Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017)

Guardian of the Galaxy Vol. 2 (2017) termasuk film 2017 yang tidak akan saya lewatkan. Film ini tentunya akan kembali mengisahkan petualangan sekelompok mahluk luar angkasa yang terdiri dari Star-Lord atau Peter Quill (Chris Pratt), Gamora (Zoe Saldana), Drax the Destroyer (Dave Bautista), Rocket (Bradley Cooper) dan Groot (Vin Diesel). Memang sih tokoh-tokohnya tidak sepopuler The Avengers, tapi kisah The Guardians of the Galaxy tentunya akan tetap menarik diikuti karena kandungan humor yang lebih kental di sana. Selain itu, konon The Guardian of the Galaxy akan bergabung dengan The Avengers juga untuk melawan mega villain Thanos pada film berikutnya yang akan datang, bukan pada Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017) tentunya ;).

Berbeda dengan film superhero Marvel lainnya, Guardians of the Galaxy mengambil luar angkasa sebagai latar belakangnya, yaaa latar belakangnya jadi mirip Star Trek. Tentunya kita akan melihat pesawat luar angkasa, planet dan mahluk-mahluk luar angkasa yang unik. Mirip seperti film pertamanya, penampakan Bumi sebagai latar belakang rasanya hanya secuil saja, yaitu ketika mengisahkan latar belakang Peter Quill.

Masih segar diingatan saya, Guardians of the Galaxy (2014) diawali dengan asal mula Peter Quill atau Star Lord. Ibu Peter adalah manusia biasa yang meninggal dunia karena kanker otak. Kemudian Peter diambil dari Bumi oleh Yondu Udonta (Michael Rooker), pemimpin Ravengers. Ravangers sendiri merupakan sebuah kelompok pencuri, penyelundup dan bajak laut luar angkasa. Di sinilah Peter dibesarkan dan dilatih oleh Yondu sehingga Peter dapat memimpin Guardians of the Galaxy. Yondu selama ini telah menjadi figur ayah bagi Peter, namun tetap saja Yondu bukanlah ayah kandung Peter. Siapakah ayah Peter sebenarnya?

Mirip seperti Guardians of the Galaxy (2014), Guardian of the Galaxy Vol. 2 (2017) diawali dengan Bumi di erah 80-an sebagai latar belakangnya. Untuk pertama kalinya, wujud ayah Peter muncul di sana. Bertahun-tahun kemudian, dalam sebuah pertempuran luar angkasa, Guardians of the Galaxy diselamatkan oleh sosok misterius yang tak lain adalah ayah Peter. Dengan kekuatan dan teknologi yang dimiliki, Ego (Kurt Russell) datang menolong anaknya yang telah lama ia cari. . . . . . Ow ow ow ow tunggu sebentar, lha kok yang muncul malah Ego? Pada versi komik, ayah Peter Quill adalag J’son, raja dari bangsa Spartoi. Sementara itu Ego versi komik adalah sesuatu yang berbeda yaa, rasanya Ego lebih banyak berinteraksi dengan Thor dibandingkan Guardians of the Galaxy. Aahhh apakah Ego sama dengan J’son? Apakah Ego benar ayah Peter? Terlepas dari versi komiknya, Ego yang diperankan Kurt Russell bukanlah raja, melainkan semacam kaum celestial yang memiliki kemampuan penciptaan. Kaum ini bagaikan dewa bagi mahluk-mahluk luar angkasa karena umur dan kemampuannya yang luar biasa. Peter ternyata mewarisi beberapa kemampuan yang Ego miliki. Hanya saja, Peter separuh manusia sehingga ia memiliki hati nurani dan perasaan, hal itulah yang tidak dimiliki Ego sebagai kaum celestial murni.

Mendengar kabar bahwa Peter sudah bertemu dengan Ego, Yondu langsung berangkat menyusul Peter. Dahulukala, Yondu mengambil Peter dari Bumi atas permintaan Ego, namun Yondu tidak mengantarkan Peter kepada Ego. Yondu justru “menculik” Peter karena menurut Yondu, Peter berbakat menjadi anggota Ravangers seperti dirinya. Film Guardian of the Galaxy kali ini mengambil “keluarga” sebagai temanya dengan hubungan antara Peter dengan Ego dan Yondu berada di pusat. Ego, seorang dewa abadi yang maha kuat dan berkuasa, namun tidak pernah ada untuk Peter. Yondu, seorang penjahat yang agak brengsek dan keras, namun selalu ada untuk Peter dengan caranya sendiri. 2 figur ayah yang sama-sama memiliki kekurangan dan keabnormalan, tentunya menjadikan kisah Guardian of the Galaxy Vol. 2 (2017) menjadi semakin unik.

