Injustice (2021)

Ada masanya dimana DCEU (DC Extended Universe) digadang-gadang akan menyaingi MCU (Marvel Cinematic Universe). Pata superhero DC Comics akan hadir pada berbagai filn yg berbeda namun saling berkesinambungan. Melihat dari beberapa pengantar yang diselipkan pada film-film tersebut, besar kemungkinan awal dari DCEU akan menggunakan material dari seri komik Injustice: God Among Us. Saya sendiri sering bermain versi video game dari Injustice. Saya pun antusias melihat perkembangan DCEU.

Sayangnya visi DCEU (DC Extended Universe) dari Zack Snyder sudah runtuh dengan pendapatan dan penilaian yang di bawah ekspektasi terhadap film-film DCEU. Otomatis sepertinya kita tidak akan menyaksikan alur cerita Injustice pada DCEU. Yah paling tidak pada 2021 lalu, DC Comics merilis versi animasi dari Injustice.

Injustice (2021) mengambil latar belakang pada salah satu dunia alternatif atau paralel yang di sebut Bumi 22. Di sini, Superman (Justin Hartley) kehilangan anak dan istrinya dengan cara yang tragis. Mereka menjadi salah satu korban Joker (Kevin Pollak). Selama ini Joker memang menjadi musuh utama Batman (Anson Mount) bukan karena kekuatannya. Namun karena taktiknya dalam melakukan kejahatan. Dengan melakukan hal kejam seperti ini, Joker berhasil mengubah Superman. Pada Bumi 22, Superman versi ini, memiliki cara tersendiri untuk berduka.

Superman ingin mewujudkan Bumi yang bebas dari kejahatan. Ia mulai bertindak lebih keras terhadap berbagai bentuk kejahatan. Perlahan Superman menolak untuk memberikan kesempatan kedua bagi pelaku kejahatan. Ia bahkan ikut campur dalam urusan politik berbagai negara. Batman sangat tidak suka dengan perilaku Superman. Batman dan Superman sangat bersahabat, namun kali ini mereka terpaksa berseteru. Para superhero pun terbelah dua, apakah ikut Batman atau ikut Superman. Perseteruan ini menyebabkan tewasnya beberapa karakter DC Comics ternama.

Film tak ragu untuk mematikan banyak tokoh superhero dan supervilain. Kita akan dengan mudahnya melihat berbagai tokoh DC Comics berguguran di sini. Sesuatu yang jarang terjadi. Sebab banyak dari mereka memiliki film solo atau komik solo sendiri. Yah jagoan dan penjahat utama kok tewas? Justru inilah yang menjadi kelebihan Injustice (2021). Kita tidak akan mengetahui siapa saja yang selamat.

Sayangnya, durasi film yang singkat, gagal memberikan latar belakang yang jelas bagi berbagai karakter yang hadir. Kenapa mereka memilih sisi Batman atau Superman. Semua mengandalkan pengetahuan penonton atas karakter-karakter tersebut. Saya pun tudak terlalu peduli atau terharu ketika melihat beberapa karakter gugur. Saya pribadi lebih suka cerita pada versi video game.

Kalau di komik dan video game, perseteruan ini memakan waktu sekitar 6 tahun. Batman pun sampai memiliki aliansi yang disebut Insurgent. Yaaah agak susah memang merangkum semuanya dalam 1 film animasi. Mungkin akan lebih baik kalau dibuat dalam bentuk mini seri.

Dengan demikian, Injustice (2021) masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Film ini banyak adegan sadisnya yaa, jadi jangan ajak anak-anak untuk menonton Injustice (2021).

Sumber: http://www.dc.com

DC League of Super-Pets (2022)

DC Comics terus berusaha memanfaatkan semua materi superhero yang mereka miliki. Kali ini DC Comics hadir dengan nuansa yang lebih cerah. Diambil dari Legion of Super-Pets, DC Comics menghadirkan DC League of Super-Pets (2022) ke layar lebar.

Film ini bercerita mengenai Kripto (Dwayne Johnson), anjing putih peliharaan Superman (John Krasinski). Sama seperti Superman, Kripto berasal dari Planet Kripton. Maka, Kripto memiliki kekuatan dan kelemahan yang sangat mirip dengan Superman.

Sayangnya, Kripto mempunyai masalah dalam bersosialisasi. Ia kesulitan untuk bergaul dan berteman dengan hewan lain di Bumi. Superman adalah satu-satunya sahabat yang ia miliki. Masalah datang ketika Superman hendak menikah. Kripto yang tidak memiliki teman lain, merasa tersingkirkan. Bagaimana cara Kripto belajar dalam hal persahabatan dan sosialisasi?

Semua terjadi melalui hadirnya masalah lain yang lebih besar. Seekor binatang berhasil memanfaatkan kekuatan kripton kuning untuk melumpuhkan Superman beserta seluruh anggota Justice League. Kripto bahkan harus kehilangan kekuatan supernya. Sebagai anjing biasa, bagaimana Kripto dapat menyelamatkan majikannya. Dengan bantuan hewan lain tentunya. Mau tak mau Kripto harus berteman.

Kripto meminta bantuan sekelompok hewan yang terkena radiasi kripton kuning. Hewan-hewan ini memiliki kekuatan super sendiri-sendiri. Namun mereka masih belum dapat mengendalikan kekuatan baru mereka. Di sinilah Kripto hadir sebagai anjing yang sudah lama memiliki kekuatan super.

Bersama-sama, mereka bahu-membahu menyelamatkan Justice League dan Bumi dari ancaman. Dalam perjalannya, mereka belajar mengenai persahabatan dan kepercayaan diri.

