L.A. Confidential (1997)

L.A. Confidential (1997) sebenarnya sudah lama masuk ke dalam daftar tonton saya. Tapi baru beberapa hari yang lalulah saya sempat menonton film yang katanya sih bagus :). Film ini sering dibanding-bandingkan dengan Chinatown (1974) yang mendapatkan banyak pujian dari banyak kritikus film. Tapi yaaa terus terang, saya pribadi kurang suka dengan Chinatown (1974) v(^_^). Apakah L.A. Confidential (1997) akan mengalami nasib yang sama?

Mirip seperti Chinatown (1974), L.A. Confidential (1997) mengambil latar belakang kepolisian Los Angles lawas, dengan tambahan bumbu kehadiran perempuan penggoda yang dapat mendatangkan malapetaka. Los Angeles di tahun 1950-an sudah menjadi kotanya selebritis. Banyak wanita cantik dan pria tampan datang ke sana untuk berkarir di dunia hiburan. Di balik gemerlap Los Angles, terdapat pula berbagai tindak kriminal yang diorganisir oleh organisasi yang terstruktur.

Di dalam kepolisian Los Angles, terdapat 3 polisi yang berusaha menyelesaikan berbagai kasus kejahatan dengan caranya masing-masing. Tak disangka, pada perjalannya, mereka menemukan fakta yang dapat mencoreng nama baik rekan mereka sendiri. Di tengah-tengah konflik yang ada, hadir wanita penggoda yang diperankan oleh Kim Basinger.

Lynn Bracken (Kim Basinger) muncul di tengah-tengah penyelidikan kasus pembantaian sadis di dalam sebuah restoran. Jack Vincennes (Kevin Spacey), Wendell ‘Bud’ White (Russell Crowe) dan Edmund J. Exley (Guy Pearce) adalah 3 detektif yang secara langsung dan tak langsung, aktif terlibat di dalam penyelidikan. Berbeda dengan film-film detektif lainnya, ketiga tokoh sentral ini bukan partner. Mereka bahkan terkadang tidak saling suka karena masing-masing memiliki motif yang agak berbeda ketika melakukan penyelidikan ini.

Jack merupakan detektif divisi narkoba yang terkenal karena keterlibatannya di dalam sebuah acara TV. Jack memiliki banyak koneksi di dalam dunia hiburan Los Angles dan lebih senang menyelesaikan masalah dengan kecerdikannya. Berbeda denga Jack, Bud merupakan detektif divisi pembunuhan yang tegas, tempramental dan setia kawan. Karena masa lalu Bud yang kelam, emosi Bud sangat mudah tersulut ketika ada wanita yang sedang dalam bahaya. Bud tidak segan-segan melakukan kekerasan dan perbuatan diluar peraturan. Kebalikan dari Bud, Edmund adalah detektif divisi pembunuhan yang sangat ambisius dan taat dengan peraturan. Bagi Edmund, semuanya harus dilakukan berdasarkan peraturan yang ada. Edmund tidak segan-segan untuk menindak tegas rekan sesama detektif yang melanggar peraturan. Inilah yang menjadi awal mula kenapa Edmund dan Bud terkadang saling benci satu sama lain, keduanya memiliki watak dan cara kerja yang bertolak belakang. Jack hadir sebagai polisi cerdik yang mampu membaca situasi dan secara tidak langsung berperan sebagai penengah sehingga Bud dan Edmund tidak terus menerus saling bergesekan. Kevin Spacey tampil dengan gemilang dalam memerankan Jack, rasannya ia layak untuk memperoleh 1 Oscar lagi di film ini :D.

Jalan cerita L.A. Confidential (1997) agak berliku-liku, penonton seolah dibuat tidak tahu kemana arah film ini. Tapi cara penceritaannya terbilang sangat menarik dan jauh dari kata membosankan. Saya menikmati bagaimana ketiga datektif melakukan tugasnya masing-masing, hingga pada akhirnya mereka menemukan fakta akan hubungan antara kasus-kasus yang mereka tangani :D.

Saya rasa, L.A. Confidential (1997) layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Film ini jaaauuuuuh lebih bagus daripada Chinatown (1974). Bisa dibilang, L.A. Confidential (1997) adalah salah satu film detektif terbaik yang pernah saya tonton.

