Coco (2017)

Coco

Coco (2017) merupakan film animasi produksi Pixar yang banyak direkomendasikan oleh teman-teman saya. Melihat trilernya, saya menduga bahwa film ini pasti hanya berkisah mengenai seorang anak bernama Coco yang pergi ke dunia lain untuk belajar musik dari almarhum ayahnya. Setelah menonton Coco (2017), saya baru menyadari bahwa saya salah besar, offside jauuuuuh :’D.

Kejutan pertama yang saya dapatkan dari Coco (2017) hadir di awal film. Tokoh utama dari film ini ternyata bukan Coco tapi Miguel Rivera (Anthony Gonzalez). Lhah kalau begitu, siapa Coco itu? Coco Rivera adalah buyut Miguel yang sudah mulai pikun. Dahulu kala, keluarga Rivera merupakan keluarga yang gemar akan musik sampai pada suatu hari, ayah Coco pergi bermusik dan tak pernah kembali. Mendiang ibunda Coco menganggap bahwa ayah Coco lebih memilih musik, dibanding keluarganya sendiri. Mulai saat itulah keluarga Rivera yang gemar akan musik berubah 180 derajat menjadi anti sekali terhadap musik.

Coco

Coco

Tinggal di tengah-tengah keluarga yang benci musik, tidak mengurangi kecintaan Miguel Rivera akan musik. Diam-diam Miguel memiliki bakat terpendam di bidang musik, yang hendak ia tampilkan pada sebuah festival bakat. Karena tidak memiliki alat musik, Miguel mencuri sebuah gitar dari makam seorang pemusik legendaris, Ernesto de la Cruz (Benjamin Bratt). Malang, Miguel kemudian terjebak di alam kematian karena telah mencuri barang milik orang yang sudah meninggal di hari kematian atau dia de los muertos.

Coco

Coco

Apa itu hari kematian? Hari kematian diperingati pada akhir Oktober dan awal November untuk menghormati orang yang sudah meninggal. Penduduk Meksiko biasa merayakan hari kematian dengan berpawai, berkumpul bersama keluarga, mendatangi makam keluarga dan memasang foto-foto anggota yang keluarga yang sudah meninggal. Konon, di hari kematian, seseorang yang sudah meninggal akan datang ke rumah yang memasang foto mereka. Nah, dari semua foto keluarga yang ada di rumah Miguel, hanya foto ayah Coco saja yang hilang, dirobek sebagian. Melihat dari robekan foto yang tersisa, Miguel menduga bahwa Ernesto de la Cruz merupakan ayah Coco.

Coco

Coco

Coco

Di alam kematian, Miguel berkelana untuk mencari Ernesto. Kenapa? Karena untuk kembali ke dunia orang hidup, Miguel harus menerima restu dari keluarganya yang hidup di alam kematian. Sayangnya, semua famili Miguel yang tinggal di alam kematian, hanya bersedia memberikan restu asalkan Miguel bersumpah tidak akan bermain musik lagi. Kenapa kok Miguel tidak melakukan sumpah palsu saja? Sumpah di dunia kematian bukanlah sumpah yang dapat dilanggar karena dapat berakibat fatal. Maka, yaaa sepertinya memang hanya Ernesto-lah famili Miguel yang tidak akan memberikan persyaratan seperti famili-famili Miguel lainnya.

Coco

Coco

Coco

Di tengah-tengah perjalannya, Miguel didampingi oleh seekor anjing dan Hector (Gael Garcia Bernal). Hector mengaku bahwa ia mengenal Ernesto dan bersedia mengantarkan Miguel sebelum hari kematian berakhir. Apabila Miguel belum kembali setelah hari kematian berakhir, Miguel alam menjadi penghuni tetap alam kematian. Apa yang Hector dapatkan dari Miguel? Hector hanya ingin agar Miguel memasang foto Hector setelah Miguel kembali ke alam kehidupan sehingga Hector dapat berkunjung. Hector sudah lama sekali tidak melihat alam kehidupan karena tidak ada seorangpun yang memasang fotonya.