Tidak hanya keluarga Peter, hubungan di dalam keluarga Gamora pun ikut ditampilkan di sini. Nebula (Karen Gillan) yang menjadi salah satu tokoh antagonis pada Guardians of the Galaxy (2014), kini hadir akantetapi sebagai sekutu Peter dan kawan-kawan. Asal mula hubungan benci tapi cinta antara Nebula dan Gamora dikemas dengan apik. Nebula dan Gamora adalah anak dari Thanos, dimana ketiganya saling benci satu sama lain.

Tidak hanya memperoleh Nebula sebagai sekutunya, hadir pula Mantis (Pom Klementieff) sebagai sekutu baru Guardians. Mantis memiliki kemampuan mendeteksi perasaan sekaligus mengubah perasaan mahluk lain, namun Mantis sendiri mempunyai kemampuan bersosialisasi yang buruk. Ketidakmanpuan Mantis bersosialisasi ini sering memancing tawa.

Bak film komedi saya sering tertawa ketika menonton film ini, terlebih lagi ketika melihat tingkah si kecil Groot yang hanya dapat berkata,”I am Groot” :D. Tokoh Guardians favorit saya bukanlah Peter, Gamora, Drax atau Rocket, melainkan Groot :D. Mimik dan tingkah yang lucu tidak mengurangi kontribusi Groot terhadap Guardians ketika bahaya datang. Tubuh yang mungil justru menjadi kelebihan Groot karena diam-diam Groot dapat menyusup ke dalam lorong-lorong sempit, hal yang tak dapat anggota Guardians lainnya.

Saya rasa Guardian of the Galaxy Vol. 2 (2017) berhasil menjadi film yang lengkap. Di sana ada tawa canda, ada tangis yang mengharukan, tak lupa tentunya ada banyak adegan aksi yang apik dengan didukung special effeck yang bagus :). Saya rasa film ini lebih baik daripada film pertamanya.

Guardian of the Galaxy Vol. 2 (2017) tentunya layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Pada film Marvel kali ini, Stan Lee bukanlah satu-satunya karakter yang sekilas muncul, hadir pula Sylvester Stallone sebagai . . . . aaahhh silahkan tonton sendiri filmnya, bagus kok ;).

Sumber: marvel.com/guardians

Dredd (2012)

Ketika masih SD dulu saya pernah menonton film dengan tema futuristik yang berjudul Judge Dredd (1995) yang diperankan oleh Sylvester Stallone. Film tersebut menampilkan aksi yang terbilang bagus untuk film keluaran tahun 1995, meskipun konon Judge Dredd (1995) dianggap sebagai salah satu film terburuk Sylvester Stallone, aktor laga yang sangat populet diera 90-an. Jauh 7 tahun kemudian, film mengenai Judge Dredd dihadirkan kembali melalui Dredd (2012).

Mirip seperti versi komik dan versi film tahun 1995, latar belakang Dredd (2012) adalah Bumi di masa depan yang penuh kehancuran. Di tengah-tengah wilayah yang tandus, terdapat Mega City 01, salah satu kota besar yang dapat dihuni manusia. Keterbatasan sumber daya dan kemiskinan menyebabkan kejahatan merajalela di dalam kota tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, pihak pemerintah mengerahkan hakim jalanan yang berfungsi sebagai polisi, hakim, juri dan eksekutor.

Judge Joseph Dredd (Karl Urban) adalah salah satu hakim jalanan yang datang ke Peach Trees Tower untuk menyelidiki sebuah pembunuhan sadis. Di sana, Dredd berhasil menangkap seorang tersangka yang akan Dredd jebloskan ke penjara. Tapi sayang, sebelum Dredd beserta tawanannya dapat keluar dari Peach Trees, tiba-tiba gedung tersebut masuk ke mode darurat dan terkunci. Tidak ada yang dapat masuk atau keluar dari Peach Trees.

Gedung apa sebenarnya Peach Trees itu? Peach Trees adalah gedung kumuh yang dihuni oleh ratusan penduduk. Gedung yang dulunya dikuasai oleh beberapa geng ini, sekarang dikuasai oleh 1 geng yang dipimpin oleh Madeline “Ma-Ma” Madrigal (Lena Headey). Sekarang, Ma-Ma mengunci Dredd di dalam Peach Trees agar orang-orang suruhan Ma-Ma dapat membunuh Dredd.

