Persiapan Wisata Korea 2017

Maksud hati hendak berangkat tahun 2018, apadaya dapatnya tahun 2017 :D. Awal 2017 lalu saya, istri dan anak kami baru saja pulang dari Thailand pada …. Kemudian kami merencanakan untuk pergi lagi tahun depannya. Tapi karena sesuatu hal, akhirkan kami kembali berpetualang ke negeri orang pada akhir 2017, berdekatan dengan ulang tahun kedua anak kami.

Waktu itu kami memutuskan untuk pergi ke Korea Selatan. Bukan karena kami maniak K-Pop yaaaa. Tapi karena kami memang belum pernah ke sana dan pasti ada banyak hal unik di sana ….. daaaan tiket promonya adanya yang tujuannya ke sana hehehehehe. Biaya transportasi bisa jadi menjadi salah satu hal yang sangat dipertimbangkan ketika kami akan berangkat ke suatu negara. Tiket pesawat selalu menjadi sesuatu yang pertama kali kami beli. Kemudian barulah disusul dengan visa, passport penginapan dan lain-lain. Berikut hal-hal yang kami persiapkan ketika akan berwisata ke Korea Selatan.

  1. Tiket Pesawat

Awalnya kami datang ke sebuah Travel Fair yang konon banyak tiket murahnya. Calon tujuan kami antara lain adalah Hongkong & Korea Selatan. Kalau dihitung-hitung, dapat dikatakan bahwa Hongkong adalah opsi yang relatif lebih ekonomis. Saya sudah mereka-reka bahwa kalau memang jadi memilih tiket pesawat Hongkong, maka Macau akan diikutsertakan. Macau itu relatif dekat dari Hongkong dan rasanya kurang seru kalau hanya ke Hongkong saja, apalagi saya sendiri sudah pernah ke Hongkong sebelumnya.

Ketika kami melakukan komparasi tiket di Travel Fair dengan tiket yang dijual on-line, kami menemukan bahwa Asiana Airlines (아시아나항공) sedang memberikan promo. Yaitsss, kami langsung berniat membeli tiket promo Asiana menuju Seoul dengan mempertimbangkan ramalan cuaca dan daftar hari raya di Korea Selatan sana, berdasarkan pengalaman kami pada Persiapan Wisata Singapura 2016 dan Persiapan Wisata Thailand 2017. Datang di musim hujan dan hari raya, terkadang memberikan rintangan tambahan lho.

Bisa dibilang, ini adalah pilihan yang paling sreg bagi kami. Kami berangkat dan pulang tepat sebelum anak kami berumur 2 tahun, hitungan tiketnya masih gratis heheheh. Perjalanan kali ini tentunya akan lebih jauh ketimbang perjalanan menuju Singapura atau Bangkok tempo lalu. Mau bagaimana juga, membawa bayi ke negeri orang memang agak menantang pastinya. Karena Korea Selatan adalah negara 4 musim, maka kami harus memperhitungkan agar tidak ke sana di saat musim dingin. Dulu, saya pernah ke Jepang di saat masih ada salju dan kondisinya sangat tidak bersahabat untuk membawa bayi keluar luar rumah -__-. Wah pertimbangan tanggal kedatangannya bertambah rumit yaaa.

Akhirnya kami membeli tiket promo Asiana sedemikian rupa sehingga kami tidak datang di musim gugur, curah hujan hampir tak ada dan tidak ada hari raya apa-apa. Taaaapi, yaaa taaapii, kami hanya memiliki waktu untuk mempersiapkan segalanya dalam waktu 1,5 bulan O_O.

  1. Passport dan Visa

Passport bukanlah masalah bagi kami. Passport yang dulu saya urus pada Perpanjang Passport di Kanim Bekasi, masih berlaku sampai lebih dari 8 bulan. Sayang oh sayang, Korea Selatan bukan negara bebas Visa bagi passport Indonesia. Saya pun hanya memiliki 1,5 bulan untuk mengurus ini semua. Pengurusan Visa Korea Selatan sebenarnya tidak sesulit pengurusan Visa Australia, tapi waktu yang hanya 1,5 bulan ini benar-benar singkat. Maka, kami menggunakan jasa Dwidaya Tour untuk mengurus permohonan Visa kami ke Konsulat Korea Selatan.

Berikut persyaratan yang harus kami lengkapi:

  1. Passport dengan masa berlaku minimal 8 bulan.
  2. Fotocopy bagian passport yang pernah ada Visa dan stempel imigrasinya, kalau ada.
  3. Pas Foto warna 4 x 6 sebanyak 2 lembar dengan latar belakang warna putih.
  4. Bukti keuangan dalam bentuk rekening koran atau print tabungan di bank yang sudah dilegalisir oleh bank. Ini bukan cetakan atau fotocopy buku tabungan lhoo. Sebaiknya datang langsung ke bank dan minta buatkan. Tidak ada ketentuan pasti harus ada dana berapa di sana, tapi setahu saya dana yang ada harus cukup untuk hidup di Korea Selatan dan pulang ke Indonesia. Kemudian, mereka juga melihat cashflow-nya. Jangan ada membom 1 rekening dengan dana yang banyak agar ketika memohon Visa, dana terlihat banyak. Saya sendiri memberikan print tabungan dari rekening tempat saya biasa menerima gaji dan rekening tempat saya biasa belanja, plus fotocopy deposito.
  5. Surat Referensi Bank Asli. Ini saya peroleh juga dari bank, relatif mudah kok, hanya ke Costumer Service saja langsung dibuatkan.
  6. Karena status saya karyawan, maka diperlukan Surat Sponsor atau Surat Keterangan Kerja dari Perusahan dalam bahasa Inggris lengkap dengan Kop Surat Perusahaan. Isinya mencantumkan jabatan, masa kerja, alamat perusahaan dan no telefon perusahaan. Biasanya ada kata-kata yang menjamin bahwa karyawan akan pulang ke Indonesia. Umumnya, HRD perusahaan sudah punya template-nya kok, mudah ini ;).
  7. Karena saya bukan pengusaha, maka saya tidak perlu melampirkan Fotocopy S.I.U.P.
  8. Fotocopy Kartu Keluarga & KTP.
  9. Fotocopy Akte Nikah bagi yang sudah menikah. Bagi yang belum, jangan “baper” :’D.
  10. Fotocopy Kartu Pelajar, serta Surat Keterangan Pelajar bagi yang masih sekolah atau kuliah.
  11. Fotocopy Akte Lahir Anak bagi yang membawa bayi seperti saya.
  12. Untuk anak yang bepergian sendiri harus ada surat ijin dari orang tua. Untuk istri yang bepergian sendiri harus ada surat ijin dari suami.
  13. Fotocopy Surat Ganti Nama kalau pernah ganti nama.
  14. Print out tiket pesawat.
  15. Print out booking penginapan.
  16. Bukti potong pajak SPT PPH 21 atau Slip Gaji. Yang ini saya lengkapi juga walaupun tidak wajib dan hanya diperlukan bila pada passport kita, belum ada riwayat perjalanan atau data tabungan kita kurang meyakinkan.

