Awas Ada Sei’Tan!

Sebenarnya sudah sejak akhir tahun 2020 saya ingin mencicipi hidangan Sei yang semakin menjamur. Akan tetapi baru pertengahan 2021 ini saya sempat mencicipinya. Sei sendiri merupakan hidangan khas daerah Rote Ndao, NTT (Nusa Tenggara Timur). Daging babi liar diolah dengan diasapi sampai matang. Karena saya tidak makan babi, Maka saya tentunya mencari sei non babi, sesuatu yang mudah diperoleh di Jakarta. Saat ini banyak sekali restoran sei yang menggunakan daging sapi dan ayam di Jakarta. Mungkin juga karena sedang trend.

Karena saya baru saja sembuh dari Covid-19 dan masih harus isolasi di rumah, saya lebih memilih sei yang spesialis pesan antar saja. Saya pun memilih untuk mencicipi Sei’Tan yang memiliki konsep cloud kitchen. Jadi Sei’Tan hanya melayani pesan antar. Untuk memesannya saya sendiri menggunakan jasa ojek online. Namun titik pengambilan Sei’Tan baru ada di Jakarta dan belum terlalu banyak. Titiknya antara lain Kota Kasablanka, Kuningan City, Setiabudi One, Kemang Village, Mall of Indonesia, Grand Indonesia, Gunawarman, Food Centrum, Cilandak Town Square, Pasaraya Blok M, AEON Jakarta Garden City, Senayan City.

Ada apa saja di Sei’Tan? Tentunya hidangan sei yang menggunakan daging sapi dan ayam. Kita dapat memilih mau menggunakan daging apa, kemudian kita memilih sambalnya, mau sambal apa. Untuk nasi, hanya ada nasi putih, belum ada nasi rasa macam-macam. Nasi dan daging, diletakkan bersama sayur daun singkong dan telur dadar, di dalam box yang cukup menarik.

Begitu membuka box Sei’Tan, wuuuaaaahh, semerbak harum daging atau ayam asapnya, ganassss. Konon proses daging sei tersebut berlangsung selama 3 hari dan diasapi menggunakan daun rambutan. Baik sei yang menggunakan daging sapi maupun ayam, keduanya sama-sama harum, apalagi ketika sedang kita makan, wuuahhh, wangi abis deh pokoknya. Tapi untuk tekstur dan rasa, saya lebih suka daging sapi ketimbang daging ayam. Daging sapinya menggunakan wagyu dengan sedikit lemak disana, sehinga terasa empuk dan juicy. Kalau suka dengan daging ayam dan sapi, kita dapat memilih mix alias menggunakan daging sapi dan ayam.

Telur dadarnya memiki tekstur khas yang mengingatkan saya pada dadar telur di Warteg. Bagian pinggir telur dadar di Warteg ada yang renyah-renyah. Nah bagian itulah yang terdapat di dalam box Sei’Tan. Sebuah telur dadar dengan kerenyahan dan tekstur yang unik :).

Sayur singkongnya memberikan aroma segar dan sedikit manis. Namun menurut ibu saya, sayur singkong tersebut pedas. Yaah mungkin memang ada pedasnya tapi hampir tidak terasi bagia saya. Karena ada hal lain yang jauh terasa lebih pedas, sambal sei-nya.

Pada dasarnya semua sambal dari Sei’Tan terbilang pedas, tapi masih bisa dinikmati. Jadi, pedasnya tidak keterlaluan. Beberapa sambal yang Sei’Tan tawarkan antara lain adalah sambal belimbing wuluh, sambal rica, sambal matah dan sambal andaliman.

Sambal matah memberikan rasa pedas dengan aroma daun jeruk yang sangat segar & harum. Ketika bertemu dengan daging sei dan kawan-kawan, terasa pedas, aroma khas sei, asam segar yang enak & khas. Aromanya sangat Indonesia sekali. Tapi bagi yang kurang suka dengan tekstur dan aroma dedaunan, sebaiknya hindari pilihan menu yang satu ini. Serba serbi dedaunannya sangat dominan pada pilihan menu yang satu ini.

