Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022)

Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022) merupakan bagian dari MCU (Marvel Cinematic Universe) dengan mengambil latar belakang setelah segala kejadian di Serial Wanda Vision dan Avengers: Endgame (2019). Seperti biasa, film-film MCU memang saling berhubungan tapi masing-masing film mampu berdiri sendiri. Tak terkecuali film Doctor Strange yang kedua inipun mampu berdiri sendiri. Tapi akan lebih seru kalau kita sudah menonton beberapa film MCU sebelumnya. Saya rasa keterkaitan inilah yang membuat MCU spesial.

Sebagai pengantar, Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) sempat gugur ketika Thanos (Josh Brolin) datang menyerang. Ia pun sempat tewas selama 5 tahun, sebelum The Avangers yang tersisa mampu mengalahkan Thanos. Hampir semua mahluk hidup yanv Thanos bunuh, berhasil hidup kembali, meskipun mereka harus kehilangan 5 tahun kehidupan mereka.

Setelah 5 tahun, banyak yang berubah. Ketika Doctor Strange kembali, ia harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya akan menikahi laki-laki lain. Selain itu, gelar Strange sebagai Sorcerer Supreme sudah digantikan oleh orang lain. Saya pikir ini akan menjadi topik utama film ini. Oh ternyata saya salah. Doctor Strange harus berbagi peranan dengan tokoh lain, Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen).

Loh bukankah Wanda sudah memiliki film sendiri? Serial Wanda Vision ternyata kurang cukup bagi Wanda. Pada Serial Wanda Vision, Wanda atau Scarlet Witch berpapasan dengan buku Darkhold. Buku terkutuk ini menggoda Wanda untuk kembali melakukan kesalahan yang sama seperti yang Wanda lakukan pada Serial Wanda Vision. Ia menginginkan sebuah keluarga, lengkap dengan anak-anak yang mencintainya. Hanya saja, kali ini Wanda melakukannya dengan lebih ekstrim.

Pada Avengers Infinity War (2018) dan Avengers: Age of Ultron (2015), Wanda harus kehilangan kekasih dan saudara kembarnya. Ia sendirian dan kesepian. Melalui mimpi, Wanda sering kali memimpikan bahwa ia memiliki 2 anak laki-laki yang mencintainya. Pada dunia MCU, mimpi adalah jendela menuju dunia paralel. Melalui mimpi, kita dapat mengintip kehidupan kita di dunia paralel lainnya. Jadi terdapat banyak sekali Wanda di dunia paralel lain, yang hidup berkeluarga dan memiliki anak. Namun, bagaimana cara Wanda pergi ke dunia paralel lain demi mencari kebahagiaan? Menggunakan sihir kegelapan dari buku Darkhold?

Hal inilah yang memicu berbagai kekacauan di dalam berbagai dunia paralel. Strange harus melompat dari satu dunia paralel ke dunia paralel lainnya untuk menghentikan Wanda. Di sini saya tidak dapat menebak mau dibawa kemana arah film ini. Saya mengenal Wanda sebagai karakter yang baik. Sebagai penonton film-film MCU sebelumnya, agak sulit bagi saya untuk menempatkan Wanda sebagai karakter antagonis. Strange dan Wanda adalah bagian dari The Avengers yang berkali-kali menyelamatkan semesta. Segala sesuatu yang Wanda perbuat pun memiliki berbagai kesedihan di dalamnya.

Tidak ada karakter yang mutlak jahat pada Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022). Terdapat Wanda yang masih berpikiran jernih di dunia paralel lainnya. Terdapat pula Doctor Strange yang sesat pada dunia paralel lainnya, karena berbagai alasan yang baik. Doctor Strange memang memiliki kecenderungan untuk menabrak aturan dan melakukan pengorbanan. Sayangnya ia sering kali terlalu berani mengambil resiko. Bahkan terkadang ia berani mengorbankan orang lain demi sesuatu yang ia anggap lebih besar. Semua dapat terlihat dari berbagai versi Doctor Strange di dunia paralel lainnya.

