Serial Extraordinary Attorney Woo

Saya bukan fans beratnya serial Korea. Namun kali ini saya tergoda untuk mengikuti serial Extraordinary Attorney Woo setelah melihat . Serial asal Korea Selatan ini mengisahkan lika liku kehidupan pengacara autis pertama Korea, Woo Young-Woo (Park Eun-Bin). Woo merupakan seorang pengacara dengan daya ingat yang sangat kuat. Kejeniusannya berhasil menempatkan Woo sebagai lulusan terbaik Fakultas Hukum dari Universitas terbaik di Korea. Bagaimana Woo bisa menjadi pengacara? Profesi pengacara menuntut seseorang untuk dapat berinteraksi dengan banyak orang. Hal ini terkadang menjadi kendala bagi penyandang autis seperti Woo. Tidak hanya dalam pekerjaan, namun dalam hal-hal lain di luar itu.

Beruntung Woo memiliki hati yang baik. Ia pun dikelilingi oleh beberapa orang-orang baik. Semua dapat Woo jalani meskipun dengan banyak kerikil di tengah jalan. Perilaku Woo yang berbeda menjadi daya tarik serial ini. Dari sini penonton pun diajak untuk lebih mengetahui apa itu autis. Kebetulan istri saya terkadang menangani masalah ini dan menurutnya Extraordinary Attorney Woo cukup akurat dalam beberapa hal.

Sebagian besar setiap episodenya tidak bersabung. Jadi biasanya setiap episode memiliki kasus dan masalah yang berbeda. Tidak yang terus bersambung. Namun semua episodenya memiliki sebuah benang merah kesinambungan yang berhasil membuat saya penasaran. Setiap masalah terlihat terpisah namun pada akhirnya semuanya memiliki sebuah hubungan. Terdapat berbagai rahasia yang perlahan terungkap. Dibalik semua yang nampak sederhana terdapat intrik-intrik yang menarik untuk ditonton.

Di sana penonton diajak melihat kelucuan, kesedihan dan kegembiraan. Serial ini bukan hanya bercerita mengenai kemenangan Woo dalam membela. Woo pun terlihat beberapa kali kalah di persidangan. Melakukan hal yang benar menjadi hal yang paling utama. Ini bukan serial Law & Order dimana sudah jelas hitam putih mana yang jahat.

Saya suka dengan cerita pada serial ini. Semuanya komplit ada di sana. Extraordinary Attorney Woo sudah selayaknya memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”

Sumber: astory.co.kr

Primal Fear (1996)

Terbunuhnya seorang pastur yang telah menjadi tokoh keagamaan terkemuka di Chicago, menjadi awal yang menarik dari Primal Fear (1996). Pembunuhan dilakukan dengan keji dan menunjukkan adanya dendam pribadi dari si pelaku. Tak lama, Aaron Stampler (Edward Norton) dijadikan tersangka dan terancam hukuman mati.

Aaron merupakan putra altar atau asisten misa dari sang pastur. Hhmmmm, putra altar dan pastur? Aahh, dari awal saya sudah bisa menebak jalan cerita Primal Fear (1996) hendak dibawa kemana. Saya pikir ini akan menjadi sebuah kasus yang sederhana. Namun, ternyata Primal Fear (1996) menyuguhkan jalan cerita yang dapat mengecoh para penontonnya.

Martin Vail (Richard Gere) dapat dikatakan sebagai tokoh utama yang dibuat terkecoh oleh jalannya persidangan kasus ini. Hadir sebagai pengacara handal dengan kepercayaan diri yang tinggi, Vail pun pada akhirnya terkecoh dan harus mengakui kesilapannya.

Terkuaknya kasus skandal seksual di gereja, tentunya membuat saya menduga bahwa semua ini pasti terkait skandal seks saja. Ternyata selain itu, sang pastur memiliki sebuah proyek yang melibatkan jaksa dan orang-orang terkemuka lainnya pula. Semua semakin rumit ketika Aaron menunjukkan gejala penyakit kejiwaan akut. Sebagai ketua tim pengacara Aaron, Vail beberapa kali menemukan jalan buntu dan mengubah strategi pembelaannya. Semua karena sebenarnya, tidak semua yang Vail ketahui merupakan kebenaran yang sesungguhnya. Apakah terkait skandal seks, proyek milyaran dollar, atau kejiwaan Aaron? Semua membuat Vail berubah.