Persyaratannya memang kadang terkesan agak mengambang. Tapi pada dasarnya permohonan Visa Korea Selatan ini relatif mudah kok. Mereka sedang menggalakan sektor periwisata mereka. Visa kami sendiri, terbit setelah seminggu menunggu. Horee, jadi juga deh ke Seoul :D.

  1. Booking Penginapan

Pada perjalanan kali ini, kami akan mengambil waktu yang sedikit lebih panjang dibandingkan perjalanan kami sebelumnya, cukup 8 hari saja hehehehehe. Kami pun bermaksud untuk mencuci dan memasak bekal kami sendiri di sana. Dengan membawa bekal, kami tidak akan khawatir dalam mencari makanan halal di Korea. Dengan mencuci sendiri, maka kami tidak perlu membawa terlalu banyak pakaian atau membayar uang laundry di sana. Olehkarena itulah maka kami mencari penginapan lengkap dengan air panas, setrika, mesin cuci dan kompor, serta dekat dengan Stasiun. TV dan kolam renang tidak kami cari sebab kami tidak jauh-jauh datang ke Seoul untuk wisata hotel ;).

Tunggu sebentar, kenapa kok dekat masjid atau lokasi restoran halal tidak masuk ke dalam bahan pertimbangan? Pada prakteknya, kami akan lebih sering berkeliling di luar penginapan. Menginap di dekat masjid tidak telalu menambah nilai plus. Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, makanan halal di negeri orang, tetap akan lebih mahal dibandingkan kalau kita masak atau bawa sendiri. Itulah alasan kenapa kok kami tidak mencari penginapan di daerah Ittaewon yang merupakan daerah komunitas muslim terbesar di Seoul.

Agak berbeda dengan perjalanan kami sebelumnya, akhirnya kami memilih untuk menyewa Apartemen studio di tengah kota melalui Airbnb. Kami memilih sebuah unit Apartemen di Time Castle, gedung di seberang Dongdaemun Design Plaza, tak jauh dari Halte Bus Limo Bandara dan Stasiun Dongdaemun History & Culture Park. Melalui chatting dengan si pemilik unit Apartemen, kami memperoleh cara mudah untuk mencapai Apartemen dari Bandara. Kami pun memperoleh informasi tempat penitipan koper karena ada selisih antara waktu kedatangan dengan check-in Apartemen. Bonussss, kami memperoleh Unlimited Internet Egg Wi-Fi dari si pemilik. Pemilihan kami terhadap unit Apartemen ini ditentukan pula oleh faktor keramahan dan helpfull tidaknya si tuan rumah pemilik unit. Mau bagaimana juga, kita pasti memerlukan petunjuk dan tips ketika sedang menuju penginapan atau menggunakan aneka peralatan asing yang ada di dalam penginapan. Sebelum booking, kita bisa chatting dulu dengan pemilik unit di Airbnb, di sinilah kami melakukan seleksi. Lucunya, baik sebelum sampai di Korea maupun selama kami di Korea, kami tidak pernah bertemu langsung dengan si tuan rumah, semua via on-line :D. Tentunya ini akan menjadi petualangan baru yang sangat berbeda dibandingkan petualangan kami sebelumnya.

  1. Perbekalan

Mencari makanan halal di Seoul nampaknya akan sesulit mencari makanan halal di Bangkok. Maka kali ini kami membawa perbekalan berupa beras dan makanan siap goreng untuk dimasak di Apartemen. Ada rendang, ayam goreng, serundeng dan tempe. Tak lupa kami membawa pula rice cooker super mungil untuk menanak nasi ;).

  1. SIM Card

Karena kami memperoleh bonus Egg Wi-Fi dari tempat kami menginap, maka kami tidak membeli SIM Card di Seoul sana. Mayoritas pemilik Flat atau Apartemen yang menyewakan unit mereka di Airbnb, memberikan bonus berupa Egg Wi-Fi yang dapat dibawa kemana-mana dan berfungsi sebagai hotspot portable. Internetnya memang unlimited, tapi kecepatannya hanya 3G. Yaaaah lumayanlah untuk browsing dan membuka peta hohohoho.

  1. Peta

Dengan bantuan Egg Wi-Fi, kami tentunya dapat menggunakan peta on-line dengan lebih mudah dan akurat. Nama gedung pada peta on-line Seoul memang banyak menggunakan huruf hangeul yang terkadang sulit kami pahami. Tapi untunglah untuk objek wisata dan Stasiun ada huruf latih dan bahasa Inggrisnya. Tak lupa kami pun meyimpan peta off-line dari jaringan kereta di Seoul sebagai contekan, ini wajib hukumnya supaya tidak tersesat di dalam Stasiun yang luas.

  1. Transportasi

Seoul memiliki pilihan transportasi berupa bus, taksi dan kereta yang sebenarnya sama-sama nyaman. Tapi kalau dihitung, kereta merupakan pilihan yang ekonomis dan cepat. Terlebih lagi kebanyakan objek wisata di Seoul memiliki pintu masuk yang berdekatan dengan Stasiun. Maka, kereta menjadi pilihan transportasi kami selama di Seoul. Kalau sudah terdesak, kami mungkin akan memilih taksi.

Sistem perkeretaan Seoul nampak rapih, bersih, tepat waktu dan semua Stasiunnya nampak sudah terintegrasi. Kita tidak perlu keluar dari gedung untuk pindah jalur kereta. Tapi tangga menuju Stasiun di sana sangat curam dan banyak Stasiun tidak menyediakan lift O_O. Saya sendiri harus beberapa kali menggotong stroller portable yang kami bawa ketika naik turun tangga. Beruntung Stasiun-Stasiun besar yang merupakan persimpanga jalur atau dekat dengan objek wisata populer, memiliko lift di sebuah pojok. Semua dapat dilihat dari peta Stasiun yang komunikatif, mudah sekali dipahami.

Di sana nanti, kami akan memiliki pilihan untuk membeli tiket transportasi secara prabayar atau single trip. Kami memilih untuk membeli kartu prabayar T-Money langsung di Seoul, karena ada promosi dan kartu ini dapat dipergunakan untuk membayar kereta, bus dan taksi. Kartu ini dapat dibeli di loket tiket kereta Stasiun, cabang 7-Eleven atau loket-loket lainnya yang memiliki logo T-Money. Setelah membeli kartunya, kita dapat mengisi kartu di Card Recharge Vending Machine. Proses pengisian menggunakan instruksi berbahasa Inggris yang sangat mudah dipahami loh, tidak ada masalah di sana. Sebenarnya ada kopetitor lain seperti kartu Bee, tapi ketika kami di sana, hanya T-Money yang membeli potongan harga 100 Won per perjalanan, lumayanlaaah :).

  1. Stroller & Gendongan Bayi

Gendongan bayi dan stroller portable yang ringan, wajib dibawa bila hendak membawa bayi ke Korea Selatan. Keduanya merupakan barang yang terus kami bawa kemana-mana. Pastikan gendongan bayi yang dibawa adalah gendongan yang nyaman digunakan, penampilan boleh sama, tapi kualitasnya beda. Untuk stroller, pastikan untuk membawa stroller yang ringan dam dapat dilipat menjadi kecil. Saya pribadi kemarin menggunakan Ergobaby dan Chocolate Pocket Recline.

