Sate Kambing Mas Mario

Setiap singgah ke Solo, ada sebuah warung sate yang selalu saya datangi yaitu Sate Kambing Mas Mario. Lokasinya di Jalan Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Surakarta, tepatnya disamping Masjid Jami Assegaf. Hanya saja warung ini justru buka di pagi dan siang hari. Sore saja sudah tutup, apalagi malam, biasanya kan tukang sate buka malam-malam. Pada awalnya saya sendiri kebingungan kok ya ini warung selalu tutup.

Dari berbagai menu yang ada di Mas Mario, saya baru sempat mencicipi sate kambing campur, garmas dan nasi goreng kambing. Maklum saya bukan penduduk Solo, jadi hanya sesekali saja mampir di sana.

Sate kambing campur hadir tanpa tusuk sate. Rasanya sebenarnya mirip sate kambing yang sudah dicopot dari tusuknya lengkap dengan kecap, kol, bawang dan tomat. Sesuai namanya, ada kata-kata campur. Sate kambing campur tidak hanya terdiri dari potongan daging. Terdapat pula gajih dan kawan-kawan di sana. Radanya yaa lumayan, tapi tidak terlalu spesial.

Garmas atau garang masak menggunakan potongan daging kambing yang sudah dibakar terlebih dahulu. Kemudian daging-daging tersebut di masak lagi menggunakan kuah. Rasanya ada manis santan yang berbeda dengan manis sate kambing biasa. Hal ini yang membuat garmas Mas Mario terasa istimewa, enakkk.

Nasi goreng kambing menggunakan potongan daging kambing yang cukup besar. Dagingnya benar-benar terasa. Aromanya harum dan memiliki rasa manis yang khas. Jangan lupa untuk menambahkan kerupuk putih yang dapat diminta. Renyahnya memperkaya nasi goreng tersebut. Menu ini akan terasa spesial kalau kita minta nasi gorengnya pedas. Akan terasa pedas lada yang pas sekali dengan rasa lainnya yang sudah ada. Nah ini dia menu favorit saya di Mas Mario. Yummmmmmm.

Secara keseluruhan, Sate Kambing Mas Mario memiliki menu yang saya sukai. Walaupun anehnya saya tidak terlalu terkeaan dengan satenya. Di sana saya justru suka dengan garmas dan nasi goreng kambingnya hehehehe. Bagaimana pun juga, saya rasa Sate Kambing Mas Mario layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimim 5 yang artinya “Enak”. Warung ini menjadi salah satu tujuan saya kalau hendak sarapan atau makan siang di kota Solo ;).

Hangat Gurihnya Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan

Dari beberapa warung bakso yang terlihat cukup ramai di Solo, akhirnya saya mampir di pusat Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan. Lokasinya di Jl. Doktor Setiabudi No. 91, Gilingan, Banjarsari, Surakarta (samping runah sakit). Warung bakso yang satu ini ternyata sudah memiliki beberapa cabang lain seperti:

  • Jl. Banyuanyar Selatan, Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta.
  • Jl. Letjen Suprapto No. 109, Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta.
  • Jl. Duwet Raya, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.
  • Jl. Kapten Mulyadi, Badran Asri, Cangakan, Karanganyar.
  • Jl. Veteran No. 18, Kroyo, Karangmalang, Sragen.

Warungnya cukup luas dan bersih. Ruangannya terbuka dan terdiri dari beberapa kursi dan bangku.

Dari beberapa menu yang ada, saya baru sempat mencicipi bakso komplit saja. Satu porsi bakso komplit terdiri dari mie, bakso halus, bakso urat, dan pangsit goreng. Bakso halusnya benar-benar halus dan lembut. Bakso uratnya lembut tanpa menghilangkan rasa uratnya. Pangsit gorengnya renyah dan bisa dipesan terpisah loooh. Nah, yang paling mantab adalah kuahnya. Kuah yang hangat dan gurih terasa lezat di lidah. Namun bagi yang kirang suka dengan aroma kuah daging sapi, sebaiknya menghindari menu ini. Wanginya memang sekental rasanya.

Dengan demikian, Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan sudah sepantasnya memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak”. Kalau sedang batuk hujan, paling enak mampir ke sana, yummm.