Di sini akting Richard Gere dan Edward Norton nampak bagus, terutama Norton. Pada film inilah awal mula karir Edward Norton bersinar. Melalui film inilah Norton memenangkan Golden Globe dan memperoleh nominasi Oscar. Setelah bermain pada Primal Fear (1996), nama Norton semakin bersinar dan memperoleh nama sabagai salah satu aktor papan atas Hollywood pada saat itu.

Bagi sebagian orang, akhir dari Primal Fear (1996) merupakan akhir sedih dimana sang tokoh utama kalah. Bagi saya pribadi, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebab, bagimanapun juga, tokoh yang sebenarnya keji pada akhirnya memperoleh balasan dari perbuatannya, meskipun dengan cara yang tidak pas secara hukum.

Saya pribadi menikmati Primal Fear (1996) yang sebagian besar latar belakangnya adalah ruang persidangan. Rasa penasaran terus membuat mata saya tidak mengantuk, meskipun saya menonton film ini setelah selesai lembur di kantor hehehe. Primal Fear (1996) tentunya layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: http://www.paramount.com/movies/primal-fear

Serial Law & Order

Law Order 13

Pada waktu era tahun 90-an, saya sedang gemar-gemarnya menonton film seri kungfu Condor Heroes di RCTI. Sayangnya, sebelum film seri tersebut ditayangkan, saya “terpaksa” menonton film seri yang bercerita mengenai penanganan berbagai kasus di pengadilan, Law & Order judulnya. Terus terang saya sering mengantuk, tertidur, batal melihat film kungfu gara-gara Law & Order.

Saya terkejut bukan main ketika bertahun-tahun kemudian, ketika saya mulai berlangganan TV kabel, saya masih menemukan serial atau film seri Law & Order diputar di TV. Gila, film seri yang satu ini tidak ada matinya yaaaa. Law & Order bukanlah film seri yang bersambung, jadi 1 episode mengisahkan 1 kisah sampai tuntas pada episode tersebut. Berbeda dengan respon saya ketika masih SD dulu, kali ini saya justru cukup terhibur dengan kisah-kisah persidangan yang dihadirkan Law & Order, mungkin karena sekarang saya sudah dewasa dan dapat mengerti mengenai apa saja yang dikisahkan Law & Order.

Film seri Law & Order termasuk salah satu film seri terlama yang sempat tayang di stasiun TV Amerika. Film karangan Dick Wolf ini sudah mulai tayang sejak 1990. Sayangnya, sejak 2010 lalu, Law & Order dinyatakan tamat dan tidak ada episode barunya. Berbeda dengan film-film detektif yang beredar, Law & Order tidak hanya mengisahkan penyelidikan dan penangkapan tersangka oleh polisi. Film ini juga mengisahkan bagaimana tersangka diadili, karena adakalanya seorang tersangka dinyatakan bebas setelah ditangkap polisi. Sebagian dari suatu episode Law & Order mengisahkan bagaimana detektif pembunuhan kepolisian New York, Lennie Brisco (Jerry Orbach) dan partnernya, menyelidiki dan menangkap tersangka utama dari kejahatan terjadi di New York, bagian ini sudah jamak ada pada berbagai film detektif. Kemudian sebagian lagi dari episode tersebut mengisahkan bagaimana jaksa wilayah New York, Jack McCoy (Sam Waterston), menuntut tersangka utama yang sudah ditangkap di pengadilan, pembuktian tindak kriminal di pengadilan ternyata penuh intrik dan tidak semua tersangka yang ditangani McCoy dinyatakan bersalah. Beberapa kasus yang diangkat pada episode-episode film seri ini, ternyata diilhami dan diambil dari kasus kriminal yang benar-benar terjadi di dunia nyata sehingga kisah-kisahnya lebih realistis.