  1. Sepatu

Sepatu? Yaaaa, saya tidak salah tulis. Perjalanan ke Bangkok beberapa bulan yang lalu pada …. menyebabkan kaki saya terkena plantar fasciitis. Karena terlalu banyak jalan dan membawa beban berat secara tiba-tiba dalam jangka waktu tertentu, daerah tumit saya menjadi kurang enak ketika digunakan berjalan. Permasalahan ini dapat dicegah andaikata saya menggunakan sepatu khusus untuk berjalan dengan sol yang agak tebal. Kali ini, saya membawa 2 sepatu yang saya rasa nyaman hohohoho.

  1. Itenari

Pada kunjungan wisata kali ini, kami berniat untuk mengunjungi berbagai objek wisata di Seoul, Seorak dan Nami. Kami tentunya berniat untuk mengunjungi pusat perbelanjaan yang khas dan memiliki sesuatu yang berbeda. Acara-acara seperti les membuat kimchi dan mengunjungi desa pengrajin akan kami lewatkan. Dengan mengatur semuanya sendiri, kami dapat memilih objek wisata yang ingin kami kunjungi sendiri dengan durasi waktu sesuka hati. Dengan membawa anak di bawah 2 tahun, terkadang ada waktu dimana kami tidak dapat berangkat pagi, hal ini akan menimbulkan masalah tersendiri kalau ikut travel. Itenari mereka pukul 8 sudah berangkat, kalau kami sampai tidak ikut ya rugi juga, apalagi anak di bawah 2 tahun, sering dihitung bayar setengah harga oleh travel. Padahal pada kenyataannya, pesawat dan beberapa objek wisata menggratiskan tiket masuk untuk anak di bawah 2 tahun. Perjalanan 8 hari di Korea ini, akan lebih longgar dan jauh lebih hemat dibandingkan kalau ikut travel, tapi yaa jelas lebih rumit dan repot. Berikut itenari atau rencana perjalanan yang kami susun sejak masih di Indonesia:

Hari Jam Kegiatan
Jumat, 15 Sep 2017 08:00 – 10:00 Tiba di Bandara Incheon, mengurus imigrasi dan menguus penginapan di Dongdaemun
11:30 – 12:00 Perjalanan ke Namsan Tower
12:00 – 14:30 Wisata di Namsan Tower
14:30 – 15:10 Perjalanan ke  K Star Road
15:10 – 16:10 Wisata di K Star Road
16:10 – 16:40 Perjalanan pulang ke Dongdaemun
16:40 – Lelah Wisata di Dongdaemun Design Plaza (DDP) & Doota Mall
Sabtu, 16 Sep 2017 07:30 – 09:30 Perjalanan ke Gapyeong
10:00 – 10:10 Perjalanan ke Nami Island
10:10 – 13:00 Wisata di Pulau Nami
13:00 – 13:10 Perjalanan ke Petite France
13:10 – 14:55 Wisata di Petite France
14:55 – 15:05 Perjalanan ke Morning Calm Garden
15:05 – 16:20 Wisata di Morning Calm Garden
16:30 – 17:00 Perjalanan pulang ke Gapyeong
17:00 – 19:00 Perjalanan pulang ke Seoul
Minggu, 17 Sep 2017 09:00 – 09:45 Perjalanan ke Ihwa Mural Village
09:45 – 11:30 Wisata di Ihwa Mural Village
11:30 – 13:15 Perjalanan ke Ewha Woman University
13:15 – 15:00 Wisata di Ewha Woman University
15:00 – 15:45 Perjalanan ke Itaewon
15:45 – 17:00 Wisata di Itaewon
17:00 – 17:45 Perjalanan ke Banpo Bridge
17:45 – Lelah Wisata di Banpo Bridge
Senin, 18 Sep 2017 08:00 – 17:00 Pergi ke Dongdaemun History Culture Park Station Exit 10 untk ikut land tour Klook ke Gunung Seorak & Kuil Naksansa
19:00 – Lelah Diantarkan ke Dongdaemun History Culture Park Station Exit 10 oleh pihak Klook untuk acara bebas
Selasa, 19 Sep 2017 09:00 – 10:00 Perjalanan ke Onemount Snow Park
10:00 – 12:00 Wisata di Onemount Snow Park
12:00 – 13:10 Perjalanan ke The War Memorial of Korea
13:10 – 14:00 Wisata di The War Memorial of Korea
13:00 – Lelah Bebas
Rabu, 20 Sep 2017 07:00 – 07:20 Perjalanan ke Bukcheon Hanok Village
07:20 – 08:30 Wisata di Bukcheon Hanok Village
08:30 – 09:00 Perjalanan ke Gwanghamun Square
09:00 – 10:00 Wisata di Gwanghamun Square
10:00 – 10:15 Perjalanan ke Gyeongbokgung Palace
10:15 – 11:30 Wisata di Gyeongbokgung Palace
11:30 –12:30 Perjalanan ke Cheongdokgung Palace
12:30 – 13:45 Wisata di Cheongdokgung Palace
13:45 – Lelah Bebas
Kamis, 21 Sep 2017 09:00 – 09:30 Perjalanan ke Gwanjang Market
09:30 – 12:00 Wisata di Gwanjang Market
12:00 – 12:10 Perjalanan ke Insadong
12:10 – 14:00 Wisata di Insadong
14:00 – 14:10 Perjalanan ke Cheonggyecheon Steream
14:10 – 16:00 Wisata di Chenggyecheon Stream
16:00 – 16:30 Perjalanan ke Yeouido Hangang Park
16:30 – 18:00 Wisata di Yeouido Hangang Park
18:00 – Lelah Bebas
Jumat, 22 Sep 2017 08:00 – 10:30 Perjalanan ke Everland
10:30 – Puas Wisata di Everland
Sabtu, 23 Sep 2017 07:00 – 08:15 Perjalanan ke Bandara Incheon
08:15 – Selesai Pulang ke Jakarta
  1. Contekan & Coretan

Menemani itenari yang sudah kami susun, kami pun menbawa coretan dan contekan yang berisi informasi singkat dari beberapa objek wisata yang ada di sana sebagaimana saya tulis pada Ringkasan Objek Wisata Korea Selatan. Beberapa objek yang tidak masuk ke dalam itenari pun kami masukkan sebagai objek wisatan cadangan.

  1. Tiket Atraksi

Kami membeli secara tiket masuk Onemount Snow Park dan Everland on-line. Harganya memang lebih murah, tapi tanggal kedatangan otomatis sudah ditentukan dan tidak dapat diubah. Untuk mempermudah perjalanan, kami pun membeli land tour via Klook ketika mengunjungi wilayah Gunung Seorak. Tiket dan transportasi selama 1 hari di sana, akan kami peroleh dari rekanan Klook di Seoul.

Untuk objek atau atraksi lainnya, kami akan membeli tukit masuknya langsung di tempat saja. Kalau semua dibeli lewat on-line dan tanggal kedatangannya kurang fleksibel, kemungkinan akan menimbulkan kesulitan ketika ada sesuatu hal yang membuat rencana perjalanan kami berubah. Terkadang, perjalanan kami agak bergeser dan sedikit tidak sesuai dengan itenari yang sudah kami susun. Kamu masih membutuhkan objek-objek yang waktu kedatangannya dapat digeser-geser ;).

