Shutter Island (2010)

Shutter Island

Shutter Island (2010) mengisahkan peristiwa yang terjadi pada tahun 1954 di Pulau Shutter yang terpencil. Apa apa di Pulau Shutter? Di pulau tersebut berdiri Rumah Sakit Jiwa Ashecliffe yang dipimpin oleh Dr. John Cawley (Ben Kingsley). Teddy Daniels (Leonardo DiCaprio) dan Chuck Aule (Mark Ruffalo) adalah polisi yang dikirim oleh pemerintah untuk menyelidiki hilangnya salah satu pasien di Pulau tersebut.

Shutter Island

Shutter Island

Shutter Island

Shutter Island

Sesampainya di sana, Teddy sering mengalami migrain dan mimpi-mimpi aneh. Hal ini terkait dengan 2 trauma berat yang pernah ia hadapi di masa lalu. Teddy sering teringat akan peristiwa sadis yang harus ia hadapi ketika ikut perang melawan Nazi. Kemudian Teddy juga sering teringat akan kematian istrinya, Dolores Chanal (Michelle Williams). Hal inilah yang ternyata menjadi alasan kenapa Teddy memiliki motif lain untuk datang ke Shutter Island.

Shutter Island

Shutter Island

Shutter Island

Shutter Island

Film ini bisa dibilang memiliki kejutan yang tak terduga bagi sebagian penonton. Sejak awal, saya sendiri melihat bahwa film ini adalah film tentang sakit jiwa. Dugaan saya mengenai kasus yang dihadapi Teddy ternyata terbukti benar walaupun jalan cerita film ini beberapa kali berusaha membelokkan arah kecurigaan saya. Film ini terlalu berusaha membelokkan tujuan dan arah tokoh utama sehingga fokus ceritanya agak blur. Hal ini pulalah yang membuat Shutter Island (2010) agak membosankan. Saya hanya dapat memberikan Shutter Island (2010) nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.

Sumber: www.paramount.com/movies/shutter-island

Avengers Infinity War (2018)

Sejak tahun 2008 sampai sekarang, sudah hadir kurang lebih 18 film-film superhero yang diambil dari cerita buku komik keluaran salah satu perusahaan komik ternama di dunia yaitu Marvel. Meskipun nampak terpisah dengan cerita dan tokoh utama sendiri, semua film tersebut hidup di sebuah alam yang sama, sebuah alam yang biasa disebut Marvel Cinematic Universe (MCU), kecuali film-film X-Men dan Deadpool tentunya. Sepanjang penglihatan saya, meskipun masing-masing film MCU mampu berdiri sendiri, bagian akhirnya jelas dan tidak menggantung, film-film tersebut mampu membuat sebuah jaring cerita yang rapi antara satu dengan lainnya. Jaring-jaring cerita dari semua film tersebut, menyatu menjadi satu pada Avengers Infinity Wars (2018), sebuah film yang sudah lama saya tunggu-tunggu meskipun kurang lebih saya sudah mengetahui cerita versi komiknya :).

Pada dasarnya Avengers Infinity Wars (2018) merupakan kisah mengenai kematian, kehidupan, keputusasaan dan harapan yang dihadapi superhero-superhero MCU. Keperkasaan mereka seakan runtuh ketika bertemu Thanos (Josh Brolin). Dulunya Thanos merupakan penduduk Planet Titan yang saat ini sudah hancur. Ia menganggap bahwa kehancuran Titan disebabnya oleh ketidakseimbangan antara jumlah sumber daya dengan jumlah penduduk. Jumlah penduduk seharusnya dapat dikendalikan. Untuk mencegah agar alam semesta beserta isinya tidak mengalami nasib yang serupa dengan Titan, maka Thanos berniat untuk mengendalikan populasi alam semesta. Apakah yang Om Thanos menginginkan program KB (Keluarga Berencana)? Apakah Thanos itu Duta KB? 😛 Oooh tentu tidak, Thanos menginginkan sesuatu yang lebih ekstrim. Ia ingin membunuh separuh populasi alam semesta agar separuh populasi yang tidak ia bunuh, dapat hidup damai tanpa memperebutkan sumber daya. Dari sudut pandangnya sendiri, Thanos merasa bahwa ia melakukan kebaikan dan pengorbanan bagi masa depan alam semesta. Ini sungguh berbeda dengan tokoh antagonis lain yang mayoritas tujuan hidupnya adalah untuk meraih kekuasaan dan kekayaan semata. Tokoh Thanos tidaklah mengecewakan, ia memang pantas untuk menjadi lawan terkuat pada film crossover terbesar tahun ini.