Sumber: http://www.warnerbros.com/la-confidential

The Mummy (2017)

Sejak berdiri pada 1912, Universal Studios sudah beberapa kali menelurkan film-film bertemakan monster seperti The Hunchback of Notre Dame (1923), The Phantom of the Opera (1925), Dracula (1931), Frankenstein (1931), The Mummy (1932), The Invisible Man (1933), Bride of Frankenstein (1935), Werewolf of London (1935), Abbott and Costello Meet Dr. Jekyll and Mr. Hyde (1953), Creature from the Black Lagoon (1954), The Mummy (1999) dan lain-lain. Nah tokoh-tokoh dari film tersebut akan dibuat ulang ke dalam beberapa film layar lebar yang saling berkaitan dan disebut Dark Universe. Jadi ceritanya ini mau dibuat seperti Marvel Universe dan DC Comics Universe yang cukup populer akhir-akhir ini.

The Mummy (2017) hadir sebagai film Dark Universe pertama yang hadir bioskop-bioskop tanah air. Apakah cerita film ini akan seperti Trilogi The Mummy yang dibintangi oleh Brendan Fraser di era 90-an dan awal 2000-an? The Mummy (2017) merupakan reboot dari Trilogi tersebut, tapi saya rasa hanya ada sedikit unsur yang mirip, sisanya jauh berbeda.

Pada The Mummy (1999), Nick Morton (Tom Cruise) secara tidak sengaja membebaskan Mumi Putri Ahmanet (Sofia Boutella) dari tidur panjangnya. Tindakan Nick membuatnya memperoleh sebuah kutukan. Ahmanet memilih dan menandai tubuh Nick sebagai tubuh yang pantas menampung Seth, dewa kematian pada mitologi Mesir.

Disini terjadi kejar mengejar karena Ahmanet harus menyelesaikan ritual untuk memasukkan Seth ke dalam tubuh Nick. Seperti pada Trilogi Mummy-nya Brendan Fraser, terdapat organisasi atau pasukan rahasia yang ikut membantu sang tokoh utama. Tapi pada The Mummy (2017), organisasi tersebut agak berbeda sebab organisasi inilah yang akan dijadikan benang merah Dark Universe. Yaaaah mirip S.H.I.E.L.D. kalau di Marvel Universe ;).

Pada organisasi tersebut, terdapat Henry Jeckyll (Russell Crowe) dan Jenny Halsey (Annabelle Wallis). Keduanya sama-sama ingin membantu Nick untuk lepas dari kutukan Ahmanet, tapi cara yang Henry usulkan bertolakbelakang dengan Jenny. Bagi yang pernah menonton atau membaca cerita mengenai Dr. Jeckyll, maka pastilah tahu kisah dan kutukan apa yang Henry Jeckyll derita ;).

The Mummy (2017) memang mengangkat tema mistik yang erat hubungannya dengan horor, tapi rasanya film ini bukanlah film horor. Adegan aksi nampak dominan pada film ini. Sesekali terdapat humor pula di sana. Sayangnya, walaupun dibumbui oleh adegan aksi yang bagus, saya agak mengantuk ketika menonton film ini, aksinya yaa mayoritas kejar-kejaran saja. Selentingan humor yang terkadang Nick munculkan pun tidak terlalu lucu.

Saya lihat karakter Nick di sini dimaksudkan sebagai seorang bajingan yang baik hati. Tapi kok ya rasanya agak janggal dan aneh jadinya. Kemudian saya tidak melihat “cinta” antara Nick dan Jenny. Tanpa adanya romansa yang menonjol di antara keduanya, bagian akhir film ini nampak kurang masuk akal.

Tidak ada rasa penasaran yang dapat memukau saya ketika menonton The Mummy (2017). Semuanya dibeberkan dari awal film, sama sekali tidak ada misteri di sana. Padahal kalau dipikir-pikir, materi film ini cukup bagus lho, hanya saja penyampaiannya terlalu “to the point”. Film bertemakan hal-hal mistik seperti ini seharusnya memiliki unsur misteri disetiap bagian. Saya rasa film ini dibuat seperti seolah-olah ini merupakah kisah awal seorang superhero dalam wujud monster. Tapi pendekatannya kurang pas sehingga film pertama Dark Universe ini gagal menunjukkan keunikan Dark Universe itu sendiri.

Rasanya The Mummy (2017) hanya dapat memperoleh nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”. Merupakan awal yang mengecewakan bagi Dark Universe, tapi terus terang saya tetap menantikan dan akan menonton film Dark Universe berikutnya. Mungkin pada akhirnya kumpulan monster-monster dari beberapa film Dark Universe akan bergabung melawan sesuatu yang besar, hal ini tetap menarik untuk diikuti.