Dari segi cerita, DC League of Super-Pets (2022) lumayan menarik dan mudah dicerna. Adegan pekelahiannya lumayan ok. Humor-humornya lebih banyak berbicara mengenai bagaimana Kripto gagal memposisikan dirinya. Yah, sekilas humor-humornya mirip Bolt (2008). Tapi sayangnya tidak selucu Bolt (2008).

Sementara ini animasinya mirip seperti gaya-gaya serial animasi DC Comics seperti Batman The Animated Series. Hanya saja tentunya DC League of Super-Pets (2022) lebih halus dan cantik. Kemudian film ini nuansanya sangat cerah dan sangat berbeda dengan film-film DCEU (DC Extended Universe) yang sangat gelap. Namun saya tidak terlalu yakin film ini cocok untuk ditonton anak-anak Indonesia dengan keadaan dan budaya Indonesia saat ini.

Apabila dilihat dengan sangat teliti, film ini menyisipkan sedit unsur LGBT. Sedikitnya sedikit sekali yah. Kalaupun ada anak kecil yang menonton, sepertinya ia tidak akan menyadarinya. Hanya sepersekian detik di awal-awak film kok. Kemudian film inipun memiliki beberapa adegan ciuman. Semua tergantung kepada orang tua yang mendampingi yah.

Saya rasa DC League of Super-Pets (2022) masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan” Bolehlah untuk dijadikan hiburan ramai-ramai :).

Sumber: http://www.dccomics.com

Brightburn (2019)

Siapa yang tak tahu Superman. Superhero pembela umat manusia yang satu ini sudah terkenal sejak saya belum lahir. Nah, bagaimana kalau Superman hadir ke Bumi tapi dalam versi yang berbeda, versi yang lebih gelap? Itulah topik utama yang Brightburn (2019) tawarkan. Semoga ini dapat menjadi sesuatu yang menarik dan agak berbeda ;).

Sama persis seperti kisah Superman, pada Brightburn (2019) dikisahkan Tori Breyer (Elizabeth Banks) dan Kyle Breyer (David Denman) adalah sepasang petani yang pada suatu hari menemukan seorang bayi di dalam sebuah kapsul misterius. Kapsul tersebut jatuh dari angkasa, menimpa lahan pertanian milik keluarga Breyer. Pasangan Breyer yang sudah lama tidak memiliki keturunan, langsung mengangkat bayi yang mereka temukan sebagai anak mereka.

Hari terus berganti, tak terasa bayi mungil keluarga Breyer sudah beranjak dewasa. Brandon Breyer (Jackson A. Dunn) tumbuh tanpa mengetahui asal muasalnya. Lambat laun, Brandon mulai menyadari bahwa ia memiliki kekuatan yang besar. Hanya saja cara Brandon menyikapi kekuatan ini, sangat berbeda dengan cara Clark Kent / Superman menyikapi kekuatannya. Di sini digambarkan bahwa kekuatan Brandon sama plek ketiplek dengan kekuatan Superman.

Yaaah Brandon di sini memang merupakan Superman versi jahat. Gambaran akan kasih sayang Kyle dan Tori memang sudah ditonjolkan. Namun entah kenapa sebagian besar nampak hambar dan miskin emosi. Pada awalnya saya melihat kasih sayang Tori sebagai seorang ibu. Tapi semakin lama kasih sayang tersebut terlihat kurang meyakinkan. Usaha untuk menghentikan teror Brandon pun gagal menghasilkan adegan yang mencekam. Saya agak bingung mau dibawa ke mana arah Brightburn (2019). Mau dibilang horor yaaa tidak ada seram-seramnya. Mau dibilang misteri, dimana misterinya???

Disana sungguh tidak ada misteri yang membuat saya penasaran. Kenyataan akan apa dan siapa Brandon sungguh tidak menarik dan basi. Kalau hanya ingin mengisahkan Superman versi jahat, DC Comics sudah memiliki berbagai cerita akan Superman jahat. Yang paling terkenal diantaranya adalah Superman versi Injustice, dimana Superman berubah menjadi jahat ketika Louis Lane dibunuh oleh Joker. Cerita dan alurnya jauh lebih kompleks dan menarik ketimbang Brightburn (2019). Jadi jelas sudah, mengisahkan Superman versi jahat bukanlah sesuatu yang revolusioner bagi saya pribadi hehehehe v(^_^)v.

Di luar ekspektasi saya, Brightburn hanya dapat memperoleh nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”. Kalau mau melihat Superman versi jahat lebih baik melihat beberapa produk asli DC Comics seperti Injustice, Superman: Red Son, JLA: Earth 2, Irredeemable dan Infinite Crisis ;).

Sumber: http://www.sonypictures.com/movies/brightburn

Justice League (2017)

Walaupun saya pesimis terhadap kualitas Justice League (2017), film ini tetap masuk ke dalam daftar wajib tonton saya. Melihat kurang gregetnya Man of Steel (2013), Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) dan Suicide Squad (2016), wajar saja kalau banyak orang meragukan kualitas Justice League (2017). Dari beberapa film layar lebar DC superheroes, praktis hanya Wonder Woman (2017) saja yang mampu memperoleh sambutan hangat. Sampai saat ini, film-film superhero Marvel jauh mengungguli film-film superhero DC. Tapi bagaimanapun juga, dulu saya tumbuh ditengah-tengah dominasi komik superhero DC. Nama-nama Superman, Batman, Robin, Wonder Woman, Green Lantern dan superhero DC lainnya jauh lebih populer ketimbang Iron Man, Thor, Hulk dan superhero Marvel lainnya. Saya pun tentunya lebih mengenal kumpulan superhero DC yang tergabung pada Justice League, dibanding kumpulan superhero Marvel yang tergabung pada The Avengers.