Menyantap Donat Segar dari Amalia Cake & Bakery

Setiap datang ke Solo, ada sebuah toko roti yabg wajib saya kunjungi. Namanya adalah Amalia Cake & Bakery yang terletak di Jl. Yudistira No. 19, Serengan, Surakarta. Tokonya sih terlihat kecil dari luar. Tapi di dalamnya terdapat salah satu donat terlezat yang pernah saya santap.

O Donuts adalah produk unggulannya. Donat-donat segar langsung diberikan topping sesuai pesanan ketika baru dipesan. Jadi kita dapat melihat langsung prosesnya. Donatnya sendiri sangat lembut dan lezat di mulut. Toppingnya tidak terlalu manis dan pas sekali komposisinya.

Sederhana dan kecil bukan berarti tidak istimewa. Toko kue ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak”. Jarang-jarang nih menulis tentang toko roti.

Penasaran dengan Hidangan Palestina di Emado’s Shawarma

Tak jauh dari rumah orang tua saya, terdapat restoran masakan Palestina yang dulu sempat memberikan promo besar-besaran. Sayang, promo tersebut harus saya lewatkan karena saya sendiri sedang sakit. Beberapa bulan setelah pulih, saya menyempatkan diri untuk mampir ke sana. Emado’s Shawarma namanya.

Dalam waktu singkat, jaringan restoran yan dimiliki oleh warga Palestina ini sudah berkembang sampai dengan dekat kos-kosaan saya ketika masih kuliah dulu. Wah-wah cepat sekali yah. Berikut cabang-cabang Emado’s Shawarma yang saya ketahui:

  • Jl. Jatiwaringin Raya Blok A No. 3, Jakarta Timur.
  • Jl. Raya Condet No. 31, Kramat Jati, Jakarta Timur.
  • Jl. Bendungan Hilir No. 144, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
  • Jl. Kemang Selatan VIII No. 66, Kemang, Jakarta Selatan.
  • Jl. Bintaro Utara No. 20, Jakarta Selatan.
  • Jl. Ciledug Raya No. 3, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
  • Jl. Cipete Raya Blok A No. 3, Fatmawati, Jakarta Selatan.
  • Jl. Veteran Raya No. 11, Jakarta Selatan.
  • Jl. Karang Tengah Raya No. 49, Jakarta Selatan.
  • Jl. Tebet Barat Dalam Raya No. 15A, Tebet, Jakarta Selatan.
  • Jl. Ciputat Raya No. 7 Jakarta Selatan.
  • Jl. Green Ville Blok AS No. 28, Green Ville, Jakarta Barat.
  • Jl. Raya Pos Pegumben No. 36, Jakarta Barat.
  • Grand Galaxy City, Jl. Pulo Sirih Utama Blok FE No. 457, Bekasi Selatan, Bekasi, Jawa Barat.
  • Jl. Anggrek Loka Blok AL No. 25, BSD, Serpong, Banten.
  • Jl. Ir. H Juanda No. 25, Ciputat Timur, Banten.
  • Jl. Boulevard Graha Raya, Banten.
  • Jl. Margonda Raya No. 379, Beji, Depok, Jawa Barat.
  • Jl. Siliwangi No. 129, Bogor Timur, Bogor, Jawa barat.
  • Jl. Jendral Ahmad Yani, Karawang, Jawa Barat.
  • Jl. Citarum No. 2, Citarum, Bandung, Jawa barat.
  • Jl. Pasir Kaliki No. 142, Pasir Kaliki, Bandung, Jawa barat.
  • Jl. Buah Batu No. 167, Buah Batu, Bandung, Jawa barat.
  • Jl. Setiabudhi No. 194, Setiabudi, Bandung, Jawa barat.
  • Jl. Tuparev No. 46, Cirebon, Jawa barat.
  • Jl. AR Hakim No. 138, Tegal, Jawa Tengah.
  • Jl. Overste Isdiman, Jatiwinangun, Puwokerto, Jawa Tengah.
  • Jl. Ngesrep Timur V No. 27, Semarang, Jawa Tengah.
  • Jl. Singosari Raya No. 36, Semarang, Jawa Tengah.
  • Jl. Pamularsih raya No. 71, Semarang, Jawa Tengah.
  • Jl. Monginsidi No.93, Solo, Jawa Tengah.
  • Jl. Seturan Raya No. 7, Yogyakarta, Jawa Tengah.
  • Jl. Sultan Agung No. 49, Yogyakarta, Jawa Tengah.
  • Jl. Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Jawa Tengah.
  • Jl. Merbabu No. 18, Klaten, Jawa Tengah.
  • Jl. Tentara Pelajar No. 53, Magelang, Jawa Tengah.