Film inipun membuka jalur kesinambungan baru antara MCU dengan film-film superhero Marvel yang lahir sebelum Konsep MCU digaungkan pada 2011. Semakin banyak kemungkinan yang menarik untuk diikuti. Jadi, Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022) memang menyelam lebih dalam lagi dalam membahas berbagai dunia paralel.

Tak lupa, unsur horor berhasil disisipkan dengan halus pada film ini. Saya sangat suka dengan keberadaannya. Apalagi horornya tidak hadir dengan dentuman suara musik yang mengagetkan.

Meskipun karakter Doctor Strange harus berbagai spotlight dengan Wanda pada film ini, Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022) tetap layak untuk diacungi jempol. Film ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Beberapa teman saya membandingkan film ini dengan Everything Everywhere at Once (2022). Sekilas memang sama-sama membahas mengenai dunia paralel atau multiverse. Sama-sama memiliki karakter antagonis yang tidak mutlak jahat. Namun konsepnya agak berbeda. Bagi saya pribadi, Everything Everywhere at Once (2022) bukanlah film untuk saya. Saya masih jauh menyukai Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022) dibandingkan Everything Everywhere at Once (2022).

Sumber: http://www.marvel.com

Serial WandaVision

Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen) & Vision (Paul Bettany) merupakan karakter superhero Marvel Comics yang tidak terlalu dominan dan belum memiliki film solo. Yah paling tidak hal tersebut benar adanya sampai tahun 2021. Pada tahun inilah keduanya memiliki film seri sendiri melalui Serial WandaVision.

Kedua karakter ini pertama kali hadir pada Avengers: Age of Ultron (2015). Wanda adalah mutant dengan kekuatan seperti seorang penyihir. Pada Avengers: Age of Ultron (2015), Wanda kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki, yaitu Quicksilver atau Pietro Maximoff. Sementara itu Vision lahir dari perpaduan antara komputer jenius ciptaan Tony Stark dan Mind Stone. Kedua tidak terlihat saling mengenal pada film kedua Avengers tersebut.

Kemudian pada Avengers Infinity Wars (2018) & Avengers: Endgame (2019), Wanda dan Vision hadir sebagai sepasang kekasih. Mind Stone yang membuat Vision dapat hidup, merupakan bagian dari Infinity Stone yang diburu Thanos. Maka dapat ditebak, pada akhirnya Wanda harus kehilangan lagi, orang yang ia kasihi. Hanya saja, saya sebagai penonton tidak terlalu sedih. Kenapa? Kisah cinta Wanda dan Vision terlihat mendadak dan .. yah mereka berdua memang kalah pamor dibandingkan superhero lain yang sudah punya nama besar. Saya sendiri pada awalnya tidak terlalu antusias dengan WandaVision. Saya jauh lebih antusias ketika menonton film layar lebarnya Avengers :).

Well, Avengers: Age of Ultron (2015), Avengers Infinity Wars (2018) & Avengers: Endgame (2019) memang dapat dijadikan sebagai pengantar sebelum menonton WandaVision. Penonton akan merasa lebih nyaman apabila sudah menontonnya terlebih dahulu. Tapi saya rasa itu tidak wajib kok. Film seri WandaVision memang mengambil cuplikan dari film-film Marvel lainnya untuk menjelaskan beberapa hal. Semuanya dilakukan dengan sangat jelas. Jadi tidak perlu khawatir akan kebingungan ketika menonton serial ini.

Kalaupun bingung, pastilah bukan bingung mencari keterkaitan dengan film Marvel lainnya. Serial WandaVision memang disajikan dengan agak unik. Film seri ini disajikan dengan berbagai format yang berbeda. Beberapa diantaranya, WandaVision seolah-olah seperti film komedi situasi lawas. Semua lengkap dengan efek tertawa penonton, setting latar belakang 1 arah dan lain-lain. Setiap episode dari WandaVision, tetdapat sesuatu yang berbeda. Baik dari format dan visual, maupun dari segi cerita. Sesuatu yang jenius dari Marvel Studio.