Pada film-film MCU sebelumnya, tersirat bagaimana Thanos berusaha mencari 6 buah batu infinity yang dapat memberikan kekuatan tertentu bagi tuannya. Batu-batu tersebut pun sebenarnya sudah beberapa kali muncul dan menjadi rebutan beberapa karakter MCU. Apa itu batu infinity sebenarnya? Batu infinity merupakan batu yang tercipta ketika alam semesta tercipta. Masing-masing batu memiliki kekuatan penciptaan masing-masing yaitu batu kekuatan, batu pikiran, batu ruang, batu waktu, batu jiwa dan batu realita. Pada film-film MCU sebelum Avengers Infinity Wars (2018), dikisahkan bahwa memegang 1 batu saja sudah dapat memberikan kekuatan super dahsyat bagi pemegangnya. Bagaimana bila ada yang dapat memiliki keenam batunya?

Batu ruang, atau dikenal dengan nama tesseract, adalah batu infinity pertama yang dikenalkan MCU. Batu ini awalnya tersimpan di pedalaman Norwegia sampai pada suatu hari, Pasukan Nazi yang dipimpin Red Skull (Hugo Weaving) menemukannya pada Captain America: The First Avengers (2011). Kemudian batu tersebut menjadi rebutan pada film-film MCU berikutnya hingga akhirnya, batu ini berhasil disembunyikan Loki (Tom Hiddlestone) pada akhir dari Thor: Ragnarok (2017). Sayangnya, pada awal Avengers Infinity War (2018), tesseract berhasil Thanos rebut setelah ia menghancurkan armada Kerajaan Asgard yang sedang dalam perjalanan menuju Bumi. Thanos bahkan mampu membuat Loki, Thor (Chris Hemsworth) dan Hulk / Bruce Banner (Mark Ruffalo) bertekuk lutut padahal Thanos hanya datang dengan menggunakan 1 batu infinity, yaitu batu kekuatan.

Batu kekuatan, atau dikenal dengan nama orb, merupakan batu infinity yang menjadi rebutan pada Guardians of The Galaxy (2014). Batu yang pada dasarnya hanya dapat dikendalikan oleh Star-Lord / Peter Quill (Chris Pratt) ini, berhasil Thanos rebut dari Planet Xandar. Nova Corps yang bertugas melindungi Planet Xandar dan orb nampaknya mengalami nasib yang tragis sebab Thanos nampak sudah memiliki batu kekuatan sejak awal film Avengers Infinity War (2018).