Semua sudah siap, maka kami pun memulai petualang kami pada Hari Pertama Wisata Korea – Incheon, Namsan Tower & K Star Road.

Baca juga:
Ringkasan Objek Wisata Korea Selatan
Hari Pertama Wisata Korea – Incheon, Namsan Tower & K Star Road
Hari Kedua Wisata Korea – Naminara Republic, Petite France & The Garden of Morning Calm
Hari Ketiga Wisata Korea – Ihwa, Ewha, Itaewon & Banpo
Hari Keempat Wisata Korea – Gunung Seorak & Naksansa
Hari Kelima Wisata Korea – One Mount Snow Park, The War Memorial of Korea & Myeong-dong
Hari Keenam Wisata Korea – Gyeongbokgung, Bukchon & Changdeokgung
Hari Ketujuh Wisata Korea – Gwangjang & Cheonggyecheon
Hari Kedelapan & Kesembilan Wisata Korea – Everland & Incheon

Persiapan Wisata Singapura 2016

Singapura

Pertengahan 2016 lalu, saya beserta istri dan anak saya berlibur ke Singapura. Kenapa Singapura? Tidak terlalu jauhnya jarak antar objek wisata, relatif baiknya keamanan di sana dan transportasi yang ramah stroller menjadi utama sebab anak saya baru berumur 1 tahun. Selain itu bahasanya menggunakan bahasa Inggris sehingga kalaupun tersesat, kami akan mudah bertanya dan membaca tanda jalan. Dengan demikian, kami bisa berjalan-jalan keliling Singapura tanpa bantuan pemandu wisata meskipun memang agak repot dan harus melakukan persiapan yang matang. Tapi lumayanlah bisa berhemat sebab di Singapura hampir semuanya serba bayar dan relatif mahal bagi saya pribadi. Berdasarkan pengalaman kemarin, berikut hal- hal yang sebaiknya dipersiapkan dan dipertimbangkan ketika hendak berlibur ke Singapura:

1. Passport dan Visa

Bagi warga negara ASEAN seperti Indonesia, Visa tidak diperlukan untuk masuk ke Singapura. Tapi passport ya tetap wajib ada, paling tidak berlaku 6 bulan lagi. Tidak ada ketentuan harus menggunakan 3 nama ataupun harus passport elektrik, bebas :). Belum membuat passport? Sekarang mudah kok, bagaimana caranya pernah saya bahas pada Perpanjang Passport di Kanim Bekasi.

2. Tiket Pesawat atau Feri

Pada sekitar 2003 saya pernah masuk ke Singapura lewat Batam dengan menggunakan feri. Tiket ferinya memang murah sih, tapi saya harus naik pesawat dulu dari Banten/Jakarta ke Singapura karena saya tinggal di Jakarta. Mau bagaimanapun harus beli tiket pesawat. Nah untuk perjalanan 2016 kemarin, saya menggunakan tiket promosi Citilink yang harganya jadi lebih murah daripada tiket pesawat ke Padang atau Bali. Saran saya jeli-jelilah ketika ada Travel Fair, lihat syarat-syarat promonya dan pastikan Travel Fair tersebut merupakan Travel Fair benaran, bukan Travel Fair jadi-jadian :P. Dengan boomingnya Travel Fair yang diadakan sebuah maskapai penerbangan, sekarang ini tiba-tiba hadir beberapa Travel Fair yang menjual harga tiket tapi masih tergolong mahal, yang ada kita malah diajak ikut membeli paket tour-nya :’D. Oh yaaa, ketika menentukan waktu keberangkatan dan membeli tiket pesawat, jangan lupa untuk cek ramalan cuaca dan perkiraan musim terutama ketika akan membawa anak kecil. Repot juga kalau ke sana ketika kondisinya sedang hujan sepanjang hari.

3. Booking Penginapan

Penginapan bukanlah hal yang saya dapatkan di Travel Fair sebab saya masih kurang tahu mau menginap di daerah mana. Berhubung saya hanya pergi bersama istri dan anak saya yang masih 1 tahun maka saya mempertimbangkan hal-hal berikut:

  1. Tingkat keamanan.
  2. Tingkat kebisingan.
  3. Jarak dari stasiun MRT/LRT terdekat (saya berencana untuk menggunakan MRT saja selama di Singapura).
  4. Jarak dari objek wisata yang dituju.
  5. Jarak dari restoran yang menyediakan makanan halal atau jarak dari 7 Elevan terdekat (7 Eleven banyak cabangnya dan menyediakan makanan halal yang dapat dijadikan bekal).

Karena untuk mempertimbangkan hal-hal di atas kami perlu banyak bertanya dan baca-baca, maka kami tidak memperoleh penginapan di Travel Fair, tidak sempat. Akhirnya kami memperoleh penginapan berbulan-bulan berikutnya melalui Traveloka yang kebetulan sedang memberikan diskon cukup besar heheheh.

4. Tiket MRT/LRT

Selama di Singapura, kami berencana untuk menggunakan MRT/LRT saja karena mayoritas objek wisata terletak tidak jauh dari Stasiun-Stasiun MRT. Untuk objek wisata yang jauh seperti Singapore Zoo atau Jurong, sarana transportasi bus dapat dipergunakan.

Bagaimana metode pembayarannya? Kami memilih menggunakan kartu EZ-Link yang dapat diisi ulang. Kami meminjam kartu EZ-Link milik sepupu istri saya dan melakukan isi ulang di Bandara Changi. Bagi yang belum punya EZ-Link, dapat pula langsung membelinya di Bandara Changi atau 7 Eleven cabang Singapura. Ataaaauu dapat pula meminjam kartu EZ-Link milik anggota group facebook Backpaker Dunia, silahkan berkenalan dan menghubungi salah satu anggotanya, mereka baik-baik kok, asal kartunya dirawat dan dikembalikan setelah selesai dipakai yaaa :).

Bagi teman-teman yang berencana melakukan banyak sekali perjalanan dengan menggunakan LRT/MRT/bus, dapat pula menggunakan kartu Singapore Tourist Pass yang dapat dibeli di Airport Changi dan beberapa Stasiun MRT besar. Dengan menggunakan Singapore Tourist Pass, maka teman-teman dapat menggunakan bus/MRT/LRT sepuasnya dalam jangka waktu tertentu sesuai paket yang dibeli. Kalau kartu EZ-Link, penggunaannya berdasarkan kuota yang dibeli, bukan unlimited seperti Singapore Tourist Pass.

Selain opsi di atas, ada pula teman saya yang memilih menggunakan kartu single trip, jadi dia harus membayar di  setiap stasiun yang akan dinaiki. Saya sendiri kurang suka dengan opsi ini karena dengan demikian waktu akan habis untuk mengantri terutama di jam sibuk.

Saya lebih memilih untuk menggunakan kartu prabayar EZ-Link daripada kartu bufee Singapore Tourist Pass karena kebetulan, berdasarkan itenari kami, biaya transportasi kami akan lebih murah bila menggunakan kartu EZ-Link. Untuk perbandingan tarifnya, bisa dilihat di situs resminya yaitu home.ezlink.com.sg dan thesingaporetouristpass.com.sg.

