ketiga Thor, Thor: Ragnarok (2017).

Ramalan akan datangnya Ragnarok memang sudah lama diramalkan dan Thor (Chris Hemsworth) berusaha sekuat tenaga agar ramalan tersebut tidak terjadi. Setelah kematian Loki (Tom Hiddleston) peristiwa pada Thor: The Dark Wolrd (2013), sepertinya Thor tidak memiliki ambisi lain selain mencegah datangnya Ragnarok. Dalam usahanya mencegah Ragnarok, Thor memperoleh informasi bahwa Odin (Anthony Hopkins), ayah Thor, tidak ada di Kerajaan Asgard. Nah kalau begitu, siapakah sebenarnya yang saat ini sedang duduk di singgasana kerajaan Asgard?

Ternyata biang keladinya adalah Loki, saudara tiri Thor yang licik dan sudah menjadi tokoh antagonis utama pada Thor (2011) dan The Avengers (2012). Loki memang sudah menimbulkan berbagai kekacauan, namun semakin hari tokoh ini semakin menjadi antihero. Kriminal jahat yang masih memiliki kebaikan jauh di lubuk hatinya. Hal itu terlihat pada Thor: The Dark World (2013) dimana Thor dan Loki saling tolong menolong meskipun Loki tetap berlaku curang dan memiliki agenda sendiri. Hubungan benci tapi sayang antara Thor dan Loki akan kembali terlihat pada Thor: Ragnarok (2017). Berarti Loki bukanlah tokoh antagonis pada Thor: Ragnarok (2017)?

Loki bukanlah tokoh antagonis pada film layar lebar ketiga Thor ini. Ternyata anak Odin bukan hanya Thor dan Loki saja. Ada 1 anak lagi yang terbuang dan dipenjara oleh Odin. Hela (Cate Blanchett), sang dewi kematian, adalah anak tertua Odin yang hanya akan bebas dari penjara ketika Odin tewas. Odin menjadikan dirinya sebagai kunci penjara bagi putrinya sendiri. Kenapa Odin begitu tega? Di sinilah sejarah kelam Asgard mulai terkuak, mengenai bagaimana Asgard mampu menjadi kerajaan kaya raya yang sangat kuat dan berkuasa.

Pada pertemuan pertamanya dengan Hela, Thor dan Loki kalah telak sampai-sampai Mjolnir milik Thor, Hela hancurkan tak tersisa. Padahal Mjolnir adalah senjata andalan Thor yang sangat kuat. Tak hanya itu, pada pertemuan pertama tersebut, Thor dan Loki terlempar jauh ke Planet Sakaar. Hhhmmmmm, bagi yang gemar membaca komik Hulk atau menonton Planet Hulk (2010), tentunya sudah mengenal apa itu Planet Sakaar.

Di Planet Sakaar, Thor yang sudah kehilangan Mjolnir, dipaksa untuk bertarung hidup-mati di sebuah area gladiator oleh penguasa Sakaar, Grandmaster (Jeff Goldblum). Thor harus berhadapan dengan juara milik Grandmaster yaitu Hulk (Mark Ruffalo). Seperti pada Planet Hulk (2010), kondisi Planet Sakaar memungkinkan Hulk untuk mengambil alih kendali atas tubuh Bruce Banner dalam waktu yang sangat lama. Sejak peristiwa pada Avengers: Age of Ultron (2015) berakhir, Hulk sudah bertahun-tahun tinggal dan menjadi juara arena gladiator di Planet Sakaar. Berbeda dengan perlakuan penduduk Bumi, Hulk merasa ia lebih diterima dan dipuja oleh penduduk Planet Sakaar. Pada Thor: Ragnarok (2017) ini kita tidak hanya akan melihat Hulk ketika akan berkelahi saja. Hulk memiliki dialog dan porsi tampil yang lebih banyak dibandingkan film-film layar lebar Marvel sebelumnya.

Tidak hanya Hulk, di Planet Sakaar, Thor bertemu pula dengan Loki dan Scrapper 142 (Tessa Thompson). Siapa itu Scrapper 142? Ia adalah mantan pasukan elit Asgard yang gemar mabuk-mabukan. Kekalahannya ketika melawan Hela dahulu kala, membuatnya “lari dari kenyataan”.

Terdamparnya Thor di Planet Sakaar tidaklah percuma. Sebab, di sana ia menemukan teman lama dan baru yang bersedia membantu Thor menyelamatkan Asgard dari Hela yang telah memperoleh dukungan dari Skurge (Karl Urban) dan ratusan mayat hidup tentara Asgard. Hela memang memiliki ambisi jahat, tapi apakah kemunculan Hela memang akan menimbulkan Ragnarok?

