Top Gun: Maverick (2022)

Top Gun (1986) adalah film yang memperkenalkan nama Tom Cruise kepada saya. Itulah film Cruise pertama yang saya tonton di RCTI ketika masih kecil dulu. Yaaah, tahum 1986 saya masih berbentuk apaaaa, sopasti saya belum bisa ke bioskop hehehehe. Top Gun (1986) cukup berkesan karena film tersebut adalah film pertempuran pesawat tempur terbaik yang pernah saya tonton. Gelar itupun masih melekat sampai sekarang. Otomatis Top Gun: Maverick (2022) menjadi salah satu film yang ingin saya tonton. Wah dari 1986 sampai 2022 itu 36 tahun loh, cukup lama juga yaa.

Top Gun sendiri merupakan sekolah pilot khusus bagi para pilot terbaik di Amerika Serikat. Jadi, yang sekolah di sana sudah pasti menjadi pilot yang terbaik dari yang terbaik. Pada Top Gun (1986), Pete “Maverick” Mitchell (Tom Cruise), Tom “Iceman” Kazansky (Val Kilmer), dan Nick “Goose” Bradshaw (Anthony Edwards) sama-sama belajar di Top Gun. Iceman dan Maverick bersaing ketat untuk menjadi lulusan terbaik Top Gun. Dalam prosesnya, Goose gugur ketika sedang menjadi pendamping Maverick dalam sebuah kompetisi melawan Iceman. Hasil investigasi menunjukkan hal ini adalah sebuah kecelakaan, bukan human error. Maverick terguncang dan masih memendam kesedihan dan rasa bersalah bahkan sampai bertahun-tahun kemudian.

Pada Top Gun: Maverick (2022), dikisahkan bahwa Maverick sudah menjadi legenda. Ia berhasil menjadi lulusan Top Gun yang paling berprestasi. Ketika Amerika harus melakukan misi yang hampir mustahil, Maverick pun dipanggil untuk kembali ke Top Gun. Bukan untuk menjadi pilot, melainkan untuk melatih. Pilot-pilot muda terbaik yang sudah lulus dari Top Gun dipanggil kembali untuk dilatih oleh Maverick. Pilot-pilot muda inilah yang harus melaksanakan misi berbahaya tersebut. Diantara pilot-pilot muda tersebut hadir Bradley “Rooster” Bradshaw (Miles Teller), anak dari mendiang Goose.

Tentunya di sana akan terlihat konflik yang menarik antara Rooster dengan Maverick. Tak lupa terdapat pula konflik klasik ala Top Gun antara Rooster dengan Jake “Hangman” Seresin (Glen Powell). Sayang konflik cinta-cintaan Maverick dengan sang mantan agak basi :’D. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa konflik-konflik di atas menyatakan bahwa Top Gun: Maverick (2022) bukan hanya film perang saja. Ada cerita dibalik segala pertempuran pesawat tempur di angkasa.

Bagian terbaik dari film ini tetaplah pada bagian perangnya. Yaaah namanya juga film perang hehehehe. Pertempuran pesawat tempur pada Top Gun: Maverick (2022) terbilang seru dan bagus sekali. Bagian inilah yang paling saya suka dari Top Gun: Maverick (2022). Bagi saya pribadi, saat ini, film inilah film dengan adegan peperangan pesawat tempur terbaik, menggeser Top Gun (1986).

Dengan adegan peperangan yang keren, ditambah cerita yang lumayan ok. Tentunya Top Gun Maverick (2022) sudah sepantasnya untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Semoga saya tidak perlu menunggu 36 tahun untuk menonton film ketiga Tom Gun hehee.

Sumber: http://www.topgunmovie.com

Mission: Impossible – Fallout (2019)

Saya sudah lupa berapa banyak film layar lebar Mission Imposible yang diputar di bioskop. Yang pasti saya agak terlambat ketika pertama kali menonton Mission: Impossible – Fallout (2019). Seperti film-film Mission Impossible sebelumnya, Mission: Impossible – Fallout (2019) masih mengisahkan bagaimana Ethan Hunt (Tom Cruise) dan kawan-kawan berkeliling dunia menyelamatkan dunia dari ancaman individu atau organisasi teroris.