5. Peta

Untuk peta saya mendownload peta offline Singapura di aplikasi Google Maps Android. Kemudian saya pun menyimpan file peta jalur MRT/LRT di dalam handphone saya. Ini saya lakukan karena saya tidak berminat untuk membeli SIM Card di Singapura, cukup menjadi fakir Wi-Fi saja, toh semuamua tentang Singapura dapat didownload dan di simpan di handphone. GPS-pun akan tetap berfungsi di handphone meskipun tidak tersambung ke jaringan internet. Toh Singapura itu kecil, relatif aman dan mayoritas penduduknya mahir berbahasa Inggris hehehehe.

Untuk berjaga-jaga tak lupa kami mengambil peta jalur MRT/LTR/bus dan peta objek wisata yang dapat dengan mudahnya ditemukan di Bandara Changi, semua informasi relatif lengkap tersedia di sana.

6. SIM Card

Untuk komunikasi, saya hanya berbekal kartu SIM Card Indonesia saya yang internetnya dimatikan. Toh saya tidak akan update foto-foto narsis di akun media sosial saya :P. Selain itu sebagaimana sudah saya jabarkan pada poin 5 bahwa untuk navigasi saya akan melihat peta dan bertanya, mudah dan murahhhhh ;). Menjadi fakir wi fi tidak menjadi kendala walaupun kami berpergian bersama-sama anak kecil :).

7. Stroller

Bagi yang hendak membawa bayi atau anak kecil ke Singapura, jangan ragu untuk membawa stroller sebab jalanan Singapura dan transportasi umumnya terbilang sangat ramah stroller bahkan pada jam-jam sibuk. Jangan bandingkan transportasi Singapura dengan Jakarta yaaa, kita masih ketinggalan jauh. Saya pribadi kemarin membawa stroller Chocollate Pockit Recline yang ringan dan kecil ketika dilipat.

8. Gendongan Bayi

Tidak hanya stroller, pada waktu itu kami membawa pula gendongan bayi karena anak saya tidak terus menerus seharian mau di stroller. Mengingat yang namanya berwisata pastilah banyak jalan kakinya, maka sebaiknya teman-teman menggunakan gendongan bayi yang ergonomis dan nyaman. Ada harga, ada rupa sih, tidak semua gendongan bayi itu nyaman lhoo. Ketika sedang tidak dipakai, gendongan bayi bisa saya ikatkan ke stroller :).

9. Gothere.sg

Apa itu gothere.sg? Itu adalah website yang akan memberikan infomasi mengenai angkutan umum apa saja yang harus kami naiki untuk mencapai suatu tempat. Jadi gothere.sg akan menginformasikan bahwa untuk mencapai objek A, kami harus naik MRT sampai B arah C kemudiam berhenti di stasiun D dan keluar melalui pintu X. Informasinya detail sekali dan sangat berguna bagi wisatawan asing. Saya menggunakan gothere.sg ketika menyusun itenari dan saya pun sering membuka gothere.sg ketika mendapat wi fi gratisan hehee.

9. Itenari

Itenari atau rencana perjalanan wisata merupakan hal vital yang harus disusun agar wisata kita menjadi efektif. Saya biasa browsing dahulu objek-objek apa saja yang akan dikunjungi, lalu saya plotkan di dalam sebuah itenari lengkap dengan cara menuju objek tersebut dengan jamnya. Yaaah pada prakteknya nanti kami sendiri memang tidak 100% mengikuti itenari yang saya buat tapi paling tidak, ada pakem-pakem yang dapat kami ikuti sehingga kami tidak akan kebingungan mau ke mana ketika sudah tiba di Singapura. Berikut contoh itenari yang saya gunakan pada 2016 kemarin:

Hari Jam Kegiatan
4-Nov 6:10 Berangkat dari Soekarno Hatta terminal 2
9:00 Tiba di Changi Terminal 3, urus Imigrasi & jalan keliling Changi
11:30 Changi Airport – Hotel V Lavender dengan East-West Line (hijau) MRT Changi Airport – MRT Tanah Merah – MRT Lavender
12:00 Tiba di Hotel V Lavender dan menitipkan koper (check in pukul 14:00)
12:15 Makan Siang di Sup Tulang Deen Biasa, Jl. Sultan No 95
12:30 Keliling Malay Heritage Centre, Kampong Glam, Masjid Sultan, Arab st, Haji Lane, Bugis
16:00 Bugis-Garden By The Bay (MRT Bugis – MRT Bayfront (arah MRT Chinatown)
16:20 Keliling Garden By The Bay
18:00 Keliling area Marina Bay Sands, Helix Bridge, Fontain of Youth, Foodcourt Makansutra, Esplanade, Merlion Park, Raffles Landing Site, Singapore River Festival
20:30 Kembali ke hotel
5-Nov 7:00 Lavender – Sentosa (MRT Lavender – MRT Outram Park arah MRT Joo Koon – MRT Harbourfront – Exit E dan Jalan ke Vivocity/Sentosa Station – Beach Station
7:20 Keliling Southernmost Point of Continental Asia
8:30 Beach Station – Imbiah menggunakan bus 1 warna hijau
8:40 Keliling Merlion Walk, Merlion Sentosa, Tiger Tower, tukar tiket wings of time
9:50 Keliling Universal Studio
19:15 Waterfront Station – Beach Station
19:40 Menonton Wings of Time dan makan di Tastes of Asia
21:30 Pulang ke Hotel (Beach Station – Sentosa Station – Jalan ke MRT Harbourfront – MRT Outram Park arah MRT Punggol – MRT Lavender arah MRT Pasir Ris – Exit B)
6-Nov 7:00 Hotel – Singapore Zoo (MRT Lavender – MRT City Hall arah MRT Joo Koon – MRT Ang Mo Kio arah MRT Jurong East – Exit C dan jalan ke bus stop Ang Mo Kio Interchange (54009), Ang Mo Kio Avenue 8 – Bus 138 – Singapore Zoo)
9:00 Keliling Singapore Zoo
12:30 Keiling River Safari
15:00 River Safari – Singapore Flyer (Singapore Zoo Bus Stop (48131) – Bus 138 – Ang Mo Kio Interchange, Ang Mo Kio 8- MRT Ang Mo Kio – MRT Newton arah MRT Marina South Pier – MRT Promenade arah MRT Chinatown)
17:00 Keliling Singapore Flyer
19:00 Acara bebas dan kembali ke hotel
7-Nov 7:00 Hotel – Mustafa Centre (Busstop at after Kallang Road (07371), Lavender St – Bus 67 – After Allenby Road, Jalan Besar, 4 stop later)
7:30 Keliling Mustafa Centre
9:45 Mustafa Centre – Orchard (Busstop After Allenvy Road (07319) – Bus 65 – Orchard Boulevard)
10:00 Keliling di Orchard, Fort Channing, Bugis, acara bebas
15:30 Hotel – Changi (MRT Lavender – MRT Tanah Merah arah MRT Pasir Ris – MRT Changi Airport – Exit A
16:00 Tiba di Changi
17:35 Changi Terminal 3 – Soeta Terminal 2

Manusia boleh berencana tapi Allah yang memutuskan, pada kenyataannya tidak semua kisah perjalanan saya sesuai dengan itenari yang saya buat sendiri. Selengkapnya akan saya ceritakan pada Wisata Singapura Hari PertamaWisata Singapura Hari KeduaWisata Singapura Hari KetigaWisata Singapura Hari Keempat.