Sama seperti Suicide Squad (2016), Justice League (2017) menceritakan keadaan dunia setelah tragedi pada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) terjadi. Hilangnya Superman benar-benar menyisakan lubang yang besar bagi penduduk Bumi. Setelah beberapa kriminal berusaha mengisi lubang tersebut pada Suicide Squad (2016), kini giliran beberapa superhero yang berusaha mengisi lubang tersebut.

Embrio Justice League sebenarnya sudah mulai ada sejak Batman V Superman: Dawn of Justice (2016). Batman atau Bruce Wayne (Ben Affleck) terlihat menyeleksi beberapa kandidat Justice League yaitu Diana Prince atau Wonder Woman (Gal Gadot), Barry Allen atau The Flash (Ezra Miller), Arthur Curry atau Aquaman (Jason Momoa) dan Victor Stone atau Cyborg (Ray Fisher).

Batman adalah perwakilan ras manusia biasa pada Justice League. Batman praktis tidak memiliki kekuatan super, ia hanya memiliki berbagai perlengkapan canggih sebagai alat bantu. Saya lihat Batman pada Justice League (2017) nampak kepayahan ketika harus bertarung bersama anggota Justice League lainnya. Kok ya Batman jadi terlihat lemah begini ya. Iron Man yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan super, tidak nampak selemah ini pada The Avengers. Selain itu, sangat aneh kalau Bruce Wayne mengumbar identitas rahasianya sebagai Batman, kepada calon-calon anggota Justice League. Lha sukur-sukur calon tersebut mau bergabung, bagaimana kalau tidak? Identitas Bruce Wayne sebagai Batman sudah dikantongi. Terus terang saya lebih suka Batman versi Christian Bale pada The Dark Knight Rises (2012).

Wonder Woman merupakan ratu bangsa Amazon yang tinggal di pulau Themyscira, sebuah pulau terpencil yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang seperti dikisahkan pada Wonder Woman (2017). Wonder Woman dapat melayang, bergerak sangat cepat, super kuat, serta dilengkapi oleh tali laso kejujuran, gelang sakti, tiara boomerang, perisai dan pedang. Wonder Woman nampak serius, dewasa, cantik dan gagah pada film ini :).

The Flash dapat dikatakan sebagai salah satu superhero favorit saya. Kekuatan The Flash memang hanya memiliki kecepatan super melebihi superhero lainnya, tapi kisah-kisah seputar The Flash selalu dapat digarap dengan apik. Pemilihan Ezra Miller sebagai pemeran The Flash sebenarnya agak mengecewakan yaaa, rasanya kok kurang pantas. Grant Gustin sudah mampu dengan baik memerankan The Flash pada Serial TV The Flash, kenapa kok bukan Grant saja yang memerankan The Flash? Ternyata karakter The Flash pada Justice League (2017) hendak dibuat lebih jenaka dan polos. Berbeda dengan The Flash versi Grant, The Flash versi Ezra ini memang tidak terlalu serius dan mampu memamcing tawa penonton. The Flash kembali berhasil menjadi karakter favorit saya walaupun kostumnya jelek, penuh logam-logam tajam yang aneh.

Aquaman versi komik klasik merupakan karakter superhero DC dengan kostum paling culun. Ia sering muncul dengan rambut kuning, pakaian oranye dan hijau, lengkap menaiki kuda laut yang imut. Yaaahhh, kesan culun tidak terlihat sama sekali pada Aquaman kali ini. Aquaman kali ini tampil lebih garang dengan kostum yang lebih gelap dan rambut hitam yang panjang. Aquaman nampak lebih tempramental dan memendam sebuah kemarahan yang mungkin akan dikisahkan pada film solo Aquaman nanti. Sayangnya karena kekuatan Aquaman berhubungan dengan air, maka peranan Aquaman tidak terlalu signifikan. Kenapa begitu? Jelas saja, karena mayoritas pertarungan dilakukan di darat :’D.

Cyborg merupakan manusia separuh mesin yang dapat terbang, mengendalikan segala perangkat elektronik, memperbaiki diri sendiri dan memiliki berbagai senjata dari tangannya. Sebelum berubah menjadi Cyborg, Vic adalah manusia biasa. Vic kemudian mengalami kecelakaan fatal yang hampir merenggut nyawanya. Ayah Vic, seorang ilmuwan jenius, menyelamatkan nyawa anaknya dengan menggunakan sebuah teknologi kuno yang terdampar di Bumi. Vic tetap hidup, tapi sebagian besar organ tubuhnya sudah digantikan oleh mesin dan komputer pintar. Belakangan diketahui bahwa teknologi yang menyusun Cyborg adalah salah satu dari tiga kotak ibu.

Dahulu kala, Steppenwolf (Ciaran Hinds) dan pasukannya datang ke Bumi bersama-sama dengan 3 kotak ibu. Ia menggunakan kekuatan gabungan dari 3 kotak ibu untuk menguasai Bumi dan mengubah Bumi menjadi planet asal Steppenwolf, Apokolips. Namun Steppenwolf mengalami kekalahan ketika menghadapi kekuatan gabungan dari bangsa manusia, Amazon, Atlantis, Green Lantern Corps dan dewa-dewa Olympus. Steppenwolf berhasil melarikan diri dan meninggalkan ketiga kotak ibu di Bumi. Kemudian penduduk Bumi saat itu sepakat untuk menyimpan kotak ibu di 3 tempat yang berbeda. Bangsa Amazon menyimpan kotak ibu pertama di pulau Themyscira, bangsa Atlantis menyimpan kotak ibu kedua di dasar laut, bangsa manusia menyimpan kotak ibu ketiga di ……. tempat kerja ayah Victor Stone. Dengan memanipulasi kotak inilah Victor berubah menjadi Cyborg.