Entah bagaimana, Wanda dan Vision hidup damai di Kota Westview. Merekan bahkan akhirnya memiliki 2 anak laki-laki. Tak lupa Pietro tiba-tiba kembali hidup dengan wajah yang berbeda. Semua dibungkus dengan gaya komedi situasi Amerika tempo dulu seperti I Love Lucy, Leave It to Beaver, The Honeymooners, The Dick Van Dyke Show, Growing Pains, The Cosby Show dan lain-lain.

Kemudian, perlahan, terkuak keanehan dan misteri pada kehidupan Wanda dan Vision tersebut. Semuanya terus memuncak sampai hadir tokoh-tokoh Marvel lainnya yang menunjukkan bahwa serial ini tetap berada di dalam MCU (Marvel Cinematic Universe). Pada akhirnya semua tetap dapat berhubungan dengan film-film Marvel lainnya. Hal ini berhasil membuat saya terpaku untuk terus menonton episode demi episode tanpa merasa kebosanan. Apalagi terdapat adegan aksi yang tak kalah dengan film layar lebar karakter superhero lainnya. Semuanya tertata rapi dengan kualitas yang tidak murahan.

Teknik penceritaan yang unik ditambah dengan cerita dan adegan aksi yang keren, tentunya membuat WandaVision semakin layak untuk ditonton. Serial ini layal untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Sampai saat saya menulis tulisanya ini, WandaVision berhasil menjadi serial terbaik yang saya tonton di awal tahun 2021 ini.

Sumber: http://www.marvel.com

Avengers Infinity War (2018)

Sejak tahun 2008 sampai sekarang, sudah hadir kurang lebih 18 film-film superhero yang diambil dari cerita buku komik keluaran salah satu perusahaan komik ternama di dunia yaitu Marvel. Meskipun nampak terpisah dengan cerita dan tokoh utama sendiri, semua film tersebut hidup di sebuah alam yang sama, sebuah alam yang biasa disebut Marvel Cinematic Universe (MCU), kecuali film-film X-Men dan Deadpool tentunya. Sepanjang penglihatan saya, meskipun masing-masing film MCU mampu berdiri sendiri, bagian akhirnya jelas dan tidak menggantung, film-film tersebut mampu membuat sebuah jaring cerita yang rapi antara satu dengan lainnya. Jaring-jaring cerita dari semua film tersebut, menyatu menjadi satu pada Avengers Infinity Wars (2018), sebuah film yang sudah lama saya tunggu-tunggu meskipun kurang lebih saya sudah mengetahui cerita versi komiknya :).

Pada dasarnya Avengers Infinity Wars (2018) merupakan kisah mengenai kematian, kehidupan, keputusasaan dan harapan yang dihadapi superhero-superhero MCU. Keperkasaan mereka seakan runtuh ketika bertemu Thanos (Josh Brolin). Dulunya Thanos merupakan penduduk Planet Titan yang saat ini sudah hancur. Ia menganggap bahwa kehancuran Titan disebabnya oleh ketidakseimbangan antara jumlah sumber daya dengan jumlah penduduk. Jumlah penduduk seharusnya dapat dikendalikan. Untuk mencegah agar alam semesta beserta isinya tidak mengalami nasib yang serupa dengan Titan, maka Thanos berniat untuk mengendalikan populasi alam semesta. Apakah yang Om Thanos menginginkan program KB (Keluarga Berencana)? Apakah Thanos itu Duta KB? 😛 Oooh tentu tidak, Thanos menginginkan sesuatu yang lebih ekstrim. Ia ingin membunuh separuh populasi alam semesta agar separuh populasi yang tidak ia bunuh, dapat hidup damai tanpa memperebutkan sumber daya. Dari sudut pandangnya sendiri, Thanos merasa bahwa ia melakukan kebaikan dan pengorbanan bagi masa depan alam semesta. Ini sungguh berbeda dengan tokoh antagonis lain yang mayoritas tujuan hidupnya adalah untuk meraih kekuasaan dan kekayaan semata. Tokoh Thanos tidaklah mengecewakan, ia memang pantas untuk menjadi lawan terkuat pada film crossover terbesar tahun ini.