10. Tiket Atraksi

Mayoritas tiket atraksi-atraksi yang ada di Singapura dapat kita beli lewat internet. Bisa langsung ke website resminya, bisa juga melalui pihak reseller atau pihak ketiga seperti penjual tiket di groupon (sekarang fave), kaskus, travel. Berdasarkan pengalaman kemarin, membeli melalui website resmi akan terkena tarif yang sama seperti beli langsung di tempat meskipun ditulis harga promo atau diskon ini itu :P. Harga tiket akan lebih murah jika membelinya di pihak ketiga, tapi hati-hati yaa, biasanya ada aturan yang harus diterima seperti tiket akan dikirim H-1, tiket harus diambil manual di Singapura, dan lain-lain. Jeli-jelilah melihat ulasan tentang pihak ketiga tersebut agar tidak salah pilih.

10. Contekan & Coretan

Ketika saya sedang mempersiapkan hal-hal di atas, saya membuat coretan untuk setiap objek yang saya print untuk dijadikan contekan. Isinya kurang lebih mengenai informasi penting dari objek-objek yang masuk ke dalam itenari dan objek-objek cadangan. Yaa mana tau tiba-tiba terjadi suatu hal, kami tetap dapat manfaatkan kunjungan wisata kami dengan optimal. Berikut contoh coretan yang saya buat tahun 2016 lalu:

Untuk yang versi lengkapnya, bisa dilihat pada Ringkasan Objek Wisata Singapura.

Sekian sedikit tips dari saya, semoga bermanfaat terutama bagi teman-teman yang berencana mengunjungi Singapura tanpa menggunakan paket tour lengkap.

Sumber:
home.ezlink.com.sg
thesingaporetouristpass.com.sg
http://www.smrt.com.sg
Gothere.sg
TribunTravel.com
batampos.co.id
http://www.medanbisnisdaily.com
http://www.changirecommends.com
Streetdirectory.com
geekculture.co

Baca juga:
Ringkasan Objek Wisata Singapura
Wisata Singapura Hari Pertama
Wisata Singapura Hari Kedua
Wisata Singapura Hari Ketiga
Wisata Singapura Hari Keempa

Perjalanan Berliku Berburu Stroller Perdana Kami

Diantara berbagai perlengkapan bayi, kereta bayi atau stroller dapat menjadi salah satu barang yang dicari oleh hampir setiap pasangan suami istri yang akan atau sudah memiliki bayi meskipun benda yang satu ini sebenarnya tidak wajib dimiliki. Maksud penggunaan stroller tentunya berbeda bagi setiap keluarga. Bagi saya, stroller akan dipergunakan tidak hanya di dalam rumah, tapi ketika kita membawa dedek bayi ke luar rumah juga. Lama kelamaan pegal juga kalau harus menggendong. Memang sih, beberapa mall di Jakarta sudah menyediakan penyewaan stroller gratis, tapi kan tidak semuanya, rasanya stroller gratis hanya tersedia di mall-mall yang agak mewah, itupun kebersihannya entah ok atau tidak, yaaah namanya juga dipakai bergantian x_x.

Sebagian famili dan kawan saya mengatakan bahwa stroller itu berguna dan terpakai. Tapi sebagian lagi berpendapat bahwa stroller itu tidak terpakai karena anak mereka tidak betah di dalam stroller. Bingung? Sooopasti, apalagi kami belum pernah memiliki stroller sebelumnya. Saya jadi ingat, ketika saya bayi dulu, saya menggunakan Stroller besar berwarna merah, heheheh, nah itu sepertinya terpakai. Setelah dipikir-pikir, aaahh sepertinya stroller akan terpakai juga asalkan strollernya nyaman, toh budgetnya ada . . . . . . . Pemikiran saya perihal budget tadi, ada di benak saya ketika saya belum melihat semua varian stroller-stroller yang ada di pasaran :’P.

Saya dam istri berburu stroller setelah pada akhir tahun lalu istri saya baru saja melahirkan anak pertama kami. Sebelum ia melahirkan, sebetulnya kami sudah beberapa kali pergi melihat-lihat stroller di ITC Cempaka Mas dan Bekasi Square. Karena kami masih belum berpengalaman, maka kami datang tanpa memiliki kriteria mau stroller yang seperti apa. Di sana kami melihat bahwa mayoritas toko-toko memajang dan menjual stroller-stroller merk Chocolatte, Elle, Baby Elle dan Aprica. Pada masa-masa awal perburuan stroller, setahu kami stroller merknya ya hanya 4 itu, harganya sekitar ratusan ribu hingga dua jutaan, yaaah masih cocok di kantong ;). Sewaktu itu sebenarnya kami tertarik pada stroller Elle Malibu 2 karena dapat dipergunakan oleh bayi yang baru lahir, dapat sekaligus berfungsi menjadi baby carrier, dapat didorong bolak balik 2 arah, terlihat cukup kokoh dan harganya terjangkau. Pada waktu itu kami hampir memutuskan untuk membeli Elle Malibu 2 seharga 1,3 juta. Namun ada rasa ragu karena yang tersedia hanya warna pink saja, tidak ada warna lain yang lebih netral. Berdasarkan hasil USG, anak kami memang kemungkinan besar perempuan, lha tapi bagaimana kalau tiba-tiba keluar laki-laki? Masak pakai stroller pink @__@.

Elle Malibu 2

Elle Malibu 2

Beberapa bulan kemudian, setelah putri pertama kami lahir dan berumur 3 bulan, dimulailah kembali perburuan stroller, eeng iing eeeng :D. Kami langsung berangkat menuju ITC Cempaka Mas untuk mencari Elle Malibu 2 warna pink. Godaan baru muncul ketika kami melihat Baby Elle Citylite 2 yang ringan dan nampak bagus. Elle Malibu 2 ternyata lebih berat dan ketika dilipat memakan tempat yang lebih banyak dibandingkan Baby Elle Citylite 2. Mengingat ketika pergi keluar rumah kami tidak selalu menggunakan mobil yang besar, tapi sering juga menggunakan mobil hatchback yang mungil, maka nampaknya kurang pas kalau kami membeli Elle Malibu 2 yang besaaaar.

Baby Elle Citylite 2 pun pada waktu itu dapat ditawar sampai ke harga Rp. 940.000 di toko online. Kami datang langsung ke toko di ITC untuk melihat dan menyentuh langsung barang yang hendak dibeli. Kalau di toko online ternyata bisa lebih murah yaaaa lebih baik beli di toko online saja ;). Karena pada waktu itu dedek bayi ikut kami bawa, maka ia dapat kami coba letakkan di dalam Baby Elle Citylite 2, seperti apa sih jadinya? Dan hasilnya ternyata kurang ok karena stroller ini terlalu kecil bagi putri saya yang memang agak besar dan panjang untuk bayi berumur 3 bulan. Ia nampak tidak bebas bergerak di sana, sempit. Nah kalau dia diletakkan di dalam Elle Malibu 2, ia tidak kesempitan tapi yaaa Elle Malibu 2 kan tidak muat dan repot kalau dibawa-bawa menggunakan mobil mungil kami :(. Karena bingung, maka kami kembali ke rumah, bertapa menunggu ilham hendak membeli stroller yang seperti apa karena paling tidak sekarang ini kategori dari stroller yang hendak kami cari semakin bertambah.