Batu kekuatan sebenarnya bukanlah batu infinity pertama yang Thanos miliki. Sebelumnya, Thanos sempat memiliki batu pikiran yang ditempelkan pada bagian ujung tongkat chitauri. Tongkat ini kemudian Thanos pinjamkan kepada Loki untuk merebut tesseract di Bumi pada The Avengers (2012). Kemudian batu ini mengalami beberapa kali perpindahan kepemilikan sampai pada akhirnya batu ini berada di kening Vision (Paul Bettany) pada Avengers: Age of Ultron (2015). Vision sebenarnya merupakan sebuah super komputer canggih ciptaan Iron Man atau Tony Stark (Robert Downey Jr.). Dengan keberadaan batu pikiran pada Vision, Vision telah mampu berkembang menjadi organisme yang lebih kompleks. Ia bahkan dapat menjalin asmara dengan Scarlet Witch atau Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen). Pada Avengers Infinity War (2018) ini, keduanya harus melarikan diri dari kejaran jendral-jendral tangan kanan Thanos yang berusaha mengambil batu pikiran dari kening Vision. Beruntung Captain America / Steve Rogers (Chris Evans), Natasha Romanoff / Black Widow (Scarlett Johansson) dan Sam Wilson / Falcon (Anthony Mackie) datang membantu. Mereka kemudian melarikan diri ke Wakanda, dengan dibantu oleh James “Rhodey” Rhodes / War Machine (Don Cheadle), untuk berlindung di dalam perisai negeri asal T’Challa / Black Panther (Chadwick Boseman) tersebut. Tak lupa sahabat Captain America dari masa lampau, Bucky Barnes / Winter Soldier (Sebastian Stan), sudah menanti pula di Wakanda.

Sementara Captain America dan kawan-kawan melarikan diri ke Wakanda, Hulk / Bruce Banner berhasil melarikan diri dari kapal Asgard yang dihancurkan Thanos. Banner berhasil melakukan teleport ke Bumi dan langsung menemui Iron Man / Tony Stark dan Stephen Strange / Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) untuk memperingatkan akan kedatangan Thanos. Tak lama kemudian, mereka bersama dengan Peter Parker / Spider-Man (Tom Holland), harus mempertahankan batu waktu yang ada di dalam kalung mata agamoto milik Doctor Strange. Batu waktu pernah memicu konflik pada Doctor Strange (2016). Warnanya hijau, padat dan membuat pemegangnya mampu memutar waktu ke masa lalu dan masa lampau.

Berbeda dengan batu waktu yang padat, batu realitas atau aether berbentuk seperti cairan yang mengalir di udara. Aether pernah memicu konflik pada Thor: The Dark World (2013). Bangsa Asgard saat itu sudah memiliki dan menjaga batu ruang atau tesseract, sehingga mereka mempercayakan aether kepada Taneleer Tivan / The Collector (Benicio del Toro).

Nah bagaimana dengan batu jiwa? Sepengetahuan saya, batu ini belum pernah muncul atau menjadi rebutan pada film-film MCU sebelumnya. Namun, konon lokasi penyimpanan batu jiwa yang misterius ini sebenarnya sudah diketahui oleh salah satu dari anggota Guardians of The Galaxy. Siapakah itu? Apakah Star-Lord? Drax (Dave Bautista)? Mantis (Pom Klementieff)? Gamora (Zoe Saldana)? Groot (Vin Diesel)? Rocket (Bradley Cooper)? Atau bahkan Nebula (Karen Gillan)? Aaahhhh, saya tidak akan menulis spoiler di sini hehehehe.

Kali ini para pahlawan yang sudah memiliki film solo melalui film-film MCU sebelumnya, harus mencegah usaha Thanos mengumpulkan keenam batu infinity. Pada Avengers Infinity War (2018) ini akan ada beberapa tokoh utama yang berguguran. Kehadiran Thanos memang membawa aroma tersendiri di sini. Karena ketika Thanos muncul, siapapun bisa saja tewas. Tidak ada satu superhero-pun yang aman dari Thanos. Saya lihat, tokoh utama yang tewas di tangan Thanos ada pula yang merupakan tokoh legendaris icon Marvel, sungguh tidak terduga :’D.