Coco

Coco

Coco

Coco

Aaahhh motif Hector yang sebenarnya ternyata cukup mengharukan, sebuah kejutan dari beberapa kejutan yang saya temui ketika menonton Coco (2017). Diluar dugaan, Coco (2017) ternyata sarat akan kejutan yang dapat membuat penontonnya tercengang dan terharu. Film ini benar-benar bagus ceritanya, tidak monoton dan tidak mudah ditebak arahnya.

Sayang, tidak ada satupun lagu yang saya suka dari beberapa lagu yang dinyanyikan sepanjang film diputar. Padahal Coco (2017) bercerita mengenai pemusik ya, jadi wajar kalau banyak adegan bernyanyinya. Mungkin kuping saya kurang cocok dengan lagu-lagu latin dan semi latin yang dinyanyikan, toh Coco (2017) berhasil memperoleh nominasi sebagai film dengan soundtrack terbaik pada Golden Globe hehehehe.

Pemusik, musik, gitar, bernyanyi …. hal itu memang seakan menjadi tema Coco (2017). Padahal semakin lama ditonton, akan terlihat bahwa Coco (2017) bukan bercerita mengenai musik. Coco (2017) berbercerita mengenai keluarga, musik hanyalah pengantar saja. Saya rasa Coco (2017) layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Cocooklah dijadikan tontonnam bersama keluarga di hari libur ;).

Sumber: movies.disney.com/coco

Trolls (2016)

trolls-1

Ketika saya masih kecil, saya pernah melihat beberapa kawan saya memiliki mainan boneka Troll yang bentuknya menyerupai kurcaci tapi memiliki rambut panjang ke atas dengan beraneka warna. Terus terang saya sama sekali tidak tertarik dengan boneka tersebut sebab mainan tersebut tidak populer di lingkungan saya, masih kalah pamor dibandingkan mainan Transformer dan Silverhawk :). Ketika versi filmnya muncul pada bulan November inipun, saya tidak terlalu “ngeh” sampai istri  mengajak saya menontonnya, dengar-dengar sih bagus :).

Trolls (2016) mengisahkan bahwa pada suatu daerah, hidup bangsa Troll yang selalu ceria dan penuh kegembiraan. Kegiatan Troll sehari-hari dipenuhi dengan kegiatan bernyanyi, menari dan berpelukan. Troll yang nampak bahagia ternyata membawa petaka bagi mereka sebab menjadi bahagia ternyata tidaklah mudah bagi seluruh mahluk.

Bangsa Bergen merupakan bangsa yang ukuran tubuhnya jauh lebih besar daripada Troll namun selalu murung. Bangsa Bergen menjalani hidup dengan muram dan penuh kesedihan. Melihat kebahagian bangsa Troll, bangsa Bergen ingin menjadi bahagia seperti bangsa Troll. Para tetua bangsa Bergen berpendapat bahwa seorang Bergen akan menjadi bahagia bila ia memakan Troll.

trolls-6

Kisah mengenai bangsa Bergen inilah yang membuat Branch (Justin Timberlake) selalu menolak untuk ikut bersenang-senang bersama para Troll lainnya. Menurut Branch, bangsa Troll harusnya warpada dan berhati-hati agar lokasi desa Troll tetap tidak diketahui oleh bangsa Bergen. Sayangnya semua mengabaikan saran Branch dan justru melakukan sebuah pesta super heboh yang secara tidak sengaja memberitahukan kepada bangsa Bergen di mana lokasi desa Troll berada.

trolls-7

trolls-2

trolls-5

Bencana datang ketika koki dari sebuah kerajaan Bergen datang dan menculik sebagian besar penghuni desa Troll. Putri Poppy (Anna Kendrick) merupakan salah satu Troll yang selamat dan merasa bertanggung jawab atas datangnya bangsa Bergen ke desa mereka. Poppy mengajak dan membujuk Branch untuk memulai perjalanan menuju kerajaan bangsa Bergen untuk menyelamatkan teman-teman mereka. Di sini 2 karakter dengan sifat yang belawanan terpaksa bekerjasama untuk mencapai 1 tujuan yang sama. Poppy yang periang dan optimis harus bekerjasama dengan Branch yang muram, pesimistis dan sangat berhati-hati. Mampukan mereka berhasil?