Kotak-kotak tersebut tidak menunjukkan keanehan sampai Superman .. hilang. Hilangnya Superman dari Bumi memicu ketiga kotak ibu untuk aktif. Hal ini dapat dideteksi oleh Steppenwolf yang langsung datang ke Bumi untuk mengambil ketiga kotak ibu dan kembali menggunakannya untuk menguasai Bumi. Kali ini penghalang ambisi Steppenwolf adalah Batman, Wonder Woman, Cyborg, The Flash dan Aquaman yang bergabung dalam Justice League. Ahhhh, apakah ini cukup? Sayangnya tidak, Justice League membutuhkan anggota lagi untuk meredam Steppenwolf.

Yang agak saya sayangkan dari Justice League (2017) adalah kok ya kenapa keempat anggota awal Justice League nampak kewalahan sekali menghadapi Steppenwolf dan pasukannya. Mereka terkesan hanya dihadirkan sebagai bantalan atau samsak saja :’D. Padahal rasanya Steppenwolf bukanlah tokoh antagonis yang populer di dunia DC Comics. Ia hanyalah paman dari Darkseid yang beberapa kali muncul di komik dalam cerita flashback. Darkseid tetaplah lawan Justice League yang paling populer. Bisa jadi ini merupakan pembuka bagi kehadiran Darkseid di layar lebar.

Seperti film superhero pada umumnya, Justice League (2017) dipenuhi oleh banyak adegan aksi yang didukung oleh efek dan kostum terbaik di eranya. Tapi untuk Justice League (2017), special effect terasa amat banyak dan ada sedikit bagian cukup janggal penempatannya. Beruntung adegan aksinya cukup keren dan film ini lebih memiliki “cerita” dibandingkan Man of Steel (2013) yang isinya hanya pukul-pukulan saja.

Saya lihat Justice League (2017) memiliki suatu momen “wow” yang tidak dapat saya sebutkan di sini karena akan menjadi spoiler. Sayang akhir dari film ini yaaa hanya begitu saja, penyelesaian yang terlalu sederhana dan kurang cerdas. Peperangan melawan Steppenwolf yaaa hanya begitu saja, rasanya peperangan tersebut hanya seperti kisah pelengkap saja.

Terlepas dari beberapa kelemahan yang saya lihat di Justice League (2017), film ini tetap mampu menyuguhkan cerita dan adegan aksi yang bagus. Ditambah dengan beberapa adegan lucu dari The Flash, praktis film ini gagal membuat saya tertidur sepanjang film :). Bagi saya, meskipun kostumnya jelek, The Flash adalah bintang dari film ini :D. Akhir kata, rasanya Justice League (2017) masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.
Sumber: http://www.unitetheleague.com

Justice League: The Flashpoint Paradox (2013)

Melihat pembahasan mengenai film seri The Flash musim kedua, saya sering mendengar kata-kata Flashpoint Paradox, aaahhh ternyata itu judul seri komik dan film animasi DC Comics yang cukup populer dengan Flash sebagai tokoh sentralnya, tumben bukan Superman atau Batman hehehe. Biasanya film-film animasi DC didominasi oleh 2 nama tersebut.

Pada Justice League: The Flashpoint Paradox (2013), Batman dan Superman tetap ada kok, judulnya saja mengandung kata-kata Justice League. Tak hanya Flash alias Barry Allen (Justin Chambers), Superman alias Clark Kent (Sam Daly) dan Batman alias Bruce Wayne (Kevin Conroy), hadir pula Wonder Woman alias Diana (Vanessa Marshall), Aquaman alias Arthur Curry (Cary Elwes), Cyborg alias Victor Stone (Michael B. Jordan) dan Green Lantern alias Hal Jordan (Nathan Fillion), wah lengkap juga yahhh. Dikisahkan bahwa Flash dengan dibantu Justice League, berhasil menangkap Professor Eobard “Zoom” Thawne atau Reverse-Flash (C. Thomas Howell) dan beberapa supervillain lain yang ikut mengeroyok Flash. Baik di komik maupun di film, Zoom sering hadir sebagai musuh besar Flash, tak terkecuali pada Justice League: The Flashpoint Paradox (2013).

Setelah Zoom tertangkap, Barry Allen beristirahat dan kemudian terbangun dari tidur pendeknya. Setelah Barry bangun, ia menemukan dirinya berada di dunia yang berbeda. Barry mendadak kehilangan kekuatannya dan semua anggota Justice League mengalami takdir yang berbeda sehingga mereka pun bukan superhero yang Barry kenal. Batman bukanlah Bruce Wayne, Superman tidak dibesarkan oleh keluarga Kent, Hal Jordan tidak terpilih menjadi Green Lantern dan Cyborg menjadi tangan kanan presiden Amerika. Bagaimana dengan Wonder Woman dan Aquaman? Keduanya terlibat cinta segitiga dan perselingkuhan yang mengakibatkan perang besar antara bangsa Amazon dan Atlantis. Dunia yang satu ini diambang kehancuran akibat perseteruan antara kedua bangsa super tersebut. Manusia biasa hanya dapat menonton dan pasrah sebab superhero lain nampak tak berdaya. Di tengah-tengah kebingungan ini, Barry melihat ibunya yang seharusnya sudah meninggal. Pada dunia ini, ibu Barry ternyata masih hidup, aaah ada secercah kebahagiaan di sana.

Bagaimana semua ini bisa terjadi? Barry yakin bahwa Zoom telah pergi ke masa lalu dan mengubah masa lampau sehingga dunia menjadi sekacau ini. Dengan dibantu Batman, Barry berusaha mereplikasi kecelakaan yang merubah Barry menjadi Flash. Barry harus berlari sekencang mungkin, menembus kecepatan cahaya untuk pergi ke masa lalu untuk memperbaiki ini semua. Rencana hanyalah rencana, hal itu tak mudah diraih. Dalam perjalanannya, banyak tokoh-tokoh superhero yang tewas. Beberapa adegannya agak sadis ya bagi anak-anak. Justice League: The Flashpoint Paradox (2013) lebih cocok untuk ditonton oleh orang dewasa meskipun berwujud film animasi atau kartun.