Law Order 12 Law Order 14 Law Order 7

Karena popularitas dan keberhasilannya memenangkan berbagai penghargaan, film seri Law & Order menghasilkan beberapa film seri spin off seperti Law & Order: Special Victim Unit, Law & Order: Criminal Intent, Law & Order: LA dan Law & Order: Trial by Jury.

Law & Order: Criminal Intent mulai tayang pada sekitar tahun 2001 dan episode terakhirnya tayang pada 2011 lalu. Film seri yang diciptakan pula oleh Dick Wolf ini mengisahkan tentang bagaimana kesatuan kejahatan besar kepolisian New York memecahkan berbagai kasus besar yang menyita perhatian masyarakat. Agak berbeda dengan Law & Order, pada Law & Order: Criminal Intent porsi cerita di pengadilannya kecil sekali. Memang ketika para detektif sedang menyelidiki suatu kasus, jaksa wilayah kerap hadir tapi kisah pada Law & Order: Criminal Intent sering diakhiri dengan pengakuan bersalah dari si tersangka. Ko bisa ngaku salah? Nah disinilah kelebihan film seri ini. Para detektif yang menyelidiki kasus tersebut memiliki kecerdikan dan keahlian yang menonjol dalam menekan tersangka untuk mengaku. Bukan dengan kekerasan tentunya, melainkan dengan penempanan pertanyaan disertai argumen dan bukti-bukti di saat dan tempat yang tepat. Walaupun kasus yang ditangani rasanya sih relatif biasa saja, saya terhibur dengan taktik interogasi yang dihadirkan Law & Order: Criminal Intent terutama oleh detektif Robert Goren (Vincent D’Onofrio).

Law Order 9

Law Order 11 Law Order 1 Law Order 2

Law Order 8

Law Order 3 Law Order 4 Law Order 5 Law Order 6

Kalau kasus-kasus yang ditampilkan pada Law & Order: Criminal Intent relatif beragam, berbeda dengan film seri Law & Order: Special Victim Unit, kasus-kasus yang ditampilkan pada Law & Order: Special Victim Unit umumnya berhubungan dengan kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual, banyak hal-hal yang agak tabu plus memprihatinkan ditampilkan pada film seri ini. Korban memang tidak meninggal, namun korban tentunya mengalami siksaan batin. Jatah munculnya kisah jalannya sidang pada Law & Order: Special Victim Unit lebih besar ketimbang Law & Order: Criminal Intent. Biasanya dikisahkan cerita bagaimana si tersangka ditangkap kemudian diadili dan divonis bersalah atau tidak bersalah. Aroma film seri Law & Order lebih terasa kental pada Law & Order: Special Victim Unit. Cerita-cerita yamg ditampilkan menarik tapi tidak terlalu istimewa, lumayaaan saja.

Law Order 10

Law Order 16 Law Order 18 Law Order 19 Law Order 17 Law Order 20

Law Order 15

Sampai sekarang saya masih menonton episode terbaru dari Law & Order: Special Victim Unit karena film seri ini ternyata belum dinyatakan tamat. Sejak 1999 sampai tulisan ini saya buat, film seri ini masih terus menelurkan episode baru. Law & Order: Special Victim Unit total telah hadir selama 16 musim, whoooaa, sepertinya lama kelamaan akan menyusul film seri originalnya, Law & Order, yang mampu bertahan selama 20 musim.

Well, film seri yang bertahan lebih lama belum tentu menjadi favorit saya sebab rasanya film seri Law & Order dan film seri Law & Order: Special Victim Unit layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Sedangkan film seri Law & Order: Criminal Intent rasanya lebih layak mendapat nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”, walaupun film seri ini hanya bertahan selama 10 musim, sayang yaaaa. Sementara itu untuk film seri spin off lainnya seperti Law & Order: LA dan Law & Order: Trial by Juri, saya belum bisa bilang apa-apa sebab belum saya tonton satupun episodenya. Yaaah mungkin kapan-kapan saya tulis ulasannya kalau sudah saya tonton ;).