Pada bagian depan restorannya terdapat ayam-ayam yang sedang berputar. Jadi, walaupun nama restorannya menggunakan nama Shawarma, restoran ini lebih terkenal pada hidangan ayamnya. Ada ayam nasi mandhi, ayam nasi butter & ayam kentang goreng.

Saya sendiri baru sempat mencicipi ayam nasi mandhi. Nasi mandhi versi Emado’s ini menggunakan beras basmati dan berwarna kekuningan. Ayamnya sendiri dibalut oleh bumbu berwarna merah tua yang harum. Kalau digabung, keduanya menghasilkan rasa gurih dengan aroma rempah yang ringan tapi tetap terasa jelas keunikannya.

Sementara itu, shawarma-nya sendiri terbagi 2 yaitu beef roll dan chicken roll. Saya baru mencicipi yang menggunakan daging sapi yaitu beef roll. Setelah saya cicipi, jelas sekali rasa kacangnya. Kacang? Ya, apapun dagingnya, shawarmanya Emado’s menggunakan kacang. Inilah yang membuat shawarma terasa beda dengan shawarma pada umumnya.

Saya rasa, Emado’s layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Hidangan yang unik dengan lokasi yang banya dan nyaman, membuat Emado’s menjadi salah satu alternatif untuk mengisi perut di saat lapar.

Salad Moi, Pilih Mayo Suka-Suka

Merebaknya berbagai macam penyakit ganas akhir-akhir ini, memberikan peringatan akan betapa pentingnya pola hidup sehat. Salad buah mampu menjadi salah satu alternatif makanan sehat. Makanan ini terdiri dari potongan berbagai macam buah dengan taburan keju dan saus manis.

Ketika saya berkunjung ke Solo kemarin, kebetulan ada jaringan salad buah yang sedang hits. Salad Moi memiliki cabang-cabang mungil yang tersebar di wilayah Solo dan sekitarnya. Tak hanya Solo, Salad Moi ternyata sudah memiliki banyak cabang di wilayah Yogyakarta, Klaten, Solo, Boyolali, Semarang dan Malang.

Selama ini, sudah banyak yang berjualan salad buah. Lalu, apa istimewanya Salad Moi. 1 porsi salad buahnya Salad Moi terdiri dari aneka buah dengan keju dan saus mayo di atasnya. Untuk gula, Salad Moi menggunakan gula Tropicana Slim sehingga relatif lebih sehat. Kemudian buah-buahan yang dipergunakan terbilang variatif, tidak didominasi oleh 1 jenis buah-buahan. Kemudian kita dapat memesan topping tambahan seperti coklat, kacang oven, kacang almond, keju ekstra, strawberry, blueberry, coco crunch, cornflake dan susu kental manis. Terakhir, terdapat 2 jenis saus mayo yang ditawarkan oleh Salad Moi, yaitu saus original dan saus manis.

Saus mayo manisnya lebih kental dan manisnya tidak membuat mual. Namun, saus ini masih terlalu manis bagi lidah Jakarta saya. Bagi saya, saus original lebih pas rasanya. Selain itu saus original sopasti lebih sehat karena gula yang dipergunakan lebih sedikit.

Saya rasa Salad Moi layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Salad yang satu ini sangat cocok bagi teman-teman yang sedang diet tapi ingin jajan ;).

Mie Gacoan, Mie Pedas dari Malang

Ketika mudik ke Solo kemarin, saya menemukan sebuah jaringan restoran mie yang belum ada di Jakarta, Mie Gacoan namanya. Seingat saya, terakhir saya ke Solo, mie ini belum ada, ahhh apa sayanya yang sudah lama tidak ke Solo yah x_x.

Ternyata Mi Gacoan bukan berasal dari Solo. Jaringan restoran yang satu ini berasal dari Malang. Kemudian Mi Gacoan menggurita hingga memiliki cabang pula di wilayah sekitar Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Cirebon dan Bali. Wha cabang-cabangnya banyak juga yah. Saya sendiri beberapa kali melewati cabang Mie Gacoan yang ada di Ruko Jl. Ir. Soekarno, Sukoharjo.

