Vaksinasi Drive-thru Tol Jagorawi

Pada akhir bulan September ini, saya harus mencarikan tempat vaksinasi yang tepat bagi pengasuh baru anak saya. Hanya saja kami harus mencari lokasi yang tidak terlalu banyak persyaratannya karena pengasuh tersebut memiliki KTP luar kota dan kami belum sempat mengurus Surat Domisili. Berdasarkan info seorang teman istri saya, terdapat drive-thru vaksinasi Covid-19 di tengah-tengah ruas jalan tol Jagorawi yang diselenggarakan ileg Mabes TNI dan Jasa Marga. Kegiatan vaksinasini tersebut dilaksanakan setiap hari dari 08:00 sampai 15:00.

Di sana terdapat 2 jenis vaksin, yaitu Pfizer & Sinovac. Keduanya boleh untuk untuk dosis pertama maupun kedua. Hanya saja terdapat perbedaan di kuota dan pendaftaran saja. Untuk Pfizer, kuotanya adalah 400 orang per hari. Kemudian diperlukan pendaftaran di website serbuanvaksin24.com yang dibuka pada pukul 4 sore setiap harinya. Sedangkan untuk Sinovac, kuotanya 1000 orang per hari, dan kita bisa langsung datang saja, tdak pakai acara daftar-mendaftar. Hanya perlu membawa KTP saja, tidak perlu Surat Domisili bagi yang menggunakan KTP non Jabodetabek.

Melihat hal-hal di atas, saya lebih memilih untuk mengantarkan pengasuh anak saya untuk divaksin Sinovac saja. Pada hari minggu kemarin, kami akhirnya berangkat ke Tol Jagorawi. Pada dasarnya terdapat 4 tahapan, yaitu pendaftaran, pemeriksaan, vaksinasi dan observasi.

Pendaftaran dan pemeriksaan dilakukan di Rest Area Km 21 dan Km 38 arah Jakarta. Kami memilih untuk ke Rest Area Km 21. Kami mengikuti tanda jalan dan berhenti disebuah pos. Kondisi pos tersebut tidak terlalu ramai sehingga masih bisa menjaga jatak. Di sana, pengasuh anak saya turun untuk mengisi dan menyerahkan formulir pendaftaran. Kemudian ia saya mengantri untuk pemeriksaan tekanan darah. Di sana, akan diajukan beberapa pertanyaan mengenai kondisi kesehatan seperti apakah sekarang merasa pusing, sakit kepala atau batuk.

Setelah selesai, kami memperoleh tanda terima yang akan diserahkan ke lokasi vaksinasi yaitu Km 18 arah Jakarta, tak jauh dari Rest Area Km 21. Dengan mengikuti tanda jalan, kami menepi di Km 18 dan menemukan beberapa loket. Untuk vaksin Sinovac, kami haru datang ke loket 1 atau 2. Di dalam loket itu pun dilakukan penyuntikan. Setelah selesai divaksin, petugas akan memberikan secarik kertas sebagai tanda bukti fisik sudah pernah divaksin. Kemudian kami berhenti selama 15 menit untuk observasi. Semua proses di Km 18 ini, dilakukan di dalam mobil, jadi kami tidak ada yang turun sama sekali.

Vaksinasi drive-thru di Tol Jagorawi terbilang cepat, praktis, tidak terlalu banyak persyaratan dan tidak ramai. Hanya saja waktunya terbatas. Ketika saya tiba di sana, vaksinasi akan dilakukan sampai tanggal 30 September 2021. Namun menurut staf di sana, pelaksanaan vaksin di Jagorawi inj akan terus diperpanjang. Update resminya dapat dilihat di serbuanvaksin24.com dan http://www.jasamarga.com.

Menjual Isuzu Panther LS Turbo Diesel 2009

Langsung saja, tanpa basa-basi, dijual, Isuzu Panther LS 2.5L warna coklat muda metalik keluaran tahun 2009.