Dengan kekuatan yang dahsyat, Thanos begitu ditakuti. Tapi kok kenapa Thanos baru turun tangan pada Avengers Infinity War (2018)? Thanos sudah ada sejak dulu, ia bahkan sudah lama memegang batu kekuatan sebelum Loki menghilangkannya pada The Avengers (2012). Jawabannya adalah karena tewasnya The Ancient One (Tilda Swinton) pada Doctor Strange (2016), Ego (Kurt Rusell) pada Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017), tewasnya Odin (Anthony Hopkins) pada Thor: Ragnarok (2017). Ketiga karakter ini memang sudah uzur namun terkenal akan kekuatannya sehingga Thanos tidak dapat leluasa bergerak. Keadaan semakin menguntungkan bagi Thanos ketika The Avengers pecah kongsi setelah terjadi skandal pembunuhan ayah Black Panther yang melibatkan Winter Soldier pada Captain America: Civil War (2016). Ahhhh, inilah saat yang tepat bagi Thanos untuk maju habis-habisan dengan segenap kekuatan dan prajurit yang ia miliki.

Saya sadar bahwa banyaknya karakter yang hadir, bisa saja membuat penonton kebingungan. Tapi pada kenyataannya, cerita pada film ini sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membingungkan bagi teman-teman yang belum menonton film-film MCU sebelumnya. Hadirnya berbagai karakter kuat dalam film inipun, ternyata mampu diramu dengan tepat sehingga menghasilkan satu kesatuan film yang baik dan menghibur. Jadi tidak ada karakter yang tenggelam atau terlalu dominan pada film ini. Saya beberapa kali tersenyum melihat humor-humor yang muncul, film ini tidak terlalu serius dan tidak membosankan. Hal ini patut saya acungi jempol. Sayang akhir dari Avengers Infinity War (2018) seperti belum tuntas dan masih menyisakan beberapa pertanyaan yang mungkin akan terjawab pada film Avengers berikutnya. Saya pun masih mereka-reka memgenai jalur cerita akan diambil oleh film ini. Pada versi komik, pertarungan antara Avenger dan Thanos memang panjang dan terjadi dengan berbagai versi. Entah Avengers Infinity War (2018) akan membawa MCU ke arah versi yang mana, atau justru memiliki versi sendiri yang berbeda?

Jalan cerita yang menarik dan membuat saya penasaran, serta didukung dengan adegan aksi, special affect dan kostum yang mumpuni, tentunya membuat saya ikhlas untuk memberikan Avengers Infinity War (2018) nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Film ini pada dasarnya ada film superhero dengan karakter antagonis sebagai karakter utamanya, sesuatu yang menarik ;).

Sumber: marvel.com/avengers

Thor: Ragnarok (2017)

Thor, sang dewa petir, adalah salah satu superhero Marvel Comics yang diambil dari mitologi nordik. Karakter-karakter dan lingkungan di sekitar Thor pun diambil dari mitologi nordik. Nah dalam mitologi nordik, terdapat peristiwa yang disebut Rangnarok. Konon Ragnarok adalah peristiwa hancur dan terbakarnya Asgard, kerajaan tempat Thor berasal. Kejatuhan Asgard disertai dengan gugurnya beberapa dewa pada mitologi nordik. Peristiwa legendaris inilah yang menjadi inti cerita film solo ketiga Thor, Thor: Ragnarok (2017).

Ramalan akan datangnya Ragnarok memang sudah lama diramalkan dan Thor (Chris Hemsworth) berusaha sekuat tenaga agar ramalan tersebut tidak terjadi. Setelah kematian Loki (Tom Hiddleston) peristiwa pada Thor: The Dark Wolrd (2013), sepertinya Thor tidak memiliki ambisi lain selain mencegah datangnya Ragnarok. Dalam usahanya mencegah Ragnarok, Thor memperoleh informasi bahwa Odin (Anthony Hopkins), ayah Thor, tidak ada di Kerajaan Asgard. Nah kalau begitu, siapakah sebenarnya yang saat ini sedang duduk di singgasana kerajaan Asgard?