Melihat konsep Asgard dan Ragnarok yang berbelok di akhir cerita, mampu menjadi nilai plus film ini. Jalan ceritanya menarik dan tidak membingungkan, bahkan bagi penonton yang belum pernah menonton film superhero Marvel sebelumnya. Selain itu, film ini sudah seperti film action comedy, adegan komedinya cukup banyak dan memang dapat membuat saya tertawa. Bisa jadi Thor: Ragnarok (2017) adalah salah satu film terlucu dari Marvel. Walaupun banyak adegan komedinya, adegan pertarungan pada film ini tetap seru kok, terutama ketika tubuh Thor diisi oleh petir dan adegan perkelahian yang diiringi lagu Immigrant Song milik Led Zeppelin :).

Cerita yang lucu dan menarik, plus adegan perkelahian yang seru, dibalut dengan nuansa 80-an, semuanya ditampilkan dari lagu dan visual dari film ini. Thor: Ragnarok (2017) memang jadi mirip sekali dengan Guardians of the Galaxy (2014) & Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017). Apalagi mayoritas latar belakang Thor: Ragnarok (2017) adalah Sakaar, Asgard dan luar angkasa, bukan Bumi seperti 2 film Thor sebelumnya. Namun hal ini bukanlah masalah besar, sebab Thor: Ragnarok (2017) tetap mampu memberikan hiburan yang menyenangkan bagi saya. Film ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: marvel.com/thor

Thor: The Dark World (2013)

Thor The Dark World 1

Thor adalah salah satu superhero Marvel yang saya ketahui namanya & wujudnya sejak saya masih kecil dulu, namun belum pernah sekalipun membaca komiknya sampai munculnya film layar lebar Thor (2011). Thor kalah tenar dibanding Batman, Superman & Spiderman :D. Sepertinya Thor mirip-mirip superhero Indonesia yang bernama Gundala Putra Petir, kekuatannya berhubungan dengan petir dan badai. Stan Lee, pengarang komik Thor, mengambil tema dan karakter Thor dari mitologi Norwegia. Nama & pengertian Thor, Mjolnir, Odin, Asgard, Midgard sampai Yggdrasil juga ternyata diambil dari mitologi Norwegia. Sama seperti Thor versi mitologi Norwegia, Thor karangan Stan Lee merupakan dewa petir yang sangat kuat dengan palu Mjolnir sebagai senjata andalannya. Thor merupakan anak dari Odin, raja Asgard. Asgard sendiri merupakan salah satu dari 9 dunia yang ada di alam Yggdrasil. Selain Asgard, terdapat beberapa dunia lain seperti Midgard, SvartálfheimHelNiflheim, Muspelheim, Jotunheim dan lain-lain.

Thor The Dark World 5 Thor The Dark World 15

Nah, dikisahkan bahwa Bumi tercinta kita ini merupakan bagian dari dunia Midgard. Kesembilan dunia di alam Yggdrasil selalu berputar dengan orbitnya masing-masing, seperti Bumi dan planet-planet lain mengelilingi Matahari. Pada Thor: The Dark World (2013), dikisahkan terjadi suatu peristiwa langka dimana kesembilan dunia yang ada pada Yggdrasil, sedang dalam posisi sejajar satu sama lain. Yaaa mirip dengan posisi Bumi, Bulan & Matahari pada gerhana matahari atau gerhana bulan laaa, posisi sejajar, bagi yang lupa, ayo dibuka buku IPA-nya :P. Dampak dari kesejajaran dunia-dunia tersebut adalah kekacauan, selama kesembilan dunia dalam posisi sejajar, pembatas antar dunia-dunia tersebut menjadi kabur. Di Bumi sendiri terdapat lubang-lubang menuju dunia-dunia lain yang akan tertutup ketika kesembilan dunia sudah tidak dalam posisi sejajar lagi. Jane Foster (Natalie Portman) tidak sengaja masuk ke dalam lubang-lubang tersebut dan dirasuki oleh Aether. Aether mengandung kekuatan yang sangat besar namun tubuh manusia tidak akan kuat & cocok menampung kekuatan Aether. Thor (Chris Hemsworth) datang menjemput Jane & mencari cara untuk menyembuhkan Jane di Asgard.

Thor The Dark World 11

Kedatangan Jane di Asgard membawa bencana karena Aether yang ada di dalam Jane mengundang kedatangan Malekith (Christopher Eccleston), pemimpin dari dark elves. Malekith beserta pasukan dark elves menyerang Asgard, pertempuran ini menyebabkan tewasnya Frigga (Renne Ruso), ibu dari Thor.