  • Tangan pertama, dipakai sendiri.
  • Masih standard, tidak pernah dimodifikasi.
  • AC Double Blower masih dingin bin adem.
  • Radio FM/AM, CD Player lengkap.
  • Transmisi manual.
  • Mesin diesel sehingga biaya bahan bakarnya bisa lebih hemat.
  • Body bagus, tidak keropos.
  • Kondisi prima, siap digunakan sehari-hari.
  • Service berkala di bengkel Izusu resmi tidak pernah telat.
  • Kilometer-nya sekitar 200000 Km.
  • Surat-surat lengkap, tidak atas nama perusahaan dan siap balik nama ke owner baru, tidak bermasalah.
  • Plat B dan lokasi ada di Jakarta.

Mobil Panther ini masih bertenaga dan biasa keluarga saya pakai kalau keluar kota. Kapasitas yang besar dan bahan bakar yang murah karena bisa diisi Solar, merupakan fitur yang paling saya suka dari mobil ini. Kami berniat untuk menjual mobil ini dengan harga Rp. 110.000.000, nego. Silahkan hubungi Pras di 08138001919 bila berminat. Nuhun ;).

**************************************Update31/07/2018**************************************
Sudah terjual kepada Kokoh Jones pada 31 Juli 2018

Furious 7 (2015)

Furious7 4

Setelah pada Furious 6 (2013) Dominic “Dom” Toretto, Brian O’Conner (Paul Walker), Letty Ortiz (Michelle Rodriguez), Roman Pearce (Tyrese Gibson), Tej Parker (Chris Bridges), Han (Sung Kang) dan  Luke Hobbs (Dwayne Johnson) berhasil menggagalkan rencana Owen Shaw (Luke Evans), Dom dan kawan-kawan hidup damai tanpa menyadari bahaya yang datang. Pada Furious 7 (2015), dikisahkan bahwa ternyata Owen memiliki seorang kakak yang sangat berbahaya, Deckard Shaw (Jason Statham). Deckard adalah sebuah mesin pembunuh yang dulunya berkerja bagi pemerintah, sekarang pemerintah tidak dapat mengendalikan Deckard lagi, tak ada yang mampu mengendalikannya. Melihat adiknya terbaring tak berdaya di rumah sakit, Deckard bertekad untuk membalaskan kekalahan adiknya kepada Dom dan kawan-kawan.

Furious7 12

Operasi balas dendam Deckard diawali dengan membunuh Han, menyerbu kantor Luke Hobbs dan membom rumah keluarga Dom. Dalam upaya pemboman, keponakan Dom sekaligus anak dari Brian nyaris menjadi korban. Decker telah benar-benar membawa hawa peperangan ke dalam kehidupan Dom dan kawan-kawan. Deckard hadir sebagai sosok jagoan yang sulit diduga dan sulit dikalahkan, entah bagaimana cara Dom menyingkirkan mahluk satu itu. Dom dan kawan-kawan tidak bisa berdiam diri menunggu Deckard hadir dan membunuh mereka seperti Deckard membunuh Han. Pihak yang diburu harus mampu membalikkan keadaan menjadi pihak yang memburu.

Furious7 1

Furious7 8

Tiba-tiba hadir seorang misterius yang diperankan oleh Kurt Rusell datang menawarkan solusi bagi Dom. Sebuah perangkat canggih yang bernama God’s Eye telah hilang dan pemerintah membutuhkannya kembali sebelum God’s Eye dipergunakan oleh teroris. God’s Eye dapat menemukan siapapun, di manapun dengan menghimpun semua data yang terkumpul dari perangkat elektronik yang ada di dunia tanpa izin dari si pemilik perangkat-perangkat tersebut. Apabila Dom dan kawan-kawan berhasil menemukan dan merebut kembali God’s Eye, pemerintah akan membantu Dom untuk memburu Deckard dengan menggunakan God’s Eye.