Pada film-film MCU sebelumnya, tersirat bagaimana Thanos berusaha mencari 6 buah batu infinity yang dapat memberikan kekuatan tertentu bagi tuannya. Batu-batu tersebut pun sebenarnya sudah beberapa kali muncul dan menjadi rebutan beberapa karakter MCU. Apa itu batu infinity sebenarnya? Batu infinity merupakan batu yang tercipta ketika alam semesta tercipta. Masing-masing batu memiliki kekuatan penciptaan masing-masing yaitu batu kekuatan, batu pikiran, batu ruang, batu waktu, batu jiwa dan batu realita. Pada film-film MCU sebelum Avengers Infinity Wars (2018), dikisahkan bahwa memegang 1 batu saja sudah dapat memberikan kekuatan super dahsyat bagi pemegangnya. Bagaimana bila ada yang dapat memiliki keenam batunya?

Batu ruang, atau dikenal dengan nama tesseract, adalah batu infinity pertama yang dikenalkan MCU. Batu ini awalnya tersimpan di pedalaman Norwegia sampai pada suatu hari, Pasukan Nazi yang dipimpin Red Skull (Hugo Weaving) menemukannya pada Captain America: The First Avengers (2011). Kemudian batu tersebut menjadi rebutan pada film-film MCU berikutnya hingga akhirnya, batu ini berhasil disembunyikan Loki (Tom Hiddlestone) pada akhir dari Thor: Ragnarok (2017). Sayangnya, pada awal Avengers Infinity War (2018), tesseract berhasil Thanos rebut setelah ia menghancurkan armada Kerajaan Asgard yang sedang dalam perjalanan menuju Bumi. Thanos bahkan mampu membuat Loki, Thor (Chris Hemsworth) dan Hulk / Bruce Banner (Mark Ruffalo) bertekuk lutut padahal Thanos hanya datang dengan menggunakan 1 batu infinity, yaitu batu kekuatan.

Batu kekuatan, atau dikenal dengan nama orb, merupakan batu infinity yang menjadi rebutan pada Guardians of The Galaxy (2014). Batu yang pada dasarnya hanya dapat dikendalikan oleh Star-Lord / Peter Quill (Chris Pratt) ini, berhasil Thanos rebut dari Planet Xandar. Nova Corps yang bertugas melindungi Planet Xandar dan orb nampaknya mengalami nasib yang tragis sebab Thanos nampak sudah memiliki batu kekuatan sejak awal film Avengers Infinity War (2018).

Batu kekuatan sebenarnya bukanlah batu infinity pertama yang Thanos miliki. Sebelumnya, Thanos sempat memiliki batu pikiran yang ditempelkan pada bagian ujung tongkat chitauri. Tongkat ini kemudian Thanos pinjamkan kepada Loki untuk merebut tesseract di Bumi pada The Avengers (2012). Kemudian batu ini mengalami beberapa kali perpindahan kepemilikan sampai pada akhirnya batu ini berada di kening Vision (Paul Bettany) pada Avengers: Age of Ultron (2015). Vision sebenarnya merupakan sebuah super komputer canggih ciptaan Iron Man atau Tony Stark (Robert Downey Jr.). Dengan keberadaan batu pikiran pada Vision, Vision telah mampu berkembang menjadi organisme yang lebih kompleks. Ia bahkan dapat menjalin asmara dengan Scarlet Witch atau Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen). Pada Avengers Infinity War (2018) ini, keduanya harus melarikan diri dari kejaran jendral-jendral tangan kanan Thanos yang berusaha mengambil batu pikiran dari kening Vision. Beruntung Captain America / Steve Rogers (Chris Evans), Natasha Romanoff / Black Widow (Scarlett Johansson) dan Sam Wilson / Falcon (Anthony Mackie) datang membantu. Mereka kemudian melarikan diri ke Wakanda, dengan dibantu oleh James “Rhodey” Rhodes / War Machine (Don Cheadle), untuk berlindung di dalam perisai negeri asal T’Challa / Black Panther (Chadwick Boseman) tersebut. Tak lupa sahabat Captain America dari masa lampau, Bucky Barnes / Winter Soldier (Sebastian Stan), sudah menanti pula di Wakanda.