trolls-9

trolls-10

trolls-11

trolls-4

trolls-12

Yang namanya film animasi ya sudah pasti bisa ditebak akhirnya. Berhubung Trolls (2016) merupakan film segala umur yang dimaksudkan terutama untuk anak-anak, yaa pasti akhirnya bahagia. Tapi bukan berarti film ini tidak menarik lho, sebab saya melihat sebuah pelajaran pesan moral yang bagus terkait kebahagian pada film ini. Kebahagiaan terdapat pada semua orang, namun terkadang kita membutuhkan orang lain untuk memunculkan kebahagian. Dari kebahagiaan akan muncul rasa optimis dan percaya diri dalam menjalani hidup yang tidak mudah. Pesan moral tersebut dikemas dengan apik dalam wujud film animasi yang penuh warna dan nyanyian.

Warna dunia Troll pada Trolls (2016) penuh dengan warna yang menyala. Ditambah dengan karakter yang bentuk dan tingkahnya lucu, anak-anak pasti senang menonton film ini, bioskop tempat saya menonton Trolls (2016) kemarin saja dipadati anak-anak :D.

trolls-8

Film ini memang film segala umur yang cenderung lebih ke arah film anak-anak, tapi bukan berarti orang dewasa tidak akan ikut terhibur lho. Kebapa? Sebab nyanyian yang muncul pada Trolls (2016) cenderung bersahabat bagi telinga saya. Biasanya saya paling tidak suka dengan film yang banyak acara nyanyi-nyanyinya. Tapi kali ini, lagu-lagunya relatif saya kenal dan enak didengar :).

Akhir kata Trolls (2016) merupakan film segala umur dengan pesan moral yang baik dan dikemas sedemikian rupa sehingga penonton dari segala umur betah menontonya. Saya rasa Trolls (2016) masih layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.



Sumber: www.dreamworks.com/trolls

Whiplash (2014)

Whiplash1

Whiplash adalah lagu yang sering dimainkan oleh sebuah band jazz dari sekolah musik Shaffer Conservatory pada Whiplash (2014). Pada setiap sesi latihan band tersebut, Whiplash selalu dimainkan dengan detail yang sangat teliti sesuai dengan arahan seorang komposer ternama yang galaknya amit-amit jabang baby, Terence Fletcher (J. K. Simmons). Fletcher menekan dan mengasari seluruh anggota band tersebut demi memperoleh hasil yang maksimal dari masing-masing anak didiknya, terlebih lagi mereka akan mengikuti sebuah kompetisi musik jazz.

Whiplash10

Whiplash8

Andrew Neiman (Miles Teller) merupakan murid Shaffer yang ambisius dan sangat berbakat menabuh drum. Fletcher pun merekrut Andrew sebagai drummer baru bandnya. Bukan perlakuan baik yang Andrew terima, melainkan perlakuan tidak mengenakkan yang ia terima ketika Andrew bergabung dengan band tersebut. Fletcher semakin keras memperlakukan Andrew karena ia melihat potensi Andrew yang sangat besar. Tapi masalahnya sejauh mana Andrew tahan akan cara Fletcher mendidiknya? Kesabaran orang ada batasnya lho ;).

Whiplash2

Whiplash5

Whiplash6

Whiplash4

Whiplash7

J. K. Simmons berhasil menghidupkan karakter Fletcher yang garang, keras dan agak sedikit psycho. Walaupun akting Miles Teller tidak semenonjol J.K. Simmons, saya lihat karakter Andrew dan Fletcher tetap mampu tampil dominan pada Whiplash (2014), padahal sebenarnya aktor pada Whiplash (2014) bukan hanya Milles dan Simmons saja. Sepanjang film saya melihat perubahan hubungan Fletcher-Andrew dari guru-murid menjadi kucing-tikus, kemudian menjadi pembimbing-“the next Buddy Rich” :). Walaupun bagian akhirnya seperti dipotong, saya tetap melihat hasil akhir dari seluruh latihan yang Andrew jalani.

Whiplash3

Mungkin Whiplash (2014) bukan berasal dari genre film favorit saya tapi saya tetap dapat menikmati film tersebut. Terdapat daya tarik bagi saya untuk terus mengikuti jalan cerita Whiplash (2014). Film yang berdurasi 106 menit ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Takheran Whiplash (2014) memenangkan 3 penghargaan pada ajang Academy Awards ke-87.