Beruntung Dredd tidak sendirian, ia ditemani seorang mutant, Judge Cassandra Anderson (Olivia Thirlby). Cassandra dapat membaca pikiran dan memanipulasi pikiran orang lain. Tapi tetap saja, Dredd dan Cassandra hanya 2 hakim jalanan yang terjebak di dalam sarang geng sadisnya Ma-Ma. Gedung Peach Trees dihuni oleh banyak sekali anggota geng Ma-Ma, sementara itu sisanya hanyalah penduduk sipil biasa yang terlalu takut untuk menolong Dredd.

Aaahhh, Dredd (2012) sebenarnya mengingatkan saya kepada The Raid (2011). Jalan ceritanya mirip sekali, hanya saja penyampain Dredd (2012)  lebih bagus dan tidak terkesan hanya dar der dor saja. Saya rasa Dredd (2012) mampu memberikan cerita yang jelas dan tidak membosankan walaupun latar belakang lokasinya hanya di Prach Trees saja.

Untuk urusan action Dredd (2012) banyak menampilkan adegan yang keren tapi agak sadis sehingga tak layak ditonton anak-anak. Kostum pada film ini relatif lebih baik ketimbang kostum pada Judge Dredd (1995) tapi ya rasanya agak mengganjal terutama bagian helm Dredd yang secara logika harusnya menghalangi pandangan Dredd, helm begitu kok ya dipakai :’P.

Secara keseluruhan, Dredd (2012) masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.  Tapi jangan ajak ana kecil tuk menonton film ini yaaa ;).

Sumber: http://www.dreddthemovie.com

Escape Plan (2013)

Escape Plan 1

Escape Plan (2013) adalah film action thriller yang mengisahkan bagaimana Ray Breslin (Sylvester Stallone) & Emil Rottmayer (Arnold Schwarzenegger) melarikan diri dari sebuah penjara misterius milik CIA. Ray sebenarnya adalah konsultan yang bertugas mencari titik lemah penjara-penjara yang ada di dunia sehingga titik lemah tersebut dapat diperbaiki dan tidak ada narapidana yang berhasil kabur. Ia telah berhasil meloloskan diri dari berbagai penjara dan menulis buku berdasarkan pengalamannya itu.

Kali ini Ray ditugaskan oleh CIA untuk mencari titik lemah salah satu penjara teroris mereka yang dibuat berdasarkan buku yang Ray tulis. Ray masuk ke dalam penjara tersebut sebagai narapidana sehingga ia dapat melakukan pengamatan dengan detail. Biasanya Ray dibantu oleh sebuah tim yang memberikan Ray dukungan dari jauh. Khusus untuk kasus terbaru ini, Ray tidak dibantu oleh timnya karena CIA ingin tahu seberapa besar kemungkinan penjaranya dapat dibobol oleh narapidana baru tanpa dukungan dari luar penjara.

Malang, ternyata Ray dijebak, tidak ada seorang pun yang percaya siapa Ray sebenarnya walaupun Ray sudah memberikan kode kepada sipir penjara, sebuah kode yang menunjukkan identitas asli Ray. Ray terpaksa harus meloloskan diri dari penjara tersebut agar ia tidak terjebak seumur hidup di sana.

Escape Plan 5

Di dalam penjara, Ray berkenalan dengan Emil yang sudah memiliki banyak koneksi di dalam penjara tersebut. Emil memang baru saja Ray kenal, entah apakah Emil dapat dipercaya atau tidak, tapi Ray tak punya pilihan lain. Keduanya kemudian bahu membahu bekerja sama agar dapat keluar dari penjara yang konstruksi dan posisinya masih misterius ini.

Escape Plan 3

Meskipun akhir dari film seperti Escapa Plan (2013) mudah ditebak seperti apa, saya tertarik ketika melihat bagaimana Ray & Emil melakukan observasi, penyelidikan dan perencanaan untuk meloloskan diri dari penjara. Terlebih lagi, ada sedikit kejutan terkait siapakah Emil sebenarnya :).

Escape Plan 2

Escape Plan 4

Escape Plan 8

Escape Plan 7

Sayangnya, saya lihat Escape Plan (2013) masih memuat sedikit adegan aksi yang agak mustahil seperti adegan dimana si jagoan tidak terkena peluru walaupun sudah ditembaki oleh banyak orang x__x. Yaaah berhubung adegan-adegan tersebut relatif sedikit, saya masih ikhlas untuk memberikan Escape Plan (2013) nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.