Sambal belimbing wuluh terasa cukup pedas dengan sedikit rasa asam yang segar. Aroma sambal ini cukup khas, kaya dan harum, yummmm. Gabungan rasanya bersama daging sei dan kawan-kawan, menghasilkan sebuah hidangan yang kaya akan aroma khas, disertai dengan rasa pedas asam yang enak sekali. Saya suka sekali dengan aroma yang disebabkan oleh sambal belimbing wuluh, pas sekali dengan harumnya daging asap, mantab. Inilah salah satu hidangan favorit saya di Sei’Tan.

Sei Daging Wagyu Sambal Belimbing Wuluh + Matah

Sambal andaliman warnanya merah dan terasa pedas manis. Sambal ini hadir dengan aroma cabe yang … anehnya harum, aroma cabainya tidak menyengat. Takarannya pas sekali bagi saya. Bertemu dengan daging sei dan kawan-kawan, terdapat rasa pedas manis dengan aroma harum yang lebih kalem dibanding varian sambal lainnya. Lebih kalem bukan berarti lebih tidak enak lohhh, kalemnya di sini justru memberikan ruang yang lebih bagi daging sei. Semuanya terasa pas dan enak loh. Bertambahlah 1 lagi menu enak dari Sei’Tan, favorit saya juga nih.

Sei Campur Sambal Andaliman + Matah

Bagaimana dengan sambal rica-rica? Aaah, saya pernah memesan sei’daging sambal rica-rica dan yang datang justru sei’daging sambal matah. Agak kecewa sih, tapi berhubung perut saya lapar ahhh ya sudah….

Hidangan Sei’Tan tidak saja bermain di rasa, tapi bermain pula di aroma. Sei’Tan berhasil memanjakan rasa dan aroma dengan sesuatu yang unik dan sangat Indonesia. Dengan demikian, saya rasa secara keseluruhan, Sei’Tan layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak”

Selamat Ngikan!

Ngikan pertama kali hadir pada 2019 di Jalan Tebet Utara Dalam, Jakarta Selatan. Saya ingat betul pada saat pertama buka, tempat makan yang satu ini menimbulkan antrian panjang. Yah mungkin pada saat itu banyak orang masih penasaran dan cabang Ngikan sedikit sekali. Sekarang Ngikan sudah berkembang pesat dan memiliki berbagai cabang di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Semarang, Bandung, Surabaya, Sukabumi, Majalengka, Yogyakarta, Makassar, Pontianak, Palembang dan Bukittinggi. Saya sendiri memilih memesan Ngikan melalui aplikasi online seperti Go Food, Grab Food dan Shopee Food. Toh Ngikan memang menggunakan konsep take away dimana kalaupun makan di tempat, tidak disediakan piring dan perlengkapan makan. Hanya ada meja dan bangku. Kita makan dari kardus packingnya.

Packing Ngikan

Menu dasar yang Ngikan tawarkan adalah ikan nila berbalut tepung crispy dengan nasi liwet dan sambal. Nasi liwetnya sedikit harum namun tidak terlalu terasa apa-apa. Tepungnya ikan nila relatif tebal tapi masih ok-lah, daging ikannya masih terasa. Lalu terdapat pilihan sambal matah, sambal oseng mercon, sambal acar kuning & sambal woku.

Sambal oseng mercon berwarna kemerahan dan memiliki kesan pedassss sekali. Eeeee ternyata semua itu hanya hoax, sambal ini lebih ternyata terasa gurih dan sedikit manis. Pedasnya bagaimana? Ada sih tapi sedikit.

Sambal woku berwarna kehijauan dan memiliki rasa gurih yang khas. Sekilas tercium aroma daun jeruk. Rasanya lumayan ok kalau disantap dengan nasi liwet dan ikan krispy-nya. Rasa dan aroma rempahnya cukup terasa tapi tetap saja berbeda dengan bumbu woku khas Manado.

Sambal matahnya terbuat dari aneka bumbu seperti bawang, cabai, daun jeruk dan minyak serta berwarna kehijauan. Tapi saya lihat sepertinya cabai, minyak dan daun jeruk nampak dominan walaupun aroma daun jeruknya tipis sekali. Sambal yang satu ini merupakan sambal yang paling pedas di Ngikan, tapi pedasnya masih masuk akal yaaa, bukan pedas yang bisa membuat diare :’D. Rasa pedas hangat sambal ini pas sekali ketika disantap dengan ikan krispy yang renyah beserta nasi liwetnya. Sejauh ini sambal matah adalah salah satu sambal favorit saya di Ngikan.