Thor The Dark World 9

Kematian Frigga, mengakibatkan bersatunya Thor dengan Loki (Tom Hiddleston), adik tiri Thor yang licik dan berusaha merebut tahta Asgard dari bapak kandung Thor. Loki menganggap Frigga sebagai ibunya sendiri, sehingga Loki bersedia membantu Thor membalas dendam. Mampukan kedua saudara yang beselisih ini bekerjasama untuk mencapai 1 tujuan yang sama? Apakah Loki benar-benar tulus membantu Thor? Karena pada versi komiknya, Loki berkerjasama dengan Malekith loooh. Loki & Malekith sama-sama benci Asgard & ayah Thor, Odin (Anthony Hopkins). Malekith adalah pemimpin dari sisa-sisa kaum dark elves yang beratus-ratus tahun lalu ditaklukkan oleh Bor, kakeknya Thor. Dark elves dibawah komando Malekith adalah kaum yang berasal dari dunia Svartálfheim dan ingin menguasai kesembilan dunia yang ada. Pada Thor: The Dark World (2013), dark elves nampak lebih kuat dibandingkan pasukan Asgard, kenapa kok begitu? Pertama, pesawat tempur dark elves bisa tidak terlihat oleh mata telanjang para pasukan Asgard. Kedua, dark elves perang menggunakan senapan & pistol, sedangkan pasukan Asgard menggunakan pedang & tameng saja, hadeewww, yaiyalah jelas kalah x__x. Well, perlu diingat versi komik dan versi film layar lebar tidaklah selalu sama loooh :mrgreen:.

Thor The Dark World 10

Thor The Dark World 4 Thor The Dark World 6 Thor The Dark World 7 Thor The Dark World 13

Dari berbagai karakter yang ada pada Thor: The Dark World (2013), karakter Loki cukup mencolok. Loki merupakan karakter yang suka bercanda dan tidak dapat ditebak. Tom Hiddleston memainkan karakter Loki dengan cukup baik, saya sendiri sempat tertawa melihat tingkah Loki. Entah bagaimana, saya lebih senang kalau Loki menjadi karakter protagonis, bukan antagonis. Karakter Loki lebih menghibur dibandingkan karakter Thor, berbeda dengan Loki di Thor (2011) & The Avengers (2012), Loki di sini tidaklah 100% tokoh antagonis. Pada Thor: The Dark World (2013), Loki menjadi karakter yang … entah mau jadi penjahat atau jagoan yaaaa .. tidak jelas, saya tidak akan menulis spolier di aliefworkshop.wordpress.com :P.

Thor The Dark World 14

Thor The Dark World 12

Seperti pada film-film layar lebar superhero Marvel lainnya, Thor: The Dark World (2013) menyuguhkan spesial efek yang lumayan bagus plus kostum yang lumayan ok juga, hanya saja kostumnya Thor sedikit kurang keren yaa, agak standard. Entah kenapa jalan cerita Thor: The Dark World (2013) kurang greget, agak standard bin biasa, mungkin karena Thor bukanlah superhero favorit saya yaa? Thor kan agak serius dan memang tidak sepintar Spiderman atau Batman. Walaupun jalan ceritanya agak standar saya merasa lumayan terhibur & tidak tertidur selama menonton Thor: The Dark World (2013) hari jumat lalu, padahal saya baru saja terkena musibah & lelah pulang dari kantor .. e e e e kok jadi curhat? hehehehe.

Thor The Dark World 2 Thor The Dark World 16 Thor The Dark World 17

Thor The Dark World 8 Thor The Dark World 3

Yaa secara garis besar Thor: The Dark World (2013) rasanya layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Oh yaaa diakhir film Thor: The Dark World (2013), terdapat peristiwa yang memastikan bahwa akan ada film Thor lagi di bioskop-bioskop, entah tahun depan atau tahun kapan. Meski saya bukan fans beratnya Om Thor, saya tidak kapok nonton film layar lebarnya Thor dan ingin menonton lagi kelanjutan dari petualangan dewa petir ini :).

Sumber: http://marvel.com/thor

The Avengers (2012)

Ini dia film yang sudah saya tunggu-tunggu sejak tahun lalu. The Avengers sudah mulai diiklankan pada film Hulk, Thor, Iron Man & Captain America. Penasaran? so pasti! Film yang berhasil membuat saya penasaran ini pada awalnya merupakan komik Marvel karangan Stan Lee & Jack Kirby pada tahun 1963. Versi filmnya yang baru saja saya tonton menceritakan mengenai bersatunya beberapa superhero untuk menghadapi Loki & pasukannya yang datang untuk menguasai Bumi.