Ternyata biang keladinya adalah Loki, saudara tiri Thor yang licik dan sudah menjadi tokoh antagonis utama pada Thor (2011) dan The Avengers (2012). Loki memang sudah menimbulkan berbagai kekacauan, namun semakin hari tokoh ini semakin menjadi antihero. Kriminal jahat yang masih memiliki kebaikan jauh di lubuk hatinya. Hal itu terlihat pada Thor: The Dark World (2013) dimana Thor dan Loki saling tolong menolong meskipun Loki tetap berlaku curang dan memiliki agenda sendiri. Hubungan benci tapi sayang antara Thor dan Loki akan kembali terlihat pada Thor: Ragnarok (2017). Berarti Loki bukanlah tokoh antagonis pada Thor: Ragnarok (2017)?

Loki bukanlah tokoh antagonis pada film layar lebar ketiga Thor ini. Ternyata anak Odin bukan hanya Thor dan Loki saja. Ada 1 anak lagi yang terbuang dan dipenjara oleh Odin. Hela (Cate Blanchett), sang dewi kematian, adalah anak tertua Odin yang hanya akan bebas dari penjara ketika Odin tewas. Odin menjadikan dirinya sebagai kunci penjara bagi putrinya sendiri. Kenapa Odin begitu tega? Di sinilah sejarah kelam Asgard mulai terkuak, mengenai bagaimana Asgard mampu menjadi kerajaan kaya raya yang sangat kuat dan berkuasa.

Pada pertemuan pertamanya dengan Hela, Thor dan Loki kalah telak sampai-sampai Mjolnir milik Thor, Hela hancurkan tak tersisa. Padahal Mjolnir adalah senjata andalan Thor yang sangat kuat. Tak hanya itu, pada pertemuan pertama tersebut, Thor dan Loki terlempar jauh ke Planet Sakaar. Hhhmmmmm, bagi yang gemar membaca komik Hulk atau menonton Planet Hulk (2010), tentunya sudah mengenal apa itu Planet Sakaar.

Di Planet Sakaar, Thor yang sudah kehilangan Mjolnir, dipaksa untuk bertarung hidup-mati di sebuah area gladiator oleh penguasa Sakaar, Grandmaster (Jeff Goldblum). Thor harus berhadapan dengan juara milik Grandmaster yaitu Hulk (Mark Ruffalo). Seperti pada Planet Hulk (2010), kondisi Planet Sakaar memungkinkan Hulk untuk mengambil alih kendali atas tubuh Bruce Banner dalam waktu yang sangat lama. Sejak peristiwa pada Avengers: Age of Ultron (2015) berakhir, Hulk sudah bertahun-tahun tinggal dan menjadi juara arena gladiator di Planet Sakaar. Berbeda dengan perlakuan penduduk Bumi, Hulk merasa ia lebih diterima dan dipuja oleh penduduk Planet Sakaar. Pada Thor: Ragnarok (2017) ini kita tidak hanya akan melihat Hulk ketika akan berkelahi saja. Hulk memiliki dialog dan porsi tampil yang lebih banyak dibandingkan film-film layar lebar Marvel sebelumnya.

Tidak hanya Hulk, di Planet Sakaar, Thor bertemu pula dengan Loki dan Scrapper 142 (Tessa Thompson). Siapa itu Scrapper 142? Ia adalah mantan pasukan elit Asgard yang gemar mabuk-mabukan. Kekalahannya ketika melawan Hela dahulu kala, membuatnya “lari dari kenyataan”.

Terdamparnya Thor di Planet Sakaar tidaklah percuma. Sebab, di sana ia menemukan teman lama dan baru yang bersedia membantu Thor menyelamatkan Asgard dari Hela yang telah memperoleh dukungan dari Skurge (Karl Urban) dan ratusan mayat hidup tentara Asgard. Hela memang memiliki ambisi jahat, tapi apakah kemunculan Hela memang akan menimbulkan Ragnarok?