Furious7 7

Furious7 6

Furious7 9

Aaahhh sebenarnya konsep perangkat semacam God’s Eye sudah sering diangkat pada film-film Amerika, tidak ada yang baru di sana. Yang baru adalah adegan aksi yang melibatkan mobil-mobil melompat beterbangan di angkasa, memang terlihat keren tapi agak mustahil sebenarnya hohohoho. Seperti film-film Fast & Furious sebelum Furious 7 (2015), Furious 7 (2015) menampilkan banyak aksi akrobatik yang melibatkan mobil. Tapi menurut saya, lama kelamaan film-film Fast & Furious bergeser dari film tentang balapan jalanan menjadi film tentang sekelompok mantan kriminal yang bersatu menjalankan sebuah misi bersama dengan menggunakan kemampuan mereka mengendalikan mobil. 2 Fast 2 Furious (2003), film kedua Fast & Furious, tetap menjadi film Fast & Furious favorit saya karena di sana masih ada kisah balapan jalanan yang detail beserta mobil-mobil yang nampak keren di eranya :).

Fast And Furious 6

Furious7 2

Furious7 5

Furious7 10

Furious7 3

Beruntung adegan aksi pada Furious 7 (2015) masih dibumbui oleh kekonyolan Roman Pierce yang kadang mampu membuat saya tertawa. Selain itu terdapat jalan cerita yang tidak terlalu mudah ditebak sehingga Furious 7 (2015) tidak terlalu menjemukan.

Rasaya, film terakhir Paul Walker ini layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Pada bagian akhir film ini terdapat persembahan khusus bagi Paul Walker yang tewas pada kecelakaan mobil sebelum Furious 7 (2015) dirilis ke pasaran. Saudara laki-laki Paul dan dengan dibantu oleh special effect diipergunakan untuk menyelesaikan Furious 7 (2015). Bagian akhir tersebut cukup menyedihkan mengingat Paul Walker selalu hadir pada film-film Fast & Furious sejak film pertama sampai ketujuh. Well sepertinya Paul akan absen pada Furious 8 yang mungkin akan hadir pada April tahun depan.

Furious7 13

Sumber: www.furious7.com

Menjual Honda Jazz M/T 2007

Langsung saja, dijual, Honda Jazz I-DSI M/T warna abu-abu/silverstone keluaran tahun 2007.

  • Tangan pertama, saya sendiri yang pakai.
  • Masih standard, tidak pernah dimodifikasi.
  • Antikarat Tuff Kote Dinol selalu diperbaharui dan tahun ini sudah diperbaharui.
  • Body bagus, tidak keropos.
  • AC dingin bin adem.
  • Radio FM/AM, CD Player lengkap.
  • Service berkala tidak pernah telat.
  • Selama saya pakai, mobil ini belum pernah mogok.
  • Surat-surat lengkap.
  • Plat B dan lokasi ada di Jakarta.

 

Honda Jazz inilah yang dulu selalu mengantarkan saya bolak-balik Jakarta-Tangerang untuk bekerja. Honda Jazz ini pulalah yang mengantarkan saya S2 di UI. Sampai sekarang, kondisi Honda Jazz saya ini masih dalam kondisi baik dan biasa dipakai jalan-jalan di akhir pekan. Apabila ada rekan-rekan yang berminat, silahkan hubungi Pras di 081380001818. Mobil Honda Jazz ini kami tawarkan dengan harga Rp. 100.000.000, nett. Makasih :).

**************************************Update10/02/2016**************************************
Telah terjual kepada Bapak Heru dari Cakung pada 9 Februari 2016

Menjual Suzuki Vitara 4×4 M/T 1993

Langsung saja, dijual, mobil Suzuki Vitara JLX 4×4 warna hijau metalik keluaran tahun 1993. Asli Vitara, bukan Vitara wannabe (Escudo atau Sidekick yang diberi stiker Vitara) :’P.

  • Kondisi mobil masih asli, tidak pernah dimodifikasi atau diubah-ubah.
  • Body mulus terawat, tidak keropos.
  • Mesin terawat, tidak ada masalah.
  • Transmisi Manual.
  • Kopling empuk, masih bagus.
  • Radio AM/FM dalam kondisi baik.
  • Surat-surat lengkap dan siap balik nama ke owner baru, tidak bermasalah.
  • Kekurangannya adalah AC kurang dingin.
  • Plat B, lokasi mobil ada di Jakarta.