Perbedaan akan nasib para superhero dan supervillain menarik untuk diikuti, beberapa bahkan mencengangkan untuk dilihat. Saya lihat terdapat kesedihan pada hubungan antara Flash dengan ibunya dan hubungan antara Bruce Wayne dengan keluarganya. Jadi film ini bukan hanya film kartun yang sarat adegan pukul-pukulan atau tembak-tembakan saja :). Apalagi terdapat sedikit kejutan pahit pada bagian akhir film ini, asalkan teman-teman tidak membaca sinopsis di beberapa tulisan yang tidak bertanggung jawab yaa. Entah kenapa untuk film yang satu ini, banyak orang memasukkan spoiler ke dalam sinopsis mereka. Sesuatu yang harusnya terungkap di akhir film justru diumbar di sinopsis :P.

Saya rasa Justice League: The Flashpoint Paradox (2013) layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Ternyata, walaupun sejauh ini film-film DC Comics di layar lebar relatif kalah dibandingkan film-filmnya Marvel, DC Comics mampu menelurkan film animasi yang berkualitas. Ahhh kenapa yang seperti ini tidak saya lihat pada film-film bioskop DC Comics terbaru? ;’)

Sumber: http://www.dccomics.com/movies/justice-league-the-flashpoint-paradox-2013

Serial Supergirl

supergirl-1

Supergirl merupakan superhero dari DC Comics dengan kostum yang sangat mirip dengan Superman, bedanya hanya pada bagian rok Supergirl saja. Tidak hanya kostumnya saja yang mirip, kekuatan super mereka pun identik. Yaah bisa dibilang Supergirl adalah Superman versi perempuan. Kemiripan ini terjadi karena pada dasarnya Superman dan Supergirl sama-sama berasal dari planet Kripton yang sudah hancur. Mereka sama-sama memperoleh kekuatan dari matahari yang menyinari planet kita ini.

Apa hubungan antara Supergirl dan Superman? Supergirl atau Kara Zor-El (Melissa Benoist) ternyata adalah sepupu Superman atau Kal-El. Ketika Kripton meledak, Kara berhasil lolos dengan menggunakan kapsul menyelamat dan seharusnya ia bertugas untuk melindungi Kal-El yang usianya lebih muda. Namun tidak seperti Kal-El yang langsung mendarat di Bumi, kapsul Kara justru terjebak di zona Phantom sehingga Kara terjebak di sana tanpa menua sedetikpun.

Sekitar 24 tahun kemudian, Kara akhirnya dapat lolos dari zona Phantom dan mendarat di Bumi. Setibanya di sana, Kal-El sudah dewasa dan menjadi Superman. Di sinilah awal mula kisah serial Supergirl. Dikisahkan bagaimana asalmula Kara berusaha memanfaatkan kekuatan supernya agar berguna bagi lingkungan sekitarnya. Ia pun berusaha untuk melepaskan diri dari bayang-bayang kejayaan Superman yang sangat dominan. Perlahan tapi pasti, Kara berubah menjadi Supergirl yang dapat diandalkan oleh penduduk kota National ketika bahaya datang.

supergirl-2

supergirl-13

supergirl-9

supergirl-7

supergirl-11

Kalau Batman tinggal di Gotham, Superman di Metropolias, Flash di Central dan Arrow di Starling, nah Supergirl memilih National sebagai tempat tinggalnya. Mirip dengan Superman, sehari-harinya Supergirl menggunakan identitas samaran yaitu Kara Danvers yang bekerja sebagai asisten Cat Grant (Calista Flockhart) di CatCo Worldwide Media kota National, perusahaan media masa mirip Dailly Planet di Metropolis. Aaahhh identitas rahasia yang sekali-lagi sangat mirip dengan identitas rahasia Superman. Kara hanya melepaskan ikat rambut dan kacamata ketika berubah menjadi Supergirl. Di era tahun 70-an, penyamaran seperti itu mungkin masih ampuh. Tapi ini sudah abad 21, yaa ampun, mana mungkin bisa. Bos Kate, Cat Grant, saja hanya membutuhkan beberapa episode untuk mengetahui indentitas Supergirl. Saya rasa karakter Cat relatif lebih unik dan menonjol sepanjang pemutaran perdana serial Supergirl. Sayang pada musim pemutaran kedua Supergirl, Cat memutuskan untuk pergi dan menyerahkan kursi pimpinan Catco Worldwide Media kepada James Olsen (Mehcad Brooks).

supergirl-6

Sama seperti serial The Flash, si karakter utama jatuh cinta kepada tokoh berkulit gelap yang secara fisik tidak rupawan, tapi pada serial tersebut dibuat seolah-olah menjadi “rebutan” :’D. Nah, kalo Flash memiliki Iris West, Supergirl memiliki James Olsen. Dengan wujud Supergirl yang cantik, sepertinya hal ini tidak seimbang dengan Mas Olsen. Olsen praktis tidak memiliki kelebihan yang terlalu menonjol sepanjang saya menonton serial Supergirl.

Satu hal unik yang Olsen lakukan adalah ikut-ikutan menjadi superhero. Dengan menggunakan kostum besi dan perisai, Olsen berubah menjadi Guardian. Sebenarnya Guardian versi komik merupakan Captain America kawe 2 karena kemampuannya sama tapi kostumnya berbeda. Untunglah penampilan Olsen sebagai Guardian relatif bagus.