Kali ini, dalam sebuah misi di Berlin, Ethan gagal mengambil 3 hulu ledak nuklir yang sangat berbahaya. Hati nurani Hunt membuatnya memilih untuk menyelamatkan rekannya dibandingkan menyelesaikan misinya. Sekarang Hunt harus membayar kegagalannya dengan merebut ketiga hulu ledak tersebut dari tangan para gangster Eropa Timur.

Semua harus Ethan lakuan sebelum Apostles berhasil membeli atau merebut hulu ledak tersebut. Apostles merupakan organisasi reinkarnasi dari Syndicate yang dulu dipimpin oleh Solomon Lane (Sean Harris). Syndicate bubar setelah Hunt menangkap Lane pada Mission: Imposible – Rogue Nation (2015). Tak mengherankan kalau usaha Hunt kali ini erat hubungannya dengan masa lalu Hunt terkait penangkapan Lane tersebut.

Seperti biasa, di sana terdapat beberapa teknologi terkini yang membantu Ethan dan kawan-kawan. Kemudian terdapat jebakan dan penghianatan yang terjadi berkali-kali. Untuk masalah penghianatan ini, sebenarnya dari awal sudah dapat ditebak, namun eksekusinya cukup bagus dan tak terduga.

Bagaimana dengan adegan aksinya? Baru pada Mission: Impossible – Fallout (2019) inilah saya melihat beberapa adegan kejar-kejaran terbaik yang pernah saya lihat. Satu menggunakan motor, dan satu lagi menggunakan helikopter. Semua disajikan dengan cantik sehingga adegan tersebut nampak seru sekali.

Hanya saja film ini mengandung banyak sekali adegan aksi sehingga jalan ceritanya sendiri sebenarnya yaa hanya begitu saja, klise. Dari segi cerita, jangan berharap banyak pada Mission: Impossible – Fallout (2019). Film ini adalah film aksi yang non stop sarat dengan adegan aksi. Terkadang, saya pribadi merasa bosan melihat berbagai adegan aksi yang datang terus menerus seperti tidak pernah berhenti.

Akhir kata, saya rasa Mission: Impossible – Fallout (2019) layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala mkasimum 5 yang artinya “Lumayan”. Saya yakin franchise Mission Impossible akan terus berlanjut dengan mengedepankan berbagai adegan aksi yang spektakular. Semoga semua diiringi dengan jalan cerinya yang lebih menarik :).

Sumber: http://www.paramount.com/movies/mission-impossible

The Mummy (2017)

Sejak berdiri pada 1912, Universal Studios sudah beberapa kali menelurkan film-film bertemakan monster seperti The Hunchback of Notre Dame (1923), The Phantom of the Opera (1925), Dracula (1931), Frankenstein (1931), The Mummy (1932), The Invisible Man (1933), Bride of Frankenstein (1935), Werewolf of London (1935), Abbott and Costello Meet Dr. Jekyll and Mr. Hyde (1953), Creature from the Black Lagoon (1954), The Mummy (1999) dan lain-lain. Nah tokoh-tokoh dari film tersebut akan dibuat ulang ke dalam beberapa film layar lebar yang saling berkaitan dan disebut Dark Universe. Jadi ceritanya ini mau dibuat seperti Marvel Universe dan DC Comics Universe yang cukup populer akhir-akhir ini.

The Mummy (2017) hadir sebagai film Dark Universe pertama yang hadir bioskop-bioskop tanah air. Apakah cerita film ini akan seperti Trilogi The Mummy yang dibintangi oleh Brendan Fraser di era 90-an dan awal 2000-an? The Mummy (2017) merupakan reboot dari Trilogi tersebut, tapi saya rasa hanya ada sedikit unsur yang mirip, sisanya jauh berbeda.

