Serial Ojing-eo Geim atau Squid Game mengisahkan kompetisi maut dengan hadiah yang sangat besar. Pemenang kompetisi ini akan kaya mendadak. Sedangkan sisanya akan menemui ajal. Permainan yang dimainkan pada kompetisi tersebut adalah permainan klasik anak-anak Korea. Ada beberapa permainan yang saya sendiri tidak kenal. Squid game sendiri merupakan permainan yang dimainkan pada akhir konpetisi. Sekilas permainannya seperti galaksin atau gobak sodor. Selain itu terdapat pula permainan anak-anak lain seperti kelereng, tarik tambang dan lain-lain.
Kisah mengenai bagaimana sekelompok orang saling bunuh demi meraih kemenangan, sudah banyak diangkat menjadi cerita film. Yang spesifik mengangkat tema permainan anak pun sudah pernah hadir melalui As the Gods Will (2014). Tapi ada sesuatu yang berbeda dari Serial Squid Game. Film seri ini sangat berbeda dengan As the Gods Will (2014) dan film-film bertemakan survival lainnya.
Dari segi visual saja, Squid Game tampil unik dengan penampilan peserta dan penyelenggara yang unik. Latar belakang pulau tempat permainan berlangsung pun berhasil menambah kesan misterius tanpa harus terus menerus menggunakan warna-warna gelap.
Dari segi cerita, permainan anak-anak hanyalah bagian dari sebuah intrik besar yang Squid Game sajikan. Bagaimana permainan berlangsung, mulai dari pemilihan tim sampai urutan bermain berhasil menghasilkan konflik diantara peserta. Di sela-sela permainan pun terjadi berbagai drama yang menarik untuk diikuti. Setiap karakter pada film seri ini bisa saja saling tikam setelah sebelumnya saling tolong. Siapapun bisa saja mendadak menjadi malaikat, dan siapapun bisa pula mendadak berubah menjadi iblis. Wah keren deh pokoknya, saya salut dengan bagaimana konflik pada serial ini selalu tampil segar dan memikat.
Merujuk berbagai hal di atas, sopasti saya ikhlas untuk memberikan serial ini nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Serial Squid Game sudah jelas berhasil menjadi kisah permainan maut favorit saya.
Sumber: squidgameofficial.com