Mobil Vitara ini adalah mobil milik almarhum ayah saya yang baru saja meninggal beberapa bulan lalu. Sejak beliau beli sampai sekarang, mobil Vitara tersebut hanya dipergunakan beliau untuk bolak balik dari rumah kami ke kebun kami yang terletak di komplek sebelah, masih dalam lingkup 1 kelurahan. Sekarang, setelah beliau wafat, mobil Vitara tersebut banyak nganggur di garasi, paling setiap 2 hari sekali saya panaskan. Untuk itu maka kami memutuskan untuk menjual mobil Vitara tersebut dengan harga Rp. 70.000.000, nego. Apabila teman-teman ada yang berminat, silahkan hubungi Pras di 081380001919. Makasih :).

**************************************Update20/12/2015**************************************
Telah terjual kepada Bapak Yan dari Bandung pada bulan Desember 2015

Pengalaman Membeli Mobil Perdana Kami

Menjelang akhir tahun 2014 lalu saya berniat untuk membeli mobil yang akan saya pergunakan di sekitar Jabodetabek. Karena saya kurang faham akan mesin dan serba serbi tentang mobil, saya berencana membeli mobil baru saja, bukan mobil bekas, takut salah beli, mobil itu bukan barang murah bagi saya. Setiap mobil memiliki waktu pakai masing-masing, mobil bekas sudah pasti usia pakainya lebih tua dibandingkan mobil bekas. Selain itu kita tidak tahu apa saja yang pernah menimpa mobil bekas tersebut, pernah kena banjir, kecelakaan atau lainnya. Sebenarnya semuanya tidak masalah andaikan kita lihai dan faham akan serba serbi permobilan. Bagaimanapun juga, mobil bekas sopasti lebih murah ketimbang mobil baru lhooh.

Setelah memutuskan untuk membeli mobil baru, saya berburu ke dealer-dealer mobil terdekat. Awalnya saya bingung ingin memilih untuk membeli mobil yang seperti apa jenisnya. Kalau dari bentuk, saya pribadi lebih senang dengan mobil jip seperti Toyota Rush, Mitsubishi Pajero dan kawan-kawan. Berhubung pengguna mobil ini nantinya bukan saya seorang saja, melainkan istri saya juga, mobil dengan bentuk jip tidak masuk lagi ke dalam kategori pencarian saya. Maka saya mulai mempertimbangkan fungsi dan harga dalam pencarian mobil ini.

Mobil Pajero

Mitsubishi Pajero

Mobil Pajero Spec1

Spec Pajero

Mobil Pajero Spec2

Spec Pajero

Kalau dilihat dari fungsi dan harga, sepertinya mobil-mobil 3 baris tempat duduk seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Honda Mobilio, Suzuki Ertiga dan kawan-kawan akan lebih cocok bagi saya dan istri saya. Karena di akhir tahun 2014 lalu Toyota Avanza diskon gila-gilaan untuk menghabiskan stok 2014, saya pribadi sangat tergoda untuk membelinya, sayang istri saya kurang senang dengan Toyota Avanza karena bentuknya terlalu pasaran, membosankan dan kurang bagus. Weleh-weleh, entah kenapa saya sedikit setuju juga dengan pendapat tersebut, bentuk Avanza dan Xenia memang sudah lama seperti itu saja, tidak berevolusi.