Pada The Mummy (1999), Nick Morton (Tom Cruise) secara tidak sengaja membebaskan Mumi Putri Ahmanet (Sofia Boutella) dari tidur panjangnya. Tindakan Nick membuatnya memperoleh sebuah kutukan. Ahmanet memilih dan menandai tubuh Nick sebagai tubuh yang pantas menampung Seth, dewa kematian pada mitologi Mesir.

Disini terjadi kejar mengejar karena Ahmanet harus menyelesaikan ritual untuk memasukkan Seth ke dalam tubuh Nick. Seperti pada Trilogi Mummy-nya Brendan Fraser, terdapat organisasi atau pasukan rahasia yang ikut membantu sang tokoh utama. Tapi pada The Mummy (2017), organisasi tersebut agak berbeda sebab organisasi inilah yang akan dijadikan benang merah Dark Universe. Yaaaah mirip S.H.I.E.L.D. kalau di Marvel Universe ;).

Pada organisasi tersebut, terdapat Henry Jeckyll (Russell Crowe) dan Jenny Halsey (Annabelle Wallis). Keduanya sama-sama ingin membantu Nick untuk lepas dari kutukan Ahmanet, tapi cara yang Henry usulkan bertolakbelakang dengan Jenny. Bagi yang pernah menonton atau membaca cerita mengenai Dr. Jeckyll, maka pastilah tahu kisah dan kutukan apa yang Henry Jeckyll derita ;).

The Mummy (2017) memang mengangkat tema mistik yang erat hubungannya dengan horor, tapi rasanya film ini bukanlah film horor. Adegan aksi nampak dominan pada film ini. Sesekali terdapat humor pula di sana. Sayangnya, walaupun dibumbui oleh adegan aksi yang bagus, saya agak mengantuk ketika menonton film ini, aksinya yaa mayoritas kejar-kejaran saja. Selentingan humor yang terkadang Nick munculkan pun tidak terlalu lucu.

Saya lihat karakter Nick di sini dimaksudkan sebagai seorang bajingan yang baik hati. Tapi kok ya rasanya agak janggal dan aneh jadinya. Kemudian saya tidak melihat “cinta” antara Nick dan Jenny. Tanpa adanya romansa yang menonjol di antara keduanya, bagian akhir film ini nampak kurang masuk akal.

Tidak ada rasa penasaran yang dapat memukau saya ketika menonton The Mummy (2017). Semuanya dibeberkan dari awal film, sama sekali tidak ada misteri di sana. Padahal kalau dipikir-pikir, materi film ini cukup bagus lho, hanya saja penyampaiannya terlalu “to the point”. Film bertemakan hal-hal mistik seperti ini seharusnya memiliki unsur misteri disetiap bagian. Saya rasa film ini dibuat seperti seolah-olah ini merupakah kisah awal seorang superhero dalam wujud monster. Tapi pendekatannya kurang pas sehingga film pertama Dark Universe ini gagal menunjukkan keunikan Dark Universe itu sendiri.

Rasanya The Mummy (2017) hanya dapat memperoleh nilai 2 dari skala maksimum 5 yang artinya “Kurang Bagus”. Merupakan awal yang mengecewakan bagi Dark Universe, tapi terus terang saya tetap menantikan dan akan menonton film Dark Universe berikutnya. Mungkin pada akhirnya kumpulan monster-monster dari beberapa film Dark Universe akan bergabung melawan sesuatu yang besar, hal ini tetap menarik untuk diikuti.

Sumber: http://www.themummy.com

Jack Reacher: Never Go Back (2016)

reacher1

Jack Reacher, tokoh protagonis pada novel-novel Lee Child kembali dihidupkan kembali pada tahun 2016 ini melalui Jack Reacher: Never Go Back (2016). Sama seperti pada Jack Reacher (2012), Tom Cruise kembali memerankan mantan polisi militer yang berkelana menyelidiki berbagai kasus. Pada Jack Reacher (2012) lalu, kisah Reacher diambil dari novel yang berjudul One Shot dimana Reacher harus memecahkan kasus terbunuhnya 5 orang secara acak di tempat terbuka oleh seorang penempak jitu.