Sumber: http://www.escapeplanmovie.com

The Expendables 3 (2014)

Expendables 01

Melanjutkan kisah sukses The Expendables (2010) & The Expendables 2 (2012), Barney Ross (Sylvester Stallone) dan kawan-kawan kembali hadir dalam The Expendables 3 (2014). Sebagaimana pernah dikisahkan pada 2 film sebelumnya, The Expendables 3 (2014) masih mengisahkan petualangan sekelompok tentara bayaran, The Expendables, yang dipimpin oleh Barney. Kali ini The Expendables mendapat tugas dari seorang agen CIA, Max Drummer (Harrison Ford), untuk memburu dan menangkap hidup-hidup Conrad Stonebanks (Mel Gibson). Siapakah Stonebanks itu? Ia adalah seorang pedagang senjata yang dikenal sadis dan merupakan penjahat perang, CIA ingin mengadili Stonebanks di pengadilan internasional.

Expendables 14

Tidak mau melihat teman-teman seperjuangannya tewas, Barney memutuskan untuk memberhentikan anggota The Expendables yang lama dan merekrut anggota-anggota baru yang lebih muda. Menurut Barney, sudah saatnya anggota-anggota lama The Expendables berhenti melakukan pekerjaan yang berbahaya. Semua ada batasannya, mau sampai kapan mereka hidup menantang maut sebagai tentara bayaran?

Expendables 7 Expendables 6 Expendables 5 Expendables 4 Expendables 3 Expendables 1

Barney akhirnya merekruit beberapa anggota baru yang memiliki berbagai keahlian tertentu, namun sayangnya tokoh-tokoh baru ini diperankan oleh orang-orang yang namanya kurang terkenal bagi saya pribadi :P. Barney dan The Expendables baru ini berangkat untuk menangkap Stonebanks hidup-hidup, sebuah misi yang sudah pasti gagal, hehehe jagoan ya pasti kalah dulu :P. Semua anggota The Expendables baru tertangkap, beruntung Barney dapat lolos dan kembali ke Amerika.

Expendables 13

Bukannya kapok, Barney justru semakin termotivasi untuk menangkap Stonebanks, apalagi Stonebanks menyandera semua anggota The Expendables baru. Barney merasa bahwa ia memiliki tanggung jawab moral untuk menyelamatkan sekelompok anak muda yang baru ia rekruit. Misi penyelamatan sekaligus penangkapan yang akan Barney lakukan ini melibatkan anggota-anggota The Expendables senior seperti Lee Christmas (Jason Statham), Doctor Death (Wesley Snipes), Gunner Jensen (Dolph Lundgren) dan Toll Road (Randy Couture). Selain itu, Barney juga dibantu oleh mantan teman seperjuangannya yaitu Trench Mauser (Arnold Schwarzenegger) dan Yin Yang (Jet Lee). Max Drummer juga ikut serta membantu Barney pada misi ini karena ia memiliki dendam pribadi dengan Stonebanks. Terakhir, Barney mendapat bantuan pula dari seorang tentara bayaran yang kehilangan hampir semua teman-temannya, Galgo (Antonio Banderas).

BRAY_20130905_EXP3_09112.dng EXP3_20130919_13327.jpg Expendables 11 Expendables 10 Expendables 9 Expendables 2

Mirip seperti The Expendables (2010) dan The Expendables 2 (2012), The Expendables 3 (2014) menghadirkan sebuah suguhan yang seru dengan menampilkan beberapa aktor film action yang sempat populer di era 90-an. Ketika menonton The Expendables 3 (2014), saya menemukan momen “wow keren”, lebay & lucu. Atribut serba hitam dan gaya/teknik tempur di film ini memang keren, meskipun saya masih melihat aksi-aksi lebay ala film action tahun 90-an dimana si jagoan dapat berdiri dan berlari sambil menembak ke segala arah tanpa terluka sedikitpun padahal tokoh-tokoh antagonisnya memiliki kesempatan yang cukup besar untuk melukai si jagoan. Syukurlah aksi lebay seperti itu porsinya relatif sedikit, saya hanya sekilas melihatnya. Yang saya paling suka dari The Expendables 3 (2014) adalah hadirnya beberapa momen lucu yang diakibatkan oleh “kegilaan” para kru The Expendables sehingga film ini tidak monoton, sesekali saya bisa tertawa lebar terutama ketika melihat tingkah stres Galgo yang diperankan dengan baik sekali oleh Antonio Banderas :D.

