Shopkins: Wild (2018)

Apa Shopkins? Shopkins adalah mainan mungil produk Moose Toys asal Australia. Mainan tersebut berukuran dan mengambil bentuk dari berbagai barang yang ada di kehidupan sehari-hari seperti kue, apel, batangan cokelat, lipstik, panggangan roti, lampu tidur dan lain-lain. Setiap Shopkins memiliki nama, karakter dan kebiasaan unik masing-masing. Saat ini, total sudah ada ratusan jenis Shopkins yang sebagian besar dikoleksi oleh kolektor mainan. Wajar kalau jenisnya sudah banyak, mainan ini toh sudah ada sejak sekitar tahun 1995. Tapi saya baru mengetahui keberadaan beberapa bulan yang lalu hehehehe. Berawal dari hadiah Happy Meal McDonald’s, saya kemudian baru mengetahui bahwa Shopkins cukup populer dan sudah ada film lepasnya, yaitu Shopkins: Cheef Club (2016), Shopkins: World Vacation (2017) dan Shopkins: Wild (2018).

Saya sudah menonton ketiga film di atas, dan terus terang Shopkins: Wild (2018) merupakan film Shopkins yang paling baik baik dari segi animasi maupun cerita. Animasi atau gambar Shopkins: Wild (2018) yang bagus dan cantik, berhasil menarik perhatian anak saya. Ceritanya pun relatif bebas dari “lubang” ketimbang 2 film Shopkins sebelumnya. 2 film sebelumnya memiliki pesan moral yang baik, tapi mereka memiliki alur cerita yang kadang tidak efektif dan jauh diluar akal. Yahhh mungkin anak kecil tidak akan terlalu memperhatikannya, tapi kan orang dewasa yang menontonnya kemungkinan akan melihat hal tersebut.

Seperti kedua film sebelumnya, Shopkins: Wild (2018) masih mengusung Geng Shopville sebagai protagonis. Geng ini terdari dari 5 Shopkins dan 4 orang Shoppies. Ooouch, apa itu Shoppies? Shoppies adalah pemilik sekaligus Shopkins. Pada film inipun, dikisahkan bahwa Shopkins dapat berjalan, berbicara dan berinteraksi seperti mahluk hidup pada umumnya.

Sesuai judulnya, ada kata-kata “Wild”, disini, Geng Shopville bepergian menuju Pawville, tempat Shoppets yang masih liar tinggal. Ouuch pangkat dua, apa pula itu Shoppets? Shoppets adalah berbagai binatang mungil yang dapat berbicara, berjalan dan berinteraksi persis seperti Shopkins. Menurut informasi yang diperoleh, para penghuni Pawville hidup susah dan membutuhkan pertolongan. Inilah mengapa Geng Shopville rela menembus hutan belantara menuju Pawville.

Ceritanya relatif masuk akal, tidak melompat-lompat dan mudah dipahami oleh anak- anak tapi terkesan agak datar bagi orang dewasa. Pesan moral yang diusung adalah sekitar persahabatan. Tapi pesan moral tersebut tidak terlalu terlihat, film ini sepertinya cenderung ke arah jualan mainan Shopkins ya hehehehe.

Semesta Shopkins pada film ini terasa asing sehingga film ini akan sedikit membingungkan tanpa adanya pengantar bagi penonton baru. Tidak ada pengantar mengenai apa itu dunia Shopkins seolah dunia Shopkins itu wajar dan mudah dipahami. Penonton baru yang sudah dewasa mungkin akan menganggap Shopkins: Wild (2018) sebagai film dengan latar belakang yang agak aneh.

Visual yang diberikan memang terbilang menarik. Karakter-karakter dan latar belakangnya nampak imut dengan warna-warni yang cerah. Mayoritas anak perempuan pasti akan tertarik. Sayangnya, masing-masing karakter tidak terlalu terlihat keunikannya. Yang saya ingat, hanyalah bahwa Shopkins yang berbentuk kue itu pintar menghubungkan teka-teki. Saya rasa tidak ada korelasi yang jelas antara bentuk atau jenis Shopkins dengan keahliannya.

Hhhmmmm, sebenarnya film ini agak aneh bagi saya. Tapi putri saya senang sekali dengan film ini. Secara keseluruhan, Shopkins: Wild (2018) masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Film ini aman untuk ditonton anak kecil :).

Sumber: shopkinsworld.com

My Little Pony: The Movie (2017)

My Little Pony pertama kali hadir dalam wujud mainan anak-anak pada tahun 1981. Kemudian mainan ini mengalami berbagai perubahan sampai akhirnya muncul mainan My Little Pony generasi keempat yang dapat kita lihat seperti sekarang ini. Dari generasi pertama sampai keempat, mainan tersebut memang mengalami transformasi, akantetapi semuanya tetap memiliki ciri khusus, yaitu lambang di dekat ekor setiap karakter utamanya. Desainnya pun terbilang sukses memikat anak-anak, termasuk putri saya. Jadi tidak heran, kalau ia kesenangan ketika saya mengajaknya menonton My Little Pony: The Movie (2017).

Bernasib seperti robot-robotan Transformer, My Little Pony hadir ke layar lebar setelah film serinya konon berhasil memikat banyak orang, terutama anak perempuan. Film ini bercerita mengenai persahabatan 6 ekor kuda pony yaitu Twilight Sparkle (Tara Strong), Pinkie Pie (Andrea Libman), Fluttershy (Andrea Libman), Rainbow Dash (Ashleigh Ball), Applejack (Ashleigh Ball) dan Rarity (Tabitha St. Germain). Keenamnya masing-masing memiliki sifat dan kekuatan yang berbeda. Mereka harus menyatukan perbedaan demi menyelamatkan Negeri Equestria dari Tempest Shadow (Emely Blunt) dan pasukannya.

Walaupun tokoh utamanya ada 6, tapi rasanya film ini terlalu berfokus kepada Twilight sebagai salah satu dari 3 putri Equestria. Pinkie Pie sesekali tampil menonjol tapi tetap saja saya seperti menonton film solonya Twilight Sparkle hohoho. Kalau saya pribadi sih lebih senang Rainbow Dash karena kemampuannya untuk terbang secepat kilat dan membuat pelangi di angkasa :D. Sementara itu anak saya lebih senang Pinkie Pie karena … warnanya pink … dan ini memang tokoh yang paling konyol dan jenaka diantara keenam pony tersebut.

Bagaimana jalan ceritanya? Jalan cerita film ini terbilang mudah dipahami dan mengajarkan anak-anak mengenai persahabatan. Mau bagaimana pun juga, My Little Pony: The Movie (2017) tetaplah film anak-anak sehingga terkadang film ini nampak sedikit membosankan bagi orang dewasa. Semuanya nampak mudah ditebak dan film ini seolah-olah seperti film seri My Little Pony yang durasinya dipanjangkan. Saya berharap ada sesuatu yang lebih spesial dari versi film layar lebar dari sebuah film seri seperti ini.

Dengan demikian, menurut saya pribadi, My Little Pony: The Movie (2017) layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Tidak adanya adegan kekerasan dan dihadirkannya pesan moral yang baik, membuat film ini pantas untuk ditonton bersama dengan buah hati tercinta. Tapi jangan kaget kalau habis menonton film ini, anak kita meminta dibelikan mainan My Little Pony baru ya :’D.

Sumber: http://www.mylittlepony.movie