Mobil Avanza 1

Toyota Avanza

Mobil Avanza 2

Fitur & Spec Avanza Veloz

Hhhhmmmm, kalau begitu mobil apa yah yang kira-kira cocok? Setelah browsing-browsing, akhirnya kami tergoda dengan Chevrolet Spin, mobil 3 baris tempat duduk yang bermesin diesel dengan cc rendah (1,3 cc) dan dirakit di Bekasi. Sayang belakang baru diketahui bahwa pabrik GE (General Motors) yang merakit Chevrolet Spin di Bekasi akan ditutup dan karyawannya terkena PHK semua :(. Terlepas dari tutupnya pabrik tersebut, saya tergoda dengan hadirnya mesin diesel cc kecil, biasanya mesin diesel memiliki cc yang besar, cc besar biasanya lebih boros bahan bakar. Harga mesin diesel sendiri sebenarnya relatif lebih mahal mahal ketimbang mesin berbahan bakar bensin biasa, namun mesin diesel lebih sederhana dan relatif lebih kuat, perawatannya cenderung tidak banyak mengeluarkan biaya, selain itu harga Solar lebih murah dibandingkan harga Premium atau Pertamax. Sayang sekali ketika saya hampir membayar DP ke dealer Chevrolet, saya & istri saya berubah pikiran. Selain harga jual mobil bekas non Jepang biasanya turun drastis dan suku cadangnya pun relatif mahal serta sulit diperoleh, kami memutuskan untuk mengalokasikan sebagian dana yang kami miliki untuk membangun rumah. Terpaksalah kami harus mencari mobil dengan harga yang lebih rendah lagi. Hmmmm bingung lagi deh mau mobil yang seperti apa :(.

Mobil Spin 1

Chevrolet Spin

Mobil Spin 2

Spec Spin

Spec Spin

Spec Spin

Berhubung Nissan March saat itu sedang discount besar juga dan harganya dibawah Toyota Avanza atau Chevrolet Spin, maka saya & istri saya datang ke dealer Nissan untuk test drive dan tanya-tanya. Mulai saat itu kami memutuskan untuk membeli mobil tipe hatchback. Memang sih kapasitasnya terbatas, tapi kalau dipikir-pikir toh kami belum memiliki anak. Kalaupun nanti ada anak, rasanya mobil berkapasitas 4 sampai 5 orang seperti Nissan March masih dapat dipergunakan. Selain itu, kami saat ini masih tinggal di Apartemen yang parkirannya amit-amit penuhnya. Parkirnya relatif sulit karena agak mepet-mepet, lebih praktis kalau menggunakan mobil kecil. Tapi sebenarnya saya pribadi kurang suka dengan bentuk Nissan March sejak awal. Maaf tapi menurut saya bentuknya agak “culun”. Untunglah tambahan disain V di bagian depan Nissan March terbaru memang berhasil memperganteng tampilan Nissan March, meskipun setelah dipikir-pikir, . . . . yaaa tetap kurang ok juga :’D.

Mobil March 1

Nissan March

Mobil March 2

Fitur Nissan March

Mobil March 3

Spec March

Setelah lama berfikir, akhirnya kami memutuskan untuk turun derajat lagi. Kami mulai melihat mobil-mobil tipe termurah dari produsen mobil Jepang terkemuka yang mayoritas dihuni oleh mobil-mobil hatchback mungil dan masuk ke dalam kategori LCGC (Low Cost Green Car). Apa itu LCGC? Teorinya sih LCGC adalah mobil murah ramah lingkungan. Terlepas dari perdebatan politis apakah LCGC benar berguna bagi bangsa dan negara atau tidak, saya tertarik untuk meninjau kemungkinan membeli mobiil LCGC. Mobil yang masuk ke dalam spesifikasi LCGC pastilah mengalami downgrade dibandingkan produk lainnya meskipun sudah memperoleh keringanan pajak dari pemerintah. Sepengetahuan saya, ada 5 mobil LCGC yang saat itu beredar di Indonesia, yaitu Suzuki Karimun Wagon R, Datsun Go+ Panca, Honda Brio Satya, Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Wah wah wah, mau pilih yang mana ya?

Mobil Datsun 1

Datsun Go+ Panca

Mobil Datsun 2

Spect Datsun Go+ Panca

Mobil Karimun 1

Suzuki Karimun Wagon R

Mobil Karimun 2

Spec Karimun Wagon R

Mobil Agya Ayla 1

Toyota Agya

Mobil Agya Ayla 2

Spec Toyota Agya

Brio 1

Honda Brio Satya

Brio 3

Spec Honda Brio

Keenamnya memiliki harga yang beti alias beda-beda tipis, mirip, tak jauh berbeda. Datsun Go+ Panca lebih dahulu tereleminasi karena kasus knuckle dan cakramnya yang berkarat. Walaupun jawaban resmi dari Datsun adalah bahwa komponen tersebut memang tidak dilapisi anti karat tapi Datsun menjamin kekuatan dan umur dari komponen tersebut, saya termasuk orang yang tidak mau mengambil resiko, apalagi Datsun bukanlah merk yang terbilang populer di Indonesia belakangan ini.

