Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen) & Vision (Paul Bettany) merupakan karakter superhero Marvel Comics yang tidak terlalu dominan dan belum memiliki film solo. Yah paling tidak hal tersebut benar adanya sampai tahun 2021. Pada tahun inilah keduanya memiliki film seri sendiri melalui Serial WandaVision.
Kedua karakter ini pertama kali hadir pada Avengers: Age of Ultron (2015). Wanda adalah mutant dengan kekuatan seperti seorang penyihir. Pada Avengers: Age of Ultron (2015), Wanda kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki, yaitu Quicksilver atau Pietro Maximoff. Sementara itu Vision lahir dari perpaduan antara komputer jenius ciptaan Tony Stark dan Mind Stone. Kedua tidak terlihat saling mengenal pada film kedua Avengers tersebut.
Kemudian pada Avengers Infinity Wars (2018) & Avengers: Endgame (2019), Wanda dan Vision hadir sebagai sepasang kekasih. Mind Stone yang membuat Vision dapat hidup, merupakan bagian dari Infinity Stone yang diburu Thanos. Maka dapat ditebak, pada akhirnya Wanda harus kehilangan lagi, orang yang ia kasihi. Hanya saja, saya sebagai penonton tidak terlalu sedih. Kenapa? Kisah cinta Wanda dan Vision terlihat mendadak dan .. yah mereka berdua memang kalah pamor dibandingkan superhero lain yang sudah punya nama besar. Saya sendiri pada awalnya tidak terlalu antusias dengan WandaVision. Saya jauh lebih antusias ketika menonton film layar lebarnya Avengers :).
Well, Avengers: Age of Ultron (2015), Avengers Infinity Wars (2018) & Avengers: Endgame (2019) memang dapat dijadikan sebagai pengantar sebelum menonton WandaVision. Penonton akan merasa lebih nyaman apabila sudah menontonnya terlebih dahulu. Tapi saya rasa itu tidak wajib kok. Film seri WandaVision memang mengambil cuplikan dari film-film Marvel lainnya untuk menjelaskan beberapa hal. Semuanya dilakukan dengan sangat jelas. Jadi tidak perlu khawatir akan kebingungan ketika menonton serial ini.
Kalaupun bingung, pastilah bukan bingung mencari keterkaitan dengan film Marvel lainnya. Serial WandaVision memang disajikan dengan agak unik. Film seri ini disajikan dengan berbagai format yang berbeda. Beberapa diantaranya, WandaVision seolah-olah seperti film komedi situasi lawas. Semua lengkap dengan efek tertawa penonton, setting latar belakang 1 arah dan lain-lain. Setiap episode dari WandaVision, tetdapat sesuatu yang berbeda. Baik dari format dan visual, maupun dari segi cerita. Sesuatu yang jenius dari Marvel Studio.
Entah bagaimana, Wanda dan Vision hidup damai di Kota Westview. Merekan bahkan akhirnya memiliki 2 anak laki-laki. Tak lupa Pietro tiba-tiba kembali hidup dengan wajah yang berbeda. Semua dibungkus dengan gaya komedi situasi Amerika tempo dulu seperti I Love Lucy, Leave It to Beaver, The Honeymooners, The Dick Van Dyke Show, Growing Pains, The Cosby Show dan lain-lain.
Kemudian, perlahan, terkuak keanehan dan misteri pada kehidupan Wanda dan Vision tersebut. Semuanya terus memuncak sampai hadir tokoh-tokoh Marvel lainnya yang menunjukkan bahwa serial ini tetap berada di dalam MCU (Marvel Cinematic Universe). Pada akhirnya semua tetap dapat berhubungan dengan film-film Marvel lainnya. Hal ini berhasil membuat saya terpaku untuk terus menonton episode demi episode tanpa merasa kebosanan. Apalagi terdapat adegan aksi yang tak kalah dengan film layar lebar karakter superhero lainnya. Semuanya tertata rapi dengan kualitas yang tidak murahan.
Teknik penceritaan yang unik ditambah dengan cerita dan adegan aksi yang keren, tentunya membuat WandaVision semakin layak untuk ditonton. Serial ini layal untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Sampai saat saya menulis tulisanya ini, WandaVision berhasil menjadi serial terbaik yang saya tonton di awal tahun 2021 ini.
Sumber: http://www.marvel.com