Kali ini kisah Jack Reacher diambil dari novel Lee Child yang berjudul Never Go Back yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kasus pada Jack Reacher (2012), Alhamdulillah paling tidak film ini bukan film yang bersambung hehehehe. Saya rasa Jack Reacher hendak dibuat menjadi franchise seperti Mission Imposible dan Fast & Furious.

Jack Reacher: Never Go Back

reacher2

Sesuai judulnya, yang menggunakan kata-kata “Go Back”, kali ini Reacher kembali ke Washington DC tempat ia dulu memimpin sebuah unit polisi militer. Reacher kaget ketika ia menemukan bahwa kawannya, Mayor Susan Turner (Cobie Smulders), telah dipenjara dan menunggu persidangan militer dengan tuduhan penghianatan terkait misi di Afganistan. Reacher tentunya tidak langsung percaya begitu saja bahwa Turner dapat melakukan perbuatan seperti itu. Ia pun akhirnya ikut terjun menyelidiki kasus ini. Namun dalam perjalannya ia malah dijebak dan difitnah sehingga Reacher ditangkap atas dakwaan telah melakukan pembunuhan terhadap pengacara Turner. Tidak terima ditangkap dan difitnah, akhirnya Turner dan Reacher melarikan diri dan berusaha membersihkan nama baik mereka.

reacher6

reacher7

reacher5

Setelah diselidiki, ternyata kasus ini ternyata terkait pula dengan terbunuhnya 2 bawahan Turner yang mencoba melaporkan sesuatu terkait konspirasi besar di Afganistan. Hal ini melibatkan berbagai mantan personel militer yang berbahaya. Reacher dan Turner harus bertindak cepat karena lawan mereka mulai mentargetkan Samantha Dayton (Danika Yarosh), seorang remaja 15 tahun yang diduga sebagai anak Reacher.

reacher10

Saya melihat beberapa persamaan antara Jack Reacher: Never Go Back (2016) dengan Jack Reacher (2012). Keduanya sama-sama mengawali kisah dengan sesuatu yang membuat saya penasaran dan bersemangat. Sayang bagian tengah dan akhir keduanya sama-sama mulai agak membosankan. Kalau pada Jack Reacher (2012) terdapat kejutan akan sebuah penghianatan oleh salah satu penyelidik yang nampak sebagai orang baik-baik, nah pada Jack Reacher: Never Go Back (2016) terdapat kejuatan terkait status Samantha ;). Terakhir, pada kedua film tersebut, terdapat seorang ahli dengan kemampuan militer yang setara dengan Reacher dan akan menjadi lawan utama Reacher meskipun posisi karakter ini bukanlah bos besar. Kesamaan-kesamaan yang membuat saya sedikit jenuh ketika menonton Jack Reacher: Never Go Back (2016).

reacher11

reacher4

reacher8

Dengan jalan cerita yang relatif biasa dan adegan perkelahian yang terbilang lumayan ok, maka Jack Reacher: Never Go Back (2016) masih dapat memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Film ini sebaiknya ditonton di pemutar DVD atau BluRay saja, sedikit rugi kalau menontonnya di bioskop hehehehehe.

Sumber: www.jackreachermovie.com

Mission: Impossible – Rogue Nation (2015)

Rogue Nation 1

Pada tahun 2015 ini Ethan Hunt (Tom Cruise) dan agen-agen IMF (Impossible Missions Force) hadir kembali pada film layar lebar Mission Imposible kelima, Mission: Impossible – Rogue Nation (2015). Lawan Ethan dan kawan-kawan kali ini adalah sebuah sindikat yang beranggotakan mantan agen rahasia dari berbagai negara. Ethan menduga bahwa sindikat misterius tersebut bertanggung jawab terhadap berbagai aksi misterius di Jakarta, Manila dan kota-kota besar lainnya. Maksud, tujuan sampai siapa pemimpin dan donatur sindikat tersebut masih tidak diketahui. Keberadaan sindikat tersebut pun disangkal oleh para petinggi MI6 dan CIA.