Pada awalnya saya sendiri, akhirnya memesan Mie Gacoan melalui aplikasi ojek online. Kemudian pada knjungan berikutnya, saya datang sendiri ke sana. Yang pasti parkirannya didominasi oleh motor. Yaah, memang banyak pesanan ojek online di dalam. Namun sebenarnya, bagian Mie Gacoan terbilang nyaman kok. Tempatnya bersih dan pelayanannya tertata rapih. Jadi sepertinya kecil kemungkinan akan ada drama serobot-menyerobot. Semua menggunakan nomor dan ada yang memandu.

Hidangan apa saja yang Mie Gacoan sajikan? Pada dasarnya siy mereka menyajikan mie dan dinsum. Saya sendiri baru mencicipi mie iblis, mie angel, mie setan dan udang keju. Yaah kurang lebih itu namanya ketika saya pertama kali menyantap Mie Gacoan. Karena memperoleh kritik dari MUI, maka menu Mie Gacoann diubah namanya. mie iblis menjadi mie gacoan, mie angel menjadi mie suit dan mie setan menjadi mie hompimpa.

Mie setan atau mie hompimpa merupakan mie tanpa kuah yang ditaburi oleh bawang goreng, pangsit goreng dan daging olahan. Kalau dilihat, mie ini sepertinya tidak pedas. Padahal mie setan memamg menggunakan cabai halus sehingga tidak ada potongan cabai yang terlihat. Tingkat kepedasan varian mie yabg satu ini cukup banyak loh. Daripada asam lambung kambuh, saya lebih memilih level 1 saja. Pedasnya cukup terasa tanpa mengubur rasa-rasa bagian lain dari mie setan. Renyahnya pangsit goreng beserta keunikan rasa sari daging olahan berwarna putih, mampu menbuat mie yang satu ini terasa lumayan enak.

Mie Setan

Tidak suka pedas sama sekali? Tenang, ada mie angel atau mie suit. Mie angel merupan mie setan tanpa cabai. Saya pribadi siy lebih suka mie setan. Tanpa cabai, mie ini terasa kurang greget.

Mie Angel

Bagaimana dengan mie iblis atau mie gacoan? Mie iblis pada dasarnya sama persis dengan mie setan, hanya saja mienya dibuat mie yamin. Otomatis mie iblis terasa lebih manis. Inilah mie favorit saya di Mie Gacoan. Ada pedas, manis, kriuk kriuk dan raaa daging olahan yang khas, yummm, enak.

Mie Iblis

Terakhir, udang keju merupakan hidangan Mie Gacoan yang wujudnya sangat tidak menarik. Dari luar, bentuknya seperti nugget biasa. Namun, begitu saya gigit, wowww, di dalamnya ternyata terdapat dinsum lembut yang sukses memadukan rasa udang dengan rasa keju. Whah, bertambah lagi deh menu favorit saya di Mie Gacoan.

Udang Keju

Hadir dengan mie pedas dengan cita rasa yang unik, Mie Gacoan tentunya berhasil menarik perhatian. Sayangnya, aneka mie tersebut terasa nikmat ketika dalam keadaan segar dan hangat. Ketika sudah lama, maka pangsit gorengnya akan melempem dan rasanya agak kurang. Jadi, saya menyarankan untuk menyantap Mie Gacoan di saat masih hangat. Dengan demikian, saya ikhlas untuk memberikan Mie Gacoan nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak”. Dengan gerainya yang terus bertambah, semakin besar kemungkinan saya untuk mampir ke Mie Gacoan, terutama kalau cabangnya sudah ada di dekat rumah saya :).

Sate Lawu, Nikmatnya Sampai di Hati

Setiap berlibur ke arah Tawangmangu, saya dan keluarga sudah beberapa kali mampir ke Sate Lawu. Biasanya kami sampai sana menjelang sore. Restoran yang satu ini hadir di tengah-tengah kabut dan dinginnya daerah sekitar Gunung Lawu. Yah lokasinya memang di bagian atas wilayah wisaya Tawangmangu. Tepatnya di Jl. Baru No. 2, Kramat, Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Patokannya adalah persimpangan antara jalan lama dengan jalan baru antara Cemoro Kandang dan Tawangmangu. Selain itu restoran ini sudah memiliki cabang lain di Jl. Bhayangkara Sriwedari Solo dan Assalaam Hypermarket Pabelan Solo.