Saya perhatikan kostum superhero-superhero pendamping yang muncul pada serial Supergirl, lebih bagus dibandingkan serial Arrow. Pada serial Arrow, banyak tokoh tambahan yang menggunakan kostum bertopeng tapi terkesan asal-asalan, kurang elok bagi film seri yang diproduksi di abad 21.

Pada Supergirl, selain Guardian, hadirpula Martian Manhunter, Lar Gand, Bizarro, Siobhan Smythe dan…. Superman. Whaa, Superman sampai diterbangkan DC Comics ke kota National demi mendongkrak serial sepupunya hehehehehe. Bagaimanapun juga kehadiran mereka mampu menambah warna serial Supergirl.

supergirl-4

supergirl-5

supergirl-8

Kalau diliat dari segi cerita, Supergirl memang relatif hambar, kurang greget dan tidak mampu membuat saya penasaran. Yaaaa biasa saja, sebuah kisah superhero dengan kostum dan special effect yang bagus, tak lebih dari itu.

supergirl-15

supergirl-3

Secara keseluruhan, serial Supergirl masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Masih bisa dijadikan hiburan diwaktu senggang bersama keluarga meakipun mau diapakan juga, pamor Supergirl tidak akan menyamai pamor Superman.

Sumber: http://www.warnerbros.com/tv/supergirl

Captain America: Civil War (2016)

CivilWar1

Pada tahun 2016 ini, DC Comic dan Marvel sama-sama menampilkan film yang mengisahkan perseteruan antar sesama superhero. Setelah sekitar beberapa bulan yang lalu saya melihat Superman dan Batman saling baku hantam pada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016), kemudian Marvel Comics menghadirkan perseteruan antara Captain America (Chris Evans) dengan Iron Man (Robert Downey Jr.) pada Captain America: Civil War (2016). Berbeda dengan perseteruan antara Superman dan Batman yang hanya melibatkan 2 superhero, perseteruan antara Captain America dan Iron Man ini melibatkan beberapa superhero lain yang sebelumnya sudah pernah muncul pada film-film Marvel. Sebagian berdiri di belakang Iron Man dan sebagian lagi berdiri di belakang Captain America. Mereka sama-sama di pihak yang baik, namun perseteruan yang semakin memanas memaksa kedua kubu untuk berkelahi habis-habisan.  Apa sih yang membuat Captain America dan Iron Man berseteru?

CivilWar21

Pada sebuah misi di Afrika, The Avengers berhasil menuntaskan sebuah misi dan kembali menyelamatkan dunia. Namun dalam prosesnya, mereka tidak sengaja menghancurkan sebuah gedung yang dipadati penduduk. Kabar ini viral dan kembali mengingatkan penduduk dunia akan kehancuran-kehancuran yang pernah terjadi ketika para superhero beraksi sebagaimana pernah dikisahkan pada The Avengers (2012), Iron Man 3 (2013), Thor: The Dark World (2013) dan Avengers: Age of Ultron (2015).

CivilWar25

Kemudian PBB dengan didukung oleh pihak pemerintah dari berbagai negara memutuskan bahwa semua aksi superhero harus dimonitor oleh pihak PBB dan pemerintah. Inilah cikal bakal dari perdebatan antara Captain America dan Iron Man. Setelah peristiwa pada Iron Man 3 (2013), sikap dan pendapat Iron Man atau Tony Stark terhadap konsep superhero agak bergeser. Ia sudah tidak bersikap seperti milyuner yang seenaknya sendiri. Iron Man nampak terlalu serius di sini, ahhhh payah, tidak selucu dulu lagi. Bagaimana dengan Captain Amerika? Ia menolak mentah-mentah aturan PBB dan pemerintah tersebut karena menurutnya aksi superhero tidak boleh dicampuri oleh kepentingan-kepentingan politis, semua harus murni untuk kemanusiaan.

CivilWar4

Adu mulut berubah menjadi baku hantam setelah ada seorang misterius yang berusaha mempertajam perseteruan tersebut. Apa motifnya? Silahkan tonton filmnya :), yang pasti sudah pasti saya berdiri di pihak Captain America karena Iron Man nampak terlalu emosional dan kurang dapat berfikir lurus pada Captain America: Civil War (2016). Yaaaah, judulnya saja Captain America, sopasti sedikit banyak Cap akan nampak sebagai pihak yang logis dan benar.

Pada perseteruan besar ini Iron Man didukung oleh War Machine (Don Cheadle), Black Widow (Scarlett Johansson), Black Panther (Chadwick Boseman), Vision (Paul Bettany) dan Spider-Man (Tom Holland). Sedangkan Captain America didukung oleh Winter Soldier (Sebastian Stan), Falcon (Anthony Mackie), Hawkeye (Jeremy Renner), Scarlet Witch (Elizabeth Olsen) dan Ant-Man (Paul Rudd). Nah dipertengahan cerita ada pula superhero yang merubah dukungannya loh ;). Walaupun jumlah superhero yang dihadirkan pada Captain America: Civil War (2016) jauh lebih sedikit dibandingkan dengan versi komiknya, kehadiran mereka semua tentunya menjadi magnet bagi saya untuk tetap menonton film ini.

CivilWar9

CivilWar10

CivilWar16

CivilWar13

CivilWar6

CivilWar24

CivilWar20

CivilWar19

CivilWar15

CivilWar11

CivilWar3

CivilWar14

CivilWar8

CivilWar5

CivilWar2

Saya lihat kehadiran Black Panther, Spider-Man dan Ant-Man cukup menarik perhatian. Black Panther tampil lumayan keren dengan kostum serba hitam dan kelincahan yang mirip Wolverine. Ant-Man kali ini menampilkan kemampuan yang belum pernah ditampilkan pada film Marvel sebelumnya. Spider-Man?? Saya agak kaget melihat Spider-Man yang hak ciptanya sudah dibeli oleh perusahaan lain ternyata dapat hadir pada film Marvel. Sebagai salah satu icon komik Marvel, saya lebih suka dengan Spider-Man dibandingkan Captain America :D. Kehadiran mereka mampu mengobati kekecewaan saya karena keabsenan Thor dan Hulk pada Captain America: Civil War (2016).