Kartun The Avengers

Film The Avengers

Loki (Tom Hiddleston) datang ke Bumi dan berhasil merebut Tesseract, sumber energi potensial yang sampai saat ini belum mampu dikendalikan oleh para ilmuwan. Nick Fury (Samuel L. Jackson), Direktur S.H.I.E.L.D., menghidupkan kembali anggota “The Avenger Project” dengan mengumpulkan Black Widow (Scarlett Johansson), Hawkeye (Jeremy Renner), Thor (Chris Hemsworth), Iron Man (Robert Downey Jr), Captain America (Chris Evans) & Hulk (Mark Ruffalo) untuk merebut Tesseract kembali dan mencegah Bumi dari kehancuran. Usaha Nick Fury hampir gagal sebab para anggota The Avengers bukannya bersinergi melawan Loki, tapi justru saling berkelahi satu dengan yang lainnya. Kematian seorang teman, berhasil mempersatukan The Avenger agar dapat berjuang bersama dan selamat dari perpecahan.

Nick Fury

Loki

Iron Man Dataaang!

Thor & Captain America

Black Widow

Sudah bisa ditebak, film-film superhero seperti ini pasti akhirnya happy ending. Saya tidak ada masalah dengan akhir cerita yang dapat ditebak, sebab The Avengers (2012) berhasil memberikan hiburan bagi saya. Efek spesial yang bagus, branding superhero yang tampil, promosi yang agresif dan pemeran yang terkenal menjadi magnet bagi pecinta film, baik yang mengenal semua superhero Marvel atau tidak, untuk berbondong-bondong datang menonton.

Hulk Versus Aeroplane

Iron Man

Hawkeye & Hulk

Adegan favorit saya adalah ketika Hulk melawan Loki, puas rasanya melihat tokoh antagonis menjadi “mainan” raksasa hijau yang agak bodoh :D. Entah kenapa setelah menonton film ini, saya jadi senang dengan Hulk, padahal dahulu biasa saja. Hulk adalah karakter di film ini yang berhasil membuat saya tertawa dan berhenti mengunyah cemilan saya di bioskop :). Sebenarnya setiap superhero pada film ini memiliki berbagai keistimewaan masing-masing. Black Widow ahli mengorek informasi dengan cara-cara yang pintar dan tidak terduga. Thor sangat kuat dapat mengendalikan petir tapi terlalu sentimental ketika harus berhadapan dengan adiknya, Loki. Captain America tidak terlalu spesial, dia tidak dapat terbang ataupun memanggil petir, namun dia seorang pemimpin natural yang pantang menyerah dalam menghadapi berbagai musuh. Iron Man adalah seorang milyuner yang memiliki semua persenjataan canggih, selain itu dia juag seorang yang jenius dan humoris, namun agak sulit diatur dan kurang senang bekerja dalam tim. Hawkeye … who?? ini dia superhero yang menurut saya bukan superhero, hare gene masih pake panah? sekarang sudah tahun 2012 Bang, sudah jamannya pakai pistol, bazzoka, RPG dan lain-lain XD. Ada atau tidak ada Hawkeye, rasanya tidak terlalu berpengaruh karena keistimewaannya tidak terlalu menonjol dan “wah” di film ini.

Hawkeye, Captain America & Black Widow

Iron Man & Captain America

Ada yang sedikit ganjalan mengenai konstum Captain America dan Iron Man. Rasanya kok terkadang kostum kedua karakter ini nampak tidak sekeren kostum mereka saat ada di film Captain America The First Avenger dan Iron Man 2. Menurut saya bentuknya agak beda dan sedikit aneh ketika kostum mereka masih dalam keadaan bersih, belum kotor karena perkelahian. Untunglah keunggulan-keunggulan lain dari film ini berhasil menutup kejanggalan yang saya rasakan. Menurut saya, nilai akhir untuk film ini adalah 4 dari skala nilai maksimal 5 yang artinya “Bagus”. Dijamin tidak akan menyesal deh. Film ini adalah film action yang mengundang tawa & decak kagum para penonton. Mungkin akan lebih seru lagi kalau menonton The Avengers (2012) di IMAX dan 3D. Kemarin saya menonton di Bioskop yang standar saja, biasa … nyari yang murah :P. Selamat menonton!

Sumber: marvel.com/avengers_movie