Melihat konsep Asgard dan Ragnarok yang berbelok di akhir cerita, mampu menjadi nilai plus film ini. Jalan ceritanya menarik dan tidak membingungkan, bahkan bagi penonton yang belum pernah menonton film superhero Marvel sebelumnya. Selain itu, film ini sudah seperti film action comedy, adegan komedinya cukup banyak dan memang dapat membuat saya tertawa. Bisa jadi Thor: Ragnarok (2017) adalah salah satu film terlucu dari Marvel. Walaupun banyak adegan komedinya, adegan pertarungan pada film ini tetap seru kok, terutama ketika tubuh Thor diisi oleh petir dan adegan perkelahian yang diiringi lagu Immigrant Song milik Led Zeppelin :).

Cerita yang lucu dan menarik, plus adegan perkelahian yang seru, dibalut dengan nuansa 80-an, semuanya ditampilkan dari lagu dan visual dari film ini. Thor: Ragnarok (2017) memang jadi mirip sekali dengan Guardians of the Galaxy (2014) & Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017). Apalagi mayoritas latar belakang Thor: Ragnarok (2017) adalah Sakaar, Asgard dan luar angkasa, bukan Bumi seperti 2 film Thor sebelumnya. Namun hal ini bukanlah masalah besar, sebab Thor: Ragnarok (2017) tetap mampu memberikan hiburan yang menyenangkan bagi saya. Film ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: marvel.com/thor

Now You See Me 2 (2016)

see-me-1

Pertunjukan sulap spektakuler the horsemen kembali hadir pada Now You See Me 2 (2016). Setelah sukses melakukan membuka aib beberapa tokoh ternama pada Now You See Me (2013), formasi the horsemen kali ini mengalami perubahan dengan digantikannya Henley Reeves (Isla Fisher) oleh Lula May (Lizzy Caplan). Tokoh Henley dikisahkan menghilang dan keluar dari the horsemen karena ketidakjelasan arah dan tujuan the horsemen yang dibimbing oleh the eye. Padahal alasan dibalik pergantian tersebut adalah karena Isla Fisher, pemeran Henley, sedang hamil sehingga tidak dapat ikut syuting.

see-me-7

see-me-5

see-me-12

Dengan demikian, maka formasi the horsemen kali ini terdiri dari Daniel Atlas (Jesse Eisenberg), Merritt McKinney (Woody Harrelson), Jack Wilder (Dave Franco) dan Lula May (Lizzy Caplan). Keempat ahli sulap dan ilusi tersebut menerima perintah dari the eye, sebuah organisasi misterius yang menggunakan sulap untuk kebaikan. Dylan Rhodes (Mark Ruffalo) kembali hadir sebagai penghubung antara the eye dan the horsemen. Dengan profesi Dylan sebagai agen FBI, ia dapat mengacak-acak usaha penangkapan the horsemen. Namun sampai kapan Dylan dapat melakukan hal ini?

Dalam sebuah misi, Dylan dan kawan-kawan terkena jebakan sehingga identitas asli Dylan dan status Jack Wilder dibuka ke ranah publik. Kekacauan tersebut membuat friksi antara Atlas dan Dylan semakin tajam. Atlas merasa bahwa the horsemen tidak membutuhkan Dylan untuk mengarahkan mereka. Seharusnya Atlas dapat langsung berkomunikasi dengan the eye. Sebelumnya, Atlas sudah beberapa kali mencoba berkomunikasi dengan the eye, ia tidak sabar menunggu arahan dari Dylan. Ahhhh, ternyata justru ego Atlas inilah yang menjadi celah bagi seseorang untuk menghancurkan the horsemen, dendam masa lalu kembali hadir di sini.

see-me-4

see-me-3

see-me-10

see-me-6

see-me-9

see-me-8

Mirip seperti Now You See Me (2013), Now You See Me 2 (2016) kembali menghadirkan trik-trik sulap dan ilusi yang penuh kejutan. Menonton film ini tak ubahnya seperti menonton pertunjukkan yang tidak membosankan meskipun praktis Now You See Me 2 (2016) sangat mirip dengan Now You See Me (2013). Bagi saya pribadi itu bukanlah masalah karena saya belum bosan dengan model cerita yang seperti ini. Cerita beserta sulap yang dihadirkan tetap menarik kok :). Saya rasa Now You See Me 2 (2016) masih layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: www.nowyouseeme.movie