CivilWar17

CivilWar26

CivilWar7

Walaupun ceritanya agak klise dan relatif mudah ditebak alurnya, Captain America: Civil War (2016) terbilang sedikit lebih unggul daripada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) dari segi cerita. Tapi kalau dari segi kostum dan adegan aksi, Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) tetap lebih unggul. Dengan demikian, rasanya Captain America: Civil War (2016) layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Di dalam dunia DC Comics, pesaing Marvel Comics, ada pula kisah perseteruan yang melibatkan banyak superhero yaitu Injustice, whaaa kapan yaaa Injustice ada versi filmnya :).

Sumber: marvel.com/CaptainAmericaPremiere

 

Batman V Superman: Dawn of Justice (2016)

Superman Batman 1

Setelah penantian panjang, akhirnya pada tahun 2016 ini DC Comics menghadirkan 2 superhero mereka yang paling terkenal dalam 1 film layar lebar. Superman dan Batman tidak hanya menjadi icon DC Comics yang paling terkenal, namun rasanya kedua superhero tersebut merupakan 2 superhero paling terkenal dan terpopuler sepanjang masa. Bagi saya pribadi, nama besar keduanya mampu mengalahkan deretan superhero-superhero keluaran Marvel mulai dari Spiderman, Iron Man, Hulk, Deadpool, X-Men, Punisher, Ant Man sampai Thor :).

Kali ini Superman dan Batman hadir dalam Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) yang mengambil latar belakang keadaan beberapa bulan setelah pertempuran maha dahsyat pada Man of Steel (2013) berakhir. Pemeran Superman atau Clark Kent masih sama seperti pada Man of Steel (2013) yaitu Henry Cavill. Sedangkan Batman atau Bruce Wayne tidak diperankan lagi oleh Christian Bale yang sebelumnya suskes memerankan Batman pada Trilogi Dark Knight. Ben Affleck lah yang kali ini hadir sebagai Batman.

Superman Batman 12

Superman Batman 11

Superman Batman 15

Dikisahkan bahwa perkelahian antara Superman dan Jendral Zod (Michael Shannon) pada Man of Steel (2013) memakan banyak korban jiwa. Sebagian masyarakat menganggap Superman sebagai pahlawan, namun sebagian lagi sangat membenci Superman dan menyalahkan Superman atas kehancuran dan kematian yang terjadi pada Man of Steel (2013).

Superman Batman 9

Superman Batman 13

Superman Batman 7

Superman Batman 6

Hal ini dimanfaatkan oleh Lex Luthor (Jesse Eisenberg) untuk memperburuk hubungan antara Superman dan Batman. Batman memang beraksi di Gotham dan Superman beraksi di Metropolis, dua kota yang berbeda. Namun keduanya saling melihat dan mengamati aksi satu sama lain. Beberapa tindakan Batman tidak sesuai dengan pemikiran Superman, sebaliknya Batman pun kurang setuju dengan beberapa tindakan Superman meskipun keduanya sama-sama membela kebenaran dan memerangi kejahatan. Pada bagian ini, saya rasa alasan kenapa Batman dan Superman kurang suka satu sama lain tidak setajam alasan perseteruan Superman dan Batman yang dikisahkan pada komik The Dark Knight Returns karya Frank Miller pada 1986 :(.

Superman Batman 8

Superman Batman 10

Superman Batman 2

Superman Batman 16

Superman Batman 14

Superman Batman 5

Well, pada akhirnya, sesuai judulnya, Superman memang akan berkelahi dengan Batman pada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016). Perkelahian yang lumayan seru namun tidak seheboh dan sedahsyat perkelahian mereka berdua melawan . . . . . . Doomsday.

Superman Batman 3

Bagi teman-teman yang membaca komik Superman pasti tau siapa Doomsday. Bagian akhir dari film ini pun pasti hampir bisa ditebak arahnya kemana. Kemunculan Doomsday merupakan akhir sekaligus awal dari sesuatu, sesuatu itu merupakan alasan kenapa saya sudah pasti akan menonton sebuah film DC Comics berikutnya ;).

Tapi terus terang saya agak heran, fisik Doomsday pada film ini memang keren dan menyerupai komiknya, namun asal mula kelahiran Doomsday pada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) rasanya jauh melenceng dibandingkan asal mula kelahiran Doomsday pada versi komik. Alasan kenapa Lex Luthor menginginkan kematian Superman pun tidak terlihat jelas. Selain itu ceritanya terkadang nampak lompat-lompat karena film ini ingin menampilkan jalan cerita dari beberapa tokoh tapi perpindahannya kurang halus.

Berbicara soal tokoh, ternyata selain Batman dan Superman, ada tokoh-tokoh superhero lain yang muncul di Batman V Superman: Dawn of Justice (2016). Kita dapat melihat Wonder Woman (Gal Gadot), The Flash (Ezra Miller), Aquaman (Jason Momoa) dan Cyborg (Ray Fisher). Diantara keempatnya, Wonder Woman memperoleh porsi yang cukup besar. Lagu pengiring ketika Wonder Woman hadir dan ikut berkelahi pun merupakan lagu pengiring yang keren dan mampu membuat adegan perkelahian semakin seru. Adegan perkelahian yang melibatkan Wonder Woman merupakan bagian paling seru dari film ini.