Melihat dari bentuk, spesifikasi keamanan dan jumlah silinder, singkat kata akhirnya kami memilih untuk membeli Honda Brio Satya karena Honda Brio Satya memiliki 4 silinder, bentuk yang sesuai dengan selera kami dan fitur keamanan yang relatif lebih lengkap dibandingkan para pesaingnya. Mobil 4 silinder tentunya relatif lebih kuat dan memiliki getaran yang lebih sedikit dibandingkan mobil 3 silinder. Fitur keselamatan Honda Brio Satya pun relatif lebih lengkap dan meyakinkan karena dilengkapi oleh dual SRS airbag, ABS + EBD, pretensioner with load limiter seatbelt & G-CON + ACE.

Brio 4

Exterior Brio Satya

Brio 5

Interior Brio Satya

Brio 6

Interior Brio Satya

Brio 7

Fitur Keamanan Brio

Brio 8

Fitur Keamanan Brio

Kelemahan Honda Brio adalah pada bagian belakangnya yang didominasi oleh kaca, yaahh mirip Honda Civic tahun 80-an. Masalahnya apakah kaca tersebut cukup kuat? Saya percaya bagian belakangnya cukup kuat karena saya melihat demo membanting bagasi belakang Honda Brio dan hasilnya tidak retak atau pecah. Selain itu saya belum mendengar banyak kasus terkait masalah pada bagian belakang “mobil setrikaan” ini.

Brio 2

Bagian Belakang Honda Brio

Oh iya, ada satu lagi kelemahan Honda Brio Satya. Mobil ini dijual oleh dealer Honda yang terkenal pelit diskon atau promo :(. Hal ini sangat kontras bila dibandingkan dengan para pesaingnya. Akhirnya setelah berputar-putar dari 1 dealer Honda ke dealer Honda lainnya, akhirnya kami menemukan sales Honda yang relatif banyak memberikan promo dan diskon dibandingkan sales lainnya. Meskipun bekerja kepada 1 dealer yang sama, setiap sales bisa saja memberikan promo dan diskon yang berbeda-beda lhooo, tergantung orangnya ;).

Setelah test drive, akhirnya kami jadi membeli Honda Brio Satya merah walaupun konon warna mobil selain warna hitam, abu-abu atau putih relatif sulit dijual. Saya bosan dengan mobil warna abu-abu atau putih karena warna mobil saya sebelumnya berwarna abu-abut dan putih. Yah sudahlah, toh kami bukan tipe orang yang bosenan atau gonta ganti mobil. Rencananya mobil ini akan kami pergunakan sampai “habis” masa pakainya, sampai mogok-mogok tak jelas suatu hari nanti :).

Untuk tipe Honda Brio Satya yang kami beli, kami memilih tipe E dengan transmisi manual. Tipe E memang tipe yang paling lengkap dan mahal, tapi itu sebanding karena interiornya memang lebih bagus ketimbang 2 tipe di bawahnya. Pada awalnya kami ingin membeli Honda Brio Satya E yang bertransmisi automatic, tapi melihat jeda harga sekitar 20 juta-an, yaaah lebih baik kami membeli Brio Satya E yang bertransmisi manual saja. Mobil-mobil manual jaman sekarang sudah empuk dan ringan kok perpindahan giginya, tidak seperti mobil-mobil manual jadul yang pernah saya miliki sebelumnya x__x.