Sementara Captain America dan kawan-kawan melarikan diri ke Wakanda, Hulk / Bruce Banner berhasil melarikan diri dari kapal Asgard yang dihancurkan Thanos. Banner berhasil melakukan teleport ke Bumi dan langsung menemui Iron Man / Tony Stark dan Stephen Strange / Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) untuk memperingatkan akan kedatangan Thanos. Tak lama kemudian, mereka bersama dengan Peter Parker / Spider-Man (Tom Holland), harus mempertahankan batu waktu yang ada di dalam kalung mata agamoto milik Doctor Strange. Batu waktu pernah memicu konflik pada Doctor Strange (2016). Warnanya hijau, padat dan membuat pemegangnya mampu memutar waktu ke masa lalu dan masa lampau.

Berbeda dengan batu waktu yang padat, batu realitas atau aether berbentuk seperti cairan yang mengalir di udara. Aether pernah memicu konflik pada Thor: The Dark World (2013). Bangsa Asgard saat itu sudah memiliki dan menjaga batu ruang atau tesseract, sehingga mereka mempercayakan aether kepada Taneleer Tivan / The Collector (Benicio del Toro).

Nah bagaimana dengan batu jiwa? Sepengetahuan saya, batu ini belum pernah muncul atau menjadi rebutan pada film-film MCU sebelumnya. Namun, konon lokasi penyimpanan batu jiwa yang misterius ini sebenarnya sudah diketahui oleh salah satu dari anggota Guardians of The Galaxy. Siapakah itu? Apakah Star-Lord? Drax (Dave Bautista)? Mantis (Pom Klementieff)? Gamora (Zoe Saldana)? Groot (Vin Diesel)? Rocket (Bradley Cooper)? Atau bahkan Nebula (Karen Gillan)? Aaahhhh, saya tidak akan menulis spoiler di sini hehehehe.

Kali ini para pahlawan yang sudah memiliki film solo melalui film-film MCU sebelumnya, harus mencegah usaha Thanos mengumpulkan keenam batu infinity. Pada Avengers Infinity War (2018) ini akan ada beberapa tokoh utama yang berguguran. Kehadiran Thanos memang membawa aroma tersendiri di sini. Karena ketika Thanos muncul, siapapun bisa saja tewas. Tidak ada satu superhero-pun yang aman dari Thanos. Saya lihat, tokoh utama yang tewas di tangan Thanos ada pula yang merupakan tokoh legendaris icon Marvel, sungguh tidak terduga :’D.

Dengan kekuatan yang dahsyat, Thanos begitu ditakuti. Tapi kok kenapa Thanos baru turun tangan pada Avengers Infinity War (2018)? Thanos sudah ada sejak dulu, ia bahkan sudah lama memegang batu kekuatan sebelum Loki menghilangkannya pada The Avengers (2012). Jawabannya adalah karena tewasnya The Ancient One (Tilda Swinton) pada Doctor Strange (2016), Ego (Kurt Rusell) pada Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017), tewasnya Odin (Anthony Hopkins) pada Thor: Ragnarok (2017). Ketiga karakter ini memang sudah uzur namun terkenal akan kekuatannya sehingga Thanos tidak dapat leluasa bergerak. Keadaan semakin menguntungkan bagi Thanos ketika The Avengers pecah kongsi setelah terjadi skandal pembunuhan ayah Black Panther yang melibatkan Winter Soldier pada Captain America: Civil War (2016). Ahhhh, inilah saat yang tepat bagi Thanos untuk maju habis-habisan dengan segenap kekuatan dan prajurit yang ia miliki.