Superman Batman 19

Superman Batman 18

Superman Batman 17

Saya nilai adegan perkelahian pada Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) memang tidak sebanyak Man of Steel (2013), namun rasanya lebih proporsional. Adegan perkelahian pada Man of Steel (2013) memang keren tapi agak terlalu banyak, overdosis :’D. Dengan didukung oleh special effect d an kostumyang keren, Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) mampu memberikan visualisasi yang cantik dan bagus untuk ditonton :).

Superman Batman 4

Film superhero DC Comics kali ini memang seru dan keren, namun beberapa kelemahan pada plot ceritanya membuat saya hanya mampu untuk memberikan nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Bagaimanapun juga, film Batman V Superman: Dawn of Justice (2016) tetap layak untuk dijadikan hiburan dan kita tidak rugi kalau menontonnya di bioskop, durasinya 2 jam lewat gitu loh hehehehehe.

Sumber: batmanvsuperman.dccomics.com

Man of Steel (2013)

Man-of-Steel_1

Setelah sempat hadir di layar lebar pada 2006 lalu, kini jagoan super yang sudah beken sejak saya lahir, kembali ke layar lebar dengan versi cerita yang agak berbeda, Man of Steel. Superman pertama kali muncul pada tahun 1978 dengan dibintangi oleh Christopher Reeve, kemudian dilanjutkan oleh Superman II (1980), Superman III (1983) dan Superman IV (1987). Sejak pemeran utama Superman mengalami kecelakan yang membuat kakinya lumpuh, tidak ada lagi film Superman versi layar lebar. Yang ada adalah komik, versi serial TV dan versi kartunnya. Hal ini berlangsung hingga 2006 lalu. Sayangnya Superman Returns (2006) ceritanya agak kurang ok menurut saya, agak kecewa begitu melihatnya. Untunglah Man of Steel memilih jalan cerita yang lain, tidak melanjutkan cerita dari akhir  Superman Returns (2006) :D.

Man-of-Steel_7

Man-of-Steel_4

MAN OF STEELMan of Steel berkisah bagaimana Clark Kent (Henry Cavill) berkelana mencari jati diri. Dia belum bekerja di Daily Planet, dia juga belum menggunakan kostum Superman. Clark selalu merasa berbeda dengan lingkungan sekitarnya, ia memiliki kekuatan super di atas rata-rata manusia biasa. Clark memang bukanlah manusia biasa, dia adalah mahluk dari planet Kripton yang dikirim ke Bumi sejak masih bayi. Ayah angkat Clark di Bumi, Jonathan Kent (Kevin Cosner), mengajarkan Clark agar Clark menyembunyikan kekuatan super yang dimilikinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Penduduk Bumi belum siap menerima kenyataan bahwa ada seorang mahluk super hidup diantara mereka. Rahasia Clark terpaksa harus dibuka begitu Jendral Zod (Michael Shannon) datang ke Bumi mencari Clark. Zod merupakan seorang Jendral dari Kripton, planet asal Clark. Sebelum Kripton meledak, Zod melakukan pemberontakan yang mengakibatkan tewasnya Jor El (Russell Crowe), ayah kandung Clark. Zod ingin mengambil codex yang disembunyikan oleh Jor El, Zod menduga bahwa Clark tahu dimana codex berada. Codex dapat dipergunakan untuk membangkitkan Kripton beserta penduduknya di atas Bumi. Masalahnya, apabila Bumi diubah menjadi Kripton, bagaimana dengan nasib umat manusia? Clark harus memilih antara bangsa Kripton atau manusia.

Man-of-Steel_8

MAN OF STEEL

Man-of-Steel_10

Man-of-Steel_11Cerita Man of Steel tidak mengikuti film-film Superman lainnya. Tidak ada karekter Lex Luthor di Man of Steel. Tapi karakter seperti Louis Lane (Amy Adams) dan Perry  White (Laurence Fishburne) sudah ada. Kalau di Superman versi yang terdahulu, kostum Superman diperoleh dari hasil jahitan manusia. Nah di Man of Steel, kostum Superman merupakan baju pemberian Jor El. Pertemuan pertama antara Clark dan Louis pun dikisahkan agak berbeda. Banyak hal-hal lain yang agak berbeda, serupa tapi tak sama :D.

Film Review Man of Steel

Man-of-Steel_6

Tidak hanya cerita, kostum yang dipergunakan pun berbeda. Menurut saya sih lebih keren kostum Superman yang sekarang dibanding kostum Superman yang dulu. Hari gini masih pake celana dalam di luar? :P. Superman yang ini, menggunakan warna kostum yang lebih gelap, lebih bagus siy. Mungkin di tahun 1970-an, superhero dengan celana dalam di liar dan warna kostum yang nge-jreng tidaklah terlalu aneh. Tapi di abad 21 ini, kalau benar ada Superman muncul keliling kota pakai celana dalam di luar dengan warna yang mencolok, yaaa, kayak badut aja, aneh, gak keren :P.

Man-of-Steel_2

Man-of-Steel_5

Dengan dibintangi oleh beberapa nama terkenal seperti Kevin Cosner, Russell Crowe dan Laurence Fishburne, tentunya film ini cukup menarik untuk ditonton. Spesial efeknya pun cukup memuaskan. Mulai dari awal hingga akhir, banyak sekali adegan-adengan yang menggunakan spesial efek, sebagian besar adegan berkelahi dan perang-perangan. Banyaknya adegan action di film ini, rasanya mengurangi jatah cerita-nya. Man of Steel agak miskin cerita, banyak pukul-pukulan dan tembak-tembakannya. Menurut saya, film ini layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Ga rugi nonton film ini di bioskop, layar yang besar dan tata suara yang bagus, membuat adegan action di film ini semakin nyaman di tonton.

Source: www.manofsteel.com/index.html