Sumber: http://www.themummy.com

Noah (2014)

Noah 1

Beberapa bulan yang lalu, ada 1 film Hollywood yang tidak jadi masuk ke Indonesia karena tema dan ceritanya dapat memprovokasi pertikaian, Noah adalah judul filmnya. Kalau Jerman sensitif dengan isu Nazi, nah Indonesia itu sensitif dengan isu agama x__x. Noah (2014) mengambil nama Noah atau Nabi Nuh sebagai tokoh utamanya, nama yang kisahnya diceritakan pada Injil, Taurat dan Al Quran. Walaupun pada intinya sama-sama mengisahkan bagaimana Nabi Nuh membangun sebuah bahtera atau kapal besar untuk menyelamatkan berbagai mahluk hidup dari sebuah banjir besar, penafsiran dan detail urutan dari kisah tersebut dapat saja berbeda baik dimata Islam, Kristen maupun Yahudi.

Kisah pada Noah (2014) diinspirasi dari kisah Nabi Nuh, tidak 100% diambil dari kisah yang diyakini oleh salah satu agama atau aliran yang ada. Saya memilih untuk menganggap bahwa Noah (2014) adalah sebuah film fiksi, tidak ada hubungannya dengan cerita atau ajaran yang ada pada kitab suci agama saya :).

Pada Noah (2014), dikisahkan bagaimana Noah (Russell Crowe) menjalankan petunjuk dari Sang Pencipta untuk datang ke sebuah bukit yang tinggi dan membangun sebuah bahtera di sana. Bahtera atau perahu besar tersebut akan dipergunakan untuk berbagai hewan yang tak berdosa. Sang Pencipta akan mendatangkan banjir besar karena berbagai tindakan sebagian besar manusia yang semakin tidak bermoral. Tubal-Cain (Ray Winston) adalah seorang raja yang memerintah dengan kejam dan berusaha merebut bahtera yang Noah bangun.

Noah 9

Untungnya Noah tidak sendirian, ia dibantu oleh istri dan anak-anaknya serta kaum Watcher. Apa itu Watcher? Watcher adalah malaikat yang turun ke Bumi untuk membimbing nenek moyang manusia, Adam. Sayang, bukannya berterima kasih, beberapa keturunan Adam semakin sombong dan membantai kaum Watcher demi kekuasaan. Buyut Noah adalah salah satu manusia yang dahulu kala mati-matian membela kaum Watcher, hal inilah yang menjadi alasan kenapa kaum Watcher yang tersisa mau membantu Noah.

Noah 2

Noah 8 Noah 6 Noah 4 Noah 3

Diluar dugaan saya, cerita Noah (2014) tidak hanya berhenti sampai adegan dimana banjir besar datang. Masih ada drama setelah itu. Drama yang tidak menarik dan membosankan. Jalan ceritanya datar. Adegan perkelahian pada Noah (2014) pun kurang seru.

Russell Crowe as Noah Noah 5

Menurut saya Noah (2014) menggunakan nama dan potongan cerita yang berhubungan dengan beberapa kisah pada kitab suci beberapa agama demi popularitas, supaya orang-orang penasaran dan bersedia menonton Noah (2014). Nampaknya Noah (2014) terjebak dengan taktik tersebut karena saya lihat, Noah (2014) terkesan memaksakan agar potongan-potongan kisah yang ada pada kitab suci beberapa agama tersebut, banyak yang masuk ke dalam alur cerita Noah (2014) walaupun kisah-kisah tersebut kurang seru. Kalau mau membuat cerita tentang seorang Nabi yaaa jangan tanggung-tanggung, buatlah sebuah film tentang Nabi tersebut sesuai salah satu agama yang ada. Mas-mas produser dan sutradaranya takut pangsa pasarnya mengecil mungkin :’D.

Bagi saya pribadi, Noah (2014) adalah film tanggung yang membosankan dan tidak layak ditonton di bioskop. Film ini hanya layak mendapat nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”.