Sumber: www.whiplash-movie.net

Metallica Through The Never (2013)

Metallica 1

Metallica adalah band cadas asal Amerika yang berdiri pada 1981, band ini memiliki umur yang lebih tua dari umur saya :). Mulai sekitar tahun 2003 hingga saat ini formasi Metallica adalah James Hetfield (lead vocals, rhythm guitar), Lars Ulrich (drums, percussion), Kirk Hammett (lead guitar, backing vocals) & Robert Trujillo (bass, backing vocals). Seperti band-band lain pada umumnya, sebelumnya sempat terjadi bongkar pasang personel. Ron McGovney, Dave Mustaine, Cliff Burton & Jason Newsted sempat hadir di dalam Metallica. James Hetfield, Lars Ulrich & Kirk Hammett adalah 3 personel Metallica yang sudah bersama-sama selama lebih dari 30 tahun :D. Saya memang bukan penggemar berat Metallica, album Metallica resmi yang benar-benar saya beli & miliki pun hanya Reload (1997), namun munculnya Metallica Through The Never (2013) di bioskop cukup menarik saya untuk datang & menonton.

Metallica 2 Metallica 3 Metallica 4 Metallica 5

Awalnya saya pikir Metallica Through The Never (2013) adalah film action yang melibatkan para personel Metallica atau semacam film musikal tapi musiknya tidak akan membuat saya mengantuk, musik metal gitu looh :). Terus terang saya tidak suka film-film musikal seperti Moulin Rounge (2001) atau Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2007), boring, bikin ngantuk *yawn*. Metallica Through The Never (2013) ternyata seperti video klip tapi video klip yang panjaaaaaaang sekali, sampai beberapa lagu. Pada Metallica Through The Never (2013), penonton disuguhkan pada sebuah konser Metallica yang spektakuler bagi orang udik yang jarang sekali nonton konser musik seperti saya ini. Panggungnya kereeennnn, spesial efeknya konsernya juga okeh, pakai efek semburan api, laser-laser yang terarah ke panggung seperti tembakan peluru, I wish I were there. Metallica memainkan beberapa lagu unggulan mereka termasuk Fuel & Enter The Sandman yang merupakan lagu favorit saya, meski sayang Unforgiven tidak ikut dimainkan.

Metallica 6 Metallica 7 Metallica 8 Metallica 9 Metallica 10 Metallica 11

Di antara konser Metallica tersebut, diselipkan kisah perjalanan Trip (Dane Deehan), seorang anggota panitia penyelenggara konser Metallica. Trip mendapatkan misi untuk memeriksa sebuah truk yang belum tiba di lokasi konser padahal truk itu berisi sebuah muatan yang sangat berharga bagi Metallica. Dalam perjalannya menuju lokasi terakhir truk tersebut berada, Trip mengalami kecelakaan, terjebak diantara kerusuhan & dikejar-kejar oleh segerombolan orang-orang yang sampai akhir film pun tidak terjelaskan siap sih orang-orang itu. Cerita Trip terkesan terlalu dipaksakan agar sejalan dengan tema lagu-lagu yang dibawakan oleh Metallica pada konsernya. Terlalu banyak yang tidak terjelaskan pada cerita perjalanan Trip tersebut.

Metallica 12 Metallica 13 Metallica 14

Menurut saya Metallica Through The Never (2013) termasuk gagal sebagai sebuah film yang memiliki cerita, namun cukup berhasil sebagai film konser musik. Saya rasa Metallica Through The Never (2013) jauh lebih bagus ketimbang  Westlife – The Farewell Concert, Super Show atau Coboy Junior The Movie :P, tergantung selera kuping sih. Bila anda sama sekali tidak tahu lagu-lagunya Metallica & tidak suka dengan musik keras, jangan tonton Metallica Through The Never (2013), tonton saja film lain, saya lihat beberapa perempuan yang ikut menonton dengan pasangannya, mulai buka-buka gadgetnya, silau ituuuhhh, kalau bosen mbok ya keluar aja ;). Metallica Through The Never (2013) layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”, andai saja kisah Trip dapat dibuat lebih menarik, saya pasti akan berikan nilai yang lebih tinggi. Salam Metal :D.