Belajar Steakology di Tebet \(^3^)/

Steakology

Steakology adalah restoran yang terletak di Jl. Tebet Raya No. 38, Jakarta Selatan dan buka pada pukul 12 siang sampai 10 malam. Sesuai namanya, menu andalan Steakology adalah steak, … pelajaran steak mungkin ya? Belakangnya pakai ology-ology-an mirip Anthropology, Biology atau Psychology soalnya :). Saya sendiri baru mengetahui keberadaan restoran ini setelah melihat diskon livingsocial, maklum anak modis, modal diskon :mrgreen:.

Ketika tiba di Steakology hari sabtu lalu, saya dan keluarga tidak dapat tempat duduk di bagian dalam. Kebetulan tempatnya sedang ramai, entah memang setiap sabtu ramai atau karena sedang ada diskon yaaa :D. Akhirnya saya dapat tempat duduk di bagian terluar, yaaaa, tak apalah daripada tidak duduk.

Steakology 4

Ruang Duduk

Setelah memesan dan menanti beberapa saat, akhirnya pesanan kami tiba. Kalau dilihat dari ukuran, steaknya Steakology kecil ukurannya, kurang cocok untuk menu buka puasa atau bagi orang-orang yang sedang lapar berat. Ukuran steaknya Steakology ada kecil, sedang dan besar. Steak dengan ukuran kecil itu menurut saya terlalu kecil, kalau ada istilah nasi kucing, well ini steak kucing :P, cocok bagi kaum hawa yang sedang diet. Nah kalau steak dengan ukuran sedang, agak lebih besar meski tetap hampir dipastikan akan gagal mengenyangkan perut saya kalau saya sedang lapar poool. Steak dengan ukuran besar barulah steak dengan ukuran yang menurut saya lazim di sajikan oleh restoran steak lain seperti Joni Steak atau Steak 21. Meski daging yang dipergunakan steak Steakology itu relatif kecil & merupakan daging lokal, tingkat keempukannya tidak kalah dengan daging import looh :D.

Steakology 2

Pembakaran Steak

Seperti biasa, setelah kita memesan steak, entah itu ribeye, sirloin atau bagian lain dari sapi yang biasa dibuat steak, kemudian kita ditanyakan tingkat kematangan, lalu tipe sayuran pendamping serta kentangnya mau yang french fries atau yang lain. Kemudian terakhir, mau menggunakan bumbu apa? Nah Steakology memiliki 7 bumbu steak yang mereka namai “Keajaiban Saus ala Steakology”. Awalnya hanya ada 7 jenis saus, namun sekarang sudah bertelur menjadi lebih dari 7 :mrgreen:. Saus-sausnya antara lain adalah:

  1. Bearnaise (asam manis). Saus Romantis dari Perancis. Rasanya creamy dan gurih asam. Dibuat dari mentega cair, kuning telur, cuka dan rempah-rempah. Merupakan saus favorit beberapa orang, tapi bukan saus favorit saya :P. Rasanya terlalu asam, namun cukup oke kalau dimakan dengan daging steaknya. Jangan makan saus ini tanpa daging steaknya, rasanya asammmm.
  2. Mushroom (gurih keju). Saus yang dibuat untuk steak dan dibukukan pertama kali tahun 1864. Dibuat dari krim, jamur, butter, pepper dan rempah-rempah. Termasuk saus yang banyak dipesan oleh para pengunjung.
  3. Barbeque (manis pedas). Ditemukan oleh Columbus. Saus pedas manis ini dibuat dari pasta tomat, vinegar, liquid smoke, kulit jeruk, lada dan gula.
  4. Sambal Matah (pedas). Sambal khas pedas Bali yang terdiri dari bawang merah, daaun jeruk, bawang putih dan cabe rawit.
  5. Sambal Hijau (pedas). Sambal dengan bahan dasar cabe rawit hijau, cabe rawit keriting dan cabe hijau besar. Hmmm rasanya agak aneh…sedikit asam, tidak pedas sama sekali, kurang oke.
  6. Saus Kari (gurih pedas). Saus yang terbuat dari bawang merah, bawang putih, cabe merah, kunyit dan rempah-rempah.
  7. Saus Opor (gurih). Saus yang terbuat dari bawang merah, bawang putih, kunyit dan rempah-rempah dicampur santan.
  8. Rattle Snake (pedas lada). Saus ini dibuat dari racikan Jalapeno, mustard, tobasco dan rempah-rempah. Terdengar eksentrik karena namanya diambil dari jenis ular berderik.
  9. Teriyaki (manis asin). Teknik memasak saus ala Jepang dengan dipanggang. Terbuat dari kecap asin, cuka Jepang dan gula dengan perbandingan tertentu.
  10. Pesto (gurih rempah) . Saus Italia ini adalah saus khas dari Genoa yang sudah dikenal sejak zaman romawi kuno. Pesto adalah racikan dari daun basil, minyak zaitun, parmesan dan pistachio.
  11. Black Pepper (pedas lada). Saus berbahan dasar lada hitam. Mulai dikenal sebagai salah satu bahan masakan pada tahun 1840 oleh bangsa Eropa. Ini jenis saus favorit saya, setiap ke restoran steak, saya pasti pesan saus ini :D. Butiran-butiran ladanya benar-benar masih terlihat, saus black pepper-nya Steakology benar-benar istimewaaa.
  12. Cafe de Paris (asam manis). Saus dengan bahan dasar mentega dicampur dengan daun Rosemary dan aroma Thyme.
  13. Saus Rendang (gurih pedas). Saus yang terbuat dari bawang merah, bawang putih, kunyit, cabe merah dan rempah-rempah yang dicampur dengan santan. Walah bukannya inimah sama saja dengan makan rendang saja ya? hehehehe
  14. Lemon Egg Sauce (asam manis). Saus yang terbuat dari sari buah lemon, susu, kuning telur dan keju.
Steakology 7