Saya sadar bahwa banyaknya karakter yang hadir, bisa saja membuat penonton kebingungan. Tapi pada kenyataannya, cerita pada film ini sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membingungkan bagi teman-teman yang belum menonton film-film MCU sebelumnya. Hadirnya berbagai karakter kuat dalam film inipun, ternyata mampu diramu dengan tepat sehingga menghasilkan satu kesatuan film yang baik dan menghibur. Jadi tidak ada karakter yang tenggelam atau terlalu dominan pada film ini. Saya beberapa kali tersenyum melihat humor-humor yang muncul, film ini tidak terlalu serius dan tidak membosankan. Hal ini patut saya acungi jempol. Sayang akhir dari Avengers Infinity War (2018) seperti belum tuntas dan masih menyisakan beberapa pertanyaan yang mungkin akan terjawab pada film Avengers berikutnya. Saya pun masih mereka-reka memgenai jalur cerita akan diambil oleh film ini. Pada versi komik, pertarungan antara Avenger dan Thanos memang panjang dan terjadi dengan berbagai versi. Entah Avengers Infinity War (2018) akan membawa MCU ke arah versi yang mana, atau justru memiliki versi sendiri yang berbeda?

Jalan cerita yang menarik dan membuat saya penasaran, serta didukung dengan adegan aksi, special affect dan kostum yang mumpuni, tentunya membuat saya ikhlas untuk memberikan Avengers Infinity War (2018) nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Film ini pada dasarnya ada film superhero dengan karakter antagonis sebagai karakter utamanya, sesuatu yang menarik ;).

Sumber: marvel.com/avengers

Captain America: Civil War (2016)

CivilWar1

Pada tahun 2016 ini, DC Comic dan Marvel sama-sama menampilkan film yang mengisahkan perseteruan antar sesama superhero. Setelah sekitar beberapa bulan yang lalu saya melihat Superman dan Batman saling baku hantam pada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016), kemudian Marvel Comics menghadirkan perseteruan antara Captain America (Chris Evans) dengan Iron Man (Robert Downey Jr.) pada Captain America: Civil War (2016). Berbeda dengan perseteruan antara Superman dan Batman yang hanya melibatkan 2 superhero, perseteruan antara Captain America dan Iron Man ini melibatkan beberapa superhero lain yang sebelumnya sudah pernah muncul pada film-film Marvel. Sebagian berdiri di belakang Iron Man dan sebagian lagi berdiri di belakang Captain America. Mereka sama-sama di pihak yang baik, namun perseteruan yang semakin memanas memaksa kedua kubu untuk berkelahi habis-habisan.  Apa sih yang membuat Captain America dan Iron Man berseteru?

CivilWar21

Pada sebuah misi di Afrika, The Avengers berhasil menuntaskan sebuah misi dan kembali menyelamatkan dunia. Namun dalam prosesnya, mereka tidak sengaja menghancurkan sebuah gedung yang dipadati penduduk. Kabar ini viral dan kembali mengingatkan penduduk dunia akan kehancuran-kehancuran yang pernah terjadi ketika para superhero beraksi sebagaimana pernah dikisahkan pada The Avengers (2012), Iron Man 3 (2013), Thor: The Dark World (2013) dan Avengers: Age of Ultron (2015).

CivilWar25

Kemudian PBB dengan didukung oleh pihak pemerintah dari berbagai negara memutuskan bahwa semua aksi superhero harus dimonitor oleh pihak PBB dan pemerintah. Inilah cikal bakal dari perdebatan antara Captain America dan Iron Man. Setelah peristiwa pada Iron Man 3 (2013), sikap dan pendapat Iron Man atau Tony Stark terhadap konsep superhero agak bergeser. Ia sudah tidak bersikap seperti milyuner yang seenaknya sendiri. Iron Man nampak terlalu serius di sini, ahhhh payah, tidak selucu dulu lagi. Bagaimana dengan Captain Amerika? Ia menolak mentah-mentah aturan PBB dan pemerintah tersebut karena menurutnya aksi superhero tidak boleh dicampuri oleh kepentingan-kepentingan politis, semua harus murni untuk kemanusiaan.