Avengers: Age of Ultron (2015)

Avengers Ultron 1

Ahhh, akhirnya salah satu gilm yang saya nantikan pada tahin 2015 ini hadir di Indonesia, Avengers: Age of Ultron (2015). Setelah 2 hari yang lalu saya kehabisan tiket, akhirnya kemarin saya dapat menonton Avengers: Age of Ultron (2015) di bioskop dekat kantor saya. Biskop yang memutar film ini penuh seperti pasar x__x. Selain waktu rilis yang bertepatan setelah ujian, magnet dari Avengers: Age of Ultron (2015) tentunya adalah hadirnya deretan superhero-superhero dalam 1 film yang sama.

Sekuel dari The Avengers (2012) ini kembali menghadirkan formasi utama The Avengers, yaitu Iron Man / Tony Stark (Robert Downey Jr.), Thor (Chris Hemsworth), Hulk / Bruce Banner (Mark Ruffalo), Captain America / Steve Rogers (Chris Evans), Black Widow / Natasha Romanoff (Scarlett Johansson) dan Hawkeye / Clint Barton (Jeremy Renner). Selain itu hadir pula Quicksilver / Pietro Maximoff (Aaron Tylor-Johnson), Scarlet Witch (Elizabeth Olsen) dan 1 karakter superhero misterius yang akan muncul di pertengahan film ;).

Avengers Ultron 2

Avengers Ultron 7

Avengers Ultron 4

Avengers Ultron 3

Avengers Ultron 6

Avengers Ultron 5

Avengers Ultron 8

Avengers Ultron 9

Avengers Ultron 10

Quicksilver memiliki kemampuan untuk bergerak sangat cepat seperti Flash. Saya lebih suka dengan karakter Quicksilver pada film X-Men: Days of Future Past (2014) karena Quicksilver pada film tersebut lebih humoris dan berkepribadian menarik meskipun secara fisik tidak seganteng Quicksilver pada film Avengers: Age of Ultron (2015). Quicksilver memiliki saudari kembar, yaitu Scarlet Witch yang memiliki kemampuan telekinetis dan mengendalihan pikiran mahluk lain. Kedua kakak beradik ini dalam posisi galau, tidak jelas hendak memihak siapa? Avengers, Hydra atau Ultron?

Avengers Ultron 27

Avengers Ultron 26

Ultron sendiri sebenarnya adalah suatu kecerdasan buatan atau artificial intelegence yang dirakit oleh Tony Stark & Bruce Banner dengan menggunakan pengetahuan yang mereka peroleh dari tongkat Loki. Sejarah kelam umat manusia memberikan persepsi yang melenceng kepada Ultron sehingga ia merakit robot-robot untuk menyerang umat manusia.

Avengers Ultron 22

Avengers Ultron 25

Avengers Ultron 13

Avengers Ultron 16

Avengers Ultron 18

Avengers Ultron 15

Kehadiran Ultron kembali merusak hubungan antar anggota Avengers yang memang relatif rapuh dan sering mengalami perpecahan. Masing-masing anggota memiliki ego, masalah dan ketakutan masing-masing. Hal inilah yang digali pada Avengers: Age of Ultron (2015) sehingga latar belakang Black Widow dan kehidupan rahasia Hawkeye pun ikut diceritakan di sana. 2 tokoh ini agak asing bagi saya, jadi kisah mereka menjadi sesuatu yang baru bagi saya. Yang paling menarik adalah adanya kisah asmara antara Natasha Romanoff / Black Widow dengan karakter favorit saya di Avengers, Bruce Banner / Hulk :).