Rogue Nation 11

Keadaan semakin parah ketika IMF tiba-tiba dibubarkan dan para anggotanya ditarik menjadi anggota CIA, semua anggota IMF dipanggil pulang untuk penempatan tugas berikutnya oleh CIA. Ethan menolak pemanggilan tersebut dan dianggap sebagai buronan oleh CIA. Ethan bersikeras mengejar dan menyelidiki sindikat yang keberadaannya disangkal oleh CIA. Chief Director CIA sendiri, Alan Hunley (Alec Baldwin), ikut aktif turun tangan mengejar Hunt. Padahal diam-diam Hunt sendiri dibantu oleh mantan anggota IMF yang terpaksa ditarik oleh Alan menjadi anggota CIA seperti Benji Dunn (Simon Pegg), William Brandt (Jeremy Renner) dan Luther Stickell (Ving Rhames).

Rogue Nation 4

Rogue Nation 10

Rogue Nation 6

Rogue Nation 12

Rogue Nation 7

Dalam perjalanannya, Ethan beberapa kali berhadapan dengan Ilsa Faust (Rebecca Ferguson), agen MI6 yang entah benar-benar masih bekerja untuk MI6 atau sudah sepenuhnya berpaling kepada sindikat atau lebih memilih bekerja untuk dirinya sendiri. Ilsa terkadang nampak sebagai teman, terkadang nampak sebagai lawan.

Rogue Nation 9

Rogue Nation 8

Mission: Impossible – Rogue Nation (2015) penuh tipu daya dan intrik yang tidak mudah ditebak ke mana arahnya. Jebakan-jebakan ala film seri Mission Imposible lebih kental terasa pada Mission: Impossible – Rogue Nation (2015) dibandingkan 4 film layar lebar Mission Imposible terdahulu. Film layar lebar kelima Mission Imposible inipun masih menampilkan adegan aksi yang dapat dikatakan hampir mustahil dilakukan. Ada adegan kejar-kejaran motor, bergelantungan di pesawat dan menyelam.

Rogue Nation 5

Rogue Nation 3

Rogue Nation 2

Tapi entah kenapa kurang ada emosi di sana, saya tetap tidak merasakan efek “wow” ketika menonton Mission: Impossible – Rogue Nation (2015). Film ini masih layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Sejauh ini Mission: Impossible – Rogue Nation (2015) adalah film layar lebar Mission Imposible terbaik yang pernah saya tonton.

Sumber: www.missionimpossible.com

A Few Good Men (1992)

A Few Good Men 1

A Few Good Men (1992) merupakan film drama tentang persidangan militer Amerika Serikat. Letnan Daniel Kaffee (Tom Cruise) dan Letnan JoAnne Galloway (Demi Moore) harus membela 2 klien mereka di pengadilan militer. Klien mereka, Harold Dawson (Wolfgang Bodison) dan Louden Downey (James Marshall), didakwa atas kasus pembunuhan William T. Santiago (Michael DeLorenzo).

A Few Good Men 2

A Few Good Men 4

A Few Good Men 6

Ketiganya sama-sama ditugaskan di Pangkalan Angkatan Laut Guantanamo, Kuba dibawah komando Kolonel Nathan R. Jessup (Jack Nicholson). Kaffee yang awalnya tidak terlalu serius menangani kasus ini akhirnya mampu menguraikan beberapa kejanggalan yang ada dan menunjukkan bahwa ia adalah pengacara yang kompeten meskipun hasil keputusan sidang militer tersebut tidak 100% sesuai harapan Kaffee dan kawan-kawan.