Sumber: www.noahmovie.co.uk

Man of Steel (2013)

Man-of-Steel_1

Setelah sempat hadir di layar lebar pada 2006 lalu, kini jagoan super yang sudah beken sejak saya lahir, kembali ke layar lebar dengan versi cerita yang agak berbeda, Man of Steel. Superman pertama kali muncul pada tahun 1978 dengan dibintangi oleh Christopher Reeve, kemudian dilanjutkan oleh Superman II (1980), Superman III (1983) dan Superman IV (1987). Sejak pemeran utama Superman mengalami kecelakan yang membuat kakinya lumpuh, tidak ada lagi film Superman versi layar lebar. Yang ada adalah komik, versi serial TV dan versi kartunnya. Hal ini berlangsung hingga 2006 lalu. Sayangnya Superman Returns (2006) ceritanya agak kurang ok menurut saya, agak kecewa begitu melihatnya. Untunglah Man of Steel memilih jalan cerita yang lain, tidak melanjutkan cerita dari akhir  Superman Returns (2006) :D.

Man-of-Steel_7

Man-of-Steel_4

MAN OF STEELMan of Steel berkisah bagaimana Clark Kent (Henry Cavill) berkelana mencari jati diri. Dia belum bekerja di Daily Planet, dia juga belum menggunakan kostum Superman. Clark selalu merasa berbeda dengan lingkungan sekitarnya, ia memiliki kekuatan super di atas rata-rata manusia biasa. Clark memang bukanlah manusia biasa, dia adalah mahluk dari planet Kripton yang dikirim ke Bumi sejak masih bayi. Ayah angkat Clark di Bumi, Jonathan Kent (Kevin Cosner), mengajarkan Clark agar Clark menyembunyikan kekuatan super yang dimilikinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Penduduk Bumi belum siap menerima kenyataan bahwa ada seorang mahluk super hidup diantara mereka. Rahasia Clark terpaksa harus dibuka begitu Jendral Zod (Michael Shannon) datang ke Bumi mencari Clark. Zod merupakan seorang Jendral dari Kripton, planet asal Clark. Sebelum Kripton meledak, Zod melakukan pemberontakan yang mengakibatkan tewasnya Jor El (Russell Crowe), ayah kandung Clark. Zod ingin mengambil codex yang disembunyikan oleh Jor El, Zod menduga bahwa Clark tahu dimana codex berada. Codex dapat dipergunakan untuk membangkitkan Kripton beserta penduduknya di atas Bumi. Masalahnya, apabila Bumi diubah menjadi Kripton, bagaimana dengan nasib umat manusia? Clark harus memilih antara bangsa Kripton atau manusia.

Man-of-Steel_8

MAN OF STEEL

Man-of-Steel_10

Man-of-Steel_11Cerita Man of Steel tidak mengikuti film-film Superman lainnya. Tidak ada karekter Lex Luthor di Man of Steel. Tapi karakter seperti Louis Lane (Amy Adams) dan Perry  White (Laurence Fishburne) sudah ada. Kalau di Superman versi yang terdahulu, kostum Superman diperoleh dari hasil jahitan manusia. Nah di Man of Steel, kostum Superman merupakan baju pemberian Jor El. Pertemuan pertama antara Clark dan Louis pun dikisahkan agak berbeda. Banyak hal-hal lain yang agak berbeda, serupa tapi tak sama :D.

Film Review Man of Steel

Man-of-Steel_6

Tidak hanya cerita, kostum yang dipergunakan pun berbeda. Menurut saya sih lebih keren kostum Superman yang sekarang dibanding kostum Superman yang dulu. Hari gini masih pake celana dalam di luar? :P. Superman yang ini, menggunakan warna kostum yang lebih gelap, lebih bagus siy. Mungkin di tahun 1970-an, superhero dengan celana dalam di liar dan warna kostum yang nge-jreng tidaklah terlalu aneh. Tapi di abad 21 ini, kalau benar ada Superman muncul keliling kota pakai celana dalam di luar dengan warna yang mencolok, yaaa, kayak badut aja, aneh, gak keren :P.

Man-of-Steel_2

Man-of-Steel_5

Dengan dibintangi oleh beberapa nama terkenal seperti Kevin Cosner, Russell Crowe dan Laurence Fishburne, tentunya film ini cukup menarik untuk ditonton. Spesial efeknya pun cukup memuaskan. Mulai dari awal hingga akhir, banyak sekali adegan-adengan yang menggunakan spesial efek, sebagian besar adegan berkelahi dan perang-perangan. Banyaknya adegan action di film ini, rasanya mengurangi jatah cerita-nya. Man of Steel agak miskin cerita, banyak pukul-pukulan dan tembak-tembakannya. Menurut saya, film ini layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Ga rugi nonton film ini di bioskop, layar yang besar dan tata suara yang bagus, membuat adegan action di film ini semakin nyaman di tonton.

Source: www.manofsteel.com/index.html