Brio 9

Tipe-Tipe Honda Brio

Setelah beberapa bulan mobil tersebut saya pergunakan di jalanan Jakarta yang macet, ternyata bensinnya sekitar 1:11, tidak sehemat yang saya prediksi sih :(. Apalagi kalau saya lihat di manual Honda Brio Satya, kendaraan mungil ini didisain untuk menggunakan bahan bakar RON (Research Octane Number) 90 ke atas padahal saya biasa menggunakan bensin Premium (RON 88). Bahan bakar di Indonesia yang memiliki nilai RON di atas 90 adalah Pertamax (RON 92), Pertamax Plus (RON 95), Shell Super (RON 92), Shell V-Power (RON 95) dan lain-lain, yang pasti harga per liternya lebih mahal daripada Premium :(. Kalau saya tetap menggunakan Premium, maka pembakaran di karburator mobil saya tidak akan optimum karena bahan bakar terbakar tidak pada waktu yang tepat sehingga terjadi detonasi pada mesin yang pada akhirnya akan mengurangi “usia” mesin mobil saya. Kalau mobil ini ingin saya pergunakan kira-kira sampai 4 atau 5 tahun, sebaiknya saya menggunakan Premium saja, toh pemilik setelah saya yang akan terkena dampaknya hehehehe. Tapi kalau saya bermaksud untuk menggunakan mobil ini sampai lebih dari 5 tahun, yaa dengan berat hati sebaiknya saya menggunakan Pertamax dan kawan-kawan :(, … entah … sampai saat ini saya masih menggunakan Shell Super tapi bukan tidak mungkin besok saya pindah ke Premium karena faktor harga.

Walaupun tidak sehemat yang saya prediksi dan didisain untuk menggunakan bahan bakar non subsidi, mobil yang saya beli tersebut ternyata cukup nyaman kalau dipergunakan ke luar kota seperti Puncak. Tidak ada masalah ketika kami bermacet ria di jalanan yang menanjak :).

Setelah seharian dipergunakan, entah di dalam kota atau di Puncak, mobil tentunya harus dicuci. Saya biasa mencuci mobil sendiri, lebih hemat hohohoho. Ketika sedang mencuci mobil tersebut, saya merasakan dan melihat bahwa plat body-nya Honda Brio Satya ini terasa tipis, berbeda dengan Honda New Brio (CBU). Plat Honda Brio Satya memang lebih “kaleng” dibandingkan plat Honda Jazz dulu yang pernah saya kemudikan, yaaah namanya juga mobil LCGC, pastilah berbeda dengan Honda Jazz dan New Honda Brio (CBU) yang tergolong bukan mobil LCGC. Tapi paling tidak ketipisan plat body tersebut ternyata tidak membuat mobil bergoyang ketika mobil kami dilewati bus atau kendaraan besar berkecepatan tinggi ketika kami sedang melaju di jalan tol.

Dari segi penampilan, Honda Brio Satya sama saja dengan Honda Brio Sport (CBU) meskipun harganya jauh berbeda karena Honda Brio Sport (CBU) bukan mobil LCGC dan diimport dari luar. Banyak pemilik Honda Brio Satya yang mengubah stiker belakang supaya mobilnya dikira Honda Brio Sport (CBU). Bah, percuma, setiap saya melihat Honda Brio sopasti itu Honda Brio Satya kecuali kalau warnanya biru atau hijau. Perlu diketahui, warna biru dan hijau hanya dimiliki oleh Honda Brio Sport (CBU), sedangkan warna oranye hanya dimiliki oleh Honda Brio Satya. Sementara itu warna lainnya seperti merah, hitam, putih dan lain-lain dimiliki oleh Honda Brio Satya dan Honda Brio Sport (CBU) hehehehe.

Apapun warnanya, apapun tipenya, semurah apapun harganya, saya bersyukur sudah dapat membeli kendaran dengan jerih payah sendiri. Semoga berkah dan tidak kena baret motor :P. Pendapat saya di atas adalah pendapat saya pribadi, mohon maaf kalau ada yang menyinggung terutama teman-teman yang bekerja di bidang otomotif :).

Sumber: www.chevrolet.co.id, www.toyota.astra.co.id, www.honda-indonesia.com, www.daihatsu.co.id, www.suzuki.co.id, www.nissan.co.id, www.datsun.co.id.