A Few Good Men 3

A Few Good Men 8

A Few Good Men 7

A Few Good Men 5

A Few Good Men 10

Sebenarnya A Few Good Men (1992) sedikit mengingatkan saya kepada serial Law & Order hanya saja A Few Good Men (1992) bercerita mengenai persidangan militer. Persiapan Kaffee dalam menghadapi persidangan ternyata menarik untuk diikuti. Sepanjang film saya dibuat penasaran dan tidak merasa mengantuk :). Apalagi akting Jack Nicholson sebagai komandan yang sok patriot dan sedikit gila hormat, benar-benar memukau. A Few Good Men (1992) layak untuk mendapatkan nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Sayang A Few Good Men (1992) hanya memperoleh nominasi saja dan tidak memenangkan 1 penghargaan pun pada Golden Globe dan Academy Awards.

Edge of Tommorow (2014)

Edge of Tomorrow 1

Sudah beberapa kali saya melihat trailer Edge of Tomorrow, sepertinya menarik. Baru minggu lalu saya & istri sempat menonton film ini. Edge of Tomorrow diadaptasi dari novel Jepang karangan Hiroshi Sakurazaka yang berjudul All You Need is Kill. Film yang bergenre science fiction ini mengambil latar usaha invasi alien ke Bumi di masa depan. Alien tersebut dijuluki mimic karena kemampuannya untuk mengantisipasi berbagai taktik perang dari angkatan bersenjata Eropa. Wilayah yang paling pertama diserang dan takluk adalah Uni Eropa. Negara-negara lain bersatu dan berusaha untuk membebaskan Uni Eropa dan mengusir alien dari muka Bumi.

Edge of Tomorrow 5

Usaha angkatan bersenjata negara-negara tersebut belum mendatangkan hasil sampai pada suatu ketika, pasukan manusia berhasil memenangkan pertempuran di Verdun. Muncul tokoh heroik dari pertempuran tersebut, Rita Vrataski (Emily Blunt).

Edge of Tomorrow 2

Edge of Tomorrow 3 Edge of Tomorrow 4

Dengan rasa percaya diri yang meningkat dan munculnya seorang tokoh heroik, para pemimpin dunia memutuskan untuk mengerahkan seluruh kemampuan tempurnya di waktu yang bersamaan untuk mengusir alien. Sayang sekali, usaha tersebut ternyata menjadi bumerang karena ternyata para alien sudah siap tempur ketika para tentara manusia mendarat. Di luar dugaaan, pertempuran tersebut justru menjadi ajang pembantaian bagi tentara-tentara dari pihak manusia.

Mayor William Cage (Tom Cruise) adalah salah satu tentara yang dikirim ke medan perang dan tewas beberapa saat setelah ia mendarat di pantai Prancis. Tanpa disadari, Cage telah menghisap kekuatan alien sehingga ia dapat kembali bangkit tapi tidak pada masa waktu yang sama. Cage bangkit di waktu sehari sebelum ia tewas, entah bagaimana Cage secara tidak disengaja melaksanakan perjalanan waktu. Setelah Cage bangkit, ia kembali berperang menghadapi alien di pantai Prancis dan . . . ia tewas lagi kemudian bangun kembali di waktu sehari sebelum ia tewas lagi, hal ini berulang terus menerus. Bangun, perang, tewas, bangun, perang, tewas, seperti sebuah loop waktu yang tidak ada hentinya.

Edge of Tomorrow 6 ALL YOU NEED IS KILL XXX EOT-TRL2-01925R.JPG D ENT Edge of Tomorrow 12

Pada suatu saat Cage mengetahui bahwa Rita Vrataski pernah mengalami hal yang ia alami pada pertempuran di Verdun. Vrataski bersedia melatih dan membantu Cage agar Cage cukup kuat dan dapat memenangkan pertempuran. Setiap perulangan waktu terjadi, Cage terus berlatih bersama Vrataski dan menyelidiki apakah yang sebenarnya terjadi. Cage & Vrataski semakin lama semakin mendekati akan kebenaran dan kenyataan dari fenomena yang mereka berdua alami. Akankah loop perulangan waktu ini dapat berhenti?