Steak Ukuran Kecil dengan Saus Sambal Hijau

Steakology 6

Steak Ukuran Kecil dengan Saus Bearnaise

Steakology 5

Steak Ukuran Sedang dengan Saus Black Pepper

Apakah sausnya benar-benar ajaib? Menurut saya … ya tentu saja. Sausnya beraneka ragam dan kental, jadi rasanya benar-benar nyata sesuai rasa kombinasi masing-masing saus. Favorit saya tetaplah black pepper, mantabb baik kalau dimakan dengan daging steaknya atau digado hehehehe.

Selain steak, ada menu-menu lain di Steakology seperti nachos, burger, fettuccine, spaghetti dan lain-lain. Aneka minumannya disajikan dengan gelas yang cukup unik dan memiliki rasa yang lumayan oke, seperti lemon tea, cappuccino, teh karamel dan lain-lain.

Steakology 8

Nachos

Steakology 3

Dapur Minuman

Steakology 1

Lemon Tea & Caramel Tea

Saya akui kelebihan Steakology adalah pada sausnya, namun kelemahan Steakology adalah pada ukuran dagingnya, daging sapi mahal yah bro x___x. Secara garis besar rasanya Steakology layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.

Yoshinoya, Restoran Gyudon No. 1 dari Jepang

Yoshinoya 1

Setiap jam makan siang, saya selalu melewati sebuah restoran jepang yang didominasi warna oranye, restoran tersebut nampak dipenuhi pengunjung. Penasaran, saya akhirnya sempatkan untuk mampir ke restoran yang bernama Yoshinoya. Melihat menunya, kok sepertinya dulu ketika masih SD saya pernah makan di tempat ini yaaaa. Ternyata Yoshinoya memang sempat hadir di Indonesia pada 1994, namun pada tahun 1998 Yoshinoya terpaksa keluar dari Indonesia, efek krismon ’98. Yoshinoya hadir kembali di Indonesia pada tahun 2004 dengan gerai pertama di Grand Indonesia. Sekarang Yoshinoya sudah melebarkan sayapnya ke penjuru ibukota dan kota-kota satelit di sekitarnya sehingga sepengatahuan saya Yoshinoya dapat kita temui di Grand Indonesia, Kota Kasablanka, Mall Taman Anggrek, Mall Kelapa Gading 3, Citraland, Plaza Semanggi, ITC Kuningan, Pondok Indah Mall, Emporium Pluit, Jalan Bulungan, Margo City, Grand Metropolitan Mall, Summarecon Mall Serpong & Supermal Karawaci.

Yoshinoya 2

Meja Pemesanan

Apa yang disajikan di Yoshinoya? Well, mirip Hoka-Hoka Bento sih sebenarnya, sama-sama menyajikan aneka bento, yakiniku, teriyaki dan lain-lain, hanya saja Hoka-Hoka Bento made in Indonesia sedangkan Yoshinoya made in Japan. Sejak berdiri di Jepang pada 1899, menu yang menjadi menu andalan Yoshinoya adalah gyudon atau beef bowl, yaitu semangkuk nasi dengan irisan tipis daging sapi di atasnya, kemudian daging tersebut diberikan saus asin atau manis. Kita juga dapat memesan beef bowl yang diberikan sayuran di bagian sampingnya. Dagingnya yang tipis memang lembut dan gurih, namun rasanya tidak jauh berbeda dengan sukiyaki dan teriyaki yang disajikan Hoka-Hoka Bento, hehee.