Saya sendiri belum pernah berkunjung di cabang Solo. Saya hanya pernah berkunjung ke Sate Lawu yang di Tawangmangu saja. Restorannya nyaman dan menyedikan pendopo private untuk lesehan. Sebuah lokasi yang sangat pas untuk makan malam setelah seharian berwisata di Tawangmangu. Bagaimana dengan menunya? Yaaa jelas ada sate ayam dan sate kambing. Selain itu saya dapat pula menemukan gongso, daging bakar, sate buntel dan lain-lain.

Tempat Duduk Lesehan
Bagian Dalam Sate Lawu

Sate kambing hadir dengan nama sate lawu. Tusukan sate hadir di atas hotplate yang hangat. Kemudian cabai, kecap dan bawangnya diberikan terpisah. Tanpa bumbu apapun, daging satenya memiliki aroma yang menggugah selera, tidak ada bau prengusnya. Kemudian terdapat pula rasa juicy dan rasa segar yang halus ketika saya menggigit daging satenya. Memang dagingnya sedikit kenyal, tapi justru itulah yang membua satenya terasa nikmat. Tingkat kekenyalan dagingnya passss. Ditambah bawang, cabai dan cabe, hidangan yang satu ini terasa enak :).

Sate Lawu

Sementara itu, sate ayamnya tidak hadir di atas hotplate. Potongan daging ayam yang matang, dilumuri oleh bumbu kacang yang lumayan kental. Rasa manis dan rasa kacangnya cukup dominan. Lumayan sih, tapi saya jauh lebih suka dengan sate kambingnya. Yah sate ayam ini tentunya dapat menjadi alternatif bagi pengunjung yang kurang suka daging kambing.

Sate Ayam

Sate buntel bukanlah hidangan yang lazim saya temui di Jakarta. Jadi, olahan daging kambing dibentuk agak lonjong dengan tusukan sate di tengahnya. Sayang sekali sate buntel di sini terbilang kecil dan rasanya biasa saja. Agak meleset dari ekspektasi saya.

Setelah kurang puas dengan ste buntel, mari kita bergark ke menu lain yang bernama daging bakar (DaKar). Potongan dagung kambing berada di atas hotplate yang panas. Dagungnya empuk dan banyak sekali, tidak pelit deh pokoknya. Tapi yang saya suka justru pada bagian daging yang banyak lemaknya. Yuummmm, bagian tersebut lebih juicy dan bumbunya yang gurih dan harum lebih terasa. Saya suka dengan hidangan yang satu ini :).

Ok, selanjutnya saya menyantap sebuah hidangan yang agak asing, gongso daging pedas. Apaan tuhh?? Gongso daging pedas di sini ternyata merupakan potongan daging sate kambing yang disajikan tanpa tusuknya, melainkan dengan kuah manis yang pedas. Aroma merica sangat dominan pada hidangan yang satu ini. Rasa manis dan pedas pada hidangan yang satu ini benar-benar nagih. Bagi saya sendiri, pedasnya masih wajarlah, tidak akan membuat perut mules-mules hehehehe.

Gongso

Dengan begitu, saya ikhlas untuk memberikan Sate Lawu nilai 4 dari skala maksimum 5 yabg artinya “Enak”. Suasananya ok, rasanya pun bisa dibilang ok :).

Mblusuk-Mblusuk di Warung Selat Mbak Lies

Walaupun terletak tak jauh dari rumah mertua saya, baru sekitar bulan lalu saya mampir ke Warung Selat Mbak Lies. Warung ini sudah beberapa kali diliput oleh Stasiun TV dan direkomendasikan oleh Om saya yang pernah tinggal di Solo. Lokasinya ternyata agak “ngumpet” di sebuah jalan kecil, Jalan Veteran, Gang II, Nomor 42, Serengan, Solo.