Edge of Tomorrow 8 Edge of Tomorrow 9 Edge of Tomorrow 10 Edge of Tomorrow 13

Bagian awal dan tengah Edge of Tomorrow cukup memukau dan membuat saya penasaran. Sayang menjelang bagian akhirnya, saya merasa agak bosan, kok begitu-begitu saja yaaa? Special effect yang cukup ok beserta tampiran baju perang Cage & Vrataski yang keren tidak terlalu berhasil mengurangi rasa bosan saya, hehee. Secara garis besar, Edge of Tomorrow cukup menghibur dan layak ditonton di bioskop meskipun agak kurang ok di bagian akhirnya. Film ini layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Not bad laaa 😉

Sumber: eotlive.edgeoftomorrowmovie.com

Oblivion (2013)

Oblivion1

Oblivion adalah film fiksi ilmiah berdasarkan novel grafis terbitan Radical Comics dengan judul yang sama. Pada awal film, dinarasikan bahwa 60 tahun yang lalu bumi diserang oleh mahluk luar angkasa. Terjadi peperangan sengit yang menghancurkan Bulan & penggunaan senjata nuklir. Dengan keberadaan radiasi nuklir & hancurnya bulan, terdapat banyak bencana yang memaksa manusia untuk pergi dari bumi meski pada akhirnya manusia menang melawan mahluk luar angkasa.

Oblivion5

Oblivion13

Setelah bumi porak poranda, manusia mengungsi ke Titan, bulan dari planet Saturnus. Jack Harper (Tom Cruise) & Victoria (Andrea Riseborough) adalah sebagain dari penghuni Titan yang dikirim kembali ke Bumi untuk memperbaiki robot-robot pelindung tambang yang mengekstrak sumber daya Bumi. Tambang-tambang tersebut selalu mendapat serangan dari sisa-sisa mahluk luar angkasa yang masih ada di Bumi. Hal-hal di atas adalah fakta-fakta yang diketahui Jack & Victoria, namun masalahnya apakah semua itu betul, salah atau sebagian salah?

Oblivion12

Oblivion3

Oblivion2

Oblivion9

Oblivion8

Ingatan Jack & Victoria sementara dihapus agar dapat menjalankan misinya dengan efektif. Berbeda dengan Victoria, tidak semua ingatan Jack terhapus. Jack selalu memiliki mimpi akan seorang wanita cantik yang misterius. Pada suatu hari, Jack berhasil menyelamatkan seorang wanita (Olga Kurylenko) dari serangan robot-robot yang seharusnya diprogram hanya untuk menyerang mahluk luar angkasa. Jack terkejut ketika melihat wajah wanita yang baru ia selamatkan, wajahnya sangat mirip dengan wajah wanita misterius yang muncul pada mimpi-mimpi Jack. Rasa penasaran Jack akan semua yang ada disekitarnya semakin besar & membawa Jack ke dalam petualangan yang sangat menentukan nasib seluruh umat manusia.

Oblivion7

Oblivion11

Oblivion10

Oblivion4

Efek spesial, peralatan & kostum yang dipergunakan pada film ini termasuk keren kecuali motor putihnya Jack yang menurut saya kurang bagus. Adengan peperangan & aksinya cukup bagus dan tidak berlebihan. Hanya saja plot yang misterius dan kadang menggunakan flashback membuat beberapa penonton, termasuk teman saya, kebingungan di bioskop (x_x), saya pribadi tidak merasa kebingungan dan malah menjadi semakin penasaran untuk terus menonton, ingin tahu akhirnya seperti apa. Akhir dari film ini memang tidak menggantung, hanya saja saya tidak tahu apakah harus mengkategorikan akhir dari cerita ini termasuk happy ending atau bukan atau campuran keduanya. Oblivion tidak hanya menjual aksi saja, ada beberapa adegan percintaan yang cukup sedih pada film ini. Menurut saya, Oblivion layak mendapat nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Bagus untuk hiburan & berhasil membuat saya sedikit penasaran.

Sumber: www.oblivionmovie.com/splashpage/index.php