Paket Ngikan Saus Sambal Matah & Paket Ngikan Saus Oseng Mercon
Paket Ngikan Sambal Woku dan Ngikan Salero Padang Plus Keju

Bagaimana dengan sambal acar kuning? Yang pasti warnanya kuning hehehehe, saya belum sempat mencicipinya. Saat ini Ngikan sudah memiliki beberapa menu baru yang polanya sedikit berbeda dengan menu dasar di atas. Diantaranya adalah ngikan salero padang, ngikan pop, nasi lamongan kandas, dan ngikan mie goreng. Saya sendiri baru sempat mencicipi ngikan salero padang saja hehehe.

Ngikan salero padang pada dasarnya terdiri dari ikan nila krispy, nasi putih, daun singkong, kuah gulai, bumbu rendang dan sambal hijau yang biasa ada di restoran padang. Kemudian menu yang satu ini bisa ditambahkan telur, keju, kornet. Kemudian nasi putihnya pun dapat ditukar menjadi nasi liwet pula. Saya pribadi biasa hanya menambahkan keju dan kornet. Bagaimana rasanya? Ngikan salero padang ini tidak pedas tapi kaya akan rasa yang gurih dan harum. Saya suka dengan bumbu gulai dan bumbu rendangnya, keduanya terasa menonjol dalam membuat menu ini terasa enak. Sementara ini, ngikan salero padang merupakan menu favorit saya di Ngikan.

Setelah beberapa kali mencoba beberapa menu Ngikan, rasanya tempat makan yang satu ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak”. Packingnya praktis dan aman disantap di masa pandemi. Jangan lupa mencuci tangan yaa kawans.

Belajar Steakology di Tebet \(^3^)/

Steakology

Steakology adalah restoran yang terletak di Jl. Tebet Raya No. 38, Jakarta Selatan dan buka pada pukul 12 siang sampai 10 malam. Sesuai namanya, menu andalan Steakology adalah steak, … pelajaran steak mungkin ya? Belakangnya pakai ology-ology-an mirip Anthropology, Biology atau Psychology soalnya :). Saya sendiri baru mengetahui keberadaan restoran ini setelah melihat diskon livingsocial, maklum anak modis, modal diskon :mrgreen:.

Ketika tiba di Steakology hari sabtu lalu, saya dan keluarga tidak dapat tempat duduk di bagian dalam. Kebetulan tempatnya sedang ramai, entah memang setiap sabtu ramai atau karena sedang ada diskon yaaa :D. Akhirnya saya dapat tempat duduk di bagian terluar, yaaaa, tak apalah daripada tidak duduk.

Steakology 4

Ruang Duduk

Setelah memesan dan menanti beberapa saat, akhirnya pesanan kami tiba. Kalau dilihat dari ukuran, steaknya Steakology kecil ukurannya, kurang cocok untuk menu buka puasa atau bagi orang-orang yang sedang lapar berat. Ukuran steaknya Steakology ada kecil, sedang dan besar. Steak dengan ukuran kecil itu menurut saya terlalu kecil, kalau ada istilah nasi kucing, well ini steak kucing :P, cocok bagi kaum hawa yang sedang diet. Nah kalau steak dengan ukuran sedang, agak lebih besar meski tetap hampir dipastikan akan gagal mengenyangkan perut saya kalau saya sedang lapar poool. Steak dengan ukuran besar barulah steak dengan ukuran yang menurut saya lazim di sajikan oleh restoran steak lain seperti Joni Steak atau Steak 21. Meski daging yang dipergunakan steak Steakology itu relatif kecil & merupakan daging lokal, tingkat keempukannya tidak kalah dengan daging import looh :D.

Steakology 2

Pembakaran Steak

Seperti biasa, setelah kita memesan steak, entah itu ribeye, sirloin atau bagian lain dari sapi yang biasa dibuat steak, kemudian kita ditanyakan tingkat kematangan, lalu tipe sayuran pendamping serta kentangnya mau yang french fries atau yang lain. Kemudian terakhir, mau menggunakan bumbu apa? Nah Steakology memiliki 7 bumbu steak yang mereka namai “Keajaiban Saus ala Steakology”. Awalnya hanya ada 7 jenis saus, namun sekarang sudah bertelur menjadi lebih dari 7 :mrgreen:. Saus-sausnya antara lain adalah:

  1. Bearnaise (asam manis). Saus Romantis dari Perancis. Rasanya creamy dan gurih asam. Dibuat dari mentega cair, kuning telur, cuka dan rempah-rempah. Merupakan saus favorit beberapa orang, tapi bukan saus favorit saya :P. Rasanya terlalu asam, namun cukup oke kalau dimakan dengan daging steaknya. Jangan makan saus ini tanpa daging steaknya, rasanya asammmm.
  2. Mushroom (gurih keju). Saus yang dibuat untuk steak dan dibukukan pertama kali tahun 1864. Dibuat dari krim, jamur, butter, pepper dan rempah-rempah. Termasuk saus yang banyak dipesan oleh para pengunjung.
  3. Barbeque (manis pedas). Ditemukan oleh Columbus. Saus pedas manis ini dibuat dari pasta tomat, vinegar, liquid smoke, kulit jeruk, lada dan gula.
  4. Sambal Matah (pedas). Sambal khas pedas Bali yang terdiri dari bawang merah, daaun jeruk, bawang putih dan cabe rawit.
  5. Sambal Hijau (pedas). Sambal dengan bahan dasar cabe rawit hijau, cabe rawit keriting dan cabe hijau besar. Hmmm rasanya agak aneh…sedikit asam, tidak pedas sama sekali, kurang oke.
  6. Saus Kari (gurih pedas). Saus yang terbuat dari bawang merah, bawang putih, cabe merah, kunyit dan rempah-rempah.
  7. Saus Opor (gurih). Saus yang terbuat dari bawang merah, bawang putih, kunyit dan rempah-rempah dicampur santan.
  8. Rattle Snake (pedas lada). Saus ini dibuat dari racikan Jalapeno, mustard, tobasco dan rempah-rempah. Terdengar eksentrik karena namanya diambil dari jenis ular berderik.
  9. Teriyaki (manis asin). Teknik memasak saus ala Jepang dengan dipanggang. Terbuat dari kecap asin, cuka Jepang dan gula dengan perbandingan tertentu.
  10. Pesto (gurih rempah) . Saus Italia ini adalah saus khas dari Genoa yang sudah dikenal sejak zaman romawi kuno. Pesto adalah racikan dari daun basil, minyak zaitun, parmesan dan pistachio.
  11. Black Pepper (pedas lada). Saus berbahan dasar lada hitam. Mulai dikenal sebagai salah satu bahan masakan pada tahun 1840 oleh bangsa Eropa. Ini jenis saus favorit saya, setiap ke restoran steak, saya pasti pesan saus ini :D. Butiran-butiran ladanya benar-benar masih terlihat, saus black pepper-nya Steakology benar-benar istimewaaa.
  12. Cafe de Paris (asam manis). Saus dengan bahan dasar mentega dicampur dengan daun Rosemary dan aroma Thyme.
  13. Saus Rendang (gurih pedas). Saus yang terbuat dari bawang merah, bawang putih, kunyit, cabe merah dan rempah-rempah yang dicampur dengan santan. Walah bukannya inimah sama saja dengan makan rendang saja ya? hehehehe
  14. Lemon Egg Sauce (asam manis). Saus yang terbuat dari sari buah lemon, susu, kuning telur dan keju.

Steakology 7

Steak Ukuran Kecil dengan Saus Sambal Hijau

Steakology 6

Steak Ukuran Kecil dengan Saus Bearnaise

Steakology 5

Steak Ukuran Sedang dengan Saus Black Pepper

Apakah sausnya benar-benar ajaib? Menurut saya … ya tentu saja. Sausnya beraneka ragam dan kental, jadi rasanya benar-benar nyata sesuai rasa kombinasi masing-masing saus. Favorit saya tetaplah black pepper, mantabb baik kalau dimakan dengan daging steaknya atau digado hehehehe.

Selain steak, ada menu-menu lain di Steakology seperti nachos, burger, fettuccine, spaghetti dan lain-lain. Aneka minumannya disajikan dengan gelas yang cukup unik dan memiliki rasa yang lumayan oke, seperti lemon tea, cappuccino, teh karamel dan lain-lain.

Steakology 8

Nachos

Steakology 3

Dapur Minuman

Steakology 1

Lemon Tea & Caramel Tea

Saya akui kelebihan Steakology adalah pada sausnya, namun kelemahan Steakology adalah pada ukuran dagingnya, daging sapi mahal yah bro x___x. Secara garis besar rasanya Steakology layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.