Kemudian kebingungan kami semakin bertambah setelah kami berburu stroller di Mothercare Kelapa Gading, ITC Kuningan, Mothercare Kokas dan yukibabyshop.com. Whaaaa ternyata stroller itu merk, fungsi dan harganya beragam yaa @__@. Ada merk Quinny, Mamas Papas, Joie, GB. Peg Perego, Combi, Maclaren, Pliko, Nuna, Bogaboo, Silver Cross, Mima, Combi dan lain-lain. Harga stroller ternyata banyak juga yang sampai di atas 5 juta, bahkan saya lihat ada yang sampai puluhan juta, ampun DJ hohohoho.

Berdasarkan pengamatan-pengamatan di berbagai toko tersebut, maka kami akhirnya memiliki kriteria dari stroller yang akan menjadi stroller perdana kami, yaitu:
1. Memiliki ukuran bagian dalam yang luas sehingga putri kami tidak kesempitan ketika berada di dalam stroller.
2. Memiliki dimensi yang kecil dan berat yang ringan ketika dilipat sehingga dapat masuk ke dalam bagasi mobil kami yang mungil. Banyak stroller-stroller mahal yang gagal memenuhi kategori ini. Yaaah mungkin logikanya adalah kalau mampu membeli stroller mahal, ya berarti mampu membeli mobil yang agak luas untuk jalan-jalan dengan anak.
3. Dapat didorong bolak balik dua arah sehingga dedek bayi dapat ditaruh di dalam stroller sambil melihat orang yang mendorong stroller tersebut. Dengan demikian kami dapat berinteraksi dengan bayi kami ketika kami sedang jalan-jalan menggunakan stroller.
4. Dapat dipasang mendatar sehingga bayi baru lahir dan bayi 3 bulan dapat menggunakan stroller tersebut. Ada beberapa stroller yang hanya dapat dipergunakan oleh anak 6 bulan ke atas.
5. Memiliki rangka yang kokoh dan kuat.
6. Memiliki bentuk yang menarik. Paling tidak bentuk strollernya tidak terlalu ketinggalan zaman sehingga tidak malu-maluin misalkan kami bawa ke tempat kerja istri atau resepsi pernikahan.
7. Harganya tidak lebih 5 juta, kalau bisa jauh lebih rendah dari angka 5 juta hehehehe. Rasanya terlalu berlebihan bila kami harus merogoh lebih dari 5 juta hanya untuk stroller yang kami sendiri tidak tahu akan benar terpakai atau tidak.
8. Rodanya tidak perlu yang besar karena toh kami kemungkinan besar hanya akan menggunakan stroller di rumah, mall atau klinik tempat praktek istri saya. Stroller beroda besar dapat dipergunakan di jalanan aspal dengan lebih nyaman, kalau hanya ke mall saja ya tidak terlalu perlu.
9. Tidak berwarna biru. Biru itu warna laki-laki, kasian ah kalau putri kami harus menggunakan stroller warna biru.

Saya yakin tidak mungkin ada stroller yang 100% mampu memenuhi kemauan kami di atas. Pasti terdapat kelemahan dan kami harus mau mentolelir itu. Pada akhirnya terdapat beberapa kandidat kuat calon stroller perdana kami yang mampu paling tidak mendekati beberapa kriteria yang tadi telah saya sebutkan, yaitu;

Baby Elle Citylite 2
Stroller besutan Baby Elle yang satu ini terbilang ringan, murah (bisa kurang dari sejuta), dapat didorong bolak balik 2 arah, dapat digunakan bayi berumur 3 bulan dan disainnya menarik terutama yang berwarna unggu. Ketika dilipat, stroller inipun nampak tidak terlalu besar. Tapi yaaa seperti pernah saya bahas sebelumnya di atas, Baby Elle Citylite 2 hanya memiliki ukuran seatbox 46 cm x 27 cm. Memang sih putri saya tidak akan selalu ada di dalam stroller, tapi kalau dia merasa kesempitan dan tidak nyaman di sana, yaaa bisa jadi dia tidak betah dan otomatis stroller ini masa pakainya akan pendek, sayang khan.

Baby Elle Citylite 2

Baby Elle Citylite 2

Quinny Zap Xtra 2
Melihat kelemahan pada Baby Elle Citilite 2 terkait ukuran seatbox-nya, Quinny Zap Xtra 2 mampu mengatasi itu karena stroller yang satu ini luas sekali seatboxnya yaitu 62 cm x 81 cm, putri saya terlihat nyaman ketika ditaruh di dalam Quinny Zap Xtra 2 meskipun harus ditambahkan bantalan. Seatbox Quinny Zap Xtra 2 memang hadir tanpa bantalan dan agak njeglong bentuknya sehingga untuk bayi berumur 3 bulan yang membutuhkan posisi tidur lurus, harus ada tambahan bantalan bayi. Opsi lain kalau tidak mau menggunakan bantalan tambahan adalah mengganti seatbox dengan car seat maxi cosi. Quinny Zap Xtra 2 memang compatible dengan car seat maxi cosi, ada adaptornya lho. Kalau saya perhatikan, desain Quinny Zap Xtra 2 terbilang lebih keren dibandingkan Citilite 2, namun kok seatbox-nya nampak agak tipis yaa. Melihat reputasi Quinny yang buatan luar negeri dan ada situs resminya, saya yakin seatbox tersebut akan kuat dan awet menahan berat putri saya :). Perlu dicatat pula, walaupun seatbox stroller ini besar ukurannya, dimensi Quinny Zap Xtra 2 ketika dilipat terbilang kecil lho, rasanya inilah stroller dengan dimensi lipatan terkecil yang pernah saya lihat :). Berbeda jauh dengan Quinny Zap yang kalau dilipat harus dipecah 2 dan memakan tempat. Sayang harga Quinny Zap Xtra 2 terbilang lumayan mahal bagi saya yaitu sekitar 5 juta plus harus membeli bantalan tambahan yang nyaman atau car seat maxi cosi untuk bayi dibawah 6 bulan, pas sekali atau bahkan sedikit di atas limit budget saya untuk stroller. Yaaah ada harga, ada rupa hehehehe.