CivilWar4

Adu mulut berubah menjadi baku hantam setelah ada seorang misterius yang berusaha mempertajam perseteruan tersebut. Apa motifnya? Silahkan tonton filmnya :), yang pasti sudah pasti saya berdiri di pihak Captain America karena Iron Man nampak terlalu emosional dan kurang dapat berfikir lurus pada Captain America: Civil War (2016). Yaaaah, judulnya saja Captain America, sopasti sedikit banyak Cap akan nampak sebagai pihak yang logis dan benar.

Pada perseteruan besar ini Iron Man didukung oleh War Machine (Don Cheadle), Black Widow (Scarlett Johansson), Black Panther (Chadwick Boseman), Vision (Paul Bettany) dan Spider-Man (Tom Holland). Sedangkan Captain America didukung oleh Winter Soldier (Sebastian Stan), Falcon (Anthony Mackie), Hawkeye (Jeremy Renner), Scarlet Witch (Elizabeth Olsen) dan Ant-Man (Paul Rudd). Nah dipertengahan cerita ada pula superhero yang merubah dukungannya loh ;). Walaupun jumlah superhero yang dihadirkan pada Captain America: Civil War (2016) jauh lebih sedikit dibandingkan dengan versi komiknya, kehadiran mereka semua tentunya menjadi magnet bagi saya untuk tetap menonton film ini.

CivilWar9

CivilWar10

CivilWar16

CivilWar13

CivilWar6

CivilWar24

CivilWar20

CivilWar19

CivilWar15

CivilWar11

CivilWar3

CivilWar14

CivilWar8

CivilWar5

CivilWar2

Saya lihat kehadiran Black Panther, Spider-Man dan Ant-Man cukup menarik perhatian. Black Panther tampil lumayan keren dengan kostum serba hitam dan kelincahan yang mirip Wolverine. Ant-Man kali ini menampilkan kemampuan yang belum pernah ditampilkan pada film Marvel sebelumnya. Spider-Man?? Saya agak kaget melihat Spider-Man yang hak ciptanya sudah dibeli oleh perusahaan lain ternyata dapat hadir pada film Marvel. Sebagai salah satu icon komik Marvel, saya lebih suka dengan Spider-Man dibandingkan Captain America :D. Kehadiran mereka mampu mengobati kekecewaan saya karena keabsenan Thor dan Hulk pada Captain America: Civil War (2016).

CivilWar17

CivilWar26

CivilWar7

Walaupun ceritanya agak klise dan relatif mudah ditebak alurnya, Captain America: Civil War (2016) terbilang sedikit lebih unggul daripada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) dari segi cerita. Tapi kalau dari segi kostum dan adegan aksi, Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) tetap lebih unggul. Dengan demikian, rasanya Captain America: Civil War (2016) layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Di dalam dunia DC Comics, pesaing Marvel Comics, ada pula kisah perseteruan yang melibatkan banyak superhero yaitu Injustice, whaaa kapan yaaa Injustice ada versi filmnya :).

Sumber: marvel.com/CaptainAmericaPremiere

 

Avengers: Age of Ultron (2015)

Avengers Ultron 1

Ahhh, akhirnya salah satu gilm yang saya nantikan pada tahin 2015 ini hadir di Indonesia, Avengers: Age of Ultron (2015). Setelah 2 hari yang lalu saya kehabisan tiket, akhirnya kemarin saya dapat menonton Avengers: Age of Ultron (2015) di bioskop dekat kantor saya. Biskop yang memutar film ini penuh seperti pasar x__x. Selain waktu rilis yang bertepatan setelah ujian, magnet dari Avengers: Age of Ultron (2015) tentunya adalah hadirnya deretan superhero-superhero dalam 1 film yang sama.