Avengers Ultron 19

Avengers Ultron 17

Avengers Ultron 14

Avengers Ultron 21

Avengers Ultron 12

Avengers Ultron 20

Avengers Ultron 24

Avengers Ultron 23

Avengers Ultron 11

Saya suka dengan jalan cerita yang Avengers: Age of Ultron (2015) suguhkan apalagi suguhan tersebut didukung oleh special effect yang keren dan layak diacungi jempol. Twist yang muncul pada film ini ditampilkan dengan cara yang kreatif tapi tidak terlalu mengejutkan bagi saya, mungkin karena saya sudah beberapa kali mengikuti jalan cerita X-Men dimana setiap karater dapat berubah dari pendukung pihak protagonis menjadi pendukung pihak antagonis. Saya rasa Avengers: Age of Ultron (2015) pantas untuk mendapatkan nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Tidak rugi kalau kita menonton film in di bioskop :).

Sumber: marvel.com/avengers

Now You See Me (2013)

Now_You_See_Me_1

Sejak tahun lalu, saya sudah tertarik untuk menonton film Now You See Me, trailernya cukup menarik :). Film thriller yang disutradarai oleh Louis Leterrier ini mengisahkan trik-trik sulap dari 4 pesulap solo yang bekerja sama membuat 3 pertunjukkan sulap yang lain daripada yang lain, pertunjukkan yang diakhiri dengan pembagian uang kepada para penonton. Sayangnya uang yang dibagikan bukanlah uang mereka, tapi uang yang “diambil” dari orang atau lembaga tertentu. Motif mereka melakukan itu tidak jelas … sampai bagian terakhir film ini barulah semua dijelaskan.

Now_You_See_Me_9 Now_You_See_Me_2

Now_You_See_Me_10 ?????????????? NOW YOU SEE ME

Keempat pesulap pada film ini adalah Daniel Atlas (Jesse Eisenberg), Henley Reeves (Isla Fisher), Jack Wilder (James Franco) & Merritt McKinney (Woody Harrelson). Masing-masing pesulao tersebut memiliki keahlian yang unik, mulai dari ahli meloloskan diri, alhi hipnotis sampai ahli nyopet x_x. Mereka bersatu membentuk satu group yang bernama The Four Horseman. Group ini datang dengan bantuan dari seorang pengusaha asuransi , Arthur Tressler (Michael Caine), yang belakangan justru menjadi salah satu orang yang dirampok uangnya, saya agak heran, ini mana yang baik, mana yang jahat ya hohohoho. Aksi  keempat pesulap ini tentunya menarik perharian pihak yang berwajib, Dylan Rhodes (Mark Ruffalo) dari FBI dan Alma (Melanie Laurent) dari Interpol dikirim untuk menangkap dan mengumpulkan barang bukti yang diperlukan untuk menangkap The Four Horseman. Selain agen Dylan & Alma, The Four Horseman juga diburu oleh seorang mantan pesulap yang berprofesi sebagai pembongkar rahasia sulap para pesulap-pesulap lain, Thaddeus Bradley (Morgan Freeman). Semua trik dan tindakan The Four Horseman direncanakan oleh seseorang, pesulap kelima selain anggota The Four Horseman mungkin?

NOW YOU SEE ME NOW YOU SEE ME Now_You_See_Me_4 Now_You_See_Me_5 Now_You_See_Me_7

Sampai akhir film, saya gagal menebak siapakah pesulap kelima yang menjadi otak dari semua tindakan The Four Horseman. Kalau masalah motifnya, di pertengahan film sudah mulai bisa ditebak :idea:. Visualisasi pertunjukan sulap yang bagus dan jalan cerita yang berhasil membuat saya penasaran tanpa harus menggunakan terlalu banyak flashback seperti Ocean Eleven (2001) atau Ocean Twelve (2004), memberikan saya alasan yang cukup untuk memberikan Now You See Me nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus” :mrgreen:.

Sumber: http://nowyouseememovie.com/