Yoshinoya 3

Yakiniku Beef

Tidak hanya daging sapi, Yoshinoya juga menyajikan semangkuk nasi dengan potongan daging ayam di atasnya. Potongan daging tersebut juga diberikan saus teriyaki dan aneka sayuran di sampingnya. Rasa manis sausnya lumayan terasa, sayurannya pun terasa segar tapi menu ini bukanlah menu favorit saya di Yoshinoya.

Yoshinoya 5

Teriyaki Chicken

Tidak hanya daging ayam saja yang disajikan bersama-sama dengan sayuran, hal itu Yoshinoya lakukan pula dengan daging pada menu blackpepper veggie beef bowl. Potongan dagingnya tidak terasa terlalu pedas, tapi aroma dan rasa lada hitamnya cukup dominan di lidah. Sayuran yang segar terasa cocok ketika bertemu dengan suiran daging lada hitam, yummm, enak :).

Blackpepper Veggie Beef Bowl

Selain daging ayam & sapi, Yoshinoya juga menyajikan semangkuk nasi dengan adonan daging udang, saus & sayuran di atasnya, hidangan ini disebut Shrimp Bowl. Potongan udang yang ada di dalam adonan tepung cukup besar & tidak pelit  sehingga rasa udanganya cukup terasa :). Rasanya ok juga ketika dipadukan dengan saus, sup miso & sayur salad, agak manis-manis gurih tanpa kehilangan rasa udangnya. Baguslah Yoshinoya punya variasi menu lain, masa dari dulu sampai sekarang menu yang dijual hanya itu-itu saja, lama kelamaan bisa kalah dengan Cooking Panda, pesaing Yoshinoya.

Yoshinoya

Shrimp Bowl

Tidak berhenti sampai di sana, Yoshinoya menyajikan menu yang menggunakan bahan ikan seperti fish nori bowl. Fish nori bowl terdiri dari nasi, salad dan ikan goreng tepung yang ditaburi rumput laut. Rasa ikannya renyah dan tidak amis. Di tambah dengan salad, rasanya menjadi agak manis dengan takaran yang pas. Yuummmm, ternyata enak juga, saya suka dengan menu Yoahinoya yang satu ini :).

Fish Nori Bowl

Fish Nori Bowl

Aneka bento yang disajikan Yoshinoya adalah chicken katsu, chicken shumai, ebi fry & egg roll. Agak standard yaa sebenarnya, goreng-gorengan saja pada intinya, sekali lagi sama seperti yang disajikan di Hoka-Hoka Bento hohohohoho.

Yoshinoya 4

Ebi Fry, Egg Roll & Chicken Shumai

Yoshinoya 6

Chicken Katsu & Chicken Shumai

Kemudian, apa bedanya Yoshinoya dengan Hoka-Hoka Bento? Menurut saya, adalah keberadaan sup miso di paket-paket yang Yoshinoya sajikan. Ketika saya sempat ke Jepang dulu, miso memang merupakan menu pelengkap makan yang hampir selalu hadir, makan siang, makan malam, pasti ada sup miso-nya. Saya tidak menyadari besarnya pengaruh sup miso terhadap nafsu makan saya sampai saya memakan paket B di Yoshinoya yang sudah dilengkapi dengan sup miso. Rasa sup miso yang hangat dan gurih, sangat pas sekali ketika dipadukan dengan Yakiniku Beef yang agak manis, yuummmm, ini dia paduan menu paket yang akan membuat saya datang kembali ke Yoshinoya.

Yoshinoya 7

Sup Miso

Oh yaaa, selain itu, kita juga dapat membubuhkan sambal bubuk dan sambal untuk gorengan atau beef bowl. Untuk sambal bubuknya, rasanya tidak pedas, hanya sedikit spicy saja. Sedangkan sambal gorengan dan sambal beef-nya …. rasanya kok sama saja, entah kenapa diberi label berbeda, menurut saya, hanya beda warna sedikit saja :’/.

Yoshinoya 8

Saus-Saus

Yoshinoya memiliki moto enak, cepat, murah. Wah, kalau enak dan cepat, memang saya akui. Pelayanan Yoshinoya termasuk cepat dan rasanya Yoshinoya layak mendapat nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Enak”. Tapi kalau murah?? yahhh, tidak juga, harganya tidaklah murah, yaaa….sedikit mahal untuk kantong saya, maklum kuli heuheuheuheu.