Expendables 8The Expendables 3 (2014) berhasil menghibur saya dan layak mendapat nilai 5 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus Sekali”. Sayangnya film ini sedang tersangkut kasus pembajakan sehingga peringkat Box Office-nya kurang baik. Beberapa minggu sebelum The Expendables 3 (2014) mulai tayang di bioskop, film ini sudah beredar di internet. Parahnya lagi, yang beredar di internet adalah file film dengan resolusi yang sangat bagus sekelas DVDRip, bukan kelas bawah seperti Cam. Entah Mas Stallone rugi berapa, semoga kasus ini tidak menghambat atau membatalkan pembuatan The Expendables 4 yang kabarnya akan menghadirkan pegulat WCW idola saya ketika masih SD, Hulk Hogan, hohohoho, semakin bisa ditebak nih sekitar berapa umur saya sekarang :P.

Sumber: www.theexpendables3film.com

The Expendables 2 (2012)

Di era tahun 80-an & 90-an film-film action seperti Rocky, Rambo, Terminator, Once Upon Time in China dan lain-lain cukup populer. Pada film-film tersebut, jagoan-jagoannya seperti tahan pukul & tidak mati-mati walau sudah ditembaki orang sekampung x_x. Lama-kelamaan tipe film action yang seperti itu semakin tergeser oleh film-film action dimana jagoannya adalah superhero atau memiliki kekuatan tertentu atau dibantu oleh peralatan yang canggih, mungkin agar lebih masuk akal. Rasanya memang kurang masuk akal jika ada 1 orang dapat mengalahkan ratusan tentara hanya dengan bermodal senapan, pisau & panah.

Sylvester Stallone adalah aktor yang cukup populer melalui film-film action di era 80-an & 90-an. Dia mengumpulkan aktor-aktor film action untuk bermain dalam 1 film, The Expendables. Di dalam film ini tidak ada satupun tokoh yang memiliki kekuatan super atau dibantu oleh peralatan canggih, back to basic. Nama-nama yang menjadi pemain di film ini juga cukup fantastis, banyak nama-nama terkenal ikut serta dalam film ini, meski kebanyakan sudah agak tua X’D. The Expendables meraih box office & sukses di pasaran sehingga Stallone dan kawan-kawan membuat sekuel dari The Expendables yang saat ini sudah hadir di bioskop-bioskop 21, entah kenapa di Blitz tidak ada.

The Expendables 2 diawali dengan adegan action yang menurut saya cukup “wah” bagus. Barney Ross (Sylvester Stallone), Lee Christmas (Jason Statham), Yin Yang (Jet Lee), Gunner Jensen (Dolph Lundgren), Hale Caesar (Terry Crews), Toll Road (Randy Couture) & Bill The Kid (Liam Hemsworth) menerobos benteng pertahanan yang dijaga oleh pasukan bersenjata untuk menyelamatkan Trench (Arnold Schwarzenegger) & seorang milyuner asal Cina. Setelah misi tersebut selesai, Barney dihubungi oleh Mr. Church (Bruce Willis) untuk mengambil suatu peta yang berisi informasi posisi tambang plutonium berada. Misi yang seharusnya mudah ini ternyata menjadi sulit karena Barney dan kawan-kawan berhasil dikalahkan oleh sekelompok tentara bayaran bernama The Sang yang dipimpin oleh Jean Vilain (Jean-Claude Van Damme). Bill The Kid bahkan tewas dalam pertempuran melawan The Shang. Barney bertekad untuk membalas dendam & menghabisi The Sang yang telah membunuh Bill The Kid. Pasukan Barney mendapat bantuan yang semakin menambah daftar artis-artis populer sebagai pendukung film ini. Untuk mengalahkan The Sang, Barney dibantu oleh Lee Christmas, Gunner Jensen, Hale Caesar, Toll Road, Mr. Church, Trench, Maggie (Nan Yu) & Booker (Chuck Norris). Akhir dari ceritanya bisa ditebak, jagoannya pasti menang. 😛

The Expendables 2 berhasil menampilkan adegan peperangan & perkelahian yang seru & realistis tanpa menayangkan tontonan yang terlampau sadis. Walau film action, The Expendables 2 bisa membuat penontonnya tertawa, ada dialog & situasi yang menurut saya cukup lucu :D. Adegan action yang spektakuler ditambah sedikit bumbu humor yang menghibur, membuat saya betah duduk di kursi bioskop selama 103 menit. Menurut saya The Expendables 2 layak untuk mendapat nilai 5 dari skala maksimal 5 yang artinya “Bagus Sekali”. Saya yakin banyak juga yang tidak sependapat dengan saya, terutama yang kurang suka dengan film action, apa yang ada di blog ini hanyalah pendapat pribadi saya seorang saja, jadi maaf kalau berbeda hehee. Saya sendiri merasa tidak menyesal tadi menonton film ini di bioskop, layarnya besar, suara juga bagus, pokoke top dah 🙂

Sumber: http://http://www.theexpendables2film.com