Sekuel dari The Avengers (2012) ini kembali menghadirkan formasi utama The Avengers, yaitu Iron Man / Tony Stark (Robert Downey Jr.), Thor (Chris Hemsworth), Hulk / Bruce Banner (Mark Ruffalo), Captain America / Steve Rogers (Chris Evans), Black Widow / Natasha Romanoff (Scarlett Johansson) dan Hawkeye / Clint Barton (Jeremy Renner). Selain itu hadir pula Quicksilver / Pietro Maximoff (Aaron Tylor-Johnson), Scarlet Witch (Elizabeth Olsen) dan 1 karakter superhero misterius yang akan muncul di pertengahan film ;).

Avengers Ultron 2

Avengers Ultron 7

Avengers Ultron 4

Avengers Ultron 3

Avengers Ultron 6

Avengers Ultron 5

Avengers Ultron 8

Avengers Ultron 9

Avengers Ultron 10

Quicksilver memiliki kemampuan untuk bergerak sangat cepat seperti Flash. Saya lebih suka dengan karakter Quicksilver pada film X-Men: Days of Future Past (2014) karena Quicksilver pada film tersebut lebih humoris dan berkepribadian menarik meskipun secara fisik tidak seganteng Quicksilver pada film Avengers: Age of Ultron (2015). Quicksilver memiliki saudari kembar, yaitu Scarlet Witch yang memiliki kemampuan telekinetis dan mengendalihan pikiran mahluk lain. Kedua kakak beradik ini dalam posisi galau, tidak jelas hendak memihak siapa? Avengers, Hydra atau Ultron?

Avengers Ultron 27

Avengers Ultron 26

Ultron sendiri sebenarnya adalah suatu kecerdasan buatan atau artificial intelegence yang dirakit oleh Tony Stark & Bruce Banner dengan menggunakan pengetahuan yang mereka peroleh dari tongkat Loki. Sejarah kelam umat manusia memberikan persepsi yang melenceng kepada Ultron sehingga ia merakit robot-robot untuk menyerang umat manusia.

Avengers Ultron 22

Avengers Ultron 25

Avengers Ultron 13

Avengers Ultron 16

Avengers Ultron 18

Avengers Ultron 15

Kehadiran Ultron kembali merusak hubungan antar anggota Avengers yang memang relatif rapuh dan sering mengalami perpecahan. Masing-masing anggota memiliki ego, masalah dan ketakutan masing-masing. Hal inilah yang digali pada Avengers: Age of Ultron (2015) sehingga latar belakang Black Widow dan kehidupan rahasia Hawkeye pun ikut diceritakan di sana. 2 tokoh ini agak asing bagi saya, jadi kisah mereka menjadi sesuatu yang baru bagi saya. Yang paling menarik adalah adanya kisah asmara antara Natasha Romanoff / Black Widow dengan karakter favorit saya di Avengers, Bruce Banner / Hulk :).

Avengers Ultron 19

Avengers Ultron 17

Avengers Ultron 14

Avengers Ultron 21

Avengers Ultron 12

Avengers Ultron 20

Avengers Ultron 24

Avengers Ultron 23

Avengers Ultron 11

Saya suka dengan jalan cerita yang Avengers: Age of Ultron (2015) suguhkan apalagi suguhan tersebut didukung oleh special effect yang keren dan layak diacungi jempol. Twist yang muncul pada film ini ditampilkan dengan cara yang kreatif tapi tidak terlalu mengejutkan bagi saya, mungkin karena saya sudah beberapa kali mengikuti jalan cerita X-Men dimana setiap karater dapat berubah dari pendukung pihak protagonis menjadi pendukung pihak antagonis. Saya rasa Avengers: Age of Ultron (2015) pantas untuk mendapatkan nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Tidak rugi kalau kita menonton film in di bioskop :).

Sumber: marvel.com/avengers