Quinny Zap Xtra 2 Merah Berbagai Posisi

Quinny Zap Xtra 2 Merah Berbagai Posisi

Quinny Zap Xtra 2 Dilipat

Quinny Zap Xtra 2 Dilipat

Mamas Papas Urbo 2
Sesaat sebelum saya dan istri memutuskan untuk membeli Quinny Zap Xtra 2, saya berpapasan dengan dengan pasangan suami istri yang menggunakan sebuah stroller berbahan stainless stell yang kokoh dengan handle kulit yang nampak mewah. Setelah berbincang-bincang dengan mereka, ternyata mereka menggunakan stroller Mamas Papas Urbo 2. Saya dan istri langsung suka begitu melihat penampilan Mamas Papas Urbo 2. Didukung dengan pilihan warna yang memikat, stroller ini nampak lebih kokoh dan mewah dibandingkan Baby Elle Citilite 2 atau Quinny Zap Xtra 2. Kalau dilihat dari ukuran seatbox dan dimensi ketika dilipat, Mamas Papas Urbo berada diantara Baby Elle Citilite 2 dan Quinny Zap Xtra 2, tapi putri kami masih terlihat nyaman ketika kami masukkan ke dalam seatbox Mamas Papas Urbo 2 yang berukuran 53 cm x 83 cm.

Aneka Warna Mamas Papas Urbo 2

Aneka Warna Mamas Papas Urbo 2

Stroller18

Om Kanye West Pakai Urbo 2

Stroller16

Tante Kim Pakai Urbo 2

Mamas Papas Armadillo Flip
Mamas Papas Armadillo Flip merupakan alternatif yang sedikit lebih murah dari Mamas Papas Urbo 2 dengan lipatan yang sedikit lebih mudah dari Mamas Papas Urbo 2, namun memiliki ukuran seatbox yang sedikit lebih luas dari Mamas Papas Urbo 2. Wujud dan fungsi Mamas Papas Armadillo Flip mirip dengan Mamas Papas Urbo 2, tapi Mamas Papas Armadillo Flip tidak memiliki rangka stainless steele dan tidak memiliki pegangan kulit sehingga Mamas Papas Urbo 2 nampak lebih eksklusif daripada Mamas Papas Armadillo Flip.

Mamas Papas Armadillo Flip

Mamas Papas Armadillo Flip

Saya dan istri sudah melihat langsung kandidat-kandidat kuat di atas, namun kami tetap bimbang mau pilih yang mana. Kami pun melihat video contoh penggunaan di youtube dan review-review dari para pengguna. Yaaah kedua hal itu cukup membantu memberi kejelasan dari produk yang akan dibeli meskipun beberapa review agak kurang netral, seperti barisan sakit hati tidak kesampaian beli stroller merk tertentu heheheh. Kalau memang membeli Mamas Papas Sola yaa tidak perlu berlebihan mengejek Mamas Papas Urbo, sampai-sampai gambar Urbo lebih banyak dipajang di review-nya ketimbang Urbo :’P. Kalau memang kurang setuju akan penggunaan stroller berharga puluhan juta yang agak besar dimensinya, yaaa tak perlulah diulang-ulang keburukannya ditulis, harusnya untuk 4 musimlah, mobilnya tak muatlah, itu diulang-ulang. Hidup adalah pilihan dan pilihan kami akhirnya mengerucut kepada Quinny Zap Xtra 2 dan Mamas Papas Urbo 2 :).

Kalau dilihat dari luas seatbox dan tingkat kepraktisannya, Quinny Zap Xtra 2 lebih unggul. Kalau dilihat dari kekokohan dan penampilan, Mamas Papas Urbo 2 lebih unggul. Dan pemenangnya. . . . . adalah. . . . . . Mamas Papas Urbo 2 :).

Nah sekarang mau beli Mamas Papas Urbo 2 di mana yaahh? Setelah lihat sana-sini, ternyata harga Mamas Papas Urbo 2 yang termasuk paling ekonomis ada di yukibabyshop.com, babysandmom.com dan http://www.sweetmomshop.com. Lucunya, kok yukibabyshop.com dan babysandmom.com memiliki alamat yang sama yaaaaah? Toko yang sama dengan 2 situs yang terpisah. Keduanya sama-sama beralamat di Jl. Daan Mogot Raya KM 20 Nomor 42, Tangerang (dekat Polsek Batu Ceper). Sementara itu http://www.sweetmomshop.com beralamat di komplek Pluit Timur Blok D Utara No. 9, Jakarta Utara. Mana yang saya pilih? Mau ke Barat atau Utara? Diantara pilihan warna yang Mamas Papas tawarkan di Urbo 2, kami senang dengan warna camel dan Donna Wilson. Berhubung babysandmom.com memiliki Mamas Papas Urbo 2 Donna Wilson, maka kami berangkat ke arah Barat menuju babysandmom.com atau yukibabyshop.com. Warna camel sendiri habis, mayoritas toko menjual warna magenta.

Mamas Papas Urbo 2 Donna Wilson

Mamas Papas Urbo 2 Donna Wilson

Perjalanan menuju babysandmom.com yang konon terletak tak jauh dari Polsek Batu Ceper cukup panjang bagi saya, sudah seperti pergi ke planet lain :’D. Aaahhh tapi itu setimpal, di sana terdapat banyak pilihan stroller dan akhirnya kami tetap jadi membeli Mamas Papas Urbo 2 Donna Wilson.

Sampai Juga di babysandmom.com

Sampai Juga di babysandmom.com

Stroller tersebut cukup memuaskan dari segala aspek kecuali dari sisi dimensi ketika dilipat. Ketika dilipat, stroller ini muat untuk ditaruh di bagasi Honda Jazz atau Isuzu Panther. Namun bila diletakkan di bagasi Honda Brio yang super sempit, saya harus memecah stroller menjadi 2 bagian dan memcopot salah satu roda depan. Jadi bagian dorongannya diletakkan di dalam bagasi, sedangkan seatbox-nya diletakkan di tempat duduk. Yaaah, kalau mau muat semua ke dalam bagasi Honda Brio yah harusnya beli Quinny Zap Xtra 2. Yah hidup adalah pilihan, semua ada positif negatifnya. Sebenarnya hasil lipatan Mamas Papas Urbo 2 tidak terbilang jumbo untuk ukuran stroller. Saya rasa, bagasi Honda Brio memang super mungil hehehehehe.

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Stroller Perdana Kami

Gagang Stroller Perdana Kami di Bagasi Honda Brio

Dorongan Stroller Perdana Kami di Bagasi Honda Brio

Seatbox Stroller Perdana Kami di Bagasi Honda Brio

Seatbox Stroller Perdana Kami di Bagasi Honda Brio

Dengan demikian, berakhirlah petualangan saya dan istri dalam berburu stroller perdana kami. Walaupun Mamas Papas Urbo 2 dapat digunakan hingga anak umur 3 tahun, tidak menutup kemungkinan kami akan membeli stroller pocket yang mungil tapi untuk anak-anak 6 bulan ke atas karena posisinya hanya bisa duduk. Well, sampai jumpa di perburuan berikutnya. . . ;). Oooh yaa ada yang tahu siapa itu Mba Donna Wilson? Saya membeli Mamas Papas Urbo 2 Donna Wilson karena suka dengan corak warnanya, entah siapa itu Mba Donna :’D.

Who is Mba Donna Wilson?

Who is Mba Donna Wilson?

Sumber: www.bambinogoodies.co.uk, www.dailymail.co.uk, www.everythingmomandbaby.com, www.pinterest.com, www.pushchairexpert.com, www.quinny.com, www.mamasandpapas.com, http://www.minhasdikas.com, www.beddingsquare.com.au.