Bentuk warung yang sudah berdiri sejak 1987 ini, memang agak unik. Seluruh warung dipenuhi oleh -koleksi-koleksi keramik milik Ibu Wulandari Kusmadyaningrum atau Mbak Lies. Pada beberapa bagian keramik, terdapat tanda tangan beberapa artis yang pernah berkunjung. Bagi beberapa pengunjung, dekorasi Warung Selat Mbak Lies dijadikan tempat foto-foto karena keunikannya tersebut.

Bagaimana dengan hidangannya? Sesuai judulnya, pengunjung memiliki selat sebagai hidangan andalannya. Selat berasal dari kata slaatje atau salad, hidangan yang biasa disantap orang-orang Belanda di masa penjajahan. Warga pribumi, ingin meniru hidangan tersebut tapi disesuaikan dengan lidah pribumi sehingga jadilah selat yang berkembang saat ini.

Warung Selat Mbak Lies sendiri menyajikan 2 jenis selat yaitu selat bestik dan selat gelatine. Berdasarkan rekomendasi dari famili saya, pada kunjungan pertama saya, saya mencicipi selat gelatine kuah segar. Hidangan ini terdiri dari potongan wortel, buncis, kentang, telur pindang, rolade daging, mustard, bawang dan selada. Kalau digabung, rasanya agak flat dengan sedikit rasa manis dan gurih di sana. Rolade dagingnya terasa agak dominan dengan rasa gurih yang lumayan enak, selain itu tidak ada yang terlalu spesial di sana. Lidah Jakarta saya mungkin tidak terlalu cocok dengan hidangan khas Jawa Tengah ini :’D.

Mungkin lain kali saya akan kembali ke sana untuk mencici menu lainnya. Sementara ini, saya rasa Warung Selat Mbak Lies layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Not bad-laaaah :).

Menyantap Hidangan Timur Tengah di Marakez Cafe

Marakez1

Setelah istri saya melahirkan di Solo, otomatis istri dan anak saya yang baru lahir akan tinggal di Solo untuk beberapa bulan. Dengan demikian saya pun sering bolak balik Jakarta-Solo untuk menengok mereka. Nah ketika saya sedang di Solo kemarin, saya singgah di Marakez Cafe, sebuah restoran Timur Tengah yang terletak di Jl. Untung Surapati No. 76, Solo, Jawa Tengah. Restorannya nyaman dengan menyediakan ruangan VIP, ruangan biasa dan taman. Pengunjung dapat memilih mau makan di mana.

Bagian Dalam Marakez

Bagian Dalam Marakez

Hidangan yang Marakez sajikan antara lain adalah nasi goreng kambing, nasi mahdi, mugalgal kambing, shish tawook dan lain-lain. Untuk minuman, terdapat aneka minuman dengan nama yang unik seperti sunset in kashmir, baghdad in love dan lain-lain.

Nasi goreng kambingnya Marakez menggunakan daging kambing yang lumayan banyak dan empuk. Minyak saminnya terasa sekali, mantabbbb. Rasanya ini termasuk salah satu nasi goreng kambing paling enak yang pernah saya makan ;).

Nasi Goreng Kambing

Nasi Goreng Kambing

Nasi mahdinya Marakez memiliki aroma tomat yang harum di dalam rongga mulut saya. Rasanya sendiri gurih-gurih lembut dan terasa lebih enak lagi ketika dipadukan dengan kambing bakar yang empuk dan enaaaaak.

Nasi Mahdi

Nasi Mahdi

Mugalgal kambing merupakan hidangan yang baru pertama kali saya cicipi. Hidangan ini terdiri tumisan bawang, tomat, paprika, daging kambing, merica dan bumbu lainnya. Sebagai pendampingnya, tak lupa terdapat roti bundar yang agak kenyal tapi terasa lembut. Paduan rasanya lumayan enak, rasanya agak sedikit pedas, pedasnya merica bukan cabai.

Mugagal Kambing

Mugalgal Kambing

Shish tawook merupakan jenis kebab yang disajikan dengan tusukan seperti sate. Tusukan kebab tersebut terdiri dari daging kambing, paprika, tomat, bawang dan lain-lain. Seperti mugalgal kambing, shish tawook ditemani pula oleh roti yang bundar dan putih. Kemudian terdapat nanas, timun dan bumbu putih yang diletakkan terpisah dari tusukan kebab dan roti. Penampilannya cantik dan menggugah selera, tapi bagaimana cara memakannya? Waduuuh, saya juga tidak tahu. Yang tempo lalu saya lakukan adalah mengambil bagian dari sate kebab dan roti untuk kemudian digabungkan dengan nanas, timun dan bumbu putuh satu per satu menggunakan tangan. Salah? Aaahhh cuek saja, rasanya tetap enaaaak kok. Kekenyalan roti menyatu dengan baik ketika bertemu dengan kambing bakar yang harum dan empuk. Tak lupa bumbu putih, entah namanya apa, memberikan rasa yang semakin enak. Sayuran dan potongan buah yang ada pun terasa enak ketika bertemu dengan roti dan bumbu putih tersebut. Saya tidak menyesal mencicipi shish tawook di Marakez, rasanya memuaskan ;).

Shish Tawook

Shish Tawook

Minuman baghdad in love merupakan campuran antara yogurd dan strawberry dengan buah cerry diatasnya. Rasanya asam-asam segar. Saya pribadi kurang suka sih heheheh.

Minuman sunset in kashmir terdiri dari tiramisu, whipcream, coklat dan buah cerry. Rasa manis whipcream, aroma kopi ringannya tiramisu beserta rasa coklat terasa pas sekali. Wwwuuuiiihhh rasanya cocok bagi saya dan istri saya, inilah minumam favorit kami di Marakez :).

Sunset in Kashmir & Baghdad in Love

Sunset in Kashmir & Baghdad in Love

Secara keseluruhan, saya puas dengan beberapa kunjungan saya ke Marakez. Tempatnya nyaman dan makanannya enak. Marakez layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak” :).

Hangat Segar Timlo Sastro, Hidangan Khas Solo

Timlo Sastro 1

Setelah menemani istri saya melahirkan di Jebres, Surakarta, saya mampir ke salah satu warung yang menyajikan kuliner khas Solo, Timlo Sastro. Timlo Sastro atau kadang disebut juga Timlo Balong, didirikan oleh Pak Sastro pada tahun 1950-an di belakang Pasar Gede Solo, Kampung Balong. Sampai saat ini Timlo Sastro dapat ditemui di:

  • Pasar Gede Timur No. 1-2, Balong, Solo, Jawa Tengah.
  • Jl. Dr. Wahidin 3 No. 5, Penumping, Solo, Jawa Tengah.

Warung Timlo Sastro tidak berbentuk seperti restoran mewah, melainkan warung sederhana yang cukup bersih. Hal ini tidak masalah bagi banyak orang karena kenikmatan Timlo Sastro cukup terkenal di sekitar Solo.

Timlo Sastro 7

Timlo Sastro 6

Saya pribadi baru kemarin mencicipi hidangan yang namanya timlo, namanya saja agak asing di kuping saya. Seperti apa Timlo Sastro itu? Sekilas Timlo Sastro mirip sup atau soto bening. Ati ampela, daging ayam, semur telur bebek dan sosis dimasukkan ke dalam semangkuk kuah kaldu ayam yang telah dicampur dengan bawang, pala dan lada. Paduan rasanya mampu memberikan sensasi gurih-gurih segar yang enak, ternyata timlo mantab juga rasanya, cocok dengan lidah saya. Ati ampela yang berenang di dalam kuah timlo tidak terasa amis tapi bagi teman-teman yang kurang suka ati ampela dapat memesan timlo tanpa ati ampela lhoo. Saya kemarin sendiri memilih untuk memesan timlo komplit. Saran saya, jangan pesan timlo tanpa sosis karena sosisnya Timlo Sastro beda, bukan sosis daging pada umumnya. Sosisnya Timlo Sastro berupa suwiran dada ayam yang dibungkus oleh semacam lapisan tepung loempia, layak dicoba ;).

Timlo Sastro 4

Untuk menemani timlo, terdapat hidangan tambahan lain seperti pangsit, tahu, sosis solo dan lain-lain. Saya pribadi lebih senang dengan sosis solo karena rasanya dapat menyatu dengan baik dan membuat timlo semakin nikmat di lidah yummmmm.

Timlo Sastro 2

Timlo Sastro 3

Timlo Sastro 5

Pengalaman saya di Timlo Sastro kemarin membuat saya ketagihan dan memasukkan Timlo Sastro sebagai salah satu makanan favorit saya di Solo